28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39385

Penyeberangan Karam Abu Salem Dibuka Kembali oleh Israel

Jakarta, Aktual.co — Gaza, Aktual.co —Pemerintah Israel membuka kembali sebagian penyeberangan Karam Abu Salem untuk memungkinkan pengiriman makanan, bahan bakar dan semen ke Jalur Gaza, Minggu (18/1). Pihak berwenang Israel mengizinkan 450 truk untuk memasuki persimpangan sarat dengan bantuan untuk sektor komersial dan industri, di samping gas dan bahan bakar untuk operasi pembangkit listrik, kata Ketua komite koordinasi persediaan Gaza, Raed Fattouh.

Sebanyak 150 truk lebih sarat dengan bahan khusus infrastruktur akan segera memasuki penyeberangan, ia menambahkan. Sejumlah pedagang dan pemilik pabrik semen telah berdemonstrasi di depan penyeberangan itu menuntut mereka diberikan semen mirip dengan sisa produsen dan dealer, kata saksi mata mengatakan kepada KUNA.

Artikel ini ditulis oleh:

Menlu Kanada dapat “Bingkisan” dari Warga Palestina

Ramallah, Aktual.co —Warga Palestina yang berunjukrasa meneriaki dan melempari telur ke menteri luar Kanada yang sedang berkunjung ke Tepi Barat sebagai protes atas sikap dukungan diplomatik negara itu ke Israel. “Anda tidak diterima di sini,” teriak para pengunjuk rasa.

John Baird tidak terkena telur yang dilempar tersebut tetapi salah satunya mendarat di atas mobilnya yang melaju setelah bertemu dengan mitranya dari Palestina di Ramallah. Puluhan tentara pasukan khusus Palestina yang berjaga dengan senjata otomatis dan pakaian anti-huru-hara tidak mengambil tindakan terhadap pelempar telur yang berada di antara 100 orang pengunjuk rasa itu.

Kanada adalah salah satu negara yang menentang upaya Palestina menjadi anggota bukan negara dari Majelis Umum PBB pada 2012. Dan Bird menyebut langkah Palestina bergabung dengan Pengadilan Kejahatan Internasional “mengkhawatirkan dan berbahaya”.

Setelah gagal dalam serangkaian perundingan damai dengan Israel, Palestina memutuskan untuk melawan Israel di badan-badan internasional dan Perdana Menteri Kanada Stephen Harper yang konservatif merupakan salah satu penentang paling lantang strategi ini. Dalam satu pernyataan tertulis, juru runding kenamaan Palestina Saeb Erekat menuntut Baird meminta maaf karena mengunjungi para pejabat Israel di daerah pendudukan Yerusalem Timur tahun lalu.

Palestina berniat menjadikan Yerusalem Timur, yang bersama Tepi Barat dan Jalur Gaza dicaplok Israel dalam perang 1967, sebagai ibukota negara Palestina merdeka. Israel menganggap Yerusalem sebagai ibukotanya meski tidak berhasil mendapat pengakuan dari dunia internasional.

“Kami menyesalkan keputusan pemerintah Kanada untuk memihak di kubu yang salah secara sejarah dengan mendukung pendudukan Israel dan kebijakan apartheidnya tanpa pandang bulu. Sebagaian besar negara di dunia memandang pemukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur ilegal. Dan Israel telah menarik mundur tentara dan pemukim Yahudi dari Jalur Gaza pada 2005.

Bioskop Bisik Sajikan Film untuk Tunanetra

Jakarta, Aktual.co — Jakarta, Aktual.co —   Ada yang berbeda di Galeri Indonesia Kaya (GIK) Sabtu petang 17 Januari ini, di mana Think.Web dan Fency menyajikan Bioskop Bisik untuk memanjakan penonton tunanetra dengan menampilkan film “Janji Joni.”   Masing-masing penonton yang berjumlah sekitar 40 orang didampingi seorang relawan untuk membisikkan setiap adegan dan alur cerita film besutan Joko Anwar tersebut.

Para tunanetra tampak menikmati setiap adegan yang ditampilkan. Sesekali mereka ikut tertawa jika film menampilkan adegan lucu yang telah dideskripsikan relawan.   “Ini adalah upaya kemansiaan yang mendasar bagi penyandang tunanetra, sehingga mereka juga dapat merasakan keindahan dan atmosfer film,” kata direktur yayasan tunanetra Mitra Netra, Bambang, di auditorium GIK, Jakarta.

Ia mengatakan bahwa acara ini dapat menjadi salah satu upaya agar kehadiran para tunanetra diaku dalam masyarakat Indonesia.  “Tunanetra mendapatkan hiburan dan dapat berbagi kebahagiaan layaknya masyarakat kebanyakan,” katanya.

Apalagi, menurut dia, saat ini ada sekitar 1,5 persen dari populasi indonesia yang merupakan tunanetra. “Jika mereka diberikan akses seperti ini, maka tentu dapat memeriahkan industri film indonesia,” kata Bambang.

Sutradara Joko Anwar yang hadir dalam pemutaran film produksi tahun 2007 itu amat mengapresiasi penyelenggaraan Bioskop Bisik.  “Saya sangat terharu film ini dapat dinikmati teman-teman tunanetra. Semoga kegiatan ini dapat ditiru oleh pelaku perfilman yang lain,” katanya menambahkan.

Artikel ini ditulis oleh:

Sawito Tuntut Samad Bersikap Jujur, Juga BG dan PDIP

Jakarta, Aktual.co —Sawito Kartowibowo nama paranormal yang pernah mengkudeta Presiden Soeharto, mengingatkan publik agar menggugat Abraham Samad atas Kode Etik yang dilanggar Ketua KPK ini,  “Bila Jenderal BG dieksekusi minggu depan, maka pihak Kejaksaan dan pihak DPR bisa menjadikan hal ini diangkat ke publik, soal Abraham Samad,” tulis Sawito dalam opini di Kompasiana, Sabtu 17 January 2015 pukul 20:05. (Baca juga: Rumah Kaca Abraham Samad)
Dalam Opini bertajuk “Rumah Kaca Abraham Samad” itu, Sawito juga menghimbau  DPR, Presiden Jokowi, Media, dan Publik, secara umum harus mempertanyakan soal pertemuan-pertemuan Samad dengan PDIP. Karena hal ini bisa ditindaklanjuti menjadi pertanyaan lebih lanjut soal “legitimasi moral” Samad sebagai Pimpinan KPK.
Menurut Sawito, ada sejumlah Etika yang dilanggar Abraham Samad selaku Ketua KPK saat melakukan enam kali rangkaian pertemuan politik tersebut:
A. Pelanggaran Kode Etik KPK No.Keputusan No.6/P-KPK/02/2004-Memberikan atau Menjanjikan Sesuatu apapun kepada siapapun juga-.-Menerima Langsung atau Tidak Langsung Dari Siapapun Juga Suatu Janji Atau Pemberian-Setia Mempertahankan dan Mengamalkan Peraturan Perundang-undangan-Senantiasa Sungguh-Sungguh dan Jujur-Menolak atau Tidak Menerima Atau Mau Dipengaruhi Oleh Campur Tangan Siapapun.-Bertentangan dengan kewajiban dan Hukum
a) menarik garis tegas tentang apa yang patut, layak dan pantas dilakukan dengan apa yang tidak patut, layak dan pantas.b)pasal 6 ayat 1 (m) : “menghilangkan sikap arogansi dan sektoral”c) pasal 6 ayat 1(n) : “Mengindentifikasi setiap kepentingan yang timbul atau mungkin benturan kepentingan yang timbul dan memberitahukan ke pemimpin lainnya sesegera mungkin.d) pasal 6 ayat 1 (q) menahan diri terhadap godaan yang berpotensi mempengaruhi substansi keputusane) pasal 6 ayat 1 (r) : “memberitahukan dengan kepada pimpinan lainnya mengenai pertemuan dengan pihak lain dan telah dilaksanakan, baik sendiri atau bersama, baik dalam hubungan tugas maupun tidak.f) pasal 6 ayat 1 (u) : “Membatasi pertemuan di ruang publik seperti di hotel, restoran atau lobi kantor atau hotel atau di ruang publik lainnya.
Seluruh isi pasal pasal etik tersebut, menurut Sawito, harus digunakan guna menelisik seluruh kronologis enam kali pertemuan Abraham Samad dengan petinggi PDIP. Antara lain guna menguji sejauh mana rangkaian pertanyaan di bawah ini, yaitu:1. Apakah Samad bersih dari Permainan Politik pada saat ini?2. Apakah bila kemudian hal ini menjadi bukti dalam paparan publik, bisakah Samad mempertanggungjawabkan perbuatannya? Seperti ia menyeret Suryadharma Ali (SDA) di mana ia saat itu sebagai Ketua KPK, dan SDA berada dalam lingkaran Prabowo, ia juga mempermalukan Prabowo pada Pilpres 2014. Tujuannya agar ia menaikkan posisi tawarnya pada Jokowi dan mempesona lawan politik Prabowo.3. Lantas kenapa pemberian stempel terjadi amat politis, seperti pada SDA. Lalu ketika Rini naik (jadi Menteri), ia tidak melakukan langkah politik, sementara Rini dikabarnya “tidak layak KPK”? Lalu pada Jenderal BG, ia tiba-tiba memberikan penangkapan dan diuntungkan oleh eforia besar keberpihakan publik? Lucunya juga, ketika Badrodin Haiti naik dan sama-sama diindikasikan punya rekening gendut, Samad diam saja.4. Ada apa dengan PDIP yang semangat banget mencalonkan Jenderal BG, dan kenapa Jokowi juga tunduk pada arahan PDIP itu?.5. Ada apa dengan konflik internal POLRI ?
“Sebagai warga negara Indonesia saya sebenarnya sedih, karena saya berharap sekali KPK menjadi ujung tombak penegakan hukum, sebuah lembaga yang dibentuk dalam situasi darurat korupsi, tapi malah terjebak dalam permainan politik karena oknumnya yang berambisi politik,” tulis Sawito.
Karena itu, Sawito pun mengingatkan dan menggugah sikap kritis kalangan pers. “Saya rasa Media Massa, pasca pembatalan ini juga melihat dua hal BG dan Samad. Terutama TEMPO cobalah selidiki sejujurnya soal peran Samad dalam ikut campur dalam dunia politik, ketuklah rasa kewartawanan kalian soal sikap tidak adil Samad ini, apakah benar ada enam pertemuan dengan PDIP karena bila itu menjadi fakta maka Samad sudah melanggar hukum dan secara legitimasi moral sudah tidak layak memimpin KPK.”
Indonesia bagi Abraham Samad, dinilai Sawito, seperti dijadikan “Rumah Kaca” ala Pangemanann dalam tetralogi Pram. Sebuah novel yang bisa menjelaskan dengan jelas bagaimana kekuasaan itu bekerja, dan membuat orang yang tak jujur gelisah, walaupun kekuasaan itu mendukung dirinya untuk berbuat salah. 
“Semoga Abraham Samad bisa sadar, bahwa jabatan KPK adalah harapan satu-satunya rakyat, ungkaplah  BLBI, Hambalang, Bank Century bukan menjadikan kasus tipiring menjadi alat tekanan politik dan membuat pusing Bapak Presiden. Kita juga tak ingin punya Kapolri yang tidak baik masa lalunya, tapi kita juga tidak ingin semangat massa dikelabui untuk kepentingan politik seseorang dan mengorbankan harapan bangsa untuk menjadi lebih baik,” tutup Sawito dalam tulisannya itu.BACA JUGA: Setelah Kudeta Paranormal Soeharto, Sawito Bongkar Langkah Abraham Samad

Artikel ini ditulis oleh:

Setelah Kudeta Paranormal Soeharto, Sawito Bongkar Langkah Abraham Samad

Jakarta, Aktual.co —  Sawito Kartowibowo adalah nama blogger yang bersemboyan Membongkar Apa yang harus dibongkar, menulis Opini di Kompasiana pada Sabtu 17 Januari 2015 pukul 20:05  bertajuk “Rumah Kaca Abraham Samad”.   Apa yang ditulis Sawito ternyata cukup membuat heboh, karena membongkar langkah politik Ketua Komisi Pembrantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad, di balik tindakan menjadikan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka.    

Sawito Kartowibowo, entah apa benar nama penulis ini? Merunut ke belakang, jika benar dia adalah yang bernama Sawito tersebut,  adalah sosok yang pernah dipenjarakan semasa Orde Baru karena melakukan ‘kudeta paranormal’ terhadap Presiden Soeharto, berdasarkan wangsit yang diperolehnya setelah bersemedi di Gunung Lawu.

Yang menghebohkan ‘Kudeta paranormal’ saat itu ternyata dilakukan berdasarkan dukungan tandatangan dari co proklamator Mohammad Hatta, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Hamka; Ketua Majelis Agung Waligereja Indonesia (MAWI) Kardinal Yustinus Darmoyuwono; Ketua Persatuan Gereja Indonesia (PGI) TB Simatupang; Ketua Umum Sekretariat Kerja Sama Kepercayaan Indonesia RS Soekanto Tjokrodiatmodjo, Kapolri pertama yang kebetulan juga mertua Sawito. Kudeta itu menghebohkan dunia.
 
Nah kali ini Sawito juga bikin heboh lagi, dengan catatan ada rentetan pertemuan rahasia yang dilakukan Abraham Samad hingga kini berbuntut kasus tertundanya pelantikan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri.  Berikut ini petikan tulisan dari opini Sawito di Kompasiana 

Catatan Penting Ini: Ada Enam Pertemuan yang dilakukan oleh Abraham Samad dengan PDIP yang mengindikasikan Samad, bukan lagi seorang Penyidik yang bebas kepentingan politik.  “Tapi ia seperti Politisi biasa yang memanfaatkan peluang baik kesempatan maupun posisi,” tulis Sawito dalam opini tersebut.

Dalam beberapa pertemuan itu juga, Samad memakai Masker dan Topi, Samad menemui petinggi PDIP dan menawarkan dirinya untuk mendampingi Jokowi.  “Karena dalam pertemuan itu Samad masih dalam kedudukannya sebagai KETUA KPK…, ingat KETUA KPK.. dalam kapasitasnya itulah Samad melakukan transaksi politik,” tulis Sawito.

Berikut ini kronologi Pertemuan Samad dengan Petinggi PDIP, sebagaimana diuraikan oleh Sawito.

PERTEMUAN PERTAMA :
Di bulan Februari 2014, pihak Samad sudah mendengar kubu Megawati yang saat itu sedang dalam posisi genting untuk memutuskan siapa yang maju “Megawati atau Jokowi dalam Capres 2014″.

Samad mendapatkan kabar bahwa Jokowi-lah yang mulai mendapatkan angin ketimbang Megawati dalam pencalonan Presiden 2014. Karena, banyak beredar survey-survey di mana Megawati selalu ditempatkan di bawah Jokowi oleh lembaga survey.

Samad mulai berhitung bahwa dirinya punya kesempatan mendampingi Jokowi, karena Samad mendapatkan kabar Jokowi belum ditentukan siapa pendampingnya.  Kubu PDIP ingin ada semacam reprosikal politik “Jokowi maju, PDIP menang 27,02 % sesuai hasil keputusan kongres.

Inilah kenapa pendamping Jokowi belum ditentukan, tapi semua pihak yang punya jaringan politik mulai merapat ke PDIP. Tak terkecuali Samad.   Ia punya kekuatan politik. Walaupun bila kekuatan politiknya itu digunakan, ia menyalahi etika dan fungsi kebijakan publik. Karena senjata (Samad) satu-satunya adalah KPK.

Pada pertemuan pertama ada dua orang Petinggi PDIP senior, dan Petinggi PDIP yunior yang diajak Samad bertemu, di sebuah tempat mewah, sebuah Apartemen di depan sebuah Mall dan Pusat Perbelanjaan Pacific Place” yang berlokasi di Sudirman Central Business.

Dalam pertemuan itu, pihak Samad nyenggol soal “Emir Moeis” ini harus juga dibuka ke publik. Kenapa dalam pertemuan ini, Emir Moeis dibuka dan jadi pembahasan Samad kepada dua petinggi PDIP itu?  “Saya akan bantu kalau ada kasus Emir Moeis, Emir …kan sudah dibantu hukumannya tidak berat?”  (Abraham Samad, pada dua petinggi PDIP, Februari 2014).

PERTEMUAN KEDUA
Terjadi pertemuan kedua antara Samad dengan seorang Petinggi PDIP dan salah satu temannya yang bukan orang Partai. Dalam pertemuan itu ada asisten Samad yang berinisial “D”. Lagi-lagi di Apartemen mewah di wilayah SCBD, Jakarta Selatan.  Samad tampak sangat santai, dan tahu sekali suasana apartemen. Di sana petinggi PDI Perjuangan bertanya dengan Samad, “Apakah bersedia untuk dijaring?”

Pertanyaan ini membuka kesempatan bagi Samad masuk dalam bursa pencalonan wakil Presiden dari kubu PDIP. Samad dengan wajah teduhnya menyetujui dan gembira sekali. Hal ini harus dicatat, Samad masih menduduki posisi Ketua KPK dan amat tidak etis masuk ke dalam pencalonan politik saat ia menjabat. Andai ia ingin terus menjabat, etikanya ia harus ke luar dulu dari posisi pimpinan KPK.

PERTEMUAN KETIGA
Inilah pertemuan yang diketahui publik secara luas yaitu pada Sabtu (3/5/2014) di Ruang VIP Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta – Pers berebutan memfoto mereka, seakan-akan ada pertemuan yang tidak disengaja.
Tapi pers dikelabui ada pertemuan rahasia, di mana Samad memakai Masker dan Topi menemui pihak PDIP di sebuah hotel Bintang Lima di Yogyakarta, sekali lagi Samad didampingi Asistennya yang bernama “D”.

Dalam pertemuan itu Samad mempertanyakan nasibnya soal kelanjutan posisi pencalonannya sebagai Wakil Presiden RI.
Ada satu petinggi PDIP. – Agar peristiwa ini tidak menjadi fokus, Samad kemudian merancang seakan-akan ada pertemuan yang tidak sengaja di Bandara Yogyakarta.   Di sini sekaligus Samad ingin mencoba “Apakah publik setuju apa tidak bila dirinya maju menjadi “Capresnya Jokowi”. Dan rupanya dukungan Publik besar juga, Samad sangat antusias ia menggariskan diri berada dalam barisan Jokowi.

PERTEMUAN KEEMPAT
Setelah melihat antusias rakyat bahwa Samad yang akan maju menjadi pendampingnya Jokowi, Samad semakin bersemangat. Ia dikenalkan oleh salah satu petinggi PDIP kepada seorang Jenderal Purnawirawan dan membahas soal peluangnya menjadi Cawapres.

Samad sekali lagi datang dengan masker dan topi, digunakannya masker dan topi adalah bagian dari alam bawah sadar Samad, bahwa dirinya bersalah secara etika bila mengunjungi seseorang dalam kepentingannya yang menjadi irisan dalam tanggung jawabnya di KPK.   Dalam pertemuan itu Samad, bahkan sempat foto-foto dengan keluarga Pensiunan Jenderal itu.

PERTEMUAN KELIMA
Pertemuan kelima terjadi di sebuah gedung, ada petinggi PDIP dan Samad. Saat itu pembicaraan Samad sudah sangat serius dan mendalam, bahkan dari gedung itulah logo Jokowi-Samad sudah mulai beredar di mana-mana.

PERTEMUAN KEENAM
Inilah pertemuan yang paling mengerikan dan perlu dicatat khusus, dan juga menjadi alat dalam mengkaji siapakah Samad sesungguhnya.  Sebelum masuk ke Pertemuan keenam, baiklah kita lihat di luar lingkungan Samad.

Saat itu beberapa elite PDI Perjuangan berkumpul. Ada masukan paling penting bahwa Jusuf Kalla maju jadi Cawapres Jokowi. Pertimbangannya amat rasional,“Jusuf Kalla memegang massa Golkar, Jusuf Kalla bisa menjadi jangkar Golkar, walaupun Golkar saat ini dipegang Aburizal Bakrie, tapi pengurus-pengurus Golkar pasti akan berpihak ke Jokowi bila ada Jusuf Kalla di sana.

Sementara Abraham Samad sama sekali dinilai tidak punya akar massa, ia hanya kuat di media,bukan di tingkat massa, Samad dinilai oleh salah satu elite PDIP itu masih hijau dalam politik.

Sementara ada beberapa informasi yang masuk bahwa Prabowo sangat kuat, mustahil bila menjadikan Samad sebagai gacoan politik, bisa berantakan nanti Jokowi. Dan yang paling kuat menentang Samad adalah Budi Gunawan (BG) orang yang pada minggu depan kemungkinan besar akan berhadapan dengan Samad di KPK.

Gagalnya Samad jadi Cawapres Jokowi tidak diterima dengan legowo oleh Samad. Saat berita itu sampai pada dirinya, (dalam pertemuan keenam) ia berkata dengan mata tajam ke arah salah satu petinggi PDIP.  “Saya Sudah Tahu karena sudah menyuruh orang-orang saya untuk memasang alat sadap, sehingga saya tahu siapa yang menjadi penyebab kegagalan saya. Saya janji akan menghabisi orang itu”  (Abraham Samad, kepada salah satu petinggi PDIP).

Poin diatas amat penting karena : “menjelaskan bahwa salah satu yang diincar Abraham Samad adalah Budi Gunawan” dan menjadikan Megawati sasaran kebencian publik, karena gagal menjadikan dirinya sebagai Cawapres.  Bila Jenderal BG dieksekusi minggu depan, maka pihak Kejaksaan dan pihak DPR bisa menjadikan hal ini diangkat ke publik, soal Abraham Samad.

Pihak DPR, Presiden Jokowi, Media dan Publik secara umum harus mempertanyakan soal pertemuan-pertemuan Samad dengan PDIP dan hal ini bisa menjadikan pertanyaan lebih lanjut soal “legitimasi moral” Samad menjadi Pimpinan KPK.
Baca Juga: Sawito Tuntut Samad Bersikap Jujur, Juga BG dan PDIP

Artikel ini ditulis oleh:

FITRA: Calon Dirjen Pajak Ada Rekening Gendut, ‘BG’ kan

Jakarta, Aktual.co —Proses seleksi Dirjen Pajak masih berlangsung dan empat nama sudah berada di tangan Presiden Joko Widodo. Namun, beberapa calon tersebut diduga memiliki harta kekayaan yang tidak wajar. Atas dasar tersebut, Forum Transparansi untuk Transparansi Anggaran (Fitra) meminta kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan tindakan sama seperti yang dilakukan KPK ke Komjen Pol Budi Gunawan (BG).

“Kalau ada calon Dirjen Pajak yang diduga memiliki rekening gendut, bisa langsung di ‘BG’ saja oleh KPK,” ujar Koordinator Investigasi dan Advokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi dalam rilisnya. Uchok menjelaskan hal ini penting dilakukan agar jabatan setingkat Dirjen Pajak bebas dari korupsi dalam bentuk rekening gendut.

Dirinya menilai, KPK harus bergerak cepat dan tidak mendiamkan saja soal calon Dirjen Pajak yang memiliki rekening gendut. “Kalau KPK hanya mendiamkan saja, pasti opini publik akan menyerang KPK bahwa mereka tidak adil, tebang pilih, dan bermain politik,” jelasnya.

Di sisi lain, Wakil Ketua KPK menjelaskan jika memang ada calon Dirjen Pajak yang memiliki harta terlalu banyak maka pengawas internal patut mempertanyakan, karena jika harta yang didapatnya tidak sesuai profil maka disinyalir didapat secara ilegal. “Kalau terlalu banyak, artinya ada yang patut dipertanyakan,” ucapnya.

Wakil Ketua KPK, Zulkarnaen, pernah mengatakan, istilah rekening gendut sebenarnya bukan istilah hukum. Karena itu jika ada seseorang yang memiliki rekening gendut namun saat mencari hartanya dengan legal tidak menjadi masalah. “Hanya jika rekening gendut itu tidak sesuai profil itu yang akan didalami,” tutur Zulkarnaen.

Meski begitu dia menjelaskan penelusuran rekening gendut yang menerpa peserta calon Dirjen Pajak sebenarnya bisa dilakukan internal Kementerian Keuangan yakni Inspektorat Pengawasan Umum (Irwasum).

“Kalau itu mestinya dilakukan oleh internal mereka dulu untuk memeriksa setiap pegawainya apakah harta yang dimilikinya sesuai profil atau tidak. Gajinya dan penghasilannya berapa. Hartanya didapat dari mana saja, hibahnya dari mana,” pungkas dia.

Berita Lain