29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39353

SBY: Jokowi “Bersih-bersih” Orang Saya

Jakarta, Aktual.co — Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seakan menyindir Presiden Jokowi dalam sebuah tulisan panjangnya di fanpage Facebook resminya, Senin (19/1)  
Tulisan panjang yang diberi judul “Polri Kita” itu, SBY membahas soal pergantian kepemimpinan di Polri. Di awal SBY menceritakan soal caranya memilih Kapolri yang sudah sesuai undang-undang. Diceritakan pula pelibatan KPK.
“Masukan dari KPK kepada Presiden tersebut, yang disampaikan secara lengkap dan resmi, sungguh saya perhatikan. Namun, saya memilih untuk tidak membawanya ke arena publik,” kata SBY.
Kemudian, SBY mengaku mendengar isu yang memprovokasi yang bisa memecah belah dirinya dan Jokowi. SBY menuturkan dia mendengar isu yang menyebut saat ini ada gerakan pembersihan “orang-orang SBY”, baik di jajaran TNI, Polri maupun aparatur pemerintahan.
“Saya terhenyak. Karena kalau yang dianggap orang-orang SBY itu adalah yang ada dalam jajaran Kabinet Indonesia Bersatu, yang sesungguhnya adalah posisi politik (political appointee), hal itu masih masuk akal. Tetapi, kalau para perwira TNI dan Polri profesional, atau para eselon satu jajaran pemerintahan yang statusnya adalah abdi negara itu diistilahkan sebagai “orang-orang SBY”, menjadi tidak masuk akal,” tulis SBY.
SBY melanjutkan, jika setiap pejabat tinggi yang bertugas di era nya harus segera diganti alias dibersihkan, karena dianggap sebagai orang-orang SBY alangkah malangnya mereka.
“Apa salah dan dosa mereka? Pengangkatan para pejabat di jajaran TNI & Polri ada mekanismenya. Pengangkatan eselon satu juga demikian. Tidak pernah saya menunjuk nama bagi posisi-posisi Sekjen, Irjen, Dirjen, Kepala Lembaga Pemerintahan Non Kementerian, dan para Pimpinan BUMN. Mereka semua diusulkan oleh para atasannya, bisa Menteri, Panglima TNI atau Kapolri,” papar SBY.
Kemudian khusus eselon satu kementerian dan Lembaga Pemerintahan non Kementerian (LPNK), kata SBY, dibahas oleh Tim Penilai Akhir yang dipimpin Wakil Presiden. Setelah dilakukan pembahasan dan penilaian yang cermat, dilaporkan kepada Presiden untuk mendapatkan persetujuan.  
“Selama ini, lanjut SBY, 95 persen dia setujui. Sementara sisanya atau 5 persen, sering dia minta untuk dibahas kembali jika ada informasi yang negatif. Setelah jelas segala sesuatunya, maka segera diputuskan. SBY mengatakan sebagian dari yang diseleksi tersebut lolos, namun sebagian lagi mesti dilakukan penggantian. Itulah sistem dan aturan yang dulu saya anut dan jalankan  transparan dan akuntabel,” tulis SBY.
“Saya tidak yakin Presiden Jokowi punya pikiran dan kehendak untuk melakukan pembersihan semacam itu. Kalau hal itu terjadi, bagaimana pula nanti jika Presiden baru pengganti Pak Jokowi juga melakukan “pembersihan” yang sama. Namun, Presiden Jokowi memiliki kewenangan penuh untuk mengangkat dan memberhentikan seseorang sesuai dengan urgensi dan kebutuhannya. Beliau yang akan menggunakan. Beliau tentu ingin sukses memimpin kita semua 5 tahun mendatang ini. Tentu semuanya dilakukan sesuai dengan norma, aturan dan etika yang berlaku,” demikian SBY.

Artikel ini ditulis oleh:

Ahok Ingin Pasar Tradisional dan Modern Berdekatan

Jakarta, Aktual.co —Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ingin tak ada lagi batas antara pasar tradisional dan pasar modern. Menurutnya, anggapan bahwa pasar tradisional harus berjarak dengan pasar modern, justru merupakan anggapan keliru.
“Kita selalu dibodohi seolah-olah pasar modern nggak boleh dekat pasar tradisional. Yang ada tradisional harus nempel dengan modern,” ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (19/1).
Untuk itu, Perda No 2 Tahun 2002 tentang Perpasaran direvisi. Ahok yakin, asal barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar modern sama sumbernya, dengan grosir yang murah, maka keduanya bisa bersaing.
“Kalau pasar modern pakai AC dan bersih, kira-kira siapa yang lebih murah? Tradisional asal belinya jangan lewat tengkulak,” ujar dia.
Dia juga akan mewajibkan produk-produk di pasar modern juga dijual di toko kelontong, dengan harga sama. Di mana dengan komposisi dagangan, barang lokal harus ada di atas 90 persen.
“Makanya kita musti mewajibkan kepada mereka pasar modern, grosiran mereka juga mau menjual ke toko kelontong dengan harga diskon pabrik. Kalau begitu, si pasar kecil akan untung. Kalau jauh kan jadi beda,” kata dia.
Ahok punya contoh untuk rencana mendekatkan pasar modern dengan pasar tradisional. Yakni Pasar Gading Serpong. Meski saling berdekatan namun tidak saling mematikan. 
Kalau pasar tradisional dan pasar modern dipisahkan, kata Ahok, justru rawan penyelundupan. 
“Penyelundup yang untung menjual produk makan luar negeri, sudah nggak bayar pajak dia main langsung ke pedagang kelontong,” ucap dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Bangun Bendung Pitap, Pemerintah Pusat Gelontorkan Rp1,2 Triliun

Jakarta, Aktual.co — Pemerintah segera membangun Bendung Pipitak Jaya di Kecamatan Pitap, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan senilai Rp1,2 triliun dari dana APBN untuk mendukung program peningkatan ketahanan pangan nasional. Kepala Dinas Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Martinus mengungkapkan pembangunan Bendung Pipitak Jaya di Pitap tersebut dibiayai seluruhnya oleh pemerintah pusat tanpa dana “sharing” dari pemerintah daerah.

“Ini adalah pembangunan bendung baru di lokasi yang baru, selain Bendung Pitap yang telah dibangun tahun sebelumnya,” ujar Martinus di Banjarmasin, Senin (19/1).

Rencananya, tambah dia, bendung yang seluruh pembangunan, termasuk pembebasan lahan dibiayai oleh pemerintah pusat tersebut mulai dilakukan kontrak pada November. Pembangunan bendung Pipitak Jaya akan dilaksanakan secara “multiyear”, dan diharapkan pada 2016 proyek tersebut bisa dituntaskan.

Menurut Martinus, saat ini pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum sedang fokus membangun dan membenahi infrastruktur sektor sumber daya air dan irigasi, dengan harapan melalui pengairan yang memadai akan mampu meningkatkan produksi pangan masing-masing daerah untuk mendukung program nasional.

Bila bendung Pipitak Jaya selesai, selain berfungsi untuk mengatasi banjir di daerah tersebut, juga akan mampu mengairi sawah seluas 10 ribu hektare yang ada di sekitar lokasi bendung tersebut.

Selain Bendung Pipitak Jaya pada 2015, Kementerian PU juga fokus menyelesaikan tiga bendung lainnya, yaitu Bendung Amandit di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Bendung Pitap di Kabupaten Balangan dan Bendung Batang Alai di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Proyek bendung dari pemerintah pusat yang dibangun pada era 2005 dan menelan biaya ratusan miliar rupiah ini, hingga kini belum dapat difungsikan, karena pembangunan jaringan irigasi dan pembebasan lahan masyarakat yang belum selesai.

Khusus untuk penuntasan ketiga bendung tersebut, pemerintah telah menganggarkan biaya Rp250 miliar, yang sebagian dana dimanfaatkan untuk pembebasan lahan saluran tersier yang hingga kini belum berhasl dituntaskan.

Sebelumnya, kata dia, pemerintah pusat tidak bisa bisa menganggarkan dana untuk pembebasan lahan, untuk penyelesaian saluran tersier tersebut, namun dengan adanya program peningkatan ketahanan pangan, maka penyelesaian bendung didanai oleh pemerintah pusat melalui dana APBN.

Ketiga bendung tersebut, tambah dia, rencananya akan selesai pada akhir 2016 dan diharapkan akan mampu mengairi seluruh persawahan di sekitar daerah tersebut.

Menurut Martinus, dengan selesainya pembangunan empat bendung, yaitu tiga bendung lama dan satu bendung baru, maka total areal persawahan yang dapat diairi mencapai 25 ribu hektare.

“Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi yang dinilai sebagai provinsi yang memiliki potensi pertanian cukup strategis, sehingga kita banyak mendapatkan proyek pembangunan sektor tanaman pangan,” katanya.

Selain itu, pemerintah juga menilai Kalsel memiliki potensi pertanian yang cukup besar untuk dikembangkan, sehingga daerah ini masuk delapan provinsi penyangga pangan nasional.

Melalui program percepatan pembangunan irigasi ini, ditargetkan terjadi peningkatan produksi pangan regional dan nasional sehingga program swasembada pangan nasional bisa segera tercapai.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Ahok Duga Ada Pejabat Hilangkan Sertifikat Lahan Taman BMW

Jakarta, Aktual.co —Melayangnya lahan 12 hektar di Taman BMW milik Pemprov DKI, pasca kalah di Pengadilan Tata Usaha Negara, diduga merupakan akibat dari adanya sertifikat asli tanah yang sengaja dihilangkan pejabat DKI di masa pemerintahan lalu.
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menduga dengan menghilangkan sertifikat asli, si pejabat kemudian memindahtangankan kepemilikan lahan. 
“Berdasarkan temuan, ada beberapa aset yang kita curiga  menjadi milik katakanlah mantan pejabat kita (Pemprov DKI),” ujar Ahok, di Balai Kota, Senin (19/1). 
Untuk memastikan dugaan itu, Ahok berencana minta kejelasan Badan Pertanahan Nasional (BPN). 
“Kok bisa hilang? Kok bisa dia dapat sertifikat? Kita lagi mau kirim surat kepada BPN, tanyain bagaimana dia bisa dapat sertifikat kan lucu orang menggugat tanah Pemda, yang menggugat ini nggak ada surat juga,” ujar dia.
Tak hanya bertanya, jika memang terbukti benar ada unsur kesengajaan penghilangan sertifikat asli, si pejabat bakal dipidanakan.
“Kita gugat kalau begitu. Kamu siapa sampai kamu begitu. Konyol kan. Aduh mesti lapor Presiden kalau kayak gini,” 
Ahok mengaku merasa heran lantaran si pemenang gugatan atas lahan 12 hektar di Taman BMW, yakni PT Buana Permata Hijau, juga hanya mengantongi bukti kepemilikan yang minim.
Tak rela lahan milik Pemprov lepas, Ahok pun minta jajarannya usut tuntas masalah sengketa ini. kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Heru Budi Hartono pun bakal ditugaskan untuk usut sertifikat.
“Berkas-berkas juga sudah ditaruh ke badan arsip. Habis itu bikin sistem yang benar,” ucap dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Jaksa KPK Buka Sadapan, DPR dan Zulkifi Hasan Disebut

Jakarta, Aktual.co — Persidangan lanjutan terdakwa Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Provinsi Riau Gulat Medali Emas Manurung, mengungkapkan adanya fakta baru.
Pasalnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) memperdengarkan rekaman hasil sadapan antara Gulat dengan Gubernur Riau nonaktif Annas Maamun.
Rekaman tertanggal 20 September 2014 itu, memperdengarkan perbincangan persiapan pemberian sesuatu ke Komisi IV DPR dan Menteri Kehutanan Periode 2009-2014 yang kini menjabat Ketua MPR RI Zulkifli Hasan.
Pada percakapan pertama, Annas memperingatkan ke Gulat supaya tak lupa dengan Komisi IV.
Sadapan ini masuk dalam materi pemeriksaan Annas dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Nomor 64. Sementara rekaman kedua tertuang dalam BAP Nomor 61. Berikut transkip sadapan rekamanan lengkapnya.
Gulat: kalau kata mereka Pak, mungkin besok ada Pak. Iya Pak kalau besok…
Annas: ndak, ndak…(suara tidak jelas).
Gulat: Siap Pak, siap Pak. Pokoknya besok saya usahakan Pak.
Annas: Untuk DPR RI. Begitu. Jadi kita tidak perlu berulang-ulang.
Gulat: Iya Pak. Bapak pun tak perlu bolak balik jakarta. Gitu pak ya.
Annas: Pak menteri minta sebelum ini, sebelum selesai ini.
Gulat: Oohh siap pak, siap Pak. baik Pak.
Annas: Pak menteri minta ini selesaikan ini.
Gulat: Siap Pak.
Annas: Jangan lupa komisi IV juga itu.
Gulat: Baik pak, siap pak.
Ketua JPU Kresno Anto Wibowo membeberkan, sadapan kedua ini merupakan rekaman pembicaraan Annas-Gulat tertanggal 20 September 2014, pukul 23.33.
“Jadi itu memang satu rangkaian (dengan sadapan pertama), kenapa muncul sampai ada penafisran saksi ini bahwa maksud “mereka” ini adalah PT Duta Palma. Ini satu rangkain percakapan Pak. Ini BAP nomor 61, ada rekaman percakapan tanggal 20 ini,” ujarnya.
Dalam kesaksiannya, Annas Maamun mengaku meminta Rp2,9 miliar kepada Gulat untuk pengurusan dan memasukan kebun sawit Gulat dalam revisi atau perubahan Surat Keputusan Menteri Kehutanan (SK Menhut) Nomor 673/Menhut-II/2014 tertanggal 8 Agustus 2014.
SK Menhut Nomor 673 ini awalnya tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan seluas 1.638.249 hektar, perubahan Fungsi Kawasan Hutan seluas 717.543 hektar, dan Penunjukan Bukan Kawasan Hutan menjadi Kawasan Hutan seluas 11.552 hektar.
Uang ini di antaranya direncakan untuk operasional 64 anggota Komisi IV DPR 2009-2014. Saat JPU menyinggung apakah ada uang untuk Zulkifli, Annas membantah. Termasuk tidak ada uang untuk pejabat Kemenhut lainnya.
“Nggak, nggak ada,” ujar Annas.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Pertamina Mengaku Siap Antisipasi Meningkatnya Konsumsi BBM

Malang, Aktual.co — PT Pertamina (Persero) mengaku siap mengantisipasi meningkatnya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pasca penurunan harga yang diumumkan secara resmi oleh pemerintah.         
Assistant Manager External Relation Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V, Heppy Wulansari, mengatakan berapapun kebutuhan di lapangan pasca penurunan harga Pertamina siap melayani.
“Premium kan sudah nggak disubsidi jadi berapapun kebutuhan di lapangan  tetap dipenuhi,” kata Heppy, Senin (19/1).
Untuk jenis Solar, stok dinyatakan aman karena Pertamina menyatakan tidak khawatir terhadap terjadinya lonjakan konsumsi masyarakat karena jika hal itu terjadi tetap akan bisa dipenuhi. Konsumsi normal Premium di wilayah MOR V sekitar 13.754 kilo liter (kl) per hari  dan Solar 6.951 kl per hari. Sehingga pasca pengumuman harga BBM turun sangat dimungkinkan bakal terjadi peningkatan konsumsi.
“Sebelumnya sewaktu harga Pertamax diumumkan turun pada 2 Januari lalu  juga terjadi lonjakan konsumsi,” jelas dia. Seperti diketahui, harga Premium yang sebelumnya Rp7.600  per liter turun menjadi Rp6.600 per liter. Sedangkan Solar yang sebelumnya Rp7.250 per liter turun menjadi Rp6.400 per liter dan berlaku pada Senin (19/1) dini hari.
 

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain