30 Desember 2025
Beranda blog Halaman 38597

REI Sumut Minta Penurunan Bunga Kredit FLPP Segera Terlaksana

Jakarta, Aktual.co — Real Estate Indonesia (REI) Sumatera Utara berharap penurunan suku bunga Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari 7,25 persen menjadi lima persen bisa segera dilakukan perbankan untuk mempercepat realisasi program sejuta rumah.

“Kalau bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) FLPP semakin rendah tentunya mengurangi besaran cicilan kredit rumah dan itu membuat kemampuan masyarakat membeli rumah semakin tinggi,” kata Ketua REI Sumut, Umar Husein di Medan, Kamis (12/2).
di Medan, Kamis (12/2).

Dia menegaskan, salah satu lemahnya daya beli masyarakat terhadap rumah adalah tingginya suku bunga KPR. Meski Pemerintah sudah membuat program FLPP dengan bunga 7,25 persen, itupun dinilai masih belum membantu karena dianggap masih tinggi sehingga bunga FLPP itu memang harus diturunkan. Apalagi masalah lain yang menghadang masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk membeli rumah juga masih banyak di luar suku bunga kredit yang mahal itu seperti besarnya uang muka.

“Untuk itu memang diperlukan menghilangkan semua hambatan khususnya suku bunga KPR yang masih tinggi tersebut,”katanya.

Mengacu pada permasalahan itu, REI Sumut, kata dia, mendukung penuh langkah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk yang sedang mengkaji rencana penurunan bunga KPR FLPP seperti yang sudah dinyatakan Direktur Utama BTN Maryono di Jakarta Senin lalu.

Alasan Umar, karena memang BTN yang selama ini fokus pada pembiayaan FLPP. “Hampir 90 persen dana FLPP, BTN yang mengucurkan.Sisanya bank lain,”katanya.

Umar menyebutkan, kalau bunga FLPP segera diturunkan, maka target pembangunan 7.500 unit rumah MBR di Sumut tahun ini akan semakin mudah terealisasi. “Hal sama juga pasti terjadi di provinsi lain sehingga target penyediaaan/pengadaan satu juta unit rumah oleh Pemerintah pada tahun ini juga tercapai,”katanya.

Wakil Sekjen DPP REI Tomi Wistan, menyebutkan, REI memang sudah menyampaikan semua hambatan pengembang dalam mewujudkan percepatan pembangunan MBR ke Pemerintah. “Syukur Pemerintah terus merespon dan diharapkan terbukti,”katanya.

Dia memberi contoh, perlunya sinergitas pemerintah dan swasta dengan cara pemanfaatan lahan milik pemda, kredit pemilikan lahan, penyediaan dana yang memadai dan dukungan infrastruktur dan kelistrikan. Tahun 2014 pembangunan MBR mengalami perlambatan antara lain akibat terjadinya keterlambatan penyesesuaian harga jual FLPP di Kemenpera dan harga bebas PPN di Menkeu.

Artikel ini ditulis oleh:

Seorang Warga Papua Tewas Tertembak

Jakarta, Aktual.co — Sony Fairumba (33), seorang warga Kampung Kontinai, Distrik Angkaisera, Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua, tewas ditembak orang tak dikenal saat bersama rekannya mencari kusu pohon (disebut juga kanguru pohon) pada pukul 21.00 WIT.
“Penembakan terjadi sekitar jam 9 malam,” kata Harun Merani seorang warga Kampung Kontinai ketika dihubungi dari Jayapura, Kamis (12/2).
Menurut Harun, Sony terkena tembakan di kaki sebelah kanan persis di bawah lutut yang mengakibatkan korban jatuh dan tewas.
“Korban masih berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP), masyarakat belum berani bawa keluar korban dari hutan ke kampung,” katanya.
Harun menjelaskan, semalam sekitar pukul 21.00 WIT korban bersama iparnya masuk ke hutan di sekitar Kampung Kontinai untuk berburu kusu pohon.
Tiba-tiba, kata dia, bunyi tembakan mengarah ke mereka dan mengenai kaki Sony.
“Karena iparnya lihat Sony sudah tertembak sehingga ia berusaha melarikan diri pulang ke kampung dan memberitahukan masyarakat sekitar kampung,” ujarnya.
Korban tertembak di sekitar Jalan Trans Konti – Saubeba persis di kilometer lima. Ketika masyarakat mendapat informasi, kata dia, mereka takut masuk ke hutan untuk mencari korban.
“Pagi baru masyarakat masuk ke hutan dan cari korban dan sudah ditemukan tetapi belum berani dibawa ke kampung,” ujarnya.
Menurut dia, saat masyarakat bersama kepala kampung setempat menemukan korban di TKP, mereka menemukan 13 peluru tersisa di pinggir badan korban.
“Sekarang kepala kampung sudah pegang 13 peluru tersisa yang berada di sekitar korban,” ujarnya.
Dia menuturkan, hingga kini warga belum berani membawa korban ke kampung dan masih menunggu aprat kepolisian setempat untuk membawa korban keluar dari hutan ke kampung.
“Masyarakat minta polisi yang bawa keluar dan lakukan otopsi agar supaya tahu kenapa korban tewas dan masyarakat masih tunggu polisi,” ujarnya.
Ia menambahkan, kejadian itu membuat warga di sekitar Kampung Kontinai takut masuk ke hutan untuk berkebun dan berburu.

Artikel ini ditulis oleh:

Mayoritas Komisi II Ingin Pilkada Serentak 2014

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Muhammad Lukman Edy mengatakan sejauh ini hanya fraksi PDI Perjuangan yang menginginkan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak untuk dilakukan pada 2015. Sementara, sisa sembilan fraksi lainnya masih merasa siap bila dilakukan pada 2016.
“(PDIP) awalnya 2016, tetapi terakhir PDIP menarik minta 2015. Kita fleksibel saja, kalau pemerintah menilai siap, KPU dan Bawaslu kita tanya siap, MA atau MK sebagai lembaga peradilan siap, bagus juga 2015,” kata Lukman kepada wartawan, di Komplek Parlemen, Senayan, Kamis (12/2).

Ia berpadangan, pelaksanaan Pilkada serentak ini jauh lebih rumit meski lebih efisien. Sehingga, sambung Lukman perlu adanya persiapan yang sangat matang untuk mengantisipasi segala kemungkinan. Baik dari kesiapan keamanan, anggaran dan penyelenggara itu sendiri.
“Kita (PKB) lebih di 2016,  karena PKB melihat kerumitan Pilkada serentak ini akan lebih banyak, walaupun lebih efisien, terutama terkait dengan sengketa perselisihan ini dalam waktu bersamaan kompleksitasnya akan lebih besar,” tandasnya. 

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Nong Niken ‘Move On’ di Video Klip ‘Hijrah’

Jakarta, Aktual.co — Setelah, meraih banyak pujian atas single berbahasa Aceh ‘Prang Sabi’, Cut Nyak Niken atau sering disapa Nong Niken kembali merilis single terbarunya berjudul ‘Hijrah’ yang kini tersedia di YouTube channel ‘I Love Aceh’.
Dalam lagu Hijrah ini, Niken berkisah tentang hijrahnya perasaan seseorang yang sedih dan berusaha untuk move on dari masalah hidupnya.

“Dari judulnya hijrah memang sudah menceritakan, keadaan yang tadinya sedih berusaha tetap tegar dan ikhlas untuk bisa tetap bahagia,” terang dara kelahiran Lhokseumawe tersebut.
 
Video klip yang berdurasi 5 menit 2 detik tersebut merupakan project kedua Niken bersama ILATeam Managemet yang digarap secara indie dengan pengambilan gambar beberapa sudut keindahan alam di Aceh dibantu oleh Informatic Movie Maker (IMM) Production.

“Niken rasa Aceh itu banyak sekali tempat yang bisa membuat hati tenang dan sejuk, apalagi lagi suasana dari single ini mengajak kita berjelajah Aceh, setidaknya bisa jadi pilihan Niken untuk mempromosikan keindahan alamnya,” urai penyanyi yang sempat masuk nominasi Anugerah Musik Indonesia (AMI) Award 2014 lalu.

Niken mengaku, lebih mudah membuat video klip Hijrah ini, walaupun kondisi cuaca pada waktu itu lagi musim hujan.

“Pengambilan gambarnya sangat singkat, awalnya memang sedikit repot dengan kondisi cuaca, tapi selama 2 hari saya bersama teman-teman ILATeam dan IMM akhirnya bisa menyelesaikan pengambilan gambar dibeberapa lokasi dan tempat wisata di Aceh,” tambah pelantun lagu Negeri Laskar Pelangi ini.

Sementara itu, Niken juga berencana akan mengeluarkan mini album yang salah satunya memuat single terbarunya Hijrah.
“Insya Allah nanti aka nada mini album, khusus untuk Hijrah akan kita edarkan ke beberapa stasiun TV lokal yang menayangkan program musik dangdut,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Buruh Pelaku Penculikan, Polisi Sisir Hutan Aceh Utara

Banda Aceh, Aktual.co — Aparat kepolisian Polres Aceh Utara dibantu personel Brimob Kompi 4 Jeulikat, hingga Kamis (12/4) masih memburu pelaku penculikan terhadap warga Kecamatan Tanah Luas, kabupaten tersebut. Mereka menyisir sejumlah kawasan hutan di pedalaman kabupaten tersebut.
“Sampai titik darah penghabisan kita akan terus buru pelaku penculikan itu. Kita kerahkan seluruh kemampuan dan kekuatan yang ada untuk menangkap pelaku,” ujar Kapolres Aceh Utara AKBP Achmadi.
Bahkan, dibeberapa titik, sambung Kapolres pihaknya juga melibatkan Koramil untuk memburu pelaku penculikan tersebut. “Kita sudah berkoordinasi dengan Dandim 0103 Aceh Utara, terkait keterlibatan Koramil dalam pengejaran pelaku penculikan itu,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya meminta para camat untuk mendata pendatang yang masuk ke pemukiman warga. “Pemeriksaan saksi-saksi juga terus dilakukan,” ujarnya.
Sampai saat ini, pelaku penculikan masih menyandera Rizal Fahmi. Pelaku sempat menghubungi keluarga Rizal dan menyatakan bahwa Rizal adalah sandera untuk rekannya, Faisal yang telah dibebaskan lebih dulu. Kabarnya, Faisal dibebaskan dengan tebusan Rp 70 juta. Namun, pelaku meminta tebusan Rp 100 juta. Karena uang tebusan kurang, maka Rizal dijadikan sandera sampai uang tebusan itu dipenuhi keluarga korban. Seperti diberitakan sebelumnya, orang tak dikenal (OTK) diduga memiliki senjata api menculik dua pemuda Rizal dan Faisal asal Kecamatan Tanah Pasir. Pelaku meminta uang tebusan untuk membebaskan sandera.

Artikel ini ditulis oleh:

Geruduk PN Jaksel, Ibu-ibu ‘Save KPK’ Ngaku Dibayar Rp 50 Ribu

Jakarta, Aktual.co — Ibu-ibu dan juga anak kecil geruduk Gedung Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Kamis (12/2). Kedatangan ibu-ibu dan anak-anak itu pun untuk mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi.
Kedatangan mereka pun dilengkapi dengan  spanduk bertuliskan dan ikat kepala ‘Save KPK’. “Save KPK, Save KPK, selamatkan KPK,” teriak ibu-ibu yang dipandu oleh orator aksi itu di halaman PN Jaksel.
Sambil berteriak, ‘Save KPK’ jangan kriminalisasi pimpinan KPK, ibu-ibu yang melakukan demo itu pun berujung ricuh, ibu-ibu tersebut tiba-tiba marah dan berteriak makan-makan. 
“Mana makanan kita, katanya dapat makan, kita dari pagi bawa anak kecil, katanya dikasih makan, kami kelaparan,” teriak ibu-ibu kompak.
Beberapa wartawan yang tengah meliput menghampirinya dan menanyakan perihal kemarahan ibu-ibu itu.
“Kita dijanjikan makanan, tapi belum dapet. Kita juga dijanjiin ongkos Rp 50 ribu, mana kok belum dapet,” keluh seorang ibu sambil menggendong anaknya.
Namun demikian, dia mengaku tak memahami soal kisruh KPK-Polri itu. Dia hanya mengaku dijanjikan agar datang ke PN Jaksel. “Dikasih ongkos Rp 50 ribu, makan dan metromini, soal kasusnya ga paham mas.”
Pantauan di lapangan pun tampak polisi menjaga ketat para demonstaran, karena di dalam PN terdapat beberapa ormas yang melakukan orasi mendukung Budi Gunawan.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Berita Lain