30 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39209

Bos Semen Indonesia Siap Genjot Ekspansi Regional

Jakarta, Aktual.co —  PT Semen Indonesia (Persero) telah resmi mengangkat Suparni sebagai Direktur Utama perseroan menggantikan Dwi Soetjipto yang hengkang menjadi Bos PT Pertamina (Persero).

Suparni mengaku akan memfokuskan pengembangan bisnis perseroan ke tingkat internasional dalam rangka menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.

“Ekspansi regional kita akan terus lakukan, karena SDM dan potensi pasar di sana, ekspansi ini sifatnya harus terus-menerus, ini pekerjaan yang menjadi perhatian kita,” kata Suparni saat ditemui usai menggelar RUPSLB di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (23/1).

Ia juga menegaskan bahwa dirinya akan terus melakukan negosiasi dengan pemerintah Myanmar sembari menjajaki beberapa negara lainnya, meski rencana ekspansinya di Myanmar itu tengah menemui jalan buntu. Negara-negara yang menjadi rencana ekspansi lainnya mulai dari Laos, Kamboja, Banglades dan beberapa negara yang masih dalam satu wilayah.

Meski begitu, selain menggencarkan ekspansi ke regional, Semen Indonesia juga akan mengembangkan produksi di domestik. Hal itu ditandai dengan pembangunan pabrik pengolahan di Rembang yang memiliki kapasitas 3 juta ton per tahun dan di Indarung, Sumatra Barat dengan kapasitas yang sama.

“Kalau dilihat total dari dua pabrik itu investasinya sekitar Rp9 triliun, itu akan mendukung program pembangunan infrastruktur Pemerintah,” tukasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Ini Buka-bukaan Pelapor Kasus BW

Jakarta, Aktual.co — Sugianto Sabran yang merupakan pihak yang melaporkan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, terkait dengan kasus memberikan keterangan palsu di persidangan Mahkamah Konstitusi.
Sugainto pun buka-bukan soal Bambang Widjojanto yang telah menyeting saksi-saksi yang dihadirkan di sidang perkara sengketa Pilkada Kotawaringin Barat, yang ketika itu diselenggarakan di Mahkamah Konstitusi.
“Mereka bilang kami diajarin oleh BW pak Ujang Iskandar dan kawan kawan. Diarahkan oleh saudara BW,” kata dia ketika dihubungi, Jumat (23/1).
Salah satu contoh, sambung dia, waktu pemilukada itu, dia menyebut sering terjadi pesta sexs. Ketika itu tim suksesnya melakukan pesta minum minuman keras. 
“Itu salah satu kesaksian di MK. Tapi salah satu saksi ini cuma menyatakan bahwa itu tidak melihat dan tidak mendengar.Kok bisa begitu kesaian di MK, kan gitu mas. Nah sehingga saya di diskualifikasi,” kata dia.
Dia pun mengaku, sudah melaporkan kepada kepolisian. Pelaporan itu, sambung dia, dilakukan saat jamannya Kapolri Timur Pradopo. 
“Ya betul mas, intinya saya disini minta penegakan hukum. Saya juga pernah minta keadilan dari jaman pak SBY,” kata dia.
Dia pun memastikan, pelaporan yang dilakukan itu tidak dibuat-buat atau pun mengada-ngada. Apalagi, klaim dia, sudah melaporkan hal tersebut sejak tahun 2010-2011. 
“Sebetulnya ini sudah lama dilaporkan, tapi keadaan politik waktu itu tidak menguntungkan jadi tidak bisa jalan. Pernah melaporkan antara 2010 dan 2011. Satu kali mas lapor,” kata dia.
Pelaporan itu, lanjut dia, sudah ditanggapi oleh Mabes Polri. Dia pun mengaku, pelaporan tersebut langsung dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan. 
“Saya melihat waktu itu sudah di BAP, saksi juga di BAP. tapi kenyataanya tidak berjalan selama dua tahun. Alhamdulillah sekarang berjalan dengan baik dalam rangka penegakan hukum. Apalagi yang saya lawan ini wakil ketua KPK mas,” kata dia.
Laporan: Wisnu Jusep

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Sugianto Pernah Laporkan BW ke KPK Tapi Tak Ditanggapi

Jakarta, Aktual.co — Bareskrim Mabes Polri menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto terkait dugaan memerintahkan memberikan keterangan palsu kepada saksi perkara sengketa Pilkada Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah di Mahkamah Konstitusi (MK) 2010.
Namun, penangkapan tersebut bukan tanpa sebab. Ternyata, Bambang dicokok penyidik polri setelah mendapatkan laporan yang dibuat oleh politisi PDIP, yakni calon Bupati Kota Waringin Barat Sugianto Sabran.
Kasus yang melilit pria yang akrab disapa BW ini, sudah pernah dilaporkan 2010 silam kemudian diperbarui kembali dengan adanya laporan polisi yang diterima Bareskrim pada 19 Januari 2015.
“Itu terjadi nggak ujuk-ujuk seolah-olah ini dipaksakan. Kita merasa selama ini kasus tersebut diabaikan. Apakah ini karena yang dihadapi komisioner KPK,” kata kuasa hukum Sugianto Sabran, Carrel Ticualu, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (23/1). 
Dengan penuh rasa sakit hati yang membekas lantaran Sabran pernah dikalahkan dalam persidangan di MK pada 2010 itu, yang menurutnya adalah ulah dari BW yang mempengaruhi saksi-saksi. Lantas, pihaknya pun kembali melakukan pelaporan terhadap BW.
Dia mengungkapkan, saksi yang pernah diperintah BW untuk memberikan kesaksian palsu meminta maaf pada kliennya. Serta mengakui, bahwa BW yang merekaya di persidangan. 
‎Tak hanya itu, ketua MahkamahKonstitusi (MK) Akil Mochtar kala itu dalam persidangan sempat mengatakan,” Kemudian dalam sidang Akil ada pengakuan Akilyang mengatakan dalam kasus Kobar, BW bermain. Itu jadi novum untuk melaporkan kasus,” bebernya.
Pihaknya pun pernah melapor ke KPK, tapi sayang tak pernah ditanggapi. Hingga diputuskan, untuk melapor ke Mabes Polri.
“Pernah kami melaporkannya ke KPK, tetapi tidak pernah ada tanggapan kepada kami dan BW nggak pernah diperiksa. Jadi kemana lagi mau melapor kalau bukan pada polisi ini yang diharapkan,” jelasnya
‎Dia menuturkan, setelah polisi menerima laporan. Kepolisian langsung mengusut, dan memeriksa saksi-saksi, saksi pelapor, dan dokumen secara maraton selama tiga hari.
Dalam kasus tersebut, Bambang Widjojanto, diduga melakukan tindak pidana memberikan keterangan palsu di bawah sumpah sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 242 KUHP jo pasal 55 KUHP.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Jelaskan Terakhir Bertemu BW, Abraham Samad Sedikit Sewot

Jakarta, Aktual.co — Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad sedikit sewot ketika menjelaskan kronologi terakhir bertemu dengan Bambang Widjojanto.
Samad mengaku, sempat menemani BW sehari sebelum dia ditangkap oleh Bareskrim Polri terkait kasus pemberian keterangan palsu di persidangan Mahkamah Konstitusi. Samad menuturkan, pada saat itu dia menemani BW hingga pukul 10.00 malam.
“Saya dan pak BW sampai jam10 malam, ketika beliau ingin menjenguk Abdee Slank. Saya memang sudah merasa firasat lain, saya bilang ke pak BW ‘saya temani anda’,” kata Samad di gedung KPK, Jumat (23/1).
Dia melanjutkan, sesampainya di rumah sakit, BW mengatakan, bahwa dia sudah merasa akan menjadi target, tanpa menjelaskan target tersebut. Bahkan BW sempat menyebut bahwa dia merasa tidak akan bertemu lagi dengan Samad.
“Ada hal-hal yang sangat sulit saya lupakan ketika dia bilang ‘pak Abraham ini malam mungkin malam terakhir buat kita’,” kata Samad tirukan perkataan BW.
“Tapi percayalah bahwa kita di KPK apapun terjadi kita akan terus tegar. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan, percayalah kedzaliman tidak akan pernah mengalahkan melawan kebenaran, kebenaran akan tampil suatu saat,” kata Samad.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

FIA Akan Melakukan Tindakan Hukum Atas Pernyataan Streiff

Jakarta, Aktual.co — Federasi Balap Mobil Internasional (FIA), akan mengumumkan tindakan hukum terhadap mantan pebalap Formula One (F1), Philippe Streiff. Ini dilakukan karena, Streiff melontarkan komentar tentang penanganan kecelakaan Jules Bianchi di Grand Prix Jepang.

Streiff yang saat ini menggunakan kursi roda karena kecelakaan F1 pada 1989, mengatakan bahwa, panel yang dibentuk untuk menyelidiki kecelakaan Bianchi di Suzuka, dibuat untuk mnghapus kewajiban FIA.

Namun, FIA membantah pernyataan itu dengan menunjuk pengacara untuk pengajuan keluhan pencemaran nama baik.

“Presiden FIA, Jean Todt serta Presiden Komisi Medis FIA, Gerard Saillant, kecewa dengan pernyataan yang dibuat oleh Philippe Streiff, dalam komentarnya terkait dengan kesehatan Jules Bianchi,” ujar pernyataan resmi FIA dikutip dari Crash.net, Jumat (23/1).

“Jean Todt dan Gerard Saillant menyatakan bahwa, komentar (Streiff) yang telah dipublikasikan di media tertentu, telah menghina dan memfitnah juga tidak berdasar karena menunjukkan niat jahat,” tambahnya menegaskan.

FIA menilai, pernyataan yang disampaikan Streiff itu, hanya menambah penderitaan keluarga Jules Bianchi.

Bianchi menderita koma dalam tabrakan di Grand Prix Jepang pada Oktober 2014 lalu dan masih dirawat di rumah sakit di Prancis.

Artikel ini ditulis oleh:

Jokowi Disarankan Berkaca ke SBY Tengahi Permasalahan KPK-Polri

Jakarta, Aktual.co — Presiden Joko Widodo disarankan bercermin kepada sikap pendahulunya, Susilo Bambang Yudhoyono dalam menangani permasalahan Komisi Pemberantasan Korupsi-Polri yang terjadi saat ini‎.
“Kepada presiden saya mengimbau untuk bertindak tegas. Belajar dari presiden sebelumnya bahwa tidak boleh mengintervensi institusi hukum,” mantan Wakil Ketua KPK Erry Riyana di kantor KPK, Jumat (23/1). Dia mengatakan, Presiden Jokowi seharusnya mengoreksi proses penangkapan maupun penetapan Bambang Widjojanto sebagai tersangka oleh Bareskrim. “Jangan berada pada satu pihak. Kita tidak punya waktu berselisih terlalu lama.”
Erry pun mengajak semua elemen duduk bersama dalam menyelesaikan persoalan antara KPK-Polri ini. “Jelaskan dimana indikasi yang melibatkan BW.”
“Saya tidak habis pikir kalau BW ditangkap proses hukum BG tidak berjalan. Yang bilang KPK bukan dewa, anak SD juga tahu,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Berita Lain