31 Desember 2025
Beranda blog Halaman 38585

Polisi Musnahkan Narkoba Senilai Rp2 Miliar

Jakarta, Aktual.co — Kepolisian Resort Kota Besar atau Polrestabes Makassar memusnahkan barang bukti narkoba jenis Sabu-sabu, pil ektasi dan ganja dengan total senilai Rp2 miliar lebih di depan kantor polisi setempat, Kamis (12/2).
Narkotika yang dimusnahkan seperti Sabu-sabu seberat satu kilogram ditaksir senilai Rp1 miliar kemudian 4.333 butir pil ektasi senilai Rp 1 miliar lebih.
Kepala Satuan Narkoba AKBP Syamsu Arib pada kesempatan itu mengatakan, barang bukti yang dimusnahkan berasal dari operasi cipta kondisi 2015. Sejumlah pelaku ditangkap seperti Amiruddin alias Ardi (32), Dg Nai alias Aco (36) dan Ardiansyah alias Ardi (21).
“Dari tangan Aco disita sabu-sabu seberat 921 gram dan 4.208 Pil Ekstasi. Sementara dari Ardi, sabu-sabu seberat 94 gram dan 125 butir ekstasi. Bila digabungkan secara keseluruhan sabu-sabu seberat satu kilogram lebih dan 4.333 butir pil ekstasi,” sebutnya.
Pemusnahan tersebut, lanjutnya, sebagai bagian dari penyimpangan termasuk mengurangi pertanggungjawaban barang bukti yang telah disita dari pelaku. Sebab, barang bukti yang disita dari pelaku hanya sebagian dikirim di Kejaksaan.
“Barang bukti yang dikirim ke kejaksaan hanya contoh saja saat persidangan atas perbuatannya melanggar hukum selebihnya di simpan dalam ruangan khusus,” katanya.
Menurutnya, pemusnahan barang bukti narkoba tersebut sebagai bagian dari pertanggungjawaban polisi atas dugaan adanya isu pengurangan barang bukti.
“Kita harus musnahkan supaya tanggungjawab perihal barang bukti ini yang ada berkurang,” ucap mantan Kepala Unit Resmob Polda Sulsel itu

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Pemerintah dan DPR Perdebatkan RUU Pilkada

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua Komisi II DPR RI Lukman Edy mengatakan ada tiga hal yang menjadi perdebatan antara DPR RI dan Pemerintah pada pembahasan Rancangan Undang Undang tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota (RUU Pilkada).
“Ketiga hal tersebut meliputi waktu penyelenggaraan pilkada, usia minimal calon kepala daerah, serta pendidikan minimal calon kepala daerah,” kata Lukman Edy di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (12/2).
Lukman Edy menjelaskan, untuk waktu penyelenggaraan, DPR RI mengusulkan agar penyelenggaraan pilkada secara serentak dilakukan pada Februari 2016.
Komisi II DPR RI sudah melakukan rapat kerja dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) serta melakukan rapat dengar pendapat dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Dari rapat kerja dan rapat dengar pendapat tersebut, menurut Lukman, KPU menyatakan akan lebih siap menyelenggarakan pilkada serentak pada tahun 2016.
“Kalau memang disepakati penyelenggaraan pilkada pada akhir tahun 2015, KPU menyatakan bisa saja menyelenggarakan pilkada tapi dengan persiapan terbatas,” katanya.
Dari penjelasan dan argumentasi KPU itu, maka Komisi II DPR RI memutuskan mengusulkan pelaksanaan pilkada pada Februari 2016.
Namun, Pemerintah tetap mengusulkan agar penyelenggaraan pilkada secara serentak pada akhir tahun 2015.
Perdebatan lainnya, soal usia minimal calon kepala daerah, karena usulan dari DPR RI dan usulan dari Pemerintah berbeda.
Menurut Lukman, DPR RI mengusulkan usia calon bupati minimal 30 tahun dan usia calon gubernur minimal 35 tahun, sedangkan Pemerintah mengusulkan usia calon bupati minimal 25 tahun dan usia calon gubernur minimal 30 tahun.

Artikel ini ditulis oleh:

BPBD DKI Tinggi Air Sungai Jakarta Normal

Jakarta, Aktual.co —  Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta pada Kamis (12/2) pukul 10.00 WIB melaporkan tinggi air sungai di wilayah Jakarta dan sekitarnya masih normal, yaitu siaga 4 kecuali pintu air Pasar Ikan yang siaga 3.

Menurut akun Twitter BPBD DKI Jakarta, tinggi muka air di Pintu Air Katulampa 40 centimeter (siaga 4) dengan kondisi cuaca hujan, Depok 120 centimeter (siaga 4) cuaca terang, Manggarai 650 centimeter (siaga 4) cuaca mendung tipis, Karet 400 centimeter (siaga 4 ) cuaca terang, Krukut Hulu 80 centimeter (siaga 4) cuaca terang dan Pesanggrahan 80 centimeter (siaga 4) cuaca terang.

Kemudian, Angke Hulu 145 centimeter (siaga 4) cuaca terang, Cipinang Hulu 90 centimeter (siaga 4) cuaca terang, Sunter Hulu 55 centimeter (siaga 4) cuaca terang, Pulogadung 370 centimeter (siaga 4) mendung tipis, Waduk Pluit minus 100 centimeter cuaca mendung tipis dan Pasar Ikan 173 centimeter (siaga 3) cuaca terang.

Sementara itu, pascabanjir yang melanda Jakarta, petugas BPBD DKI Jakarta disibukkan dengan kegiatan pembersihan dari lumpur dan sampah di beberapa lokasi.

Kegiatan bersih-bersih dilakukan misalnya kawasan Jakarta Timur di Jalan DI Panjaitan dan Rawa Terate. Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana bahkan terjun langsung dalam kegiatan pembersihan tersebut.

Warga Jakarta dan sekitarnya tampaknya bisa cukup lega dalam beberapa hari karena Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) belum mengeluarkan peringatan dini cuaca pada Kamis. Namun, sebelumnya BMKG sudah memperingatkan bahwa hujan masih akan terjadi hingga Maret. 

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Bahas Pilkada Serentak, Komisi II: MK dan MA Harus Duduk Bersama

Jakarta, Aktual.co — Ketua Komisi II DPR RI Rambe Kamarulzaman mengatakan soal peradilan untuk penanganan sengketa pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak, perlu ada pembahasan lebih lanjut. 
Hal ini tentunya dengan mengundang Mahkamah Konstitusi (MK) dan Mahkamah Agung (MA).
“Soal peradilan itu dalam waktu yang tidak terlalu lama kita harus duduk bertiga antara DPR, MK dan MA. Kalau tidak duduk bertiga nggak ada yang mau siap,” ucap Rambe, di Komplek Parlemen, Senayan, Kamis (12/2).
“Ini dirunding hanya didiskusikan karena ini akan jadi masalah karena perlu persetujuan pemerintah,” tambahnya.
Karena itu, MK sudah mengatakan dalam putusannya jika Pilkada bukan merupakan rezim pemilu.
“Sebenarnya MK kalau yang diputuskan dia ya sebenarnya ga apa-apa, karena putusan MK soal pilkada bukan rezim pemilu itu hasil MK jadi kalau mau urusin pilkada. Sementara MA minta dipertimbangkan jangan diberikan tugas itu,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Kelapa Sawit Kalimantan Dikuasai 25 Grup Bisnis Taipan

Jakarta, Aktual.co —  Tranformasi untuk Keadilan (TuK) Indonesia menyatakan, sebanyak 62 persen lahan kelapa sawit di Kalimantan dikuasai oleh 25 grup bisnis milik para taipan.

“Kalbar adalah provinsi dengan penguasaan lahan terbesar para taipan yakni 1,2 juta ha. Kemudian Kalteng satu juta ha, Kaltim 594 ribu ha, dan Kalsel 158 ribu ha,” kata Plt Direktur Program TuK Indonesia Rahmawati Retno Winarni di Jakarta, Kamis (12/2).

Sementara itu, 32 persen lahan lainnya terletak di Sumatera, empat persen di Sulawesi, dan dua persen di Papua.

Ia mengatakan, di seluruh empat provinsi di Kalimantan tersebut, 25 grup bisnis yang dikendalikan taipan mengontrol bagian penting dari total lahan kelapa sawit.

Menurut Retno, secara rata-rata, lahan kelapa sawit yang dikuasai 25 grup bisnis tersebut setara dengan 98 persen total luasan lahan yang telah ditanami kelapa sawit di Kalimantan.

“Karena lahan yang dikuasai oleh 25 grup bisnis termasuk juga konsesi lahan yang belum ditanami kelapa sawit, persentasenya bisa naik hingga mendekati angka 100 persen, seperti kasus Kalbar dan Kalteng,” katanya.

Berikut 25 grup kelapa sawit yang dikendalikan para taipan berdasarkan riset TuK Indonesia yakni Wilmar, Sinar Mas, IOI, Raja Garuda Mas, Batu Kawan, Salim, Jardine Matheson, Musim Mas, Surya Damai, Genting, Darmex Agro, dan Hanta.

Selanjutnya ada Tiga Pilar Sejahtera, DSN, Sungai Budi, Kencana Agri, Triputra, Sampoerna Agro, Anglo-Eastern, Bakrie, Tanjung Lingga, Austindo, Rajawali, Provident, dan Gozco.

TuK Indonesia merupakan LSM yang berbasis di Jakarta dan bekerja pada isu lingkungan, SDA, dan dampak pembangunan terhadap hak asasi manusia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Cegah Salah Paham, PLN Siapkan ‘Posko Listrik’ Saat Banjir

Jakarta, Aktual.co — Tak mau terus disalahkan oleh Pemprov DKI, Perusahaan Listrik Nasional (PLN) akan bangun posko bagi petugasnya terkait pasokan listrik saat banjir.
Usai bertemu Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota DKI, General Manager PLN Persero Jakarta Raya dan Tangerang Haryanto WS mengakui pasokan listrik saat musim hujan sulit diprediksi. 
Untuk meminimalisir ‘gesekan’ akibat salah paham, PLN akan menyiapkan pos bagi petugasnya. Guna mempermudah koordinasi dengan pihak Pemprov DKI.
“Misalkan ada informasi, hei di sana pompanya enggak jalan. Pertanyaannya kan sering sederhana. Pompa yang mana sih? Katakanlah pemda bilang Ancol Timur, tapi Ancol Timur yang mana? Mungkin Ancol Timur Pemda berbeda dengan PLN lokasinya. Itu kalau enggak ketemu nanti kan bisa ramai,” ujar dia.
Dengan keberadaan posko itu, kata Haryanto, bisa mengurangi miskomunikasi. Secara keseluruhan, fungsi posko adalah untuk menampung informasi dan melakukan koordinasi, pengecekan bersama satu orang PLN satu orang pemda. “Dengan posko ini, akan kita koordinasi. Apakah gensetnya siap apa tidak, BBM-nya ada apa tidak. Kita kerja sama dengan pemda untuk memecahkan masalah-masalah operasional di lapangan,” ucap dia.
Diakui Haryanto, belum ada pilihan lain selain menyiapkan genset untuk memenuhi kebutuhan listrik di rumah pompa milik Pemprov Jakarta. Lantaran usulan PLN untuk penggunaan kabel udara untuk jalur khusus pasokan listrik saat banjir, ternyata tidak disetujui Ahok.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain