1 Januari 2026
Beranda blog Halaman 38584

Tak Mau ‘Tekor’, Ahok Tolak Usul PLN Pasang Genset

Jakarta, Aktual.co —Usulan PLN agar Pemprov DKI memasang genset di rumah pompa untuk berjaga-jaga bila listrik padam, ditolak Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Ahok mengaku menolak lantaran takut anggaran Pemprov DKI ‘jebol’ hanya untuk membiayai operasional genset yang jumlahnya besar. 
Misal untuk pemasangan genset di Pintu Air Pasar Ikan, Jakarta Utara. Kata Ahok, kalau PLN memaksa Pemprov DKI untuk menggunakan genset dengan memakai bahan bakar solar, dalam sehari biaya yang dikeluarkan bisa mencapai Rp45 juta.
Rinciannya, solar yang digunakan kira-kira 13 ribu ton dan dua hari habis. “Itu 13 ribu ton kalau dikali Rp 6000 (harga solar/liter) itu berarti pengeluaran Rp90 juta. Berarti per hari Rp45 juta untuk solar,” kata Ahok, di Jakarta, Kamis (12/2).
Tolak usulan PLN, Ahok justru menyindir perusahaan nasional pelat merah itu yang tak bisa jamin pasokan listrik untuk rumah pompa Waduk Pluit. Padahal di sekitar waduk itu ada dua PLTU yang cukup untuk memasok listrik di tiap rumah pompa.
“PLN itu kan punya negara (Indonesia) dan bukan punya negara lain. Kecuali PLN bukan punya NKRI dan negaranya lagi benci negara kita, oke alasan itu saya terima. Tapi ini anda (PLN) kan merah putih juga,” sindir mantan Bupati Belitung Timur itu.
Tak hanya itu, Ahok mengeluarkan pernyataan lain yang sangat mungkin membuat merah kuping petinggi PLN. Yakni menyebut PLN masih melakukan praktek korupsi dalam pendistribusian arus listrik.
“Ada bos yang nyogok dan bisa dijamin nggak pernah mati lampu rumahnya. Lah masa kita (Pemprov DKI) nggak dikasih listrik (untuk rumah pompa),” ucap dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Ini Empat Hambatan Raih Target Penerimaan Pajak

Jakarta, Aktual.co — Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Sigit Priadi Pramudito mengatakan ada empat hambatan secara umum yang dihadapi Direktorat Jenderal Pajak dalam meraih optimalisasi target penerimaan negara dari sektor pajak.

“Empat hambatan tersebut terkait sumber daya manusia, data, kerja sama dengan penegak hukum dan regulasi,” ujar Sigit di Jakarta, Kamis (12/2).

Ia menjelaskan dalam hal sumber daya manusia, organisasi dan anggaran, DJP menghadapi kendala seperti keterbatasan kuantitas dan kualitas pegawai, serta keterbatasan dalam struktur organisasi dan unit kerja.

“Selain itu, juga keterbatasan anggaran. Ini semuanya sudah terbatas dan kita tidak fleksibel di situ,” kata Sigit.

Sigit mengatakan terkait kendala data dan informasi, ada keterbatasan data maupun informasi yang didapat DJP dari pihak eksternal, akibat belum optimalnya pelaksanaan pasal 35A Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan.

Untuk kerja sama dengan penegak hukum, Sigit menambahkan DJP menghadapi masalah belum optimalnya dukungan dan kerjasama dari berbagai instansi hukum lainnya serta perlindungan hukum bagi petugas pajak di lapangan.

Sedangkan dalam hal regulasi, ia melanjutkan, DJP menghadapi masalah masih adanya aturan yang perlu disempurnakan dalam mendukung pengamanan penerimaan pajak dam penegakkan hukum dalam bidang perpajakan.

“Ini semua hambatan dan kita harapkan bisa selesaikan sebelum Juni, sehingga semua (rencana penerimaan) bisa berjalan lamcar,” kata Sigit yang ikut membawa para pejabat eselon dua setingkat pimpinan Kantor Wilayah Pajak dari seluruh Indonesia dalam rapat ini.

Pemerintah dalam RAPBN-P 2015 menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp1.294,3 triliun, yang sebagian besar disumbangkan oleh PPh nonmigas sebesar Rp629,8 triliun dan PPN serta PPnBM sebanyak Rp576,4 triliun.

DJP akan melakukan berbagai upaya ekstra dan upaya luar biasa untuk mencapai target tersebut antara lain melalui tindakan pemeriksaan dengan optimalisasi Rp73,5 triliun serta ekstensifikasi dan intensifikasi WP Orang Pribadi Rp40 triliun.

Selain itu, optimalisasi lainnya berasal dari upaya ekstensifikasi dan intensifikasi WP Badan yang diharapkan bisa meraih Rp254,2 triliun dan upaya penegakkan hukum yang diperkirakan mampu mencapai Rp22,5 triliun.

DJP untuk mengamankan penerimaan mendapatkan tambahan pagu untuk kegiatan operasional pada RAPBN-P 2015 sebesar Rp4 triliun, dan remunerasi Rp4,1 triliun serta belanja pegawai baru Rp669,1 miliar yang berasal dari alokasi BA 999.08 (Belanja BUN).

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

KMP-KIH: Ulah Komisioner Main Politik, Kini Kredibilitas KPK Dipertanyakan

Jakarta, Aktual.co — Koordinator Komunitas Masyarakat Pecinta-Kedamaian Indonesia Hakiki (KMP-KIH) Fadly Zein, berpandangan bahwa kredibilitas KPK jilid III pimpinan Abraham Samad (AS) cs terombang ambing pasca Plt Wasekjen PDIP Hasto Kristianto, mengungkap fakta ada pertemuan Samad dengan petinggi PDIP untuk ambisi politik Samad menjadi Cawapres Jokowi. 
“KPK patut diselamatkan dari orang-orang yang menggunakan lembaga penegak hukum untuk kepengan pribadinya. Samad telah mempertontonkan kebodohannya. Dia telah merusak nama KPK dan sekarang mayoritas masyarakat jadi tahu, KPK tidak dapat dipercaya lagi,” demikian disampaikan Fadly dalam rilis yang diterima Aktual.co, Kamis (12/2) malam.
Menurut Fadly, kredibilitas KPK telah dihancurkan oleh para komisionernya itu sendiri bukan oleh pihak lain apalagi Polri. Tindakan Samad yang bermain politik dengan tameng KPK, kata dia, seolah menyerupai perilaku komisioner KPK lain sehingga meraka (pimpinan KPK_red) melakukan tindakan yang mirip-mirip.
Seperti pernah dicuitkan akun @triomacan sebelum ditangkap, sambung Fadly, berkali-kali dia (triomacan_red) menyatakan komisioner KPK yang ditetapkan tersangka oleh Polri yang tak lain adalah Bambang Widjojanto (BW) merupakan orang titipan Setya Novanto, Ketua DPR sekarang.
Meski belum ada konfirmasi, lanjut Fadly, setidaknya apa yang disampaikan Ruhut Sitompul dalam ILC yang menyatakan Komisioner KPK merupakan produk politik, dengan mekanisme pemilihannya berdasar pertimbangan politik, layak dipercaya.
Lebih jauh Fadly menuturkan, sebelum BW dan AS bermain politik, ada pula mantan komisioner Chandra Hamzah dan Johan Budi selaku Jubir KPK kala itu, terindikasi “bermain-main” dengan Nazarudin, dulu masih bendahara Partai Demokrat.
Ditegaskan Fadly, saat ini, kasus yang menyeret para pimpinan KPK  sudah masuk laporan polisi. Menurutnya, tak lama lagi akan terungkap perilaku menyimpang para komisioner KPK.
Dia menambahkan, dalam kasus calon Kapolri Komjen Budi Gunawan (BG) yang ditetapkan tersangka oleh KPK atas tudingan gratifikasi dan kepemilikan rekening ‘gendut’, menurutnya kasus yang bermuatan politis. “Kasus BG ini sangat politis. Apa yang disampaikan Hasto Kristianto, Samad melampiaskan dendam pada BG karena gagal jadi cawapres, ada benarnya,” tegasnya.
“Jika bukan alasan politis tentu penetapan tersangka BG tidak dilakukan menjelang fit and proper test di DPR. Itu proses politik, dan Samad melakukan manuver politik dengan kedok penegakkan hukum,” tandasnya.
Dia mengusulkan kepada Presiden agar komisioner yang sekarang dicopot, lalu dipilih orang-orang kredibel yang tidak punya ambisi politik lagi.
“Pilih orang-orang terpilih, jangan hanya muda, apalagi LSM yang berteriak anti korupsi, tetapi ternyata bekerja untuk kepentingan asing. Kalau bisa, pemilihan jangan melalui DPR untuk menghindari pollitisasi,” tuntasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

DKI Fokuskan Penanganan Banjir di Delapan Daerah Rawan

Jakarta, Aktual.co —  Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memfokuskan penanganan bencana banjir di daerah-daerah rawan yang kerap terendam banjir.

“Dengan anggaran yang ada, kami akan fokuskan penanganan banjir di delapan daerah yang tergolong rawan banjir,” kata Kepala Dinas Tata Air DKI Agus Priyono di Jakarta, Kamis (12/2).

Menurut dia, terdapat delapan daerah rawan banjir di Kota Jakarta yang terletak di tiga aliran, yaitu terdiri dari aliran barat, aliran tengah dan aliran timur.

“Di aliran barat, daerah yang rawan banjir, yakni kawasan Universitas Trisakti, tepatnya di Jalan S Parman, depan Universitas Tarumanegara, Grogol, Jakarta Barat,” ujar Agus.

Selain itu, dia menuturkan, daerah Jelambar yang merupakan daerah cekungan dan dikelilingi tiga kali, yaitu Kali Sekretaris, Kali Angke dan Kali Grogol.

“Akibatnya, daerah tersebut menjadi rawan genangan dan banjir. Lalu, masih di aliran barat, ada lagi daerah Greenville, tepatnya di Taman Ratu, Jalan Panjang,” tutur Agus.

Lebih lanjut, untuk daerah di aliran tengah, pihaknya akan fokus terhadap penanggulangan banjir di kawasan Mampang, Kebon Baru dan Bidara Cina.

“Langkah penanggulangan banjir di kawasan Mampang kita bedakan, yaitu dengan cara membuat sumur resapan sebanyak-banyaknya, sehingga debit aliran air yang kearah Jakarta berkurang,” ungkap Agus.

Sementara itu, sambung dia, pada aliran timur, penanggulangan banjir akan difokuskan di kawasan Kelapa Gading Barat dan Cawang. Untuk kawasan Kelapa Gading Barat, pihaknya akan memasang tiga pompa air yang akan diletakkan di Saluran Kali Betik, Artha Gading dan Jalan Boulevard Barat. 

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Rantai Perdagangan Panjang, Mendag Gobel Akan Maksimalkan Koptan

Jakarta, Aktual.co — Swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah masih memiliki sejumlah hambatan, salah satunya rantai perdagangan. Selama ini hasil panen petani yang sampai ke tangan konsumen harus melalui beberapa pihak, mulai dari tengkulak hingga distributor.

Akibatnya, harga komoditi pertanian di pasaran tinggi dan kualitas rendah. Menanggapi hal tersebut, Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel mengatakan pihaknya dan kementerian lainnya telah berkoordinasi untuk menyelesaikan masalah rantai perdagangan yang panjang tersebut.

“Untuk itu kita beri tempat jaga stabilitas harga supply kebutuhan pangan pokok, sehingga kita bisa ikut kontrol kendalikan harga pasar-pasar tersebut,” ujar Rachmat usai mengisi diskusi di Jakarta Convention Center, Kamis (12/2).

Lebih lanjut dikatakan dia, selain mengatur stabiitas harga, pihaknya dan sejumlah Kementerian, seperti Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mencoba mengoptimalkan kembali koperasi pertanian (Koptan).

“Kita maksimalkan kembali koperasi pertanian yang selama ini belum maksimal, kita benahi itu semua,” ujarnya.

Ke depannya, Rachmat berharap swasembada pangan bisa dicapai dalam waktu yang cepat.

“Masalah-masalah ini harus kita selesaikan bersama, koordinasi dari pemerintah juga,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Pernikahan Usia Dini Timbulkan Struktur Otak Anak Kurang Sempurna?

Jakarta, Aktual.co —  Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa pernikahan usia dini dapat berpengaruh pada masalah kecukupan gizi anak yang akan dilahirkan.

“Mereka yang menikah dalam usia sangat muda cenderung mempunyai anak yang kurang gizi,” kata Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Sudibyo Alimoeso, di Kantor BKKBN, Kamis (12/2).

Dia menjelaskan, mereka yang menikah di usia yang sangat muda cenderung memiliki pengetahuan yang minim soal kecukupan gizi.

“Dalam kondisi seperti itu maka yang menjadi korban adalah anak yang dikandungnya,” katanya.

Banyak kasus yang ditemukan di lapangan, kata dia, pasangan yang menikah pada usia sangat muda memiliki anak dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

“Ada juga kasus bayi lahir pendek dengan struktur otak yang kurang sempurna,” katanya.

Untuk itu, kata dia, pemerintah terus mengingatkan, perbaikan gizi harus dimulai sejak remaja.

“Khususnya remaja putri agar nanti kalau berumah tangga dan hamil dapat menghasilkan bayi yang sehat,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan pembangunan manusia Indonesia yang berkarakter dan unggul salah satunya ditentukan oleh kecukupan gizi.

Menurut Puan, upaya yang harus dilakukan dalam menggerakkan percepatan perbaikan gizi antara lain adalah dengan menjamin pelayanan kesehatan ibu dan anak, mencegah pernikahan dini, membangun infrastruktur untuk pengadaan air bersih.

Selain itu, program ketahanan pangan rumah tangga kelompok masyarakat kecil, pendidikan hidup sehat pada anak-anak usia sekolah dasar dan sosialisasi mengenai sumber gizi yang murah.

 

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain