30 Desember 2025
Beranda blog Halaman 38952

PSSI: Yang Bisa Kasih Perintah FIFA Bukan Pemerintah

Jakarta, Aktual.co —  Anggota Executive Committee (Exco) PSSI, Djamal Aziz menegaskan, pemerintah melalui Tim Sembilan tidak bisa melakukan intervensi terhadap kepengurusan sepakbola Indonesia.
“Kita (PSSI) memang anggota KONI atau pemerintah. Tapi mereka tidak bisa melakukan perintah terhadap kepengurusan PSSI, Yang bisa memerintahkan kita itu FIFA, bukan KONI atau pemerintah,” kata Djamal dalam Aktual Forum, dengan tema “Mau Dibawa Kemana Sepakbola Indonesia?” di Jakarta, Minggu (1/2).
Pernyataan Djamal ini, terkait dengan pembentukan Tim Sembilan oleh Kemenpora yang ditugaskan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja PSSI.
Djamal mengungkapkan, PSSI ingin membawa sepakbola Indonesia untuk bisa berjaya di kancah internasional. Namun, tegas Djamal, pemerintah jangan melakukan intervensi terhadap kinerja PSSI.
“Kita mau bawa sepakbola Indonesia menuju kejayaan. Target kita 130 di rangking FIFA. Tapi kita juga mau, apa yang kita lakukan jangan diintervensi,” tegas Djamal.
Untuk menyelesaikan permasalahan dalam sepakbola, kata Djamal, pemerintah dan PSSI harus bisa duduk bersama, membahas hal tersebut.
“Kita mau duduk bersama dengan pemerintah, bagaimana mengembangkan sepakbola,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Nebby

Selama 1 Bulan, 60 Kasus DB Tercatat di Klungkung

Jakarta, Aktual.co — Kabupaten Klungkung, Bali tercatat 60 kasus demam berdarah (DB) selama bulan Januari 2015, sebagian besar mereka mendapat perawatan di RSUD setempat.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menyempatkan diri melihat kondisi para pasien yang tengah mendapat perawatan di RSUD setempat, Sabtu (1/2).
Dari 60 pasien yang mendapat pelayanan di RSUD Klungkung 48 di antaranya merupakan pasien dari daerah tersebut, dan 22 orang sisanya merupakan pasien rujukan dari RSUD Karangasem.
Bupati Suwirta didampingi Kabid Pengkajian dan Pengembangan Dinas Kesehatan setempat dr Nyoman Kusuma meninjau ke sejumlah ruangan tempat pasien DB dirawat.
Para pasien DB didominasi dari Desa Gunaksa dan Desa Tusan termasuk Desa Tegak, Kecamatan Klungkung.
Bupati Suwirta menjelaskan bahwa, penyakit DB disebabkan oleh nyamuk aedes aegepty dan nyamuk itu hidup di lingkungan yang airnya tergenang.
“Saya meyakini nyamuk itu hidup di wilayah yang sanitasinya tidak terpelihara, utamanya air-air yang tergenang,” jelas Bupati Suwirta.
Ia mengharapkan agar masyarakat bisa melaksanakan program kebersihan lingkungan serta melakukan pengurasan dan penimbunan.
Selain itu Dinas Kesehatan diminta melakukan pemetaan wilayah yang mana menjadi endemic DB. “Ini kan kejadian berulang-ulang, wilayah ini selalu menjadi langganan DB, tahun ini kita hapus predikat langganan ini,” ujar Bupati Suwirta.
Langkah riil yang diambil untuk memberantas DB dengan mencanangkan Gerakan Serentak (Gertak) DB. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan setiap hari Jumat.
“Kita berhenti dulu berolahraga, kita mau menuntaskan DB dengan Gertak,” papar Bupati Suwirta.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Semen Padang Pilih Goran Gancev Gantikan Dzumafo

Padang, Aktual.co — Terjawab sudah siapa pengganti Herman Dzumafo untuk mengisi slot pemain asing Semen Padang FC.
Manajemen Semen Padang dikabarkan memilih pemain asal Makedonia, Goran Gancev untuk memperkuat lini belakang tim julukan Kabau Sirah tersebut. 
Terpilihnya Goran, setelah Semen Padang melakukan seleksi dalam beberapa kali latihan terhadap dua pemain lainnya yakni Bruno Casimir dan Cristian Febre.
Kabar terpilih Goran tidak ditampik oleh sang pelatih, Nil Maizar. “Pilihan team pelatih adalah Goran Gancev. Kelebihannya karena visi bermainnya bagus, kalau hal lain langsung ditanyakan kepada manajemen,” ujarnya via pesan singkat yang diterima Aktual, Minggu (1/2)
Selain itu, Manager Semen Padang, Asdian juga membenarkan hal tersebut. Dikatakannya, informasi itu telah diterima setelah melakukan pembahasan sore tadi bersama tim pelatih. 
“Goran yang diterima, alasanya secara fisik, teknik dan juga taktikal lebih baik, tim pelatih menyampaikan begitu,” katanya di Padang.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

IPW: Sudah Cukup Bukti Bagi Polisi Tersangkakan Abraham Samad

Jakarta, Aktual.co —  Indonesia Police Watch (IPW) berpendapat bahwa pemeriksaan terhadap saksi pemilik unit apartemen Capital Residences yang membenarkan pertemuan antara Ketua KPK Abraham Samad dengan elit PDI Perjuangan, menunjukan adanya kejahatan serius.
Demikian dikatakan Ketua Presidium IPW, Neta S Pane dalam keterangan tertulisnya yang diterima Aktual.co, di Jakarta, Minggu (1/2).
“IPW menilai, Keterangan saksi kepada penyidik maupun pers makin menunjukkan ada kejahatan serius yang sedang terjadi di KPK, yakni dugaan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh oknum pimpinan KPK,” kata dia.
Menurut dia, kesaksian itu makin menunjukkan bahwa Samad selama ini diduga melakukan kebohongan publik dengan mengatakan semua yang dituduhkan dalam kasus ‘Rumah Kaca Abraham Samad’ adalah fitnah. 
Ia mengatakan, dengan adanya kesaksian ini hendaknya mata publik semakin terbuka bahwa oknum-oknum KPK bukanlah malaikat.
“Sehingga diharapkan publik bisa bersikap objektif dan tidak membabibuta membela oknum pimpinan KPK yang bermasalah,” seru dia.
“Apalagi saksi tersebut adalah teman dekat Samad yang menjelaskan apa yang terjadi di apartemennya yang “dipinjam” Samad,” tambah dia.
Oleh karena itu, ujar Neta, dengan adanya kesaksian ini akan semakin mudah bagi Bareskrim Polri untuk menjerat Samad secara pidana. Karena itu IPW berharap Polri bisa bekerja cepat untuk memanggil dan memeriksa Samad.
“Enam alat bukti yang dimiliki Bareskrim sudah cukup kuat untuk menjerat Samad dalam kasus pidana Rumah Kaca,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Nebby

Longsor Rusak 2 Rumah di Temanggung

Jakarta, Aktual.co — Sebuah tebing setinggi 10 meter di Dusun Kedawung, Desa Karangwuni, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, longsor mengakibatkan dua rumah rusak.
Kepala Desa Karangwuni, Kecamatan Kranggan, Ibnu Suboyo, di Temanggung, Minggu mengatakan longsor yang terjadi pada Sabtu (31/1) petang tersebut mengakibatkan rumah Siti Amirah dan Sucipto rusak.
Ia mengatakan tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut, namun teras rumah Siti Amirah rusak karena di bagian bawahnya longsor menimpa dapur rumah Sucipto.
Ia menuturkan longsor terjadi setelah hujan deras sejak Sabtu siang.
“Karena tanah labil dan tidak kuat menahan beban air maka tebing longsor,” katanya.
Ia mengimbau warga untuk selalu waspada terhadap tanah longsor, terutama saat terjadi hujan deras.
Korban Sucipto menagatakan saat terjadi longsor sedang berada di dalam rumah bersama anaknya Wati.
“Saya kaget, saya kira petir menyanbar pohon, ternyata teras rumah Bu Siti ambrol dan dapur rumah saya terkena longsor,” katanya.
Saat ini warga dibantu sejumlah anggota TNI/ Polri sedang kerja bakti membersihkan longsoran.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Konflik KPK-Polri, Pengamat: Saatnya Hukum Bicara

Jakarta, Aktual.co — Semua warga negara Indonesia baik sipil maupun aparatur pemerintah, termasuk anggota Polri, sudah saatnya harus taat dan patuh terhadap hukum negara.
Demikian disampaikan, pengamat hukum dari Universitas Al Azhar Suparji Ahmad.
“Kalau terbukti bersalah, ya harus dihukum sebagaimana mestinya, tanpa terkecuali,” kata Suparji saat berdiskusi di Jakarta, Minggu (1/2).
Ia mengatakan bahwa di hadapan hukum, semua warga negara tidak ada kekebalan, dan tidak perlu membutuhkan banyak alasan jika sudah ada bukti bersalah.
“Kenapa harus banyak pertimbangan jika ingin menghukum orang, aparat harus tegas, jangan dimain-mainkan dengan alasan yang tidak masuk akal,” katanya.
Menurutnya, polemik antara KPK dan Polri memperlihatkan kurangnya ketegasan hukum, seharusnya tidak perlu ada masalah lain yang dikaitkan.
“Kalau memang KPK mempunyai bukti menangkap oknum Polri atau sebaliknya, langsung ditindak saja, tidak perlu ada skenario yang terlihat seperti perayaan, apalagi memainkan monentum penangkapan, itu tidak baik,” ujarnya.
Jika keadaan polemik KPK-Polri tidak membaik, ia mengkhawatirkan akan semakin banyak nuansa politik yang bisa mengintervensi kebijakan-kebijakan penegak hukum.
“Jangan dibiarkan berlarut, baik KPK atau Polri, ketika memiliki bukti yang sudah cukup kuat, langsung bertindak saja, terlalu banyak pertimbangan justru bisa menjadi indikasi pengaruh politik,” tuturnya.
Ia berharap, polemik yang terjadi bukan bertujuan untuk mencari-cari kesalahan antarinstansi, tetapi memang berdasarkan atas tanggung jawab kewajiban dalam menjalankan tugas dan peran masing-masing.
 

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Berita Lain