28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39359

Pendapatan BUMN Capai Rp1.912 Triliun, 20 Perusahaan Merugi Rp7,09 Triliun

Jakarta, Aktual.co — Menteri BUMN Rini M Soemarno mengatakan bahwa Kementerian BUMN memperkirakan realisasi total pendapatan 119 perusahaan milik negara pada 2014 mencapai Rp1.912 triliun, naik 6,7 persen dibandingkan realisasi pendapatan 2013 sebesar Rp1.792 triliun.

“Saat yang bersamaan laba bersih diperkirakan mencapai Rp154 triliun, naik 1,32 persen dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp152 triliun,” ujar Menteri BUMN Rini Soemarno di Jakarta, Senin (19/1).

Adapun jumlah BUMN yang mengalami kerugian tahun 2014 mencapai 20 perusahaan dengan perkiraan total defisit Rp7,09 triliun.

“Capain ini lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana rugi dialami sebanyak 27 BUMN dengan total rugi Rp34,58 triliun,” kata Rini.

Selain meningkatkan pendapatan dan laba bersih, total aset pada tahun 2014 mencapai Rp4.467 triliun, melonjak 5,95 persen dibanding tahun 2012 sebesar Rp4.126 triliun. Sedangkan total belanja modal (capex) 2014 mencapai Rp255 triliun, naik 20,28 persen, dibandingkan capex 2013 sebesar Rp212 triliun.

Rini menjelaskan, pencapaian 2014 tersebut akan dijadikan sebagai dasar untuk menyusun Roadmap Kementerian BUMN 5 tahun kedepan dalam Rencana Pemerindah Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019.

“RPJMN 2015-2019 baru ditetapkan Presiden Joko Widodo pada awal Januari 2015, dan akan diselesaikan dalam 2 bulan ke depan (Maret 2015),” ujar Rini.

Kementerian BUMN juga mengusulkan target setoran dividen BUMN pada RAPBN-P 2015 sebesar Rp34,95 triliun, turun dari semula Rp44 triliun.

“Pertimbangan penurunan target dividen agar BUMN dapat berperan aktif dalam mewujudkan program-program prioritas pemerintah, khususnya bidang kedaulatan energi, kemandirian pangan, serta pembangunan infrastruktur dan kemaritiman,” ujar Rini.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Terkait dengan Foto Mesra Abraham-Elvira, Penyanyi Ini Kritisi KPK

Jakarta, Aktual.co — Meski belum melihat foto mesra Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad dengan juara Putri Indonesia 2014, Elvira Devinamira Wirayanti yang cukup menghebohkan masyarakat Indonesia beberapa waktu yang lalu, penyanyi berbakat Pongki Barata mengkritisi kebijakan KPK.

Menurut vokalis dan gitaris band Jikustik ini, seharusnya pejabat publik, khususnya KPK memberikan contoh yang baik serta keteladanan kepada publik tanah air. Namun, ketika ditanya lebih jauh tentang foto mesra Abraham-Elvira, Pongki langsung bergegas meninggalkan Aktual.co.   

“Aduh saya nggak ngerti politik mba, apalagi soal foto-foto begitu, saya cukup ditanya dunia musik saja,” pungkas Pongki, di Citywalk Sudirman, Senin (19/1).

Diberitakan sebelumnya, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kasus perselingkuhan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad dengan juara Putri Indonesia 2014, Elvira Devinamira Wirayanti. Perselingkuhan itu terungkap dari foto-foto mesra yang diduga Abraham dengan Elvira.

Profesi Pejabat Negara dan artis (entertainment) bisa dikatakan sebagai jawaranya profesi yang rawan dengan selingkuh. Hal itu terbukti dengan banyaknya kasus perselingkuhan yang terungkap dan diberitakan di media masa. Hal itu sering dilakukan oleh oknum yang memiliki jabatan yang tinggi. Namun tetap tidak semua Pejabat Negara yang melakukan hal tersebut.

Elvira sendiri sudah membantah terkait dengan foto mesranya dengan pejabat KPK.  “Itu tidak asli, thanks ya,” ceplos Elvira, kepada Aktual.co, beberapa hari yang lalu, melalui sambungan telepon.

Artikel ini ditulis oleh:

Menteri Rini: Jumlah BUMN Menyusut Menjadi 119 Pada 2014

Jakarta, Aktual.co —  Menteri BUMN Rini Soemarno mengungkapkan bahwa jumlah perusahaan pelat merah telah berkurang pada 2014. Pasalnya, ada perusahaan yang beralih menjadi instansi pemerintah dan ada yang menjadi holding.

“Jumlah BUMN berkurang jadi 119 perusahaan,” kata Rini dalam rapat kerjanya dengan Komisi VI di gedung DPR, Jakarta, Senin (19/1).

Ia menuturkan, awalnya jumlah perusahaan BUMN ada 141 perusahaan pada 2013. Tapi, jumlahnya berkurang menjadi 119 perusahaan pada tahun 2014.

“Dua perusahaan, PT Askes dan PT Jamsostek menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Ada 14 BUMN perkebunan menjadi 1 holding dan 6 BUMN kehutanan menjadi 1 holding,” terangnya.

Selain itu, Rini juga menyebut pada 2014 total aset BUMN ada Rp4.467 triliun atau naik 5,95 persen dari tahun 2013 yang sebesar Rp4.216 triliun. Pendapatan BUMN pun naik 6,7 persen dari Rp1.792 triliun pada 2013 menjadi Rp1.912 triliun. Laba bersihnya naik 1,32 persen dari Rp152 triliun pada 2013 menjadi Rp154 triliun pada 2014. Total belanja modal perusahaan pelat merah itu pun naik 20,28 persen dari Rp212 triliun pada 2013 menjadi Rp255 triliun pada 2014.

Rini juga mencatat pada tahun 2014, ada dua puluh perusahaan pelat merah yang merugi Rp7,09 triliun. Tapi, dia menyebutkan angka itu lebih baik daripda tahun sebelumnya.

“Capaian itu lebih baik daripada tahun sebelumnya di mana ada 27 BUMN yang total ruginya sebesar Rp34,58 triliun,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Panglima TNI Menerima Penyerahan Jabatan Kasum TNI

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menerima penyerahan tugas, wewenang dan tanggung jawab jabatan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI dari Marsekal Madya (Marsdya) TNI Agus Supriatna yang saat ini menjabat Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), bertempat di Lobby Subden Denma Mabes TNI Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (19/1/2015). Turut hadir dalam acara tersebut adalah Kasad, Kasal, Koorsahli Panglima TNI, Passuspom TNI, para Asisten Panglima TNI, Dankodiklat TNI, Kabais TNI, para Kabalakpus TNI, Pangdam Jaya dan Kapuspen TNI.AKTUAL/PUSPEN TNI

Punya Utang Rp400 Triliun, DPR Sarankan PLN Lepas Aset Non-Core

Jakarta, Aktual.co — Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra Abdul Wahid menyarankan PT PLN (Persero) untuk melepas aset non-core agar mendapatkan aliran dana (cash flow). Sebab saat ini PT PLN (Persero) memiliki utang hingga Rp400 triliun.

Saat ini PLN memiliki total aset sebesar Rp500 triliun dan untuk aset tetap (fix aset) sebesar Rp300 triliun. Dimana dalam total aset tersebut terdapat aset non-core. Menurutnya tidak akan melanggar hukum jika PLN melepas aset non-core untuk menutupi utang yang dimiliki perusahaan. Dia mengaku prihatin terhadap kinerja keuangan perusahaan yang semakin memburuk.

“Bukan sesuatu yang haram untuk melepas aset non-core, itu untuk mendapatkan aliran dana,” kata Wahid dalam Rapat Kerja Komisi VI dengan Kementerian BUMN di Gedung DPR, Jakarta, Senin (19/1).

Dia juga menyinggung terkait pendirian anak usaha PLN yang tidak memiliki ketersambungan terhadap core bisnis. Misalnya PLN Batu bara dan perusahaan shipping.

“Kedua anak usaha tersebut tidak mendatangkan keuntungan bagi induk usaha. Seharusnya PLN memberdayakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang batu-bara dan perkapalan,” ujarnya.

Ia menilai kerjasama dengan perusahaan BUMN di kedua bidang tersebut tentunya akan membawa keuntungan bagi perusahaan BUMN.

“Memangnya tidak ada perusahaan BUMN yang bergerak di bidang trading batubara dan perkapalan? Kita pertanyakan dasar-dasar strategi PLN membentuk kedua anak perusahaan tersebut,” tegas Wahid.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Franc Ikuti Mekanisme Pasar, LPEM UI: Rupiah Tidak Terpengaruh Signifikan

Jakarta, Aktual.co —   Gubernur Bank Sentral Swiss, Thomas Jordan menetapkan kebijakan terhadap mata uang Swiss, Franc sesuai mekanisme pasar terhadap Euro. Padahal sejak September 2011, Franc telah dipatok dengan nilai tetap.

Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI), I Kadek Dian Sutrisna mengatakan hal tersebut tidak akan mempengaruhi nilai Rupiah. Pasalnya, penggunaan Franc dan Euro sangat jarang di Indonesia.

“Ngga terlalu signifikan terhadap Rupiah,” ujar Kadek dalam acara FEUI Economic View 2015 di Jakarta, Senin (19/1).

Lebih lanjut dikatakan dia, Rupiah akan lebih berpengaruh jika permintaannya meningkat. Sehingga, asing akan membawa uangnya ke Indonesia, baik dalam saham atau obligasi.

“Sebenarnya Rupiah kita akan naik bukan karena Franc mengikuti mekanisme pasar atau tidak, tapi karena demand Rupiah itu sendiri juga naik. Misalnya kalau dari internal, industri manufaktur, UMR ini yang jadi tantangan kita,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Berita Lain