Jakarta, Aktual.co — Perancis menurunkan kapal induk Charles de Gaulle ke wilayah Teluk sebagai bagian dalam tugas koalisi penggempur ISIS di Irak yang dipimpin Amerika Serikat. “Kapal induk dan armada angkatan lautnya secara resmi telah memulai misi sebagai bagian dari operasi Chammal di Irak,” kata seorang sumber militer Perancis, pada Reuters, Senin (23/2). Operasi Chammal adalah nama misi Perancis dalam koalisi gabungan pemberantas ISIS.

Penurunan kapal induk di Teluk akan mengurangi waktu tempuh jet tempur untuk melakukan serangan udara ke markas ISIS di Irak. Sebelumnya, Perancis memberangkat jet dari pangkalan udara mereka di Uni Emirat Arab. Perancis memiliki sembilan jet tempur, sebuah pesawat patroli militer dan pesawat pengisi bahan bakar di pangkalan militer Uni Emirat Arab. Di Yordania, Perancis menempatkan enam jet tempur Mirage.

Selain kapal induk, armada Charles de Gaulle juga diiringi oleh kapal selam penyerang, beberapa kapal fregat, termasuk fregat anti-kapal selam Inggris dan kapal pengisi bahan bakar. Dengan kehadiran Charles de Gaulle, saat ini telah lebih dari 3.000 militer Perancis yang terlibat dalam operasi Chammal.

Perancis adalah negara pertama yang bergabung dengan koalisi AS dalam menggempur ISIS di Irak dan Suriah dan telah melakukan 100 misi mata-mata dan penyerakan ke Irak sejak pertengahan September lalu. Koalisi bentukan AS telah melancarkan lebih dari 2.000 serangan udara sejak Agustus lalu, termasuk yang dilakukan oleh beberapa negara Arab.

Jakarta, Aktual.co —Menteri Dalam Negeri Iran, Abdolreza Rahmani Fazli mengatakan negara-negara Timur Tengah mampu membangun stabilitas di wilayah mereka, seperti yang dilansir Presstv.ir. “Terorisme, ekstrimisme dan perdagangan manusia adalah masalah bencana yang telah muncul melalui dukungan Amerika Serikat dan, untuk memberikan faksi-faksi yang menyimpang,” kata Rahmani-Fazli dalam pertemuan dengan Menteri Dalam Negeri Tajikistan, Mayor Jenderal Ramadhan Rahimzadeh di Teheran.

Lanjutnya, ia mengatakan langkah-langkah yang diambil oleh kelompok-kelompok teroris tersebut yang didukung asing telah menghasut ketidakstabilan, krisis dan ketidakamanan di wilayah itu. “Oleh karena itu, kontribusi negara untuk memerangi terorisme dan ekstremisme dapat membantu membangun keamanan abadi di wilayah tersebut,” kata Rahmani-Fazl.

Jakarta, Aktual.co —Amerika Serikat akan mempersenjatai “sahabat dekatnya”, Israel, dengan beberapa jet tempur canggih. Tel Aviv dan Washington telah menandatangani perjanjian kerja sama militer sebesar 3 miliar dolar AS atau Rp 38,51 triliun pada akhir pekan kemarin, seperti yang dikutip Al jazeeraNews. Kesepakatan itu mencakup pengiriman 14 jet tempur siluman tipe F-35 buatan perusahaan AS, Lockheed Martin. Masing-masing unit dihargai sekitar 110 juta dolar atau Rp 1,41 triliun, kata para pejabat Israel pada Ahad (22/2).

Selain itu, unsur teknologi dan pelatihan juga termasuk dalam paket kesepakatan militer tersebut. Israel diperkirakan akan menerima ke-14 jet tempur canggih itu pada akhir tahun depan. Dengan bantuan sebesar 3 miliar dolar per tahun, itu artinya AS memberi bantuan militer kepada Israel sebesar 8,5 juta dolar atau Rp 109 miliar setiap harinya. Pada November, Departemen Pertahanan AS mengumumkan rencana untuk mempersenjatai Israel dengan 3.000 bom pintar sebagai bagian dari bantuan militer Washington ke Tel Aviv.

Pada Desember, anggota parlemen AS meloloskan RUU guna mempererat ikatan antara Washington dan Tel Aviv, menahbiskan Israel sebagai “mitra strategis utama” Amerika Serikat. Bantuan militer AS kepada Israel telah mendorong beberapa aksi protes di seluruh negeri. Pengunjuk rasa berpendapat bahwa uang pembayar pajak AS digunakan untuk semakin meningkatkan agresi Israel terhadap Palestina.