29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39098

Dapat Rapor Merah, KAMMI Tolak Jokowi di Sumut

Medan, Aktual.co — Kehadiran Presiden Joko Widodo ditolak oleh elemen mahasiswa di Medan karena dinilai mendapat rapor merah selama 100 hari pemerintahannya.
Penolakan itu berasal dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Wilayah Sumatera Utara dengan menggelar aksi unjuk rasa di depan DPRD Sumut, jalan Imam Bonjol, Medan, Selasa (27/1).
“100 hari kepemimpinan Jokowi mencetak raport merah. Realitanya dari semua kebijakan yang diambil Jokowi sangat bertolak belakang dengan janji visi misinya serta harapan masyarakat Indonesia,” kata pimpinan aksi, Riki Ardoni.
Menurut Ardoni, rapor merah di 100 hari kepemimpinan Jokowi itu sejak penaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) secara tiba-tiba. Lalu dugaan adanya bagi-bagi jatah menteri ke partai politik yang lebih besar, mengangkat Jaksa Agung dari orang partai politik pengusungnya.
Selanjutnya, Jokowi mengangkat salah satu hakim Mahkamah Konstitusi juga dari partai pendukungnya.
“Padahal, dahulu Jokowi berjanji dan punya komitmen memberantas koruptor di Indonesia, dan menegakkan KPK dengan sebaik-baiknya. Maka dengan ini kami menolak Jokowi datang ke Sumut,” tegasnya.
Dalam aksinya, tampak juga spanduk besar yang dibawa massa KAMMI. Spanduk itu berisi tulisan kritik terhadap Jokowi, “100 Hari Jokowi-JK jadi Boneka. Jokowi Khianati Amanah Rakyat.”
Presiden Jokowi hari ini melakukan kunjungan di sejumlah tempat di Sumatera Utara. Salah satunya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Batubara.

Artikel ini ditulis oleh:

Pengacara BG Bantah Kliennya Penentu Cawapres Jokowi

Jakarta, Aktual.co — Kuasa hukum tersangka Komjen Pol Budi Gunawan, Fredrich Yunadi, membantah kliennya turut menentukan calon wakil presiden (cawapres) pendamping Joko Widodo (Jokowi) pada pilpres 2014 lalu.
“Saya rasa itu adalah kabar burung. Itu enggak bener karena saya tahu BG itu adimakayasa. Saya tahu beliau itu sudah lama,” kata Fredich, di Polres Jakarta Selatan, Selasa (27/1).
Meski begitu, Fredrich mengakui kliennya bekas ajudan Megawati Soekaroputri saat menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
“Beliau itu memang pernah jadi ajudan (Megawati), tapi dalam hal ini, kan dia tidak pernah mengajukan apa-apa,” tandasFredrich.
Sebelumnya, penetapan Komjen (Pol) Budi Gunawan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan buntut dari proses penjaringan calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Jokowi. Pasalnya, pada saat itu Budi Gunawan banyak memberi masukan, termasuk mengusulkan nama Jusuf Kalla (JK) sebagai cawapres.
“Iya betul ada BG saat pertemuan antara Abraham Samad dengan orang-orang PDIP. Ada persepsi kegagalan dari Abraham Samad sebagai calon wakil presiden sehingga balas dendam,” kata Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (23/1).
Hendrawan menceritakan, dalam pertemuan tersebut, Budi Gunawan mempunyai akses dengan lingkaran satu PDI Perjuangan. Saat itu, lanjut Hendrawan, BG  banyak memberikan masukan untuk tidak memilih Samad dan lebih mengusulkan nama Jusuf Kalla. 
“Ada kesan seperti itu sehingga Abraham Samad marah kepada Budi Gunawan,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

PDIP: Ada Celah Jatuhkan Jokowi

Jakarta, Aktual.co — Anggota DPR RI dari PDIP, Effendi Simbolon mengatakan, ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh lawan politik untuk menjatuhkan Presiden Joko Widodo.
“Ya tentu melihat perkembangan bahwa 100 hari Jokowi-JK ada celah-celah yang kalau oleh lawan politiknya itu memang berpotensi untuk dilakukan proses menjatuhkan pemerintahan sekarang. Itu poin saya,” kata Effendi Simbolon, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (28/1).
Oleh karena itu, ia menyarankan Jokowi untuk segera berbenah dan kembali ke khittohnya.
“Sehingga penyelengaraan negara, khususnya di eksekutif itu bener-benar di relnya dan sesuai dengan konstitusi. Jangan terlalu reaktif melakukan tindakan-tindakan, itu saya ingatkan,” kata Effendi.
Ia juga menyebutkan, adanya celah-cela seperti ini berpeluang untuk lawan politiknya menjatuhkan posisinya.
“Walaupun itu bukan upaya lawannya. Jadi berbeda, ini karena kesalahannya Jokowi sendiri. Kesalahannya itu mampu dimanfaatkan lawan politiknya.”

Artikel ini ditulis oleh:

Satu Begal Motor di Depok Ditembak Mati

Jakarta, Aktual.co — Berusaha melawan petugas saat penggerebekan begal motor di Depok, satu dari empat pelaku tewas ditembak. Pelaku sendiri diduga merupakan komplotan perampok yang kerap berkeliaran dan menghantui warga di Depok. 
“Pelaku yang ditembak itu diyakini adalah pemain begal motor yang kerap beraksi menggunakan senjata tajam dan pistol yang beraksi di Depok,” ujar Wakapolresta Depok, AKBP Irwan Anwar kepada wartawan, Selasa (27/1).
Dikatakan Irwan bahwa penggerebekan yang dilakukan oleh pihaknya bermula saat kepolisian Tangerang tengah melakukan pengembangan hingga ke wilayah Depok. Saat itu koordinasi antara Depok dan Tangerang terjalin hingga dilakukan penggerebekan disalah satu tempat yang diduga menjadi tempat persembunyian pelaku.
“Iya, jadi rekan-rekan Tangerang sedang melakukan pengembangan hingga ke Depok ini,” katanya.
Namun kata Irwan hingga saat ini pihaknya masih memburu pelaku lain yang berhasil melarikan diri. 

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Terpidana Mati Bali Nine Dijenguk Kerabat

Saudara dari Myuran Sukumaran, Chintu Sukumaran (kedua kiri) bersama keluarganya berkunjung di Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan, Denpasar, Selasa (27/1/2015). Dua warga Australia terpidana mati dalam kasus penyelundupan heroin atau disebut anggota Bali 9 yaitu Myuran Sukumaran dan Andrew Chan akan mengajukan memori peninjauan kembali atas kasusnya itu melalui tim penasihat hukumnya setelah permohonan grasinya ditolak presiden. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Gempa Nias, Warga Sibolga Sempat Panik

Medan, Aktual.co — Gempa 5,6 Skala Richter di Kabupaten Nias Utara, turut dirasakan warga di pesisir pantai barat Sumatera Utara.
Informasi dihimpun, gempa sempat membuat warga di Kota Sibolga panik. Sejumlah anak sekolah yang sedang dalam proses belajar mengajar berhamburan keluar kelas.
“Gak terlalu terasa, tapi anak-anak dan guru sekolah sempat keluar kelas dan panik, cuma gak lama lah,” ujar seorang guru kepada Aktual.co, Selasa (27/1).
Sementara itu, warga Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapteng Hendrik menuturkan hal serupa. Warga sempat takut kalau-kalau terjadi tsunami.
“Usai gempa, warga ramai-ramai melihat air laut, ya, kalau surut tiba-tiba, bisa jadi itu pertanda akan tsunami,” katanya.
Diketahui, gempa dengan kekuatan 5,6 skala richter mengguncang daerah Nias Utara, Sumatera Utara, pukul 07.53 Wib, Selasa (27/1).
Dari informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nias Utara dilaporkan lokasi gempa terjadi di 1,37 Lintang Utara, 97,33 Bujur Timur atau 9 kilometer Barat Laut dari Nias Utara di kedalaman 10 kilo meter. Namun BPBD memastikan gempa tidak berpotensi tsunami.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain