28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39232

Belasan Kabupaten di Aceh Berhasil Kendalikan Penyakit menular

Banda Aceh, Aktual.co — Sebanyak 12 kabupaten/kota di Aceh mendapat penghargaan bidang kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI atas keberhasilannya dalam pengendalian penyakit  menular itu. 
Gubernur Zaini Abdullah menyampaikan apresiasi atas kerja keras bupati/wali kota serta seluruh jajarannya, yang berhasil memberantas penyakit malaria.
Ke-12 kabupaten/kota yang meraih penghargaan itu yakni Pemerintah Kota Banda Aceh, Pemerintah Kota Sabang, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, Kota Lhoksemawe, Kota Langsa, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Utara dan Kota Subulussalam.
“Sebagaimana yang disampaikan Kementerian Kesehatan RI kepada saya, bahwa langkah pencegahan penyakit malaria di Aceh cukup berhasil,”ujar Gubernur Zaini Abdullah, di Meuligoe, Aceh, Kamis (22/1).
Selain itu, pemerintah kabupaten/kota yang belum berhasil meminimalisir penyakit malaria didesak agar bekerja keras untuk mengatasi penyakit itu.  “Kita berharap pada 2017, seluruh wilayah Aceh terbebas dari penyakit malaria,”  tegas gubernur.
Apresiasi diberikan pada lembaga seperti Unicef dan lembaga lainnya yang membantu mengatasi penyebaran penyakit malaria sejak 2005 sampai 2015. 

Artikel ini ditulis oleh:

Umat Katolik tetap Dilarang Gunakan Kata “Allah”

Kuala Lumpr, Aktual.co —Gereja Katolik Malaysia dilarang menggunakan kata ‘Allah’ dalam jurnal mingguan berbahasa Melayu yang diterbitkannya. Pelarangan ini semakin menguat setelah Gereja Katolik Malaysia kehilangan semua jalur hukum untuk mencabut larangan tersebut pada Rabu (21/1). 
Seperti dilaporkan Channel NewsAsia, lima anggota Pengadilan Federal menolak peninjauan ulang permohonan banding gereja tersebut untuk mencabut larangan penggunaan kata ‘Allah’, yang mulai diterapkan sejak 2007 lalu. Penolakan permohonan banding seiring dengan tidak persyaratan banding yang tidak terpenuhi. 
Keputusan pengadilan tersebut menandai berakhirnya perjuangan Gereja Katolik Malaysia selama enam tahun untuk dapat memakai kata ‘Allah’. Pihak berwenang menyatakan kata ‘Allah’ hanya dapat digunakan secara eksklusif untuk umat Muslim. 
“Apa yang bisa kita lakukan? Tangan kami diikat sekarang. Kami berharap dan berdoa agar terbuka jalan bagi kami, sehingga hak-hak minoritas tidak diabaikan,” kata editor jurnal Gereja Katolik Malaysia, Pastor Herald Lawrence Andrew, dikutip dari Channel NewsAsia, Rabu (21/1). Di Malaysia, umat Kristen adalah kalangan minoritas. Populasi umat Kristen sebesar 9 persen dari total 29 juta warga Malaysia.
Penggunaan kata ‘Allah’ untuk menggambarkan Tuhan yang sering digunakan baik oleh umat Muslim maupun Kristen, dilarang digunakan dalam publikasi agama, karena dinilai membingungkan dan dapat berpotensi merusak kedamaian umat beragama di negara tersebut. Pengamat menilai keputusan ini adalah contoh kegagalan pengadilan federal untuk menegakkan konstitusi Malaysia. 
“Pengadilan Apex dan Pengadilan Federal sepertinya enggan untuk menangani isu-isu politik. Namun, ini lebih dari sekedar isu politik,” kata Gan Peng Sieu dari Asosiasi Tionghoa-Malaysia.  “Pengadilan Apex memiliki tugas untuk membela konstitusi federal. Ini masalah lama, dan saya yakin akan kembali mencuat di Pengadilan Federal,” kata Sieu. 
Perdebatan seputar keputusan ini diperkirakan akan kembali menggema pada persidangan kasus lainnya yang hingga kini masih tertunda, seperti kasus penyitaan sejumlah material Kristen yang terjadi pada bulan Januari 2014 lalu. 

Jokowi Harus Jadi Presiden RI Sejati

Jakarta, Aktual.co — Panggung politik dan hukum Indonesia dalam hampir dua pekan terakhir mendadak diramaikan oleh kasus Komisaris Jenderal Budi Gunawan, yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi Kapolri, menggantikan Jenderal Polisi Sutarman. Kehebohan politik terjadi setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadikan Komjen BG sebagai tersangka kasus korupsi, untuk menjegal proses pengajuan BG menjadi Kapolri.

BG diduga menerima gratifikasi saat menjabat Kepala Biro Pembinaan Karier Sumber Daya Manusia (Karobinkar SDM) Polri 2004-2006. BG dituding memiliki rekening gendut yang jumlahnya tidak wajar, meski sampai saat ia dijadikan tersangka, BG tidak pernah diperiksa atau ditanyai langsung oleh KPK soal rekening gendut tersebut.

Budi disebut-sebut memiliki harta pribadi, yang melonjak drastis hanya dalam waktu lima tahun. Ini tercantum dalam laporan harta dan kekayaan penyelenggara negara (LHKPN)-nya, dari Rp 4,68 miliar pada 2008 menjadi Rp 22,65 miliar dan US$ 24.000 pada 2013. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) merilis temuannya soal indikasi ketidakwajaran rekening Budi pada 2010. Dalam kurun waktu lima tahun itu, Budi menjabat sebagai Kapolda Jambi (2008-2009), Kadiv Binkum Polri (2009-2010), Kadiv Propam Polri (2010-2012), Kapolda Bali (2012), dan Kalemdiklat Polri (2012-sekarang).

Orang pun bertanya-tanya, bagaimana Presiden Jokowi, yang sejak masa kampanye pilpres menyatakan berkomitmen memberantas korupsi, bisa “kecolongan?” Sehingga mencalonkan seorang figur yang terindikasi korupsi, untuk menjadi pimpinan lembaga penegak hukum vital seperti Polri? Mengapa Presiden bisa seceroboh itu?

Presiden Jokowi sendiri beralasan, nama BG ia ajukan sesudah ada rekomendasi nama-nama yang dianggap layak dari Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Sedangkan Kompolnas tidak pernah menganggap BG sebagai figur bermasalah. Kompolnas sendiri beralasan, sebelum ini mereka telah mengirim surat ke KPK, meminta komentar tentang nama-nama yang akan diajukan (termasuk BG), namun tak ada jawaban dari KPK.

Di level massa, terjadi dinamika tersendiri. Gelombang penolakan terhadap Komjen BG dari kalangan masyarakat madani, LSM, bahkan kelompok relawan pendukung Jokowi, membuat suasana jadi makin ramai. Tapi penolakan mereka tidak membuat Presiden Jokowi –yang mengaku kaget dengan  langkah KPK memberi status tersangka pada BG– mencabut seketika pencalonan Komjen BG.

Meski ada status tersangka KPK terhadap Komjen BG, Komisi III DPR-RI juga pantang mundur dari proses politik, dengan terus melakukan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap Komjen BG. Bahkan, tidak seperti biasanya, DPR baik dari kubu Koalisi Merah Putih (KMP) maupun Koalisi Indonesia Hebat (KIH) sangat kompak meloloskan Komjen BG sebagai kandidat Kapolri. Hanya Fraksi Partai Demokrat yang tampil “malu-malu kucing” dalam mendukung Komjen BG. BG sebagai kandidat tunggal dinyatakan secara tegas lulus fit and proper test!

Meskipun proses politik berupa dukungan DPR sudah diraih, gelombang protes masyarakat dan media yang masif terhadap pengajuan Komjen BG membuat Presiden Jokowi mengambil langkah jalan tengah. Jenderal Sutarman tetap diberhentikan sebagai Kapolri, namun pelantikan Komjen BG sebagai Kapolri baru ditunda. Sedangkan agar Polri tidak dibiarkan tanpa kepemimpinan, Wakapolri Komjen Badrodin Haiti ditunjuk menjadi Pelaksana Tugas Kapolri.

Langkah Jokowi sebetulnya hanya menunda persoalan sementara, sambil meredakan ketegangan serta tarik-menarik kepentingan yang sangat keras, terkait pencalonan Komjen BG sebagai Kapolri. Masalah dasarnya belum selesai. Muncul juga spekulasi, mengapa Jokowi begitu bersikeras mengajukan nama BG, yang mantan ajudan Presiden Megawati? Sebagian kalangan menduga, Mega-lah yang mendesakkan nama BG, dan Jokowi tampaknya sulit menolak begitu saja tekanan itu. Jadi, penolakan BG oleh KPK sebenarnya diam-diam merupakan cara Jokowi untuk menolak BG secara tak langsung.

Bagaimanapun, itu hanyalah sebuah spekulasi. Benar atau salah, banyak pihak  berharap, Jokowi harus mulai melepaskan diri dari bayang-bayang Megawati, dan menunjukkan leadership-nya secara mandiri. Bagaimanapun, Jokowi-lah yang dipilih rakyat secara langsung untuk menjadi Presiden RI. Maka secara moral, Jokowi harus menunjukkan pada rakyat pemilihnya bahwa dia adalah Presiden RI sejati, bukan “boneka agung” RI.

Untuk tahap-tahap awal, rakyat mungkin masih bisa mengerti, bahwa Jokowi yang merasa “berutang budi” pada Megawati menjadi “ewuh pakewuh” terhadap seniornya di PDI Perjuangan tersebut. Tetapi secara bertahap, jika mau bicara soal “utang moral,” maka utang Jokowi terbesar bukan pada Megawati, tetapi adalah pada rakyat Indonesia. Utang Jokowi sejatinya bukanlah pada segelintir elite politik, yang kini berkumpul di lingkaran sekitarnya dengan memainkan kartu transaksional.

Sesekali Jokowi masih bisa main “kucing-kucingan” dengan berbagai elite politik transaksional di sekitarnya, seperti yang kini diperlihatkan pada kasus penundaan pelantikan Komjen BG. Tapi “kucing-kucingan” semacam ini tak bisa berlangsung terus-menerus, apalagi ketika ia berkembang menjadi bola liar yang berimbas ke mana-mana.

Lihat saja buktinya! Setelah mengajukan gugatan pra-peradilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, tersangka korupsi Komjen Budi Gunawan melaporkan pimpinan KPK ke Kejaksaan Agung. Budi diwakili oleh pengacara dari firma hukum Eggy Sudjana. Menurut pengacara, kesalahan KPK adalah menetapkan Budi sebagai tersangka tanpa pendekatan hukum yang jelas. Pendekatan yang salah itu menetapkan Budi sebagai tersangka dulu baru memeriksa saksi-saksi. Itu dianggap terbalik dan terlalu melampaui asas kepatutan.

Penetapan Budi sebagai tersangka oleh KPK juga mencurigakan karena rentang waktu yang lama dengan laporan awalnya. Dugaan gratifikasi berembus saat Budi menjabat Kepala Biro Pembinaan Karier tahun 2003-2006. Kenapa dibiarkan lama? Di sini KPK dicurigai ikut bermain politik, dan Ketua KPK Abraham Saham dituding punya ambisi dan kepentingan politik. “Perang” antara KPK dan Polri pun mulai menghangat melalui pra-peradilan ini.

Jika bola liar ini tak segera ditangani, dan Presiden Jokowi masih terus terombang-ambing dalam proses pengambilan keputusan yang harus menenangkan semua pihak, maka rakyat dan  negara inilah yang akan dirugikan. Jokowi tak bisa lagi terus “kucing-kucingan.” Pola itu tak bisa diulang terus-menerus. Saatnya Jokowi mengambil keputusan sebagai Presiden RI sejati!

Jakarta, 22 Januari 2015
E-mail: [email protected]

Artikel ini ditulis oleh:

Pria Israel, Peretas Akun Madonna Ditangkap

Yerussalem, Aktual.co —Seorang pria Israel ditangkap dengan tuduhan meretas komputer banyak penyanyi, termasuk bintang pop Madonna dan kemudian menjual lagu-lagu tersebut secara online, demikian diumumkan sumber kepolisian Israel dan AS, Rabu (21/1). Menurut jurubicara kepolisian Israel, pria berusia 39 tahun itu telah ditahan, tapi menolak untuk mengungkapkan identitasnya.
Sementara itu jurubicara Biro Investigas Federal AS (FBI) Joshua Campbell mengatakan, penangkapan warga Tel Aviv itu merupakan hasil kerjasama antara FBI dan kepolisian Israel. “Kasus ini menyoroti kejahatan dunia maya secara internasional dan perlu dijalin kerjasama yang erat antara negara-negara secara kolektif agar mereka yang mengancam di dunia maya tersebut bisa diadili,” kata Campbell.
Sementara itu Madonna menyampaikan terima kasih kepada FBI serta penyidik dari Israel, serta semua pihak yang telah membantu menangkap peretas tersebut. “Sebagai seorang warga, saya juga punya hak pribadi. 
Ini adalah kasus yang mencampuri kehidupan pribadi saya. Ini jelas kejadian yang sangat merugikan, baik secara kreativitas, pribadi dan profesi. Juga sangat menyakitkan bagi artis yang telah menjadi korban kejadian sejenis ini,” kata Madonna dalam pernyataan resminya. Pada Desember 2014 lalu, sebuah album Madonna yang belum dirilis berjudul “Rebel Heart”, juga dibocorkan.
Asher Wizman, seorang detektif swasta Israel, mengatakan bahwa Madonna telah menghubungi perusahannya beberapa minggu yang lalu untuk menyelidiki lebih jauh mengenai isu bahwa peretas tersebut adalah warga asal Israel. Madonna yang dikenal sangat percaya kepada mistik Yahudi, sudah beberapa kali mengunjungi Israel dan memilih Tel Aviv sebagai tempat mengawali tur dunia pada 2012 lalu.
Polisi Israel juga mengakui bahwa mereka melakukan investigasi bersama FBI setelah mendapatkan pengaduan dari perwakilan Madonna di Israel. Media Israel melaporkan, pria yang kemudian ditahan adalah mantan peserta kontes lagu di televisi negara itu. Berdasarkan penyidikan polisi, pria tersebut terbukti meretas komputer berbagai artis dunia, mencuri lagu-lagu yang belum dirilis dan kemudian menjualnya di internet.

Jokowi Tolak Grasi Terpidana Mati Asal Australia

Denpasar, Aktual.co — Presiden Joko Widodo menolak grasi yang diajukan terpidana mati asal Australia, Andrew Chan. surat penolakan grasi sindikat Bali Nine itu langsung disampaikan Sekretariat Negara kepada Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, Kamis (22/1).
Humas PN Denpasar, Hasoloan Sianturi mengatakan, Surat tersebut akan langsung diteruskan ke kejaksaan. “Soal kapan dieksekuai itu kewenagan jaksa,” kata Hasoloan.
Permohonan grasi Andrew juga akan dikirim ke Lapas Kerobokan, tempat dimana  terpidana asal Aussie tersebut mendekam.
Diperkirakan Andre Chan akan dieksekusi bersama dengan terpidana lainnya, Myuran Sukumaran, yang grasinya sudah lebih dulu ditolak Presiden Jokowi.
Kepres Nomor 9/G/2015 merupakan surat yang dikeluarkan Presiden Jokowi atas penolakan grasi Andrew Chan yang saat ini menjalani hukuman di Lapas Kerobokan, Denpasar, Bali. 

Artikel ini ditulis oleh:

Abe Berharap Kepemimpinan Jokowi Makin Mempererat Hubungan Jepang-Indonesia

Tokyo, Aktual.co —Perdana Menteri Jepang menyampaikan terima kasih atas surat pribadi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan berharap dibawah kepemimpinan Jokowi dan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, hubungan Indonesia-Jepang dapat semakin baik di masa mendatang.
“Kita ketemu tadi pagi jam 11.40 di kantor PM Jepang dan disambut dengan sangat baik oleh Shinzo Abe,” kata Menteri Perdagangan RI Rachmat Gobel khusus, Kamis (22/1) siang. Menurutnya, secara khusus Abe menyebutkan nama Jokowi dan Gobel serta harapannya untuk hubungan yang lebih baik kedua negara di masa depan. 
Penyebutan nama pribadi di Jepang sangat langka dan hanya dilakukan jika sudah merasa sangat dekat. “Itu satu bukti Jepang merasa sangat dekat dengan Indonesia sudah seperti saudara sendiri saja,” ujar Gobel.
Hubungan ekonomi dan politik kedua negara menjadi penekanan penting dalam pertemuan tersebut. “Oleh karenanya kita juga akan menekankan kedua hal tersebut dalam hubungan dengan Jepang, terutama di bidang ekonomi,” katanya. Kerja sama ekonomi seperti Japan Indonesia Economic Partnership Agreement juga akan ditekankan lebih baik lagi di masa mendatang sehingga dapat menghasilkan win-win solution bagi kedua pihak. 
PM Jepang yang baru tiba kemarin sore dari perjalanan luar negeri, memberikan perhatian penting kepada Indonesia sehingga di tengah kesibukan kerja–apalagi ada kasus penyanderaan kedua warga Jepang–masih tetap menyisakan waktunya untuk Indonesia.

Berita Lain