30 Desember 2025
Beranda blog Halaman 38951

The Jak: Pertemuan Tim 9-PSSI Terkesan Semu

Jakarta, Aktual.co — Pertemuan antara Tim 9 bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dengan PSSI beberapa hari lalu tampaknya belum memuaskan. Setidaknya hal itu yang dirasakan suporter Persija Jakarta, The Jakmania.
Ketua Umum The Jak, Richard Achmad Supriyanto justru curiga atas pertemuan pertamakalinya antara Tim 9 dengan PSSI yang berakhir damai.
“Pertemuan tim 9 dengan PSSI kemarin semu buat kami (suporter),” kata Richard dalam acara diskusi Aktual Forum dengan tema “mau dibawa kemana sepakbola Indonesia? Di Warung Komando Jakarta, Minggu (1/2).
Richard menyayangkan sifat pertemuan yang tertutup, sehingga publik, utamanya pecinta sepakbola menjadi bertanya isi pertemuan tersebut.
“Kalau acara (diskusi) ini dirancang sebulan sebelumnya, banyak perwakilan suporter didaerah mau datang untuk menanyakan langsung kepada bapak-bapak dari Kemenpora dan DPR ini,” ungkapnya.
Richard pun mendesak, kepada Kemenpora maupun PSSI untuk menjelaskan secara luas isi pertemuan yang terjadi pada Rabu (28/1) lalu.
“Jangan-jangan ada deal-deal didalam (pertemuan),” kerutnya curiga.
Pertemuan antara Tim 9 bentukan Kemenporan dengan PSSI terjadi di Kantor PSSI (28/1). Tiga perwakilan Tim 9 yakni Gatot Dewa Broto, Djoko Pekik (Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi), Amun Makmun (Staf Ahli Bidang Informasi dan Komunikasi), dan Edhi Nurindra (Kepala Bidang Organisasi Olahraga Prestasi).
Sementara itu, pejabat PSSI yang hadir adalah Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, Sekretaris Jenderal Joko Driyono, Erwin Dwi Budiawan, Djamal Aziz (anggota Komite Eksekutif), Rudi Keltjes, dan M Nigara (anggota Komisi Banding PSSI).

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Mau Dibawa Kemana Sepakbola Indonesia?

Dari kiri ke kanan, Ketua Umum TheJak Mania Richard Achmad Supriyanto, Deputi Bidang Infrastruktur Kementerian Pemuda dan Olah Raga Gatot S Dewa Broto, Anggota Executive Commite PSSI Djamal Aziz, Wakil Ketua Komisi X Ridwan Hisjam, saat diskusi Aktual Forum, dengan tema “Mau Dibawa Kemana Sepakbola Indonesia?” di Jakarta, Minggu (1/2/2015). Dalam diskusi tersebut, Harapan Indonesia naik ke Peringkat 130 ada pada Tim 9 bentukan Kemenpora untuk memulihkan sepakbola Indonesia dari campur tangan mafia sepakbola. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Lima Pesan dari Pertemuan Jokowi-Prabowo, Kemana KIH?

Jakarta, Aktual.co — Ketua Pusat Studi Politik & Keamanan Universitas Padjadjaran, Bandung, Muradi, menangkap ada lima pesan dari pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto.
Pesan pertama, yakni untuk partai politik pendukungnya yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Menurut dia, Jokowi menginginkan agar KIH selaku koalisi partai pendukung harus solid menyokong dirinya. 
“Selama ini Jokowi merasa bahwa dalam kasus penundaan pelantikan Budi Gunawan (BG) sebagai Kapolri justru partai yang all out menyokong hanya PDI Perjuangan, partai lainnya cenderung wait and see,” ujar dia, kepada Aktual.co, Minggu (2/1).
Padahal menurut dia, masalah pemilihan Kapolri ini makin rumit dan butuh soliditas partai pendukung. Bukan tidak mungkin, sambung dia, akan terjadi reshuffle kabinet yang berasal dari partai-partai di KIH dan digantikan dengan partai lain dari KMP.
Pesan kedua, kata dia, ditujukan untuk elit politik non-partai yang diangkat menjadi menteri dan atau pejabat setingkat menteri agar ikut juga memikirkan permasalahan tersebut. 
Ia merasa, selama ini yang pontang panting melakukan lobi dan menjadi penghubung antara presiden dengan sejumlah pihak yang terkait dengan kekisruhan tersebut adalah sekkab, Andi Widjadjanto dan sekneg, pratikno. 
“Padahal seharusnya ada juga Luhut Panjaitan, Kepala Staf Kantor Kepresidenan yang seharusnya melakukan komunikasi politik, sebagaimana yang menjadi deskripsi kerjanya,” kata dia.
Pesan ketiga, kata dia, ditujukan untuk aliansi dan organisasi masyarakat sipil yang cenderung mendikte dan memaksakan kehendak agar presiden berpihak pada KPK, dalam kekisruhan tersebut dan tidak melantik BG serta melanjutkan proses hukumnya. 
“Pesan dari pertemuan tersebut tentu saja berimplikasi bahwa langkah memaksakan kehendak dan mendikte ini bisa saja kemudian menarik gerbong dukungan dari mantan Danjen Kopassus,” kata dia.
Tentu saja hal ini, menurut dia, akan membangun dilema bagi dukungan politik, karena salah satu alasan kalangan masyarakat dan organisasi sipil adalah calon lainnya Prabowo. 
“Artinya presiden jokowi sudah menangkap pesan apa yang menjadi konsern dari koalisi masyarakat sipil tersebut dan biarkan presiden memutuskan mana yang terbaik,” kata dia.
Keempat, menurut dia, pesan untuk kpk dan polri. Pesan tersebut, sambung dia, cenderung ingin menegaskan bahwa sebagai akibat dari situasi yang tidak kondusif, maka presiden ingin menyampaikan bahwa permasalahan tersebut akan berakhir pada transaksi di tingkat elit, yang mana akan berimplikasi pada kerugian yang lebih besar bagi kpk maupun polri.
“Sehingga akan lebih baik untuk fokus pada penuntasan permasalahan tersebut dalam konteks penegakan hukum,” tegas dia.
Terakhir, pesan ditujukan untuk DPR yang mana konstelasi politik dapat saja berubah bergantung pada kepentingan dan kemungkinan dukungan yang saling menguntungkan. 
Ia mengatakan, langkah sejumlah fraksi yang mempermasalahkan langkah apapun yang diambil oleh presiden, dan akan melakukan penjegalan pada program dan perencanaan yang dilakukan akan terbentur dilakukan. 
“Mengingat Jokowi juga telah mengantisipasi kemungkinan itu dengan melakukan pertemuan dengan prabowo. Hal ini dipertegas oleh prabowo bahwa selama untuk kepentingan publik maka KMP menjamin akan mendukung. Artinya pesan yang harus digarisbawahi bahwa perlu penekanan bahwa dukungan KIH harus tetap bulat pada presiden apapun pilihan Presiden Jokowi,” demikian Muradi.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Ridwan Hisam: Dari Saya Cilik PSSI Tak Pernah Terbuka

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua Umum Komisi X DPR RI, Ridwan Hisam mengatakan terdapat dua permasalahan penting yang ada pada Persatuan Sepakbola Se-Indonesia (PSSI) selama ini. Menurutnya, dua masalah tersebut adalah prestasi dan keterbukaan.
“Prestasi PSSI mulai saya cilik sampai sekarang ini ngga ada itu. Kalau prestasi ya sudahlah kita serahkan saja, tapi yang kedua ini masalah keterbukaan yang harus dibicarakan lagi,” ujar Ridwan di Aktual Forum dengan tema “Mau Dibawa Kemana Sepakbola Indonesia” di Warung Komando Jakarta, Minggu (1/2).
Lebih lanjut dikatakan Ridwan, dirinya meminta PSSI untuk lebih terbuka, terutama dalam masalah keuangan. Pasalnya, kata dia, Komisi X dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan mendorong industri olahraga di Indonesia untuk bisa dijadikan bisnis yang menguntungkan.
“Pak Jamal ya buka aja, kalau untung bilang untung, selama ini ngga ada keterbukaan. Kita dorong sport industry, cabang olahraga mana saja yang bisa menghasilkan uang, tapi yang ada prestasinya,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Ketum The Jak Berharap Tim 9 Berangus Mafia Sepakbola

Jakarta, Aktual.co —  Isu soal mafia sepakbola serta konspirasi masih membanyangi perkembangan sepakbola Indonesia hingga saat ini. Langkah Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) membentuk tim 9 guna membenahi serta memberangus praktik pengaturan skor masih belum ada hasil.
Demikian hal itu disampaikan oleh perwakilan suporter, Ketua Umum Jak Mania Jakarta Richard Achmad Supriyanto.
“Mafia dan konspirasi ini memang melekat bagi kami para suporter. Sudah ada perbaikan tapi isu mafia dan konspiratif pertandingan masih ada,” kata Richard dalam acara diskusi Aktual Forum dengan tema “mau dibawa kemana sepakbola Indonesia? Di Warung Komando Jakarta, Minggu (1/2).
Bahkan, Richard menuding praktik mafia masih bisa dilihat sampai detik ini.”Arema vs Semen Padang itu nyata betul walau tidak ada bukti,” tudingnya.
Untuk itu, Richard berharap banyak pada Tim 9 bentukan Kemenpora untuk memulihkan sepakbola Indonesia dari campur tangan mafia sepakbola.”Mereka dikasih target 3 bulan, saya bilang pak bisa ga satu bulan selesai,” desaknya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Target PSSI Cuma Kembalikan Indonesia ke Peringkat 130

Jakarta, Aktual.co — Executive Commite PSSI, Djamal Aziz mengatakan bahwa tolak ukur perkembangan sebuah olah raga seperti sepakbola itu dilihat dari prestasi yang diterima. Dan itu tidak mudah dalam meraihnya.
Sebab, sejak kekisruhan yang terjadi sekitar dua tahun lalu yang membuat dualisme federasi itu membuat rengking sepak bola Indonesia di FIFA ‘terjun bebas’.
“Jadi kalau mau dibawa kemana sepakbola ini, yang pasti dibawa untuk keprestasi, tetapi itu tidak mudah, renking kita di FIFA menempati posisi 172 dari sebelumnya di rengking 157 dan sempat diperingkat 159,” kata Djamal dalam acara Forum Aktual, di Warung Komando, Jl. Dr Saharjo No 1 Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (1/2).
Ia pun mengatakan, dalam kepengurusan PSSI ini menargetkan akan mengembalikan posisi persepakbolaan Indonesia kembali kepada posisi semula di renking 130, sebagai salah satu prestasi.
“Target kita kembalikan ke renking 130 yang sempat turun, akbiat gonjang ganjing,” tandas mantan Anggota Komisi X DPR RI.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Nebby

Berita Lain