31 Desember 2025
Beranda blog Halaman 38708

LD UI: Indonesia Mengalami Kerugian Ekonomi 25 Persen Akibat Banjir Jakarta

Jakarta, Aktual.co —  Jakarta sebagai Ibu Kota Negara menyumbang 17-18 persen perekonomian di Indonesia. Sejak kemarin malam, Jakarta dan sekitarnya diguyur hujan hingga menyebabkan banjir di beberapa wilayah, hal ini tentu berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.

Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LD FEUI), Sonny Harry B Harmadi mengatakan bahwa Jakarta memiliki keterkaitan ekonomi dengan wilayah di dekatnya, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Ketika Jakarta mengalami masalah seperti banjir, distribusi logistik juga bermasalah dan mengakibatkan kerugian sebanyak 25 persen dari perekonomian Indonesia.

“Karena Jakarta itu kan seperempat dari roda perekonomian Indonesia. Selain itu, banjir juga merusak infrastruktur, ini kan capital (modal publik) kita, dia punya dampak terhadap perekonomian Indonesia juga,” ujar Sonny saat dihubungi Aktual,co, Senin (9/2)).

Lebih lanjut dikatakan Sonny, banjir Jakarta dapat mengakibatkan capital Indonesia mengalami depresiasi dengan cepat jika pemerintah lama dalam mengatasi masalah tersebut.

“Capital Indonesia lebih cepat terdepresiasi karena terganggu jalan, sesuatu di dalam tanah itu jadi rusak, kabel-kabel kita, listrik, seingga perekonomian kita juga menurun,” terangnya.

Menurut Sonny, semua sektor ekonomi mengalami kerugian akibat banjir, seperti sektor jasa, industri, transportasi, dan perdagangan.

“Apalagi sektor pertanian yang dari luar, mereka masuk ke Jakarta kan susah, ini harga bisa naik nanti,” jelasnya.

Untuk itu, Sonny meminta Pemerintah Kota Jakarta dan sekitarnya untuk bisa mengatasi masalah banjir ini dengan baik. Pasalnya, kata dia, selain menimbulkan masalah di perkotaan, banjir juga dapat melumpuhkan perekonomian Indonesia.

“Sekarang Pemkot udah liat ada 22 titik banjir, ini harus diselesaikan dengan cepat penanganannya, supaya roda perekonomian kita jadi kembali jalan,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Subsidi BBM Premium Dicabut, Ditjen Migas Klaim Impor Turun Sampai 50 Persen

Jakarta, Aktual.co — Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim bahwa impor bahan bakar minyak (BBM) jenis premium akan turun menjadi 40% hingga 50% pada 2015 lantaran dicabutnya subsidi untuk premium yang dilakukan beberapa waktu lalu.

Pelaksana tugas Direktur Pembinaan Usaha Hilir Ditjen Migas KESDM, Muhammad Rizwi mengatakan, sejak Peraturan Presiden Nomor 191 tahun 2014 diterbitkan maka premium masuk dalam kategori Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis penugasan dan umum.

“Untuk 2015, dengan adanya kebijakan pemerintah yang tidak lagi subsidi BBM premium, kecenderungannya impor premium akan turun. Kita harapkan 40%-50%,” kata Rizwi saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (9/2).

Ia menambahkan, pada 2014 lalu realisasi impor premium memang melebihi target yang mencapai 60%. Padahal, target impor premium tahun lalu hanya 36%.

“Kalau 2014 memang ada perbedaan dari perencanaan, dan realisasi dari 36% jadi 60%,” pungkas dia.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) sendiri telah menyatakan bahwa saat ini impor BBM jenis Pertamax telah meningkat menjadi 2 juta kiloliter (kl) per bulan, sementara impor premium menurun 1 juta kl per bulan menjadi 9 juta kl per bulan. Penurunan impor premium tersebut disebabkan karena menurunnya konsumsi BBM jenis premium itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

BBB-Kedubes India Helat Pemutaran ‘Indian Film Festival’

Jakarta, Aktual.co —  Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar bekerja sama dengan Kedutaan Besar India di Jakarta dan Konsulat Jenderal India setempat menggelar pemutaran film bertajuk “Indian Film Festival”.

“Kegiatan tersebut berlangsung di BBB selama empat hari, 12-15 Februari 2015 sebagai rangkaian Festival of India in Indonesia 2015 dengan tema ‘Sahabat India’,” kata Penata program Bentara Budaya Bali, Juwitta K. Lasut, di Denpasar, Senin (9/2).

Ia mengatakan sejumlah Film India yang diputar kali ini merupakan karya terpilih peraih berbagai penghargaan internasional, serta pernah diputar di festival bergengsi seperti Berlin International Film Festival, Sundance Film Festival dan Beijing International Film Festival.

Film tersebut antara lain berjudul Barfi! (2012, Anurag Basu), Chennai Express (2013, Rohit Shetty), Namastey London (2007, Virpul Amrutlal Shah), English Vinglish (2012, Gauri Shinde), Luck by Chance (2009, Zoya Akhtar), Peepli Live (2010, Anusha Rizvi) serta Don 2 (2011, Farhan Akhtar).

Acara Indian Film Festival tersebut dirangkum dalam program Sinema Bentara, sebuah agenda yang digelar rutin setiap bulannya di Bentara Budaya Bali.

Juwitta K. Lasut menambahkan Bentara Budaya Bali sebelumnya pernah menyelenggarakan pemutaran film serupa, bekerja sama dengan Pusat Kebudayaan Jerman Goethe Institut, Pusat Kebudayaan Perancis Alliance Franaise Denpasar, Erasmus Huis, Anticorruption Film Festival (ACFFest).

“Melalui sinema-sinema India yang dihadirkan, diharapkan dapat memberikan perspektif lain tentang dunia film India atau Bollywood yang ternyata juga memiliki capaian yang baik dengan tema-tema yang kontekstual,” ujarnya.

Film-film tersebut tidak kalah menariknya dengan film kisah Ramayana dan Mahabarata yang sedang marak di televisi. Terbukti, film-film yang akan ditayangkan, semisal “Peepli Live”, pernah meraih penghargaan dalam Sundance Film Festival.

Oleh sebab itu, masyarakat Bali tentu saja memiliki minat yang tinggi terhadap kebudayaan dan sinema India.

Hal itu dilatarbelakangi atas kesamaan antara Bali dan India sekaligus mempunyai pertautan sejarah juga kebudayaan yang panjang di Bali.

Wiracerita Ramayana dan Mahabarata bukan hanya hidup dalam dunia pewayangan, tetapi nilai-nilainya juga terekspresikan dalam kesenian-kesenian di Bali, seperti dalam lukisan dan seni pertunjukan.
“Semuanya adalah sebentuk akulturasi dengan kebudayaan setempat, sehingga boleh dikatakan Bali memiliki kekuatan dan kekhasannya sendiri dalam ekspresi kesenian dan kebudayaannya,” ujar Juwitta K. Lasut.

Artikel ini ditulis oleh:

Bursa Saham Hongkong Berakhir Turun 0,64 Persen

Jakarta, Aktual.co — Bursa saham Hong Kong berakhir turun 0,64 persen, setelah data perdagangan Tiongkok lebih lemah, sementara laporan pekerjaan AS yang kuat memicu spekulasi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih awal dari yang diperkirakan.

Indeks acuan Hang Seng merosot 158,39 poin menjadi 24.521 dengan nilai transaksi sebesar 67,24 miliar dolar Hong Kong (8,68 miliar dolar AS).

Sementara itu di Tiongkok daratan, indeks komposit Shanghai naik 0,62 persen, atau 19,21 poin, menjadi 3.095,12 dengan nilai transaksi 240,7 miliar yuan (39,3 miliar dolar AS).

Indeks komposit Shenzhen, yang melacak saham-saham di bursa kedua Tiongkok, turun 0,39 persen atau 5,87 poin, menjadi 1.489,39 dengan nilai transaksi 185,4 miliar yuan.

Artikel ini ditulis oleh:

Dewan Pers: Kebebasan Pers Harus Berpihak kepada Publik

Jakarta, Aktual.co — Ketua Dewan Pers, Bagir Manan menilai kebebasan pers semestinya berupakeberpihakan pers terhadap publik bukan menempatkan diri sebagai bagianintegral kekuatan-kekuatan politik yang bersaing.

“Cukup banyak persoalan pers, bagaimana cara menterjemahkan kebebasandan hak berekspreksi. Kebebasan pers semestinya keberpihakan pada publik, bukanpers partisan,” kata Bagir saat acara Peringatan Hari Pers Nasional 2015di Batam, Kepulauan Riau, Senin (9/2).

Menurut Bagir, keberpihakan jadi masalah ketika pers menjadi partisan karenapartisan, lanjutnya, tidak layak dalam pers bebas.

“Pers partisan merendahkan diri sendiri, mengesampingkan kode etik, danstandar jurnalistik. Pengaruh politik terhadap pers meresahkan publik, inifaktor utama partisipan pers,” ujar Bagir.

Ia menambahkan, persoalan lainnya yakni adanya pers “abal-abal”yang semestinya tidak bisa ditoleransi oleh insan pers.

“Dewan pers mendapat keluhan dari masyarakat tentang pers ‘abal-abal’.Ada juga pers asli yang ‘abal-abal’,” katanya.
 

Menurut Bagir, pers “abal-abal “membuat berita untuk mengancam,memeras, dan bentuk manipulasi lain. Adanya pers “abal-abal”,katanya, merupakan penyakit bawaan dan adanya peluang.

“Saya minta HPN tegaskan bentuk pers ‘abal-abal’ dan menindak segalapers ‘abal-abal’ itu. Saya atas nama pers sampaikan rasa prihatin atashiruk-pikuk politik. Saya ingatkan pers tidak boleh jadi bagian hiruk pikukkecuali sebatas sampaikan informasi,” kata Bagir.

“Lebih baik pers pertanyakan suatu keputusan daripada pers pertanyakankenapa tidak ada suatu keputusan. Mari terapkan semboyan pers hari ini lebihbaik dari kemarin dan pers esok lebih baik dari hari ini,” tutur Bagir.

Peringatan Hari Pers Nasional 2015 dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kallamewakili Presiden Joko Widodo yang saat ini sedang kunjungan negara diFilipina.

Hari pers 2015 yang diusung dengan tema “Pers Sehat, Bangsa Hebat”dihadiri pula oleh Ketua MPR Zulkilfi Hasan serta sejumlah menteri KabinetKerja seperti Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri DalamNegeri Tjahyo Kumolo, dan Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Selain itu juga dihadiri Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani serta 32kepala daerah lainnya, dan perwakilan negara-negara tetangga.

Artikel ini ditulis oleh:

Margarito: BW Terus Bermanuver Karena Presiden Lamban

Jakarta, Aktual.co — Komisioner KPK Bambang Widjojanto semakin leluasa bermanuver membentuk opini publik dengan tetap menggunakan kewenangannya sebagai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, meski sudah berstatus tersangka oleh Bareskirm Mabes Polri.
Pakar Hukum Tata Negara Margarito Kamis menilai hal ini terjadi lantaran Presiden Jokowi bergerak lamban dalam menyikapi kondisi pimpinan KPK yang menjadi tersangka.
“Yang salah sekarang ini adalah presiden, kenapa presiden tidak menerbitkan keppres (pemberhentian)? Ini kan sederhana saja, kepres itu harus diterbitkan segera setelah seorang itu berstatus tersangka, tidak perlu ada usulan ini atau itu,” 
“Pokoknya begitu berstatus tersangka diberhentikan sementara, sesuai ketentuan (UU KPK),” ucap Margarito, ketika dihubungi melalui telefon, di Jakarta, Senin (9/2)..
Padahal, presiden tinggal meminta kepada Polri soal informasi penetapan Bambang Widjojanto sebagai tersangka dalam kasus keterangan saksi palsu pada tahun 2010 itu. Dengan kondisi saat ini timbul pertanyaan, apakah presiden sudah menerima penetapan tersebut atau belum.
“Ini ada dua kemungkinan, apakah presidennya tidak mau memberhentikan atau mempertimbangkannya. Atau memang presiden belum mendapatkan surat penetapan BW dari Mabes. Kalau presiden belum dapat dari mabes, maka harus mencek lagi, apakah mabes memang belum mengirimkan atau sudah dikirim namun diputar-putar di Istana, sehingga tidak sampai kepada presiden.”

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Berita Lain