27 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39348

Komisi X Nillai Pembentukan Tim Sembilan karena Bisikan Negatif

Jakarta, Aktual.co — Anggota Komisi X DPR RI, Sutan Adil Hendra, menduga pembentukan Tim Sembilan oleh Kemenpora, karena adanya masukan yang kurang baik kepada Menpora, Imam Nahrawi terhadap sepakbola Indonesia.

“Karena mungkin ada pihak-pihak yang memberikan informasi negatif ke Menpora (soal kepengurusan sepakbola Indonesia),” kata Sutan Adil kepada Aktual.co, ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (19/1).

Selain itu, kata Sutan Adil, pembentukan tim yang dipimpin oleh Wakapolri Oegroseno itu, karena ketidakpahaman Menpora akan sepakbola Indonesia.

“Pembentukan Tim Sembilan mungkin karena keterbatasan hal-hal dan pemahaman Menpora terhadap sepakbola Indonesia,” ujarnya.

Dengan demikian, maka terbentuklah Tim Sembilan yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja PSSI.

Untuk diketahui, pembentukan Tim Sembilan juga karena putusan Komite Informasi Publik (KIP), yang menyatakan bahwa PSSI adalah lembaga publik dan harus memberitahukan laporan keuangannya kepada publik.

Artikel ini ditulis oleh:

Kadisdik Sibolga: Kelulusan Siswa Memang Seharusnya Ditentukan Guru

Medan, Aktual.co —  Kepala Dinas Pendidikan Kota Sibolga Alfian Hutauruk mengatakan bahwa seharusnya penentu kelulusan siswa berada di pihak sekolah atau para guru.
Hal itu dikatakan Alfian terkait wacana UN bukan penentu standar kelulusan siswa.
“Yang pasti kan, harus ada standart memang sebuah institusi pendidikan, bagaimana mengukur, salah satunya memang evaluasi. Ketika soal kelulusan, terjadi prokontra, idealnya memang yang menentukan kelulusan itu pihak sekolah, guru, karena dia yang paham anak ini lulus apa tidak, dari kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual,” kata Alfian kepada Aktual.co, Senin (19/1).
Menurutnya, jika akhirnya kelulusan dikembalikan kepada guru, maka yang harus ditekankan adalah tingkat mutu guru, kejujuran dan obyektifitas guru. Sebab, dikhawatirkan guru akan sewenang-wenang dalam menentukan kelulusan siswa.
“Jadi kembali kepada sekolah memanfaatkan peluang ini, obyektiflah untuk menilai dan standart mutu itu harus dijaga. Jangan nanti ada guru subyektif, membuat lulus padahal tidak lulus, atau malah membuat semua lulus semua,” ujarnya.
Dirinya percaya kepada guru, meski diakui juga masih harus terus ditingkatkan kompetensinya.

Artikel ini ditulis oleh:

Uchok: Ahok Jangan Mudah Umbar Tudingan Dana Siluman

Jakarta, Aktual.co —Gubernur DKI Basuki Thaja Purnama (Ahok) diingatkan agar tidak mudah mengumbar kata-kata menuding ada oknum DPRD DKI yang bermain di munculnya anggaran siluman RAPBD DKI 2015.
Kata pengamat politik anggaran Uchok Sky Khadafi, sebelum menuding, Ahok sebaiknya memperbaiki dulu mental jajarannya agar tidak mudah dimanfaatkan para pengusaha hitam.
“Jangan mengumbar kata-kata , diperbaiki dulu komposisi mental eksekutifnya. Perbaiki dulu jajaran PNS-nya jangan mau didekatkan pengusaha hitam,” ujar Uchok, di DPRD DKI, Jakarta, Senin (19/1).
Berbeda dengan Ahok yang menuduh munculnya anggaran siluman lantaran ada oknum dewan yang ‘bermain’, Uchok justru berpendapat itu merupakan ulah pengusaha hitam. Yang bekerjasama dengan oknum Pemprov DKI dan DPRD DKI.
“Kalau dibilang, Ahok ada Dana siluman atau minta tambahan sebesar Rp.8,8 Triliun. Ini kemungkinan, ada pengusaha hitam yang serakah sudah dapat dana dan proyek dari APBD, tapi masih kurang buat dia sendiri,” kata Uchok.
Sehingga, kata Uchok, pengusaha hitam ini melobby DPRD dan Pemprov DKI.  

Artikel ini ditulis oleh:

Harga Sayuran dan Cabai di Pekalongan Bertahan pada Harga Minggu Lalu

Semarang, Aktual.co — Harga sayuran dan cabai di sejumlah sentra pasar Pekalongan masih bertahan pada kenaikan harga pekan lalu sebelum penurunan BBM, meski harga BBM premium dan solar sudah diturunkan sejak hari ini, Senin (19/1).
Adapun harga cabai syetan Rp70 ribu, hanya turun Rp15 ribu dari bulan lalu Rp85 ribu. Harga cabai merah Rp36 ribu, cabai hijau Rp20 ribu, cabai rawit Rp22 ribu. Sementara, harga sayuran seperti wortel mengalami kenaikan Rp2 ribu dari Rp10 ribu.
“Harga wortel dari Rp10 ribu langsung naik Rp14 ribu, tapi ini sudah turun Rp2 ribu,” ujar Bu Suwarni, pedagang di belakang pasar Banjarsari Pekalongan, Senin (19/1).
Penurunan harga BBM tidak mempengaruhi harga kebutuhan pokok. Harga sayuran dan cabai saat ini yang masih bertahan disebabkan faktor musim penghujan yang berdampak pada gagal panen.
“BBM mau turun berapa tidak berpengaruh pada harga kebutuhan sayuran dan cabai. Petani biasanya banyak yang gagal.Bahkan, kalau harga BBM naik, justru bisa-bisa iktu naik,” kata dia.
Sebagian besar pedagang pasar Banjarsari yang berjualan sayuran seperti daun kol, kobis maupun daun bawang dipasok dari Karangkobar dan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara. Sedangkan, wortel maupun cabai dipasok dari Boyolali.
Meski pun jarak pasar Banjarsari Pekalongan ke Banjarnegara maupun Boyolali yang menyedot BBM dengan penurunan harga tetap tidak mempengarugi. Harga jual maupun beli terhadap pasar tetap bertahan pada kenaikan harga lalu selama musim penghujan.
Diketahui, pemerintah resmi menurukan harga BBM jenis premium dari Rp7.600 menjadi Rp6.600/ liter, sedangkan harga solar Rp7.500 menjadi Rp6.400/ liter. 

Artikel ini ditulis oleh:

SBY: Jokowi “Bersih-bersih” Orang Saya

Jakarta, Aktual.co — Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seakan menyindir Presiden Jokowi dalam sebuah tulisan panjangnya di fanpage Facebook resminya, Senin (19/1)  
Tulisan panjang yang diberi judul “Polri Kita” itu, SBY membahas soal pergantian kepemimpinan di Polri. Di awal SBY menceritakan soal caranya memilih Kapolri yang sudah sesuai undang-undang. Diceritakan pula pelibatan KPK.
“Masukan dari KPK kepada Presiden tersebut, yang disampaikan secara lengkap dan resmi, sungguh saya perhatikan. Namun, saya memilih untuk tidak membawanya ke arena publik,” kata SBY.
Kemudian, SBY mengaku mendengar isu yang memprovokasi yang bisa memecah belah dirinya dan Jokowi. SBY menuturkan dia mendengar isu yang menyebut saat ini ada gerakan pembersihan “orang-orang SBY”, baik di jajaran TNI, Polri maupun aparatur pemerintahan.
“Saya terhenyak. Karena kalau yang dianggap orang-orang SBY itu adalah yang ada dalam jajaran Kabinet Indonesia Bersatu, yang sesungguhnya adalah posisi politik (political appointee), hal itu masih masuk akal. Tetapi, kalau para perwira TNI dan Polri profesional, atau para eselon satu jajaran pemerintahan yang statusnya adalah abdi negara itu diistilahkan sebagai “orang-orang SBY”, menjadi tidak masuk akal,” tulis SBY.
SBY melanjutkan, jika setiap pejabat tinggi yang bertugas di era nya harus segera diganti alias dibersihkan, karena dianggap sebagai orang-orang SBY alangkah malangnya mereka.
“Apa salah dan dosa mereka? Pengangkatan para pejabat di jajaran TNI & Polri ada mekanismenya. Pengangkatan eselon satu juga demikian. Tidak pernah saya menunjuk nama bagi posisi-posisi Sekjen, Irjen, Dirjen, Kepala Lembaga Pemerintahan Non Kementerian, dan para Pimpinan BUMN. Mereka semua diusulkan oleh para atasannya, bisa Menteri, Panglima TNI atau Kapolri,” papar SBY.
Kemudian khusus eselon satu kementerian dan Lembaga Pemerintahan non Kementerian (LPNK), kata SBY, dibahas oleh Tim Penilai Akhir yang dipimpin Wakil Presiden. Setelah dilakukan pembahasan dan penilaian yang cermat, dilaporkan kepada Presiden untuk mendapatkan persetujuan.  
“Selama ini, lanjut SBY, 95 persen dia setujui. Sementara sisanya atau 5 persen, sering dia minta untuk dibahas kembali jika ada informasi yang negatif. Setelah jelas segala sesuatunya, maka segera diputuskan. SBY mengatakan sebagian dari yang diseleksi tersebut lolos, namun sebagian lagi mesti dilakukan penggantian. Itulah sistem dan aturan yang dulu saya anut dan jalankan  transparan dan akuntabel,” tulis SBY.
“Saya tidak yakin Presiden Jokowi punya pikiran dan kehendak untuk melakukan pembersihan semacam itu. Kalau hal itu terjadi, bagaimana pula nanti jika Presiden baru pengganti Pak Jokowi juga melakukan “pembersihan” yang sama. Namun, Presiden Jokowi memiliki kewenangan penuh untuk mengangkat dan memberhentikan seseorang sesuai dengan urgensi dan kebutuhannya. Beliau yang akan menggunakan. Beliau tentu ingin sukses memimpin kita semua 5 tahun mendatang ini. Tentu semuanya dilakukan sesuai dengan norma, aturan dan etika yang berlaku,” demikian SBY.

Artikel ini ditulis oleh:

Ahok Ingin Pasar Tradisional dan Modern Berdekatan

Jakarta, Aktual.co —Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ingin tak ada lagi batas antara pasar tradisional dan pasar modern. Menurutnya, anggapan bahwa pasar tradisional harus berjarak dengan pasar modern, justru merupakan anggapan keliru.
“Kita selalu dibodohi seolah-olah pasar modern nggak boleh dekat pasar tradisional. Yang ada tradisional harus nempel dengan modern,” ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (19/1).
Untuk itu, Perda No 2 Tahun 2002 tentang Perpasaran direvisi. Ahok yakin, asal barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar modern sama sumbernya, dengan grosir yang murah, maka keduanya bisa bersaing.
“Kalau pasar modern pakai AC dan bersih, kira-kira siapa yang lebih murah? Tradisional asal belinya jangan lewat tengkulak,” ujar dia.
Dia juga akan mewajibkan produk-produk di pasar modern juga dijual di toko kelontong, dengan harga sama. Di mana dengan komposisi dagangan, barang lokal harus ada di atas 90 persen.
“Makanya kita musti mewajibkan kepada mereka pasar modern, grosiran mereka juga mau menjual ke toko kelontong dengan harga diskon pabrik. Kalau begitu, si pasar kecil akan untung. Kalau jauh kan jadi beda,” kata dia.
Ahok punya contoh untuk rencana mendekatkan pasar modern dengan pasar tradisional. Yakni Pasar Gading Serpong. Meski saling berdekatan namun tidak saling mematikan. 
Kalau pasar tradisional dan pasar modern dipisahkan, kata Ahok, justru rawan penyelundupan. 
“Penyelundup yang untung menjual produk makan luar negeri, sudah nggak bayar pajak dia main langsung ke pedagang kelontong,” ucap dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain