Jakarta, Aktual.co — Gubernur Bank Sentral Swiss, Thomas Jordan menetapkan kebijakan terhadap mata uang Swiss, Franc, yang bergerak sesuai mekanisme pasar terhadap mata uang Euro.

Padahal sebelumnya Franc dipatok pada nilai tetap sejak September 2011, namun menurut Jordan hal tersebut hanya bersifat sementara.

Dalam wawancara dengan Wall Street Journal, dikutip Aktual Minggu (18/1), Jordan mengatakan pihaknya menyadari kebijakan itu dapat mempengaruhi pasar keuangan, namun menurutnya kebijakan tersebut tetap diperlukan untuk mengendalikan keuangan Swiss dalam jangka panjang.

Sejak Kamis lalu, Franc telah menguat 30 persen terhadap Euro.

Sejumlah institusi keuangan mengalami kerugian besar akibat kebijakan tersebut. Seperti Citigroup Inc. dan Deutsche Bank AG yang mengalami kerugian masing-masing senilai USD150 juta.

Jordan mengatakan pihaknya memberitahu lebih awal mengenai rencana tersebut untuk dapat membuka ruang bagi spkulan di pasar.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Jakarta, Aktual.co —  Direktur International Monetary Fun (IMF), Christine Lagarde mengatakan penurunan harga minyak dan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kuat merupakan suntikan bagi ekonomian global. Namun, menurutnya itu saja tidak cukup untuk mengembalikan ekonomi global pada semestinya.

“Ekonomi global masih menghadapi berbagai rintangan akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi di beberapa negara berkembang, seperti Tiongkok,” ujar Lagarde dalam pidatonya di Washington, seperti dilansir Wall Street Journal, Minggu (18/1).

Lagarde juga khawatir mengenai pertumbuhan ekonomi global yang melambat dalam jangka panjang dan inflasi yang rendah di Eropa dan Jepang.

Pidato Lagarde tersebut berisi tinjauan laporan IMF tentang perekonomian global pekan depan, namun dia tidak menjelaskan secara rinci.

Lagarde juga menghimbau para pembuat kebijakan untuk menunjukkan kepemimpinan dan keberania politik mereka untuk menyuarakan kepada negara-negara berkembang dalam pengambilan keputusan di IMF.

Selain itu, menurutnya peran pembuat kebijakan juga penting untuk memotong subsidi energi yang merugikan anggaran dan ekonomi di beberapa negara.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Jakarta, Aktual.co — Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar kembali mengalami penurunan dan berlaku mulai malam ini pukul 00.00 WIB. Harga baru Premium menjadi Rp6.600 per liter, sedangkan Solar menjadi Rp6.400 per liter.

Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI), I Kadek Dian Sutrisna mengatakan penurunan harga BBM merupakan bagian dari skema subsidi tetap (fixed subsidy) tersebut dapat mengarahkan perekonomian pada sektor yang lebih produktif.

“Kalau ditetapkan subsidi tetap kan beban anggaran pemerintah berkurang. Konsekuensinya memang harga BBM di pasar akan berfluktuasi,” ujar Kadek kepada Aktual.co, Minggu (18/1).

Mengenai kebijakan pemerintah yang akan mengevaluasi harga BBM setiap dua minggu sekali sesuai harga minyak mentah dunia, menurut Kadek pasti berpengaruh kepada masyarakat. Pasalnya, kata dia, masyrakat masih memiliki ekspektasi inflasi yang lebih tinggi akibat kenaikan harga BBM pada November lalu.

“Inilah tugas pemerintah untuk me-manage ekspektasi inflasi dan sosialisasi kepada masyarakat bahwa kalau subsidi tetap nanti harga BBM akan berfluktuasi,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Jakarta, Aktual.co — Penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar yang kembali dilakukan pemerintah menuai tanggapan dari berbagai kalangan. Pengamat ekonomi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Mangasa Sipahutar mengatakan penurunan harga BBM tersebut tidak membawa manfaat bagi masyarakat.

“Diturunkan atau dinaikkan bukan strategi yang baik. Tidak ada manfaatnya bagi masyarakat, terhadap perekonomian suku bunga juga ngga turun,” ujar Mangasa saat dihubungi Aktual.co, Jumat (16/1).

Lebih lanjut dikatakan dia, pemerintah sebaiknya memiliki cara yang lebih efektif daripada mengevaluasi harga BBM setiap dua minggu.

Menurutnya, penurunan harga BBM tidak akan berdampak signifikan terhadap harga komoditi lainnya, harga akan kaku dan susah untuk turun. Namun sebaliknya, kenaikan harga BBM akan sangat reaktif terhadap harga komoditi lainnya.

“Ini sangat keliru seolah-olah baik, padahal pemerintah kan seharusnya paham harga akan kaku untuk turun. Nanti ketika minyak dunia naik misalnya USD100 per barel, pasti yang lainnya naik, efeknya langsung ke masyarakat,” pungkasnya.

Seperti diketahui, pemerintah secara resmi mengumumkan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Premium menjadi Rp6.600 per liter dari sebelumnya Rp7.600 per liter dan Solar menjadi Rp6.400 per liter dari sebelumnya R7.250 per liter. Harga baru tersebut berlaku mulai Senin 19 Januari 2015 pukul 00.00 WIB.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka