27 Desember 2025
Beranda blog Halaman 38982

Soal Pelaporan Samad, Komisi III Masih Menunggu

Jakarta, Aktual.co — Polemik yang menimpa Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad terkait sejumlah pertemuannya dengan elit politik PDI Perjuangan, untuk maju sebagai calon wakil presiden ketika itu terus menuai persepsi publik.
Setelah Plt Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto yang membenarkan adanya pertemuan dirinya dengan Abraham Samad di Capital Residences Kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta Selatan. Pasalnya, pertemuan itu pun diperkuat, oleh pemilik unit Capital Rersidence SCBD, Supriansyah.
Pertemuan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad dan petinggi PDI Perjuangan dikediamannya itu. Dalam pertemuan itu, dia melihat ada nama Hasto dan Tjahjo Kumolo.
Setidaknya, pengakuan itu pun sudah dibenarkan oleh dua saksi, sehingga cerita pertemuan tersebut bukan lagi seperti yang diopinikan publik, sebagai hal yang mengada-ada.
Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PPP, Arsul Sani mengatakan, jika dalam kasus ini komisi III DPR RI lebih pada bersifat pasif dan menunggu. Tidak dalam ranah untuk mendesak KPK membentuk komite etik di kasus Abraham Samad.
“Kalau posisi komisi III, kalau kita lihat ini kan semua komisi III sebagai institusi, kita menunggu saja,” kata Arsul kepada wartawan, di Komplek Parlemen, Senayan, Jumat (30/1).
Ia berpadangan, jika komisi III DPR RI melakukan, semisal rapat dengar pendapat (RDP) dengan KPK, lalu dalam prosesnya, sejumlah hal terkait dengan penangan KPK ditanyakan. Kata dia, ada kekhawatiran, komisi hukum ini akan dinilai bertentangan dengan koalisi masyarakat sipil yang mendukun institusi antirasuah tersebut.
“Kita khawatir begini, misalnya kita mengundang KPK, dalam RDP, teman-teman ini kan memang sebagai anggota DPR punya kebebasan untuk bertanya apapun kan boleh. Nah hal ini kalau misalnya itu yang terjadi, saya sendiri merasa bahwa itu kurang bagus dan jadi jelek DPR ini, dimana seolah-olah juga ada dipihak berlawanan dengan temen-teman koalisi masyarakat sipil,” tutur Wakil Sekjen PPP versi muktamar Surabaya itu.
“Kalau pribadi-pribadi boleh. Adanya kenceng (kritisi) KPK, ada juga yang tidak,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Ahok: Pembangunan LRT Lebih Mudah Dibanding Monorel

Jakarta, Aktual.co — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai pembangunan “Light Rapid Transit” (LRT) lebih mudah dibandingkan monorel.

“Secara teknis, pembangunan LRT lebih mudah dibandingkan monorel. Sehingga, lebih baik kita bangun LRT dari pada monorel,” kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (30/1).

Menurut dia, walaupun pembangunan LRT batal dianggarkan didalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI, pihaknya optimis rencana tersebut tetap dapat direalisasikan.

“Pembatalan itu memang benar. Maka dari itu, dalam pembangunannya nanti kita akan libatkan pihak swasta serta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),” ujar Basuki.

Dia menuturkan, meskipun melibatkan pihak swasta, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI maupun swasta juga akan mendapatkan dari keuntungan dari proyek tersebut.

“Secara keseluruhan, kalau dihitung-hitung lagi, Pemprov DKI dan swasta akan sama-sama untung dari proyek LRT. Toh ini merupakan proyek untuk transportasi umum,” tutur Basuki.

Selain itu, dia pun menargetkan pembangunan fisik sarana transportasi massal tersebut dapat dimulai sesegera mungkin pada tahun ini, sehingga diharapkan telah rampung saat penyelenggaraan Asian Games 2018 mendatang.

“Kita mau kejar pembangunan LRT supaya bisa rampung saat Asian Games. Transportasi ini kan juga dibangun untuk mendukung kelangsungan Asian Games di Jakarta nanti. Jadi, kita targetkan tiga tahun sudah selesai,” ungkap Basuki.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Penulis Aceh Terbitkan Novel Riwayat Perjuangan Jenderal Sudirman

Banda Aceh, Aktual.co — Penulis asal Aceh, Ayi Jufridar menerbitkan novel tentang Jenderal Besar Sudirman. Novel yang berjudul “693 KM, Jejak Langkah Sudirman” itu mengupas tuntas riwayat perjuangan Jenderal Besar Sudirman, jenderal pertama dalam sejarah Indonesia.

Novel setebal 328 halaman itu diterbitkan oleh Noura Books Bandung, Jawa Barat. Sejumlah tokoh dan artis juga menuliskan catatannya tentang novel berlatar belakang sejarah tersebut.

“Novel ini berlatar sejarah. Saya mewawancarai beberapa anak Jenderal Sudirman dan keluarganya. Sehingga, bisa ditarik sisi-sisi kemanusian dari Jenderal Sudirman yang sangat kokoh dalam prinsip menegakkan Indonesia Merdeka,” terang Ayi Jufridar kepada Aktual.co, Jumat (30/1).

Dia berharap, agar novel keempatnya tersebut bisa diterima pasar dengan baik. Selain itu, novel itu bisa menjadi bacaan semua usia dan semua profesi.

“Sehingga, dari novel ini kita bisa memperkaya pemahaman kita tentang sejarah Jenderal Sudirman,” ujar anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Lhokseumawe itu.

Saat ini, lanjut Ayi, novel tersebut telah bisa didapatkan di seluruh toko buku Gramedia dan toko buku lainnya di Indonesia. Dalam novel itu, sejumlah tokoh menuliskan catatannya.

Mantan Sekretaris Kabinet Indonesia Bersatu periode 2010-2014, Dipo Alam menyebutkan novel itu telah memperkaya novel fiksi sejarah di Indonesia. Sementara itu, artis Happy Salma menyebutkan novel tersebut sungguh membuat dirinya merasa lebih dekat secara emosial dengan Jenderal Sudirman.

Artikel ini ditulis oleh:

Polisi Berlakukan Tembak Ditempat Pelaku Kejahatan

Jakarta, Aktual.co — Maraknya aksi kriminalitas yang terjadi di wilayah hukum Polda Metro Jaya, membuat petugas kepolisian mengambil sikap tegas. Salah satunya dengan menindak pelaku kejahatan yang bertindak meresahkan masyarakat dengan menembak pelaku di tempat.
Hal tersebut disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Martinus Sitompul kepada wartawan, Jumat (30/1).
“Secara prosedur penangkapan pelaku kejahatan memang upaya tegas penembakan kepada pelaku itu tahap terakhir,” katanya.
Dikatakan Martinus bahwa tembak ditempat terhadap pelaku kejahatan merupakan langkah terakhir yang dilakukan apabila tembakan peringatan sebanyak tiga kali tidak diindahkan. Bahkan tembak ditempat diberlakukan apabila terjadi perlawanan atau membahayakan jiwa petugas maupun masyarakat, maka petugas dibolehkan mengambil tindakan tegas.
“Anggota Polri boleh menindak tegas pakai senjata api yang dimilikinya untuk melumpuhkan pelaku kejahatan. Kalau perintah secara langsung belum ada,” katanya. 

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Tunggu Hasil Pra Peradilan, DPR Dukung Langkah Budi Gunawan Tak Penuhi Panggilan KPK

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon mengisyaratkan mendukung langkah Komjen pol Budi Gunawan yang tidak memenuhi panggilan pemeriksaan oleh KPK dalam kasus dugaan gratifikasi.
Menurut dia, alangkah baiknya bila proses pemeriksaan menunggu hasil pra peradilan yang diajukan oleh Budi Gunawan ke Pengadilan Jakarta Selatan.
“Mungkin ada baiknya kalau ada proses pra peradilan, tunggu saja,” kata dia, di Jakarta, Jumat (30/1).
Pun demikian, sambung Wakil Ketua Umum DPP Gerindra itu mengatakan, dalam pemeriksaan terhadap seseorang ada sejumlah prosedur yang harus dipenuhi, dan setiap orang pun harus patuh kepada hukum.
“Kalau alasan masuk akal, masih ada beberapa kali untuk memenuhi, harus ada penjelasan,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Negara Arab Ingin Australai Keluar Dari AFC

Jakarta, Aktual.co — Pimpinan sepak bola Asia mengakui ada keinginan dari sejumlah kalangan negara-negara kawasan Teluk, agar Australia keluar dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), karena dinilai kurang memberi manfaat yang diinginkan.

Tuan rumah Australia akan menghadapi Korea Selatan pada final Piala Asia Sabtu (31/1). Ini merupakan final kedua Australia, sejak mereka pindah keanggotaan dari Oseania ke Asia tahun 2006.

Dalam wawancara dengan surat kabar Dubai Al-Ittihad, Presiden AFC Salman Bin Ibrahim Al-Khalifa mengatakan bahwa, memang ada suatu keinginan dari federasi-federasi sepak bola negara-negara Arab agar keanggotaan Australia ditinjau lagi.

“Ya, memang, ada indikasi keinginan negara-negara Asia Barat untuk mencoret Australia dari AFC,” katanya dikutip dari Reuters, Jumat (30/1).

“Namun saya juga tahu bahwa bukan hanya negara-negara Arab yang kurang yakin dengan nilai-nilai manfaat dari masuknya Australia dalam sepak bola Asia,” katanya menambahkan.

Para penentang kepindahan Australia ke Asia mengatakan bahwa keuntungan hanya untuk satu pihak saja. Kepindahan itu untuk mencari persaingan yang lebih kompetitif dan memudahkan langkah tim dari negeri kangguru ke putaran final Piala Dunia.

“Socceroos” telah dua kali lolos ke putaran final Piala Dunia lewat jalur kualifikasi Asia, sementara negara-negara Arab yang sejak 1990 hingga 2006 selalu ada wakilnya di Piala Dunia, tidak ada yang lolos pada dua event terakhir di Afsel dan Brazil.

Qatar akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, dan jika mereka kandas pada babak kualifikasi untuk Piala Dunia Rusia 2018, maka Qatar akan menjadi tim tuan rumah pertama dalam sejarah yang tidak lolos pada putaran final sebelumnya.

Asia mendapat empat tempat pada Piala Dunia, dengan tim kelima ditentukan melalui playoff antarbenua.

Al-Khalifa, yang menduduki jabatan Presiden AFC pada 2013, mengatakan belum ada mekanisme untuk meninjau ulang kesepakatan tahun 2005 tentang penerimaan keanggotaan Australia di AFC.

“Keputusan untuk menerima Australia sudah melalui pertimbangan bertahun-tahun, sebelum saya menjadi ketua AFC,” katanya.

“Keputusan dalam sidang umum AFC tidak menyebutkan bahwa ini sebagai percobaan untuk dievaluasi apakah Australia akan lanjut dengan AFC,” katanya.

“Ada beberapa federasi yang menilai Australia tidak perlu meninggalkan Asia, tapi kami tidak bisa membuat keputusan hanya berdasarkan opini-opini,” katanya.

“Setiap keputusan mengenai keanggotaan Australia harus dari sidang umum,” tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain