30 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39293

Kemenhub-Kemenko Beda Pendapat Soal Pembangunan Pelabuhan Sorong

Jakarta, Aktual.co — Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bobby R Mamahit mengatakan bahwa pihaknya tidak memiliki agenda menggarap pelabuhan di Sorong, Papua.

“Saya belum tahu dan tidak tahu dari mana datangnya rencana pembangunan pelabuhan Sorong,” kata Bobby di Hotel JW Marriot Jakarta, Rabu (21/1).

Bobby juga menepis isu yang menyebut bahwa sudah terdapat infrastruktur pendukung pelabuhan baru di Sorong yang telah dibangun.

“Saya sudah ke sana dan mengecek semua bahwa tidak ada apapun yang dipersiapkan. Saya dengar bahwa sudah ada yang membebaskan hutan, buktinya tidak ada. Di sana hutannya adalah hutan lindung sehingga harus punya izin untuk membebaskannya,” ujarnya.

Menurutnya, fokus Kementerian Perhubungan adalah membangun pelabuhan Kuala Tanjung, Kalibaru, Cilamaya, Bitung, dan Makassar.

Sebelumnya, Menko bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo menuturkan bahwa pengembangan Pelabuhan Sorong sudah dimulai. Keputusan Sorong menjadi kawasan khusus sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RJPMN) 2015.

“Studi kelayakan pengembangan Sorong sudah rampung, dan hanya tinggal dipaparkan di depan para pemodal asing maupun dalam negeri,” ungkapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Tujuh Penanda Serpihan AirAsia QZ8501 Hilang, Diduga Terbawa Arus

Jakarta, Aktual.co — Direktur Operasional Basarnas Marsma SB Supriyadi mengatakan bahwa tujuh penanda berupa mooring buoy di lokasi penemuan serpihan QZ8501 di Laut Jawa, hilang.
Selain itu, faktor angin dan sebagainya juga menjadi penyebab hilangnya tanda tersebut.
“Jadi beberapa buoy yang sudah kita pasang hilang,” kata Supriyadi, Rabu (21/1).
Dia menambahkan, pada Selasa (20/1) kemarin, gelombang di lokasi pencarian tingginya mencapai lima meter, dan kecepatan angin 40 knot. Hal ini memungkinkan tali pada mooring buoy tak mampu menahan kecepatan angin dan ombak.
Basarnas memasang delapan tanda berupa mooring buoy. Sebanyak tujuh dari delapan tanda tersebut telah hilang.

Artikel ini ditulis oleh:

Minyak Dunia Turun, Investasi Ritel Akan Naik

Jakarta, Aktual.co — Tingkat hunian ritel pada kuartal ketiga tahun 2014 mencapai 92,4 persen. Angka tersebut sama seperti kuartal ketiga di tahun 2013. Penyebab tidak adanya peningkatan persentase pada ritel di kuartal ketiga yaitu kosongnya pasokan baru di pasar ruang ritel.

“Kosongnya pasokan ruang ritel ini karena beberapa mall melakukan repositioning. Ini berkaitan dengan kebijakan moratorium di Jakarta. Sehingga tanah ruang ritel mereka bangun di luar Jakarta,” ujar Kepala Konsultan dari Jones Lang LaSalle (JLL), Vivin Harsanto di Jakarta, Rabu (21/1).

Lebih lanjut dikatakan bahwa total komulatif penyerapan ruang ritel di kuartal ketiga 2014 mencapai 50.646 m2 dengan jumlah pasokan hingga 61.848 m2 di wilayah Jakarta Barat.  Selain lokasi tersebut, ruang ritel juga masih diminati oleh masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh faktor eksternal, seperti harga minyak dunia yang sedang turun.

“Di 2014 ini sektor komersil memang turun, sektor investasi yang naik. Saat ini kan harga minyak dunia sedang turun, jadi dana investasi akan lebih banyak ke ritel, tapi dampaknya belum bisa terlihat sekarang,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

JK Bantah Ada ‘Pembersihan’ Pejabat Pemerintah

Jakarta, Aktual.co — Wakil Presiden Jusuf Kalla membantah telah terjadi “bersih-bersih” atau penggantian secara besar-besaran terhadap sejumlah pejabat di pemerintahan, khususnya kepada personil yang dianggap dekat dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Enggak lah, dulu semua aparat itu kan di bawah SBY. Sekarang semua aparat di bawah jokowi, enggak ada itu. Pejabat kan taat kepada atasan tidak kepada orang,” kata Jusuf Kalla, di Istana Wapres Jakarta, Rabu (21/1).
Hal tersebut disampaikan usai menghadiri penandatanganan naskah kerja sama antara Kemenristek dan Dikti dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), serta Apindo dengan Forum Rektor Indonesia.
Jusuf Kalla menambahkan, pada saatnya pejabat di pemerintahan memang harus diganti namun itu semata-mata bukan karena orangnya petinggi sebelumnya, tapi karena memang kebutuhan.
Wapres menegaskan pemberhentian Jenderal Pol Sutarman dari Kapolri juga bukan karena dia dianggap orangnya SBY.
“Kan pada waktunya pejabat harus mengganti orang. Pak SBY dulu juga mengganti orang,” kata dia.
Jusuf Kalla juga membantah ada pihak yang berupaya memecah-belah Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputi dengan SBY.
“Saya kira tidak. Masak mau dipecah belah. Dan juga tidak ada upaya bersih-bersih,” tegas Jusuf Kalla.
Presiden ke-6 Susilo Bamang Yudhoyono dalam akun facebooknya menulis dirinya mendengar isu pemerintahan saai ini sedang” bersih-bersih” orang yang duduk dipemerintahannya.
“Di tengah-tengah situasi politik yang menghangat saat ini, saya juga mendengar sejumlah isu, mungkin juga ‘provokasi’ yang bisa memecah belah kita semua. Termasuk antara Presiden Jokowi dengan saya,” tulis SBY di akun facebooknya.

Artikel ini ditulis oleh:

Pelarangan Motor di Jalan Protokol, Komunitas Motor: Kebijakan Ahok Itu Konyol

Jakarta, Aktual.co — Sistem pelarangan motor di jalan protokol Ibukota yang sudah diberlakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tajahaja Purnama (Ahok) masih menuai protes (pro dan kontra) dari berbagai kalangan. Mulai dari masyarakat biasa hingga artis tidak setuju dengan peraturan tersebut.

Disamping itu, komunitas ‘Ngawi Motor Club’ juga sangat menentang kebijakan Ahok yang sangat diskriminatif. Ketua umum sekaligus pendiri pecinta Riders, Agus Fono mengatakan, kebijakan Ahok mampu menyebabkan disintegrasi bangsa (perpecahan).  

“Saya sangat tidak setuju. menurut saya itu sistem terlalu konyol,” kesal Agus Fono selaku pendiri dan ketua umum ‘Ngawi Motor Club’, kepada Aktual.co, Rabu (21/1).

Menurutnya, solusi yang diberikan dengan menyediakan bis gratis di jalur pelarangan motor tersebut tetap tidak membuat jalan keluar yang baik.

Warga perkotaan yang memilih motor adalah orang yang paham bagaimana memanage waktu secara efisien. Kata ia, dengan naik bis menurutnya akan membutuhkan waktu yang lebih lama sampai ke tempat tujuan.

“Dan, jika motor disebut sebagai penyebab kemacetan, saya makin tidak setuju. Coba saja Gubernur untuk memberhentikan produksi motor, apa kemacetan akan berkurang?. Coba saja, setiap hari produksi mobil saja satu hari bisa menghasilkan kemacetan luar biasa,” kesalnya lagi.

Agus berharap, Ahok harus bisa memberikan solusi yang bijaksana. Tidak hanya merugikan kepentingan masyarakat menengah ke bawah.

Sekedar informasi, ‘Ngawi Motor Club’ sudah berdiri selama lima tahun. Klub motor asal Tangerang ini memiliki 24 anggota yang aktif. Mayoritas anggota adalah anak muda pecinta Riders.

‘Ngawi Motor Club’ sering melakukan hal-hal positif seperti, konvoi menuju salah satu pantai di wilayah Pacitan. Selain berkunjung, komunitas ini juga belajar budaya pada setiap kota yang mereka datangi. Kegiatan positif lainnya misalnya, membawa karung di setiap motor untuk memungut sampah-sampah liar agar tidak berserakan di jalan.

Selain itu, mereka juga belajar tentang bisnis yang dibuat oleh klub motor tersebut yakni, konstruksi besi.

Artikel ini ditulis oleh:

Pengacara: KPK Digunakan Untuk Jegal BG Jadi Kapolri

Jakarta, Aktual.co — Kuasa hukum Komjen Budi Gunawan, Razman Arif Nasution, menilai penetapan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap kliennya syarat akan muatan politis. Hal tersebut diungkapkannya, lantaran penetapan tersebut menjelang calon Kapolri itu dilantik sebagai Kapolri pengganti Jenderal Sutarman.
“Kemudian kita melihat KPK cenderung menyampaikan keputusan dalam hal menetapkan tersangka itu selalu digunakan dalam situasi yang genting. Dalam artian itu bagian dari pada proses pencitraan, itu pada momen-momen tertentu pada situasi-situasi genting,” cetus Razman di Kejaksaan Agung (Kejagung), Rabu (21/1).
Dia sangat menyesalkan sikap KPK yang terkesan menunggu situasi yang tepat. Dia menduga, KPK dijadikan instrumen untuk melakukan penjegalan terhadap kliennya yang ingin menjadi orang nomor satu di korps Bhayangkara itu.
“Kalau memang dianggap ada barang bukti yang kuat, kenapa tidak langsung dijadikan tersangka pada saat itu,” tegasnya.
Dia menjelsakan, sesuai prosedur dalam KUHAP, adalah apabila sesorang melanggar hukum, maka yang bersangkutan diperiksa menggunakan bukti-bukti dan pemeriksaan saksi-saksi. Selanjutnya, tambah dia, baru penetapan status.
“Tapi oleh KPK ada dugaan tindak pidana, kemudian pengumuman tersangka baru pemeriksaan alat bukti. Kan itu terbalik,” ungkapnya.
“Kalau pada tahun 2003-2006 kemudian diributkan pada tahun 2010 dengan sebutan rek gendut, kemudian pada Juni 2014 ada menurut KPK mulai dilakukan proses-proses pemeriksaan terhadap data-data dimaksud, kenapa rentan panjang itu dibiarkan begitu saja?,” demikian azman.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Berita Lain