28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39267

Kurang 24 Jam, Polisi Ungkap Pembunuh Nenek Sophia

Jakarta, Aktual.co —Tidak sampai 24 jam, kasus pembunuhan Sophia Raharja, nenek berusia 84 tahun, di rumahnya di Jalan Gedong panjang 1, Tambora, Jakarta Barat, mulai terkuak.
Pelakunya pria bernama Elfis (40), yang tak lain merupakan pacar dari pembantu korban sendiri, bernama Nurjanah (34). Elfis berhasil diringkus anggota Reskrim Polsek Tambora, Rabu (21/1) sore. 
“Pelakunya sudah tertangkap bernama Elfis,” ujar Kapolsek Tambora, Kompol Deddy Tabrani, Rabu (21/1).
Kata Deddy, Nurjanah dan Elfis ternyata sudah bersekongkol merencanakan membunuh korban yang mengalami stroke. Alasannya, sakit hati dan ingin menguras harta si nenek.
Pelaku diringkus di kediamannya di daerah Sintanala, Karangsari, Tangerang, pukul 20.30 WIB. Di penyelidikan, Elfis mengaku membunuh Sophia lantaran sang kekasih (Nurjanah) mengaku sakit hati dengan korban.
“Jadi tersangka Elfis disuruh oleh Nurjanah untuk membunuh korban, karena dongkol sama korban,” ujar Dedy.
Aksi keduanya ternyata juga dibantu dua orang lain, berinisial B dan A, yang bertindak sebagai eksekutor. Pengejaran masih dilakukan untuk membekuk kedua eksekutor. Diketahui, saat ditemukan di rumahnya Selasa (21/1) pagi, Sophia tewas dengan kondisi kaki dan tangan terikat. Sedangkan Nurjanah, ditemukan dalam keadaan hidup di kamar mandi dengan kondisi tangan terikat lakban. Dari rumah nenek Sophia, Elfis menggondol uang sebesar Rp7 juta.

Artikel ini ditulis oleh:

Kontras Kecam Penembakan Aktivis Bangkalan

Jakarta, Aktual.co — Komisi untuk orang hilang dan korban tindak kekerasan (Kontras) mendesak agar pihak aparat terkait dapat mengusut tuntas penembakan Mahtur Husairi, aktivis yang giat melakukan advokasi kasus korupsi di Pulau Madura.
“Kami meminta, pihak Kepolisian Republik Indonesia untuk mengusut tuntas kasus penembakan terhadap Mahtur Husairi,” kata Koordinator Badan Pekerja Kontras, Haris Azhar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (21/1).
Kontras mengecam tindakan biadab penembakan terhadap Mahtur Husairi yang diberitakan giat dalam melakukan advokasi kasus korupsi, termasuk kasus korupsi yang dilakukan oleh Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron.
Haris berpendapat, tindakan itu sangat patut diduga terkait erat dengan upaya pengungkapan korupsi yang dilakukannya di daerah Bangkalan.
“Penembakan terhadap aktivis antikorupsi adalah bentuk teror terhadap demokrasi. Karena demokrasi antiterhadap kekerasan dan antiterhadap korupsi,” tandasnya.
Ia mengungkapkan, berdasarkan catatan Kontras, peristiwa penembakan dan kekerasan terhadap aktivis antikorupsi pernah terjadi di daerah yang sama pada bulan Desember 2014.
Ketika itu, ujar dia, sebanyak tiga aktivis Madura Corruption Watch dibacok orang tidak dikenal.
Sedangkan aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) Tama S Langkung pada tahun 2010 juga mengalami kekerasan berupa pembacokan karena melakukan advokasi terhadap 25 “rekening gendut” petinggi Polri.
Menurut Haris, berbagai peristiwa itu adalah cara yang digunakan untuk membungkam masyarakat, khususnya para aktivis antikorupsi yang menjalankan fungsi pengawasan publik terhadap pejabat negara.
Dalam catatan Kontras, tidak ada satu pun kasus kejahatan atau kekerasan terhadap aktivis antikorupsi yang berhasil dibuka dan dihukum pelaku-pelakunya.
“Bahkan para aktivis kerap dikriminalkan dituduh melakukan pencemaran nama baik. Situasi ini makin menjelaskan bahwa korupsi-korupsi tersebut memang memiliki kaitan erat dengan jejaring kekuasaan dan berbagai institusi,” tutur Haris Azhar.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Watimpres Minta Polisi Usut Penembakan Aktivis di Bangkalan

Jakarta, Aktual.co —  Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) KH Hasyim Muzadi meminta polisi mengusut tuntas kasus penembakan terhadap aktivis antikorupsi asal Bangkalan, Madura, Mathur Husairi yang terjadi pada Selasa (20/1).
“Aksi teror seperti ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus terjadi. Polisi harus segera mengungkapnya,” ujarnya di sela menjenguk korban di lantai 3 IRD RSU dr Soetomo Surabaya, Rabu (21/1).
Pihaknya mengaku menyerahkan sepenuhnya terhadap aparat untuk mengungkap kasus ini, termasuk pelaku hingga motif di balik teror tersebut.
Disinggung apakah dirinya akan melapor ke Presiden Joko Widodo dalam kasus ini, Hasyim Muzadi enggan berkomentar dan menegaskan kedatangannya merupakan simpati terhadap korban.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam Malang tersebut disambut sejumlah aktivis, antara lain Sukur (Madura Corruption Watch), Mahmudi (Poros Pemuda Jawa Timur), mantan Ketua DPRD Jatim Fathurrosyid dan mantan Ketua DPRD Surabaya Musyafak Rouf.
Menurut mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama tersebut, kondisi Mathur sampai saat ini masih tergolek lemah dan belum bisa diajak berbicara karena masih menggunakan bantuan alat pernafasan di ruang isolasi.
Aktivis Mathur Husairi yang menjadi korban penembakan orang tak dikenal di Bangkalan pada Selasa (20/1) sekitar pukul 02.00 WIB di rumahnya di Jalan Teuku Umar itu dikenal sebagai aktivis vokal.
Ia juga mendukung pengusutan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh KPK dengan tersangka mantan Bupati Bangkalan RKH Fuad Amin Imron.
Disinggung tentang kaitannya dengan kasus mantan Bupati Bangkalan, Hasyim Muzadi menolak berandai-andai dan membiarkan polisi yang mengungkapnya hingga tuntas.
Sebelumnya, aktivis LSM dan mahasiswa lintas organisasi di Madura mengecam kasus penembakan tersebut dan meminta Polres Bangkalan maupun Polda Jatim mengusutnya tuntas.
Juru bicara aktivis mahasiswa dari Gerakan Pemuda Peduli Pamekasan Tebo Chupang mengaku prihatin dan menilai penembakan sebagai bentuk pembungkaman dalam mengkritik kebijakan Pemkab Bangkalan yang melanggar aturan dan tidak berpihak kepada kepentingan rakyat kecil.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Ada di Zona Es, Astronom Temukan 2 Planet Baru dalam Tata Surya Kita

Jakarta, Aktual.co — Bagi Anda yang terkejut mendengar atau membaca bahwa Planet Pluto diturunkan status Planet-nya,  kami sarankan Anda untuk mempercayainya.

Fakta terbaru, dua Planet yang belum ditemukan dimana ukurannya lebih besar dari Bumi kemungkinan bersembunyi di zona es Tata Surya, dimana jaraknya lebih jauh dari Pluto.

Menurut tim Astronomi Inggris dan Spanyol, itu didapatkan setelah mengamati peristiwa menarik dari lebih belasan bebatuan ruang angkasa terjauh, yang disebut “Extreme trans-Neptunian objects”  (ETNOs).

“Jumlah tersebut tidak pasti, mengingat bahwa data yang kita miliki terbatas, tetapi perhitungan kami menunjukkan bahwa setidaknya ada dua Planet, dan mungkin lebih, dalam batas-batas Tata Surya kita,” papar Dr. Carlos de la Fuente Marcos, Peneliti dari Complutense University of Madrid, di Spanyol, anggota dari tim, dalam sebuah pernyataan tertulisnya.

Para Astronom mempelajari 13 ETNOs – serta menghitung jarak rata-rata dari Matahari, sekaligus mencatat kecenderungan mengorbit terhadap Tata Surya kita.

Penelitian sebelumnya menyatakan, bahwa ETNOs, diharuskan mengorbit sekitar Matahari kita dari pengamatan pesawat Luar Angkasa terhadap  delapan planet. Peneliti harus mengamatinya dari kejauhan, sekitar 14 miliar kilometer dari Matahari.

Sebaliknya, para Astronom menemukan, bahwa objek yang lebih tersebar dari yang diharapkan, mengorbit pada jarak 150-525 AU dengan kemiringan rata-rata 20 derajat.

“Ini lebih dari sekedar objek dengan parameter orbit tak terduga membuat kita percaya bahwa beberapa kekuatan tak terlihat yang mengubah unsur orbit Etno,” kata de la Fuente Marcos dalam pernyataannya.

Dengan kata lain, obyek mungkin dipengaruhi oleh tarikan gravitasi Planet-planet besar di dekatnya.

Para Astronom mencatat, bahwa temuan mereka masih awal, dan mereka menyerukan penelitian lebih lanjut tentang sampel yang lebih besar dari obyek yang jauh untuk membantu memperdalam teori mereka.

“Bila ini diinformasikan, hasil kami mungkin benar-benar revolusioner untuk Astronomi,” ujar de la Fuente Marcos dalam pernyataannya.

Penelitian baru tersebut diterbitkan pada 11 Januari lalu, dalam Journal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society Letters.

Artikel ini ditulis oleh:

Pria Ini Ingin Gabung ke ISIS

Seoul, Aktual.co —Seorang remaja Korea Selatan yang hilang di Turki awal bulan ini menyatakan ingin bergabung dengan kelompok militan ISIS. Keinginan remaja berusia 18 tahun tersebut dilontarkan melalui akun Twitter atas nama Sunni Mujahideen miliknya. Remaja yang diidentifikasi hanya dengan nama keluarganya, Kim, kini diperkirakan telah menyeberang ke Suriah.

“Banyak bukti yang menunjukkan bahwa dia sangat tertarik dengan ISIS, tapi kami tidak dapat memastikan apakah ia telah bergabung dengan kelompok militan itu,” kata seorang polisi senior, Chung Jae-Il, di Seoul, seperti dikutip Channel NewsAsia, Rabu (21/1).

Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan bahwa rekaman CCTV diperoleh dari polisi Turki menunjukkan Kim pergi bersama seorang pria tak dikenal, di luar sebuah masjid di dekat hotelnya dengan mengendarai taksi yang tak terdaftar pada Selasa (20/1). Kim dan pria yang tak dikenal tersebut juga tertangkap kamera tengah berada di sebuah kamp pengungsi di Besiriye, sekitar 18km sebelah tenggara kota Kilis.

Polisi mengatakan Kim menuliskan serangkaian pesan di akun Twitter miliknya untuk meminta informasi mengenai cara bergaubung dengan ISIS, pada Oktober tahun lalu. “Bagaimana untuk bergabung ISIS? Apakah ada yang tahu? Saya ingin bergabung ISIS,” cuit Kim dalam akun Twitter miliknya.

Orang tua Kim menyatakan mereka mengijinkan Kim berkunjung ke Turki bersama dengan seorang kerabat mereka. Kim pamit kepada orang tuanya untuk bertemu dengan seorang kenalannya dari internet yang tinggal di Turki. Jika Kim benar bergabung dengan kelompok militan ISIS, maka Kim menjadi warga Korea Selatan pertama yang bergabung dengan kelompok militan ISIS.

Mayoritas Korban Terorisme Adalah Muslim

Paris, Aktual.co —Setelah aksi penembakan di kantor tabloid satire Charlie Hebdo, seorang imam di Paris datang ke tempat kejadian dan mengecam aksi tersebut. “Para korban adalah para syahid–orang yang berjihad, dan aku akan berdoa untuk mereka dengan sepenuh hati,” kata Hassen Chalghoumi.

Menurut Hassen Chalghoumi, 95 persen korban terorisme adalah muslim. Klaim ini hampir sama dengan laporan Pusat Nasional Penanggulangan Terorisme Pemerintah Amerika Serikat (NCTC) pada tahun 2015, yang menyebutkan dalam kasus ini agama yang dianut korban terorisme dapat ditentukan. Muslim menderita 82-97 persen dalam aksi terorisme pada lima tahun terakhir.  Namun dalam laporan tersebut tidak dijelaskan berapa banyak kasus yang dapat menentukan agama yang dianut oleh korban terorisme, atau angka ini hanyalah representatif.

Database Global Terorisme (GTD) di University of Maryland, Amerika Serikat, masih melakukan penghitungan statistik mengenai terorisme. Namun GTD tidak memastikan agama dari para korban. “Untuk melakukannya, akan sangat sulit,” kata anggota GTD, Erin Miller. “Alasannya, sebagian besar data mentah berasal dari laporan berita dan sering tidak menyebutkan agama korban,” katanya.

Bahkan GTD tidak mengetahui siapa yang melakukan serangan dari sedikitnya 50 persen kasus yang diteliti. Tetapi, menurut Miller, 60 persen dari kematian akibat serangan teroris terjadi di Irak, Afganistan, dan Pakistan. Negara-negara tersebut merupakan negara berpopulasi mayoritas muslim. Miller mengatakan angkanya tidak mungkin jauh dari 95 persen, mengingat konsentrasi serangan ekstrem berada di negara-negara mayoritas muslim.

Menurut standar internasional, jumlah keseluruhan serangan teroris mematikan di Perancis, Inggris, Spanyol, dan Amerika Serikat sangat rendah. Pada periode 2014-2013, Inggris mengalami 400 serangan teroris, terutama di Irlandia Utara, dan hampir semua serangan tidak mematikan. AS mendapat 131 serangan, dan 20 di antaranya menyebabkan korban tewas.

Perancis mengalami 47 serangan. Sedangkan Irak mendapat 12ribu serangan, dan 8.000 di antaranya merupakan serangan yang mematikan.  Terlepas dari fakta susahnya mencari data mengenai agama yang dianut korban, Miller menyarankan untuk berfokus mengidentifikasi agama yang dianut para korban terorisme.

Berita Lain