27 Desember 2025
Beranda blog Halaman 38230

Gaji TKD Belum Terealisasi, Pegawai DKI: Real atau Hoax Sih?

Jakarta, Aktual.co —Rencana Pemprov DKI untuk memberlakukan Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) yang bisa membuat gaji pegawai negeri sipil (PNS) DKI melonjak fantastis,  hingga kini belum juga terealisasi.
Akibatnya, para pegawai yang sudah mendengar kabar mengenai rencana itu sebelumnya, jadi berharap-harap. 
Salah satunya, seperti yang disampaikan pegawai Sekretariat Dewan DPRD DKI Jakarta, Bosman. Dia heran pemberian gaji sesuai TKD tak kunjung jadi nyata, padahal sudah disebut-sebut akan cair tahun ini.
“TKD sebenarnya ‘real’ (nyata) atau ‘hoax’ (berita bohong) sih? Saya juga bingung,” kata Bosman kepada Aktual.co, di Kebun Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (24/2).
Ketidakpastian ini, diakuinya membuat pegawai DKI saling mencari informasi mengenai perkembangan terbaru kabar itu. 
“Nggak tahu , yang pasti serba bingung dan nggak tahu bagaimana kepastiannya. Dan yang pasti rumah tangga PNS udah mulai pada goyang dan belum terima apa-apa sementara harga barang pada naik,” keluhnya.
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Daerah DKI, Saefullah, mengakui kalau harapan para pegawai Pemprov DKI untuk menikmati gaji tinggi dengan pemberlakuan TKD memang belum bisa dilaksanakan dalam waktu dekat. 
Mengingat hingga saat ini pengesahan Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2015 masih terkatung-katung.
“Kalau TKD apakah dinamis atau statis itu belum bisa dibayar. Karena anggarannya belum disahkan Mendagri (Tjahjo Kumolo). Jadi enggak bisa,” ujar dia, usai rapat pimpinan di Balai Kota, Jakarta, Senin (23/2) kemarin.
Praktis, PNS DKI saat ini hanya mendapat gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji saja. Seperti tunjangan istri, anak, serta tunjangan beras. “Itu pakai anggaran pendahuluan. Paling banyak seperduabelas dari anggaran,” ujar dia.
Saefullah pun berharap, draf RAPBD yang hari ini dikirim ulang ke Kemendagri bisa segera selesai evaluasinya. “Sabar lah,” pintanya.
Program TKD dinamis memang membuat para pegawai negeri DKI ‘berbunga-bunga’. Bagaimana tidak, iming-iming gaji besar sudah terbayang hingga Rp33 juta/ bulan. Bahkan untuk ukuran PNS DKI rendahan, dengan TKD dinamis, sebulannya bisa membawa pulang gaji hingga Rp9 juta/ bulan.

Artikel ini ditulis oleh:

Pertama Kali, Perempuan Jadi Wali Kota Baghdad

Jakarta, Aktual.co — Untuk pertama kalinya, seorang perempuan ditunjuk menjadi Wali Kota Baghdad, Irak. Perempuan tersebut adalah Doktor Zekra Alwach, seorang insinyur sipil yang sebelumnya menjabat Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi Irak.

Ini merupakan jabatan yang menantang dalam birokrasi pemerintahan yang korup dan kondisi kota Baghdad yang sering dilanda kekerasan. Demikian dilaporkan oleh Redaktur Senior Aktual.co, Satrio Arismunandar langsung dari Baghdad, Irak, Selasa (24/2).

Sebagai Wali Kota, yang merupakan jabatan administratif paling penting di ibukota Irak,  Alwach akan berurusan langsung dengan Perdana Menteri Haider al-Abadi, dan memiliki hak prerogatif  seperti seorang Menteri kabinet.

Abadi telah memberhentikan Naim Aboub, Wali Kota Baghdad sebelumnya, dan menunjuk Alwach untuk menggantikan Aboub. Pemberhentian Aboub tidak dirancang sebagai hukuman, walaupun Aboub sering dituding oleh media sosial dan warga Baghdad sebagai pejabat yang tidak kompeten.

Ucapan Aboub pernah menjadi berita utama media pada Maret 2014, ketika dia menggambarkan kota Baghdad –yang sering dilanda kekerasan—sebagai “lebih indah dari New York dan Dubai.”

Ditunjuknya Alwach sebagai Wali Kota merupakan terobosan dalam hal kesetaraan gender di Irak. Laporan PBB tahun 2014 lalu, menyatakan, sedikitnya seperempat dari perempuan Irak yang berusia di atas 12 tahun adalah buta huruf, dan hanya 14 persen yang bisa masuk ke dunia kerja. (Laporan: Satrio Arismunandar)

Artikel ini ditulis oleh:

DPR: Tunda ISL, Menpora Langgar Kesepakatan

Jakarta, Aktual.co — Menpora dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) jangan mencari alasan untuk menunda kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015. Demikian disampaikan Ketua Komisi X DPR RI Teuku Riefky Harsya, Senin (23/2).
Politisi Demokrat ini juga mengingatkan agar verifikasi dokumen pengelolaan klub sepak bola nasional tidak dijadikan alasan untuk menunda.
“Seperti dokumen tunggakan pemain silakan saja (diverifikasi) tapi jangan dijadikan alat atau syarat agar ISL tidak bisa dilakukan,” ungkapnya. 
Riekfy mengatakan keputusan pemerintah menunda ISL hingga dua pekan mendatang sejak 18 Februari 2015 telah menyalahi kesepakatan yang pernah diputuskan saat rapat kerja bersama Komisi X DPR RI.
Selain itu, kata Rifky, Menpora telah menyalahi kesepakatan yang pernah diputuskan saat rapat kerja bersama Komisi X DPR RI untuk tidak menunda kompetisi ISL ini.
“Timbul kesepakatan yang meminta baik Kemenpora maupun PSSI mengambil kebijakan yang tidak akan membawa mundur persepakbolaan Indonesia,” demikian Riefky.

Artikel ini ditulis oleh:

KPK Janji Selesaikan Kasus yang Masih Mangkrak

Jakarta, Aktual.co — Pelaksana Tugas (Plt) pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Johan Budi mengatakan akan menyelesaikan kasus yang saat ini masih mangkrak di lembaganya sesuai skala prioritas.
“Kasus mangkrak tentu saja akan dibereskan. Sesuai skala prioritas. Kami tetap utamakan yang sudah naik ke tahap penyidikan dulu,” kata Johan di Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia, Selasa (24/2).
Dia mengaku, selama ini memang ada beberapa kasus yang belum selesai ditangani oleh KPK. “Karena ada beberapa (kasus) yang belum selesai. Bahkan ada yang dua tahun dan lebih,” ujar Johan.
Beberapa kasus memang terhambat penanganannya di KPK lantaran gaduh konflik yang mendera lembaga antrasuah itu. Mulai dari korupsi dana haji, perkara yang menjeraat bekas Kepala Badan Pemeriksa Keuangan Hadi Peornomo, dan kasus lainnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Antisipasi Harga Anjlok, Pemerintah Harus Intensifkan SRG

Jakarta, Aktual.co — Jakarta, Aktual.co —  Pengamat Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado Dr Magdalena Wulur mengatakan pemerintah harus mengintensifkan sistem resi gudang (SRG) guna mengantisipasi harga komoditas unggulan Sulawesi Utara (Sulut) anjlok saat panen raya.

“Saat ini, petani cengkih Sulut sedang dan sementara panen di beberapa kabupaten dan harga di tangan pedagang mulai turun, karena itu SRG jadi alternatif terbaik,” kata Magdalena, di Manado, Selasa (24/2).

Magdalena mengatakan pemerintah harus mengintensifkan SRG tersebut, agar saat panen raya cengkih jika terjadi penurunan harga yang signifikan, petani dapat meresigudangkan komoditas tersebut. “Jika cengkih masuk dalam SRG, maka pedagang tidak akan mempermainkan harga. Dan petani bisa mendapatkan pinjaman dari bank dengan menjaminkan sertifikat resi,” jelasnya.

Jika SRG berjalan dengan baik di Sulut, maka petani tidak akan mengeluh saat komoditas unggulannya mengalami penurunan harga yang cukup drastis akibat stok melimpah.”Pemerintah harus mengatasi dengan membeli dengan subsidi sekitar satu sampai dua tahun,” jelasnya.

Dan, katanya, jangka menengah mengembangkan diversivikasi pasar, jangan hanya berpatokan pada pasar pabrik rokok. Untuk jangka panjang, katanya, bisa alih profesi yakni mencoba bisnis lain atau tetap di bisnis cengkih namun bermain di sisi hilir.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut Hanny Wajong mengungkapkan jika harga cengkih terus menurun, pihaknya akan meminta pabrik rokok untuk mengakomodir pembelian cengkih petani. “Selain itu, kami juga mengimbau agar jangan sampai ada permainan harga oleh pedagang,” ungkapnya.

Untuk komodtas cengkih belum masuk dalam komoditas yang bisa disimpan dalam SRG karena harganya yang berfluktuasi tidak menentu.

Artikel ini ditulis oleh:

Gantung Turunan UU PA, Masyarakat Aceh Nilai Jokowi Sama dengan SBY

Banda Aceh, Aktual.co — Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Aceh Utara meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) jangan meniru langkah Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoeyono (SBY) terkait turunan UU Pemerintah Aceh (UUPA). Jokowi dinilai belum menunjukkan sikap sebagai negarawan untuk menyelesaikan janji politik pemerintah pusat untuk Aceh. Padahal, penyelesaian konflik Aceh butuh waktu sekitar 35 tahun lebih.
“Pusat jangan hanya mengumbar pernyataan politis menyatakan bahwa turunan UUPA sudah diteken presiden. Harus ada bukti nyata, kirim salinan PP dan Perpres turunan UUPA ke Aceh,” terang Ketua PDM Aceh Utara, Fauzi Abubakar kepada Aktual.co, Selasa (24/2).
Disebutkan, jangan sampai berakhir masa jabatan Presiden Jokowi namun persoalan turunan UUPA belum ditandatangani. Selain itu, presiden jangan sibuk dengan persoalan di pusat, namun juga harus fokus menyelesaikan masalah di tingkat daerah seperti Aceh dan Papua.
“Untuk pemerintah Aceh, jangan terlena dengan janji-janji pemerintah pusat. Aceh harus lebih serius menagih janji pusat, kapan realisasi turunan UUPA itu,” terang Fauzi.
Ditambahkan, Fauzi mengimbau agar seluruh elit di Aceh, baik itu legislatif dan eksekutif bekerjasama untuk menagih janji pusat. “Gunakan jaringan tokoh-tokoh Aceh di Jakarta untuk menekan Jokowi agar segera mengeluarkan turunan UUPA itu. Perlu diingat, turunan UUPA itu amanah UUPA, bukan janji politik,” pungkasnya.
Sekadar diketahui turunan UUPA mangkrak di pemerintah pusat sejak tahun 2008. Seharusnya, seluruh turunan UUPA tuntas diberikan ke Aceh pada periode pertama pemerintahan Presiden SBY. Namun, sampai saat ini turunan UUPA itu belum diberikan pemerintah pusat ke Aceh.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain