28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39388

Sebanyak 350 Warga Yazidi Dibebaskan ISIS

 Bagdad, Aktual.co —Sekitar 350 warga penganut agama Yazidi dibebaskan oleh kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada Sabtu, 17 Januari 2015. Mereka yang dibebaskan sebagian besar berusia tua, cacat fisik, dan menderita sakit.

Tidak ada penjelasan tentang alasan pembebasan penganut agama minoritas di Irak ini. Komunitas Yazidi hanya terlihat menyeberangi perbatasan yang dikuasai ISIS, dan beberapa pejabat Kurdi membawa mereka ke Kota Kirkuk. “Beberapa di antara mereka terluka, ada yang tidak mampu, serta banyak yang menderita gangguan mental dan problem psikologis,” kata Khodr Domli, aktivis terkenal hak-hak Yazidi, kepada AFP yang dikutip dari BBC, Minggu, (18/1).

Seorang korban penculikan ISIS yang dipulangkan itu menjelaskan mereka dimasukkan ke dalam beberapa bus dan dibawa pergi. Mereka begitu ketakutan karena khawatir akan dieksekusi oleh para milisi. Ternyata, mereka dipulangkan setelah beberapa bulan diculik. Sekitar 3.000 perempuan dan anak-anak dari komunitas Yazidi berada dalam sekapan ISIS. ISIS mengusir dan membunuh warga Yazidi saat penyerangan di Mosul, Irak.

Kembali, Yahudi Hina Nabi Muhammad

Jakarta, Aktual.co —Sekelompok pemukim Yahudi membuat “grafiti” yang berisi fitnah terhadap Nabi Muhammad dan mengancam warga Arab di Yerusalem yang diduduki. Seperti dilansir media Israel, Channel 10, Kamis (15/1) kelompok Yahudi anti-Arab dan pro-pemukiman, “Price Tag” diyakini berada di balik aksi tersebut.

Tetapi, media tersebut tidak menyebutkan di mana grafiti-grafiti itu dibuat. Price Tag mengacu pada strategi di mana ekstremis pemukim Yahudi menyerang warga Palestina dan properti mereka sebagai balasan atas ancaman terhadap perluasan pemukiman Israel.

Sementara itu, masjid-masjid dan gereja-gereja dicoret-coret dengan simbol Bintang Daud Yahudi dan kalimat-kalimat rasis, salah satunya “Matilah kalian Arab!”. Meski Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengutuk tindakan tersebut, Otoritas Palestina mengatakan insiden tersebut sering kali terjadi di depan mata polisi atau tentara Israel, tapi mereka tak mengambil tindakan apapun.

Pelaku Teroris di Paris Dimakamkan

Paris, Aktual.co —Tanpa upacara pemakaman, pemerintah Perancis menguburkan dua pelaku serangan penembakan di kantor majalah satire mingguan Charlie Hebdo, Said dan Cherif Kouachi di dua tempat yang berbeda pada Sabtu (17/1). Said Kouachi, tewas bersama adiknya, Cherif Kouachi dalam drama pengepungan polisi di sebuah gedung percetakan di kawasan industri Dammartin-en-Goele, pada Jumat (9/1) pukul 5 sore.

Dua hari sebelumnya, yaitu pada Rabu (7/1), Kouachi bersaudara meluncurkan serangan di kantor Charlie Hebdo, mengakibatkan 12 orang tewas. Said Kouachi dimakamkan di sebuah pemakaman rahasia di timur kota Reims, 144 kilometer sebelah timur kota Paris pada Sabtu (9/1) dini hari. Reims dipilih sebagai tempat Said dimakamkan karena Kouachi bersaudara tinggal di wilayah ini.

Sebelumnya, Walikota Reims, Arnaud Robinet menyatakan keberatan bahwa kedua ekstremis ini dimakamkan di Reims. Robinet khawatir makam Said akan menjadi pusat ziarah bagi anggota ekstremis lainnya. “Saya tidak ingin ada makam yang berpotensi menarik kunjungan orang-orang fanatik. Saya tak ingin daerah ini menjadi tempat untuk mempromosikan kebencian,” kata Robinet dalam sebuah wawancara di radio France Info, dikutip dari Al-Arabiya, Minggu (18/1).

Robinet menyatakan kuburan Said dirahasiakan untuk menghindari risiko terusiknya perdamaian dan ketenangan kota Reims. Antoine Flasaquier, pengacara istri Said, mengatakan pemakaman Said yang berlangsung pada malam hari diadakan dengan bermartabat. Flasaquier menyatakan janda Said tidak menghadiri pemakaman karena takut dia akan diikuti oleh wartawan dan membocorkan lokasi liang lahat Said.

Sementara itu, Cherif Kouachi dimakamkan di kampung halamannya di Gennevilliers, di luar kota Paris pada Sabtu (17/1). Hingga saat ini, pemerintah Perancis belum mengumumkan rencana pemakaman pelaku serangan lainnya, Amedy Coulibaly, yang tewas pada Jumat (9/1) dalam drama penyanderaan di swalayan Yahudi, Hyper Cacher di Paris. Dalam serangan itu, empat sandera tewas.

Penolakan pemakaman ekstremis telah terjadi sebelumnya di Paris, terhadap Mohamed Merah, pelaku serangan di sekolah Yahudi di Toulouse pada tahun 2012. Tiga siswa keturunan Yahudi, seorang rabbi, dan tiga petugas keamanan tewas dalam serangan tersebut. Presiden Perancis saat itu, Nicolas Sarkozy turun tangan untuk memungkinkan penguburan Merah, meskipun walikota Toulouse saat itu mengajukan keberatan.

Bertepatan dengan pemakaman Kouachi bersaudara, pemerintah Perancis mengumumkan pelarangan aksi protes anti-Islam. Pengadilan administrasi Paris memutuskan bahwa pihak kepolisian berwenang untuk melarang aksi protes anti-Islam yang rencananya diluncurkan pada Minggu (18/1), atau sepekan setelah pawai damai di Paris yang dihadiri sejumlah pemimpin negara.

Salah satu kelompok yang merencanakan protes anti-Islam, Secular Riposte, menyatakan akan mengadakan konferensi pers pada Minggu (18/1). Sementara kelompok lainnya, Resistance Republicaine, menyatakan masih berharap dapat meluncurkan unjuk rasa di Bordeaux dan Montpellier.

Diculik di Suriah, Dua Gadis Italia Dibebaskan

Jakarta, Aktual.co —Dua perempuan Italia yang diculik militan Islam tahun lalu saat melakukan kerja sosial di Suriah telah dibebaskan. Kini keduanya dalam perjalanan kembali kerumah mereka. Pengumuman tersebut disampaikan oleh pemerintah Italia, Kamis (15/1). Namun pemerintah tak menjelaskan bagaimana kedua wanita muda itu akhirnya berhasil dibebaskan.

“Greta Ramelli dan Vanessa Marzullo bebas, mereka akan segera kembali di Italia,” kata  Perdana Menteri Italia Matteo Renzi, dalam sebuah pesan di twitter. Greta Ramelli dan Vanessa Marzullo, menjadi korban penculikan front Al Nusra, yang berafiliasi dengan gerakan militan Al Qaida. Keduanya diculik sejak Agustus lalu saat menjadi relawan dalam misi layanan kesehatan di kota Aleppo, Suriah.

Dalam sebuah video yang sempat dirilis di  YouTube beberapa minggu lalu, kedua perempuan itu mengatakan bahwa nyawa mereka dalam bahaya. Mereka memohon kepada pemerintah Italia untuk mengambil tindakan guna menyelamatkan mereka. Dalam video itu, Marzullo memegang selembar kertas yang menunjukkan tanggal, 17 Desember 2014.  Pada video tersebut, kedua perempuan itu mengenakan jilbab dan cadar berwarna hitam.

“Kami Greta Ramelli dan Vanessa Marzullo,” kata Ramelli yang membaca pernyataan tertulis dalam bahasa Inggris. “Kami memohon kepada pemerintah kami untuk membawa kami pulang ke rumah sebelum Natal. Kami berada dalam bahaya besar dan kami bisa dibunuh. Pemerintah kami dan para mediatornya bertanggung jawab atas nyawa kami,” kata gadis tersebut. Tak ada penjelasan bagaimana proses negosiasi terjadi, namun kini kedua gadis tersebut telah dibebaskan dan akan segera kembali kerumah mereka.

Ibunda Camelia Malik Meninggal

Jakarta, Aktual.co —Syarifah Farida binti Ahmad Al-Hasni, 87, yang tak lain adalah ibunda dari artis senior kakak-beradik, Achmad Albar dan Camelia Malik, meninggal dunia pada Minggu pagi (18/1). Almarhumah menghembuskan nafas terakhir pada pukul 07.20 WIB di Rumah Sakit RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkat Darat), Jakarta Pusat. Jenazah almarhumah pun langsung disemayamkan di rumah duka di Kav. POLRI Blok B, No.11 Cilandak KKO, Ragunan, Jakarta Selatan.

Menurut Achmad Albar, ibundanya meninggal karena asma yang telah lama ia derita, meski sempat menjalani perawatan di ICU RSPAD beberapa bulan terakhir karena stroke. Jenazah dimakamkan ba’da Ashar tadi di TMP. Kampung Kandang, Ciganjur, Jakarta Selatan. “Sebelum stroke memang sudah ada asma,” ujar Ahmad Albar kepada wartawan, saat ditemui di rumah duka Kav. POLRI Blok B, No.11 Cilandak KKO, Ragunan , Jakarta Selatan, Minggu pagi (18/1).

Sebelumnya, kondisi almarhumah menurut Achmad sempat membaik namun tiba-tiba menurun drastis. “Sempat membaik jam tiga pagi tadi. Tapi kemudian drop lagi. Jam tujuh Saya dapat kabar jantungnya lemah. Prosesnya cepat sekali.” lanjutnya. Sementara Camelia mengaku tak mendapat firasat wafat ibundanya, namun kedua artis lawas itu nampak tabah menghadapi kepergian ibunda tercintanya tersebut.

Salim Said: Jokowi Memang Cerdas, Namun Sampai Kapan?

Jakarta, Aktual.co —Keputusan Presiden Joko Widodo menunda pelantikan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri dinilai sebagai solusi terbaik untuk menengahi desakan yang mengimpit dia dari berbagai penjuru. Meski tak sedikit masyarakat yang dibuat bingung dengan akhir cerita nasib pergantian kapolri.

Pengamat politik spesialisasi militer Salim Said menganggap penundaan pelantikan Budi Gunawan setidaknya menenangkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam bursa pemimpin Kepolisian. “Besarnya tekanan terhadap Jokowi dalam persoalan ini harus dimengerti masyarakat. Dalam hal ini, saya katakan Jokowi telah mengambil keputusan yang sangat cerdas,” ujar Salim di Jakarta.

Guru Besar Universitas Pertahanan itu mengatakan keputusan menunda pelantikan Budi Gunawan tidak melukai perasaan DPR yang telah meloloskan Budi, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang diduga berada di balik pilihan Jokowi, serta KPK yang telah menjerat Budi sebagai tersangka kasus rekening gendut. “Meski keputusan ada di tangan Jokowi, hak prerogratif itu tidak berada di ruang kosong karena ada masyarakat di sana (untuk memantau),” ujar Salim.

Dalam hal ini, kata Salim, KPK dan DPR merupakan elemen yang mewakili kepentingan masyarakat. Sementara Megawati, sosok pemimpin partai yang memberi tiket Jokowi ke Istana, memiliki hak untuk mendapatkan balas jasa. “Dalam politik itu wajar jika ada permintaan balas budi. Tuhan saja menciptakan manusia untuk mengabdi kepada-Nya. Apalagi ini seorang Mega,” sindir Salim.

Menurut Salim, kecerdasan Jokowi diperlihatkan dengan cara yang santun. Dia berasumsi, ketika Mega “memesan” Budi, Jokowi lantas mempersilakan DPR untuk memproses pencalonannya. Di sisi lain, KPK dijadikan sebagai perpanjangan tangan untuk membuktikan keraguannya. Salim mengatakan intervensi partai politik terhadap Jokowi akan terus terjadi sepanjang masa pemerintahannya. “Pertanyaannya, sampai kapan Jokowi bisa tetap cerdas menghadapinya?”

Berita Lain