27 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39248

Basarnas: Enam Korban QZ8501 Berhasil Ditemukan

Jakarta, Aktual.co —  Direktur Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Pertama SB Supriyadi mengatakan enam korban berhasil ditemukan tim SAR di dalam badan pesawat AirAsia QZ8501.

“Betul, ada lima jenazah yang sudah diangkat di KRI Banda Aceh. Satu jenazah masih coba dievakuasi,” kata Supriyadi saat dihubungi Antara dari Jakarta, Kamis (22/1).

Selain mencoba mengevakuasi satu korban yang ditemukan, menurut dia, penyelam dari tim SAR gabungan masih terus mencoba memeriksa badan pesawat untuk menemukan korban lain yang diduga terperangkap di dalam badan pesawat Airbus 320-200 milik maskapai AirAsia tersebut.

“Kita juga masih coba susuri badan pesawat, belum semuanya (disusuri), terkendala arus dan visibility,” ujar dia.

Dengan demikian hingga hari ke-26 pencarian dan evakuasi korban AirAsia QZ8501 tim SAR berhasil menemukan dan mengevakuasi 59 korban.

Sebelumnya Basarnas memutuskan mengangkat badan pesawat AirAsia yang jatuh di perairan Teluk Kumai, Kalimantan Tengah, Minggu (28/12), setelah sebelumnya berhasil mengangkat kotak hitam.

Upaya pengangkatan badan pesawat hingga hari ke-26 operasi belum terlaksana akibat cuaca buruk dan kuatnya arus di dasar laut tempat badan pesawat ditemukan.

Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo sebelumnya menyebutkan tiga opsi untuk pengangkatan badan pesawat. Pertama, evakuasi dilakukan oleh tim penyelam TNI AL dengan balon pengapung dengan cara sama mengangkat ekor pesawat.

Opsi kedua, menggunakan crane dari atas kapal ponton. Opsi ketiga, yang kemudian diambil sebagai cara mengangkat badan pesawat yakni mendatangkan 12 balon pengapung dan penyelam dari Batam untuk membantu mengankat badan pesawat tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Subsidi BUMN Rp72 Triliun, Menteri Rini Bailout Utang BUMN?

Jakarta, Aktual.co — Dalam rapat kerja di Ruang Rapat Komisi VI gedung DPR RI Senayan, Menteri BUMN Rini Soemarno mengajukan rencana penyertaan modal negara (PMN) untuk 35 BUMN untuk tahun 2015 senilai Rp48,01 triliun. Langkah Menteri BUMN Rini Soemarno seolah tanpa ragu semakin menyiksa rakyat, setelah menyerahkan harga BBM dan Elpiji ke harga pasar dirinya mengusulkan pemerintah mensubsidi BUMN dalam APBNP 2015 mencapai Rp72 triliun.

“Pemerintah tanpa ragu ragu mencabut berbagai macam subsidi untuk rakyat, sementara sisi lain pemerintah justru mengusulkan mensubsidi perusahaan BUMN dalam jumlah yang sangat fantastis Rp72 Triliun,” ujar peneliti ekonomi-politik Indonesia for Global Justice (IGJ),  Salamuddin Daeng di Jakarta, Kamis (22/1).

Lebih lanjut dijelaskan bahwa salam RAPBN 2014 pemerintah mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam APBNP senilai Rp72,97 triliun, meningkat senilai Rp67,86 triliun dibandingkan usulan sebelumnya. Diantara BUMN yang mendapatkan PMN cukup besar adalah PT. SMI Rp20,3 triliun, PT. Antam Rp7 triliun, Bank Mandiri Rp5,6 triliun.

Melihat kondisi keuangan BUMN saat ini, lanjutnya, pemerintah hendak menyelamatkan BUMN yang tengah sekarat akibat utang luar negeri yang menumpuk. Selama ini BUMN dikerahkan untuk mencari utang luar negeri. Pemerintah menikmati aliran utang luar negeri BUMN sebagai penerimaan devisa.

“Utang LN BUMN dijadikan bantalan untuk menjaga nilai Rupiah. Demikian pula dengan pejabat BUMN menjadikan kesempatan ini untuk menumpuk kekayaan, gaji besar, dan fasilitas mewah,” tegasnya.

Selain itu, perusahaan BUMN dikerahkan untuk mencari untung dengan memeras rakyat, misalnya dengan menaikkan tarif listrik, menaikkan harga gas, menaikkan harga pupuk, menaikkan tarif jalan tol, menaikkan bunga kredit, dengan menggunakan berbagai alasan dan argumentasi.

Hasilnya, seluruh BUMN yang mendapatkan PMN tersebut selalu mengumumkan untung besar, hasil mengeruk rakyat dan hasil rekayasa laporan keuangan mengubah utang menjadi penerimaan.

“Saat ini, ketika utang BUMN menumpuk, APBN yang notabene bersumber dari pajak rakyat justru dikeruk untuk membailout BUMN, atau apakah ini merupakan ambisi bagi-bagi mega proyek pemerintahan Jokowi kepada pemilik modal di sekelilingnya,” tutupnya.

Untuk diketahui, PNM yang dilakukan Menteri BUMN Rini Soemarno ditengarai rawan dengan kepentingan dan kongkalikong perusahaan BUMN dengan Kementerian BUMN. Beberapa waktu lalu, Kemenkeu berencana untuk meleburkan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dengan Pusat Investasi Pemerintah (PIP). Hal tersebut dilakukan agar pemerintah memiliki lembaga pembiayaan infrastruktur yang lebih kuat dan memadai.

“Ini agar SMI menjadi lembaga pembiayaan yang kuat, apalagi selama ini PIP sebagai Badan Layanan Umum (BLU) tidak bisa bergerak lincah,” ujar Menkeu Bambang Brodjonegoro.

Untuk melancarkan proses penggabungan tersebut, pemerintah telah menyiapkan penyertaan modal negara sebesar Rp18,4 triliun untuk SMI, yang awalnya merupakan aset serta modal untuk PIP, dalam RAPBN-Perubahan 2015.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Aktivis Gabungan Desak Polri Usut Penembakan Aktivis di Bangkalan

Surabaya, Aktual.co — Puluhan aktivis yang tergabung dalam Koalisi Anti Kekerasan melakukan aksi unjuk rasa di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, sambil membawa berbagai poster yang menuntut aparat kepolisian segera mengusut tuntas kasus penembakan yang menimpa aktivis anti korupsi, Mathur Husairi.
Rofiq, salah satu pendemo, mengatakan bahwa saat ini Indonesia membutuhkan pimpinan yang peduli dan mampu bertindak untuk penghentian atas segala bentuk kekerasan.
“Namun nyatanya apa yang dialami kawan kita Mathur Husairi yang ditembak, sampai detik ini pelaku penembakan masih belum terungkap.” Ujar Rofiq, Kamis (22/1).
Oleh sebab itu, ada beberapa tuntutan yang disampaikan dalam aksi ini, diantaranya pengusutan sampai tuntas pada pihak polisi untuk menangkap serta mengungkap dalang dibalik penembakan Mathur husairi, hentikan kekerasan pada kawan-kawan aktivis yang selama ini sering terjadi, dan hukum mati bagi para koruptor.
Hal senada juga ditujukan pada Gubernur Jatim Sukarwo. Pengunjuk rasa meneriakkan agar Soekarwo ikut bergerak dalam kasus ini, mengingat wilayah Bangkalan merupakan wilayah Jatim. Apalagi, kasus Mathur bukan yang pertama kalinya, dimana ada beberapa aktivis Bangkalan yang diteror dan dilukai dengan senjata tajam.
Seperti diketahui, Direktur LSM Crisis Islam of Democration di Bangkalan, Mathur Husairi ditembak orang tak dikenal didepan rumahnya. Saat ini Mathur masih dirawat di RSUD Dr Sutomo Surabaya.

Artikel ini ditulis oleh:

Film ’12 Menit’ Tampil dalam Festival di Bulgaria

Jakarta, Aktual.co — Film ‘12 Menit’ karya sutradara Hanny R. Saputra yang tampil dalam ‘Fesitval Film Menar’ di Bulgaria, sekaligus menandai Indonesia untuk pertama kali berpartisipasi pada festival tersebut.

Sekretaris Kedua Pensosbud KBRI Sofia Dina Martina, mengatakan pemutaran perdana film ’12 Menit’ dilakukan Dubes RI untuk Sofia Bunyan Saptomo di Hall of Cinema Sofia Bulgaria.

Selain “12 Menit”, film “Soegija” yang disutradarai Garin Nugroho juga terpilih pada ajang festival film untuk negara-negara dengan penduduk sebagian besar muslim yang diselenggarakan Pozor Company, lembaga independen Bulgaria.

Film ‘12 Menit’  berdasarkan kisah nyata anggota group Marching Band Kota Bontang (Kaltim) dengan kegigihan dan perjuangan menghadapi berbagai permasalahan untuk mencapai satu tujuan, yaitu meraih kemenangan pada kejuaraan grup marching band tingkat nasional, di Jakarta.

Pemutaran perdana ‘12 Menit’ dihadiri Direktur Asia, Oseania, dan Australia Kementerian Luar Negeri Bulgaria Mr. Angel Orbetzov dan beberapa pejabat kementerian luar negeri, beberapa dubes negara muslim, serta dari kalangan akademisi, budayawan, jurnalis, “friends of Indonesia”, termasuk pelajar Kelas Indonesia di Universitas Sofia, serta staf KBRI dan keluarga.

Dubes Bunyan Saptomo mengucapkan terima kasih kepada panitia penyelenggara atas undangan untuk berpartisipasi pada festival dan memperkenalkan Cindy Sutedja, produser Film ‘12 Menit’ kepada penonton.

Festival ditujukan memperkenalkan masyarakat Bulgaria kepada budaya dan tradisi, termasuk tradisi etnik grup di negara-negara tersebut melalui film.

Film-film lainnya yang berpartisipasi berasal dari Iran, Irak, Yordania, Qatar, Siria, Tajikistan, Tunisia, Turki , UEA, Libanon, Palestine, Mesir, Maroko, dan Aljazair.

Beberapa penonton menyampaikan terkesan dengan “12 Menit” karena dikemas dengan apik dan sarat dengan pendidikan dan pesan-pesan kemanusiaan yang menyentuh.

Para penonton juga menyampaikan akan menyaksikan film “Soegija” yang akan ditayangkan pada 22 dan 26 Januari 2015.

Sebelumnya, Cindy memberikan presentasi singkat dan diskusi mengenai film Indonesia dan perkembangannya saat ini di New Bulgarian University (NBU). Presentasi itu mendapatkan sambutan positif dari mahasiswa perfilman universitas tersebut.

Head of Department of Cinema, Advertising, and Show Business Prof Lyudmil Hristov menyatakan tertarik dengan film Indonesia karena memiliki banyak sisi yang berbeda dan menarik dibandingkan dengan film-film yang diproduksi di Eropa.

Dia juga menyatakan keinginannya untuk melakukan kerja sama di bidang perfilman dengan perguruan tinggi di Indonesia dan pertukaran mahasiswa perfilman.

Keikutsertaan Indonesia pada Sofia Menar Film Festival dan kehadiran produser Film “12 Menit” merupakan langkah awal kerja sama Indonesia-Bulgaria di bidang perfilman.

Festival film yang diadakan setiap tahun tersebut, juga merupakan salah satu kegiatan budaya terbesar di wilayah Balkan. Sejak pertama kali diselenggarakan, festival telah menghadirkan 120 karya sutradara film berbakat dan terkenal negara-negara tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

BPBD DKI: Jakarta Dikepung Genangan Air

Jakarta, Aktual.co —  Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak delapan titik genangan di wilayah ibukota akibat hujan deras.

“Hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta sampai siang hari ini telah membuat sebagian ruas jalan tergenang. Kami mencatat ada delapan titik genangan yang tersebar di wilayah Jakarta,” kata petugas Pusdalops BPBD DKI Suratman di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (22/1).

Menurut dia, hujan deras yang turun sejak pagi hingga siang hari ini telah menimbulkan sejumlah titik genangan dengan ketinggian air yang berkisar antara 10 hingga 50 sentimeter (cm).

Berdasarkan data BPBD DKI, delapan titik genangan itu terletak di Jalan Gunung Sahari depan Lantamal 3 dengan ketinggian air 10 hingga 20 cm dan di Jalan Percetakan Negara 2 kawasan Johar Baru setinggi 30 hingga 50 cm.

Selanjutnya, genangan dengan ketinggian air sekitar 20 cm yang terdapat di Jalan RE Martadinata depan Alexis dan di Jalan Ahmad Yani depan Pertamina dengan ketinggian air sekitar 40 cm.

“Lalu, genangan air setinggi kurang lebih 40 cm di Jalan Yos Sudarso serta genangan air setinggi kira-kira 20 cm di Jalan Boulevard Barat depan Balai Samudera,” ujar Suratman.

Kemudian, genangan di Jalan Lodan dengan ketinggian air yang berkisar antara 10 hingga 20 cm dan di Jalan Pulomas Barat VI Kelurahan Kayu Putih setinggi 10 hingga 20 cm.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Ketika Nyawa “Dijagal” Supir Pengaruh Narkotika

Jakarta, Aktual.co —  Kawasan Monumen Nasional Jakarta Pusat selalu menjadi alternatif warga untuk berbagai aktivitas, terutama olah raga, namun Minggu sekitar pukul 11.00 WIB itu, maut menjemput beberapa orang yang berjalan kaki dari Monas tersebut.

Hari yang cerah itu tanggal 22 Januari 2012, sembilan nyawa melayang di tempat dan beberapa lainnya luka-luka akibat ditabrak mobil. Mereka adalah warga yang baru saja berolahraga di Monas kemudian bersama-sama jalan kaki untuk menuju rumah masing-masing di daerah Tanah Tinggi, Kramat Raya, Jakarta Pusat.

Naas menjemput seketika dan keluarga tak menyangka akan kehilangan keluarga untuk selama-lamanya. Publik sangat terkejut pada Minggu yang tenang itu, namun tiba-tiba ada kejadian memilukan.

Polisi menduga pengemudi mobil B 2479 XI, Afriyani Susanti tidak konsentrasi dalam menyetir sehingga mengakibatkan kecelakaan maut yang menewaskan beberapa orang dan melukai lima orang pejalan kaki dari arah Monas. Polisi semakin mencium ketidakberesan dalam diri pengemudi karena ketika ditanya tidak fokus.

Tapi simak kronologi kejaian ini. Kecelakaan maut terjadi pada Minggu (22/1) pukul 11.12 WIB. Lokasi kejadian di Jl MI Ridwan Rais arah Tugu Tani. Lokasi tepatnya di depan Gedung Kementerian Perdagangan Jakarta Pusat. Kendaraan yang dikemudikan Apriyani Susanti melaju dari arah utara (Lapangan Banteng) ke selatan (arah Tugu Tani).

Kecepatan kendaraan cukup kencang diperkirakan di atas 70 kilometer per jam. Di depan Gedung Kementerian Perdagangan, kendaraan oleng kemudian banting setir ke kiri. Kendaraan menabrak pejalan kaki di trotoar serta merusak halte bus di depan Gedung Kementerian Perdagangan, tak jauh dari Patung Tani arah Senen dan Menteng.

Korban-korban bergelimpangan waktu itu. Darah membasahi lokasi di pinggir jalan raya yang sehari-hari padat dan macet itu. Serpihan kaca dan “body” mobil berserakan di lokasi.

Polisi kemudian mengumumkan bahwa Afriyani mengonsumsi narkoba jenis ekstasi di klub malam sebelum kejadian. Setelah pesta semalam suntuk, dia bersama beberapa temannya akan kembali ke rumahnya, namun menabrak beberapa orang hingga tewas.

Apriyani kemudian menjadi tersangka dan terdakwa yang diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Hakim memvonis hukuman 15 tahun penjara. Dia terbukti melanggar Pasal 311 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Dia dianggap dengan sengaja mengemudikan kendaraan dalam keadaan yang membahayakan keselamatan orang lain. Putusan ini lebih rendah dari tuntutan jaksa yang menjerat dengan pasal pembunuhan dengan hukuman maksimal 20 tahun penjara. Hukuman itu kemudian diprotes keluarga korban.

Beruntun Kisah tragis Afriyani kini hanya tinggal kenangan. Orang hanya bisa mengingatnya melalui informasi dan data di mesin-mesin penyimpan data atau ditayangan televisi yang mungkin berkenan memutarnya kembali. Lama-lama kalu tidak diingat dan dibuka lagi orang akan melupakannya karena adanya peristiwa-peristiwa yang menghebohkan selanjutnya karena kasus tabrakan ini bukan yang pertama dan terakhir.

Simak kembali peristiwa sebuah mobil yang menabrak sejumlah pengguna jalan di sepanjang Jalan Gajah Mada dekat Ketapang sampai Olimo, Jakarta Barat, Kamis (11/10/2012) petang. Setelah aksinya berhasil dihentikan, pengemudi mobil itu seorang wanita yang hanya menggunakan “daleman” (pakaian dalam bra dan celana dalam).

Mobil yang dikemudikan Novi Amalia meluncur dari arah Kota sekitar pukul 17.00 menuju Jalan Hayam Wuruk. Kemudian tiba di Jembatan Ketapang, mobil tersebut berputar arah. Mobil sempat berhenti di lampu merah Ketapang, lalu tiba-tiba tancap gas dan menabrak seorang tukang kopi sepeda.

Setelah menabrak tukang kopi, mobil tersebut juga menabrak tukang siomay dan dua polisi yang ingin menolong kedua korban tabrakan tersebut. Setelah menabrak polisi, mobil bernomor polisi B 1864 POP itu menbrak mikrolet M12 jurusan Senen-Kota. Setelah menabrak mikrolet di Jalan Ketapang, mobil terus melaju sampai Olimo. Di Olimo, mobil warna merah tersebut juga menabrak beberapa pengendara.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun kejadian ini sangat menggemparkan, membahayakan, meresahkan dan mengerikan bagi pengguna jalan lainnya. Siapa saja kini berpotensi menjadi korban kecelakaan lalu lintas karena adanya orang-orang yang tidak sedang dalam kondisi sehat dan normal pikiran dan jiwanya.

Penjelasan polisi di Rumah Sakit Polri, Jakarta Timur pada Jumat (12/10) memperkuat asumsi betapa mengerikan dan terancamnya jiwa orang lain ketika sedang dalam perjalanan. Menurut polisi, berdasarkan pemeriksaan di Badan Narkotika Nasional (BNN) pengemudi seksi yang menabrak tujuh orang di Taman Sari, Jakarta Barat, terbukti positif sebagai pemakai narkoba jenis ekstasi.

Kepada polisi, Novi yang juga berprofesi sebagai model tersebut mengaku memakai ekstasi lima hari lalu. Obat terlarang itu didapat dari apartemennya yang berada di kawasan Jakarta Pusat.

Namun tak sedikit orang yang menilai proses hukumnya mengecewakan. Korbannya tujuh orang luka-luka termasuk dua Polisi Lalu Lintas, namun proses hukumnya di PN Jakarta Pusat sempat terganggu karena terdakwa sering mengamuk dan adanya upaya menempatkannya untuk menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO).

Perhatian publik terhadap perkembangan penyelesaikan secara hukum kasus ini pun sempat beralih ke soal penyebaran foto Novi. Pengalihan isu itu mungkin saja untuk melemahkan perhatian publik dan semangat polisi memproses kasus pidananya.

LSD Maut di jalan kembali terjadi di Jl Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa (20/1) malam sekitar pukul 20.15 WIB. Lokasi kecelakaan berada di Jalur Busway sebelum Halte Transjakarta Tanah Kusir, Pondok Indah, Kebayoran Lama.

Kecelakaan beruntun yang melibatkan empat mobil dan enam sepeda motor menewaskan empat orang. Pengemudinya, Christopher Daniel Sjarief positif mengonsumsi narkoba jenis “Lycergic Syntetic Diethylamide” (LSD) sebelum terjadi tabrakan itu.

“Tersangka (Christopher) terbukti mengonsumsi narkoba LSD termasuk Golongan I,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Martinus Sitompul.

Christopher mengonsumsi narkoba bersama teman-temannya berdasarkan hasil pemeriksaan darah. Namun, Martinus menyatakan darah Christopher tidak mengandung alkohol. Saat ini, penyidik kepolisian menelusuri asal narkoba yang dikonsumsi kedua pemuda tersebut.

LSD acid, trips atau tabs termasuk sebagai golongan halusinogen (membuat khayalan) yang biasa diperoleh dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar setengah perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil atau kapsul. Cara menggunakannya dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit kemudian dan berakhir setelah 8-12 jam.

Timbul rasa yang disebut tripping yaitu seperti halusinasi tempat, warna dan waktu. Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu hingga timbul obsesi terhadap yang dirasakan dan ingin hanyut di dalamnya. Menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama-kelamaan membuat perasaan khawatir yang berlebihan (paranoid).

Denyut jantung dan tekanan darah meningkat, diafragma mata melebar dan demam, disorientasi, depresi, pusing. panik dan rasa takut berlebihan. Penggunanya juga sering “flashback” (mengingat masa lalu) selama beberapa minggu atau bulan kemudian. Selain itu, gangguan persepsi seperti merasa kurus atau kehilangan berat badan.

Tiga kecelakaan itu disebabkan pengemudi yang mengonsumsi narkoba. Maut semakin mengancam pengguna jalan raya akibat adanya orang-orang yang mengonsumsinya kemudian mengendarai atau mengemudi kendaraan. Tanpa ada tindakan tegas kepada pengedar, bandar dan pengonsumsinya, banyak orang meyakini kecelakaan serupa akan terjadi di masa datang.

Tiga kecelakaan itu juga semestinya menumbuhkan kesadaran bahwa orang-orang yang kecanduan narkoba adalah algojo dan eksekutor maut di jalan raya dan harus ditempatkan sebagai ancaman serius kehidupan ini. Kecelakaan di Jalan Arteri Pondok Indah ini terjadi hanya dua hari setelah enam terpidana mati kasus narkoba dieksekusi di LP Nusakambangan dan Boyolali pada Minggu (18/1).

Karena itu, kecelakaan maut tersebut tampaknya harus diarahkan untuk memicu dan memacu bangsa ini terus-menerus menggelorakan perang terhadap narkoba, bukan hanya dalam bentuk slogan, ceramah, spanduk dan pamflet. Tanpa tindakan tegas dan maksimal, akan semakin banyak orang yang dieksekusi hanya dalam hitungan detik dan menit di jalan raya oleh orang-orang yang kecanduan narkoba.

Padahal, untuk mengeksekusi enam terpidana mati kasus narkoba dibutuhkan proses panjang, berlarut-larut dan melelahkan; dari kepolisian, kejaksaan hingga proses pengadilan. Bahkan ketika pengadilan sudah memutuskan vonis matipun, terpidana masih dikasih hak untuk banding, kasasi, peninjauan kembali hingga grasi.

Bayangkan dan bandingkan!
Ditulis oleh: Sri Muryono/Ant

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Berita Lain