30 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39407

Perekonomian Indonesia 2015 Belum Membaik

Jakarta, Aktual.co — Pengamat ekonomi Sumatera Utara, Wahyu Pratomo menilai perekonomian Indonesia tahun ini tidak jauh lebih baik dari tahun 2014 menyusul kecenderungan masih melemahnya harga ekspor komoditi.

“Perekonomian diprediksi tidak membaik karena ekspor Indonesia masih mengandalkan komoditas dan bahan belum jadi di tengah harga jual yang turun,” kata Wahyu Pratomo di Medan, Sabtu (18/1).

Menjelang akhir Januari 2015 saja, harga ekspor berbagai komoditas mulai karet, minyak sawit mentah dan lainnya masih terus tertekan.

Harga jual diyakini masih akan terus tertekan karena harga minyak mentah dunia juga terus melemah di kisaran 40 dolar AS per barel.

Perekonomian semakin diragukan bertumbuh karena nilai tukar dolar AS terhadap rupiah masih menguat sehingga menggangu impor pengusaha industri.

Padahal di satu sisi, hasil industri juga sulit dipasarkan karena permintaan masih melemah akibat terjadi pelemahan daya beli dampak kesulitan keuangan masih terus berlanjut.

“Infrastruktur yang belum memadai membuat pertumbuhan perekonomian semakin diragukan,” kata Wahyu yang dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Apalagi krisis global masih terus berlanjut.

Agar kondisi perekonomian itu bisa pulih di tahun 2016, sebaiknya Pemerintah terus melanjutkan pembangunan infrastruktur.

Pemerintah juga harus tetap membuat berbagai kebijakan yang mendukung dunia usaha serta menekan inflasi.

Kepala Bank Indonesia (BI) Wilayah IX (Sumut-Aceh), Difi A Johansyah menyebutkan, Sumut menjadi salah penentu pertumbuhan ekonomi nasional.

Secara nasional, katanya, pertumbuhan ekonomi Sumut berada pada peringkat ke tujuh dan di Sumatera di posisi ke dua.
Sepuluh provinsi yang memiliki kontribusi besar pada Produk Domestik Regional Bruto nasional antara lain DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Riau dan Sumut.

“Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi Sumut harus terus diupayakan di tingkatkan,” katanya.

Bank Indonesia, kata dia, memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2015 tumbuh sebesar 5,8 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Cegah Penimbunan Kebutuhan Pokok, Diskoperindagsar Tingkatkan Pengawasan

Jakarta, Aktual.co — Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Diskoperindagsar) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meningkatkan pengawasan terhadap barang kebutuhan pokok masyarakat untuk antisipasi terjadinya penimbunan.

“Belum stabilnya harga bisa saja dimanfaatkan oleh oknum, baik distributor maupun pedagang yang menimbun kebutuhan pokok masyarakat untuk mencari keuntungan, untuk itu kami sudah instruksikan kepada petugas agar meningkatkan pengawasan terhadap barang beredar khususnya sembako,” kata Kepala Diskoperindagsar Kabupaten Sukabumi, Asep Japar di Sukabumi, Sabtu (17/1).

Menurut dia, antisipasi ini dilakukan agar persediaan kebutuhan pokok tetap terjamin, karena dengan minimnya persediaan maka akan memicu kenaikan harga.

Selain itu, dalam pengawasan ini pihaknya juga berkoordinasi dengan lembaga lain seperti kepolisian dan dinas terkait untuk bersama memantau alur distribusi barang hingga ke pasar.

Namun, dari pantauan pihaknya saat ini kasus penimbunan barang belum ada, tetapi jika ditemukan maka pihaknya akan memberikan sanksi tegas mulai dari teguran hingga pencabutan izin berjualan atau usaha.

Tindakan tegas ini dilakukan tujuannya untuk melindungi konsumen dan mengantisipasi terjadinya lonjakan harga yang tidak terkendali dan kelangkaan kebutuhan pokok.

“Kepada masyarakat tidak perlu khawatir karena dari pantuan kami ketersediaan kebutuhan pokok terpenuhi, bahkan beberapa harganya sudah mulai stabil dan turun seperti komoditi cabai, untuk harga lainnya yakni beras memang ada peningkatan karena petani mulai melakukan tanam,” tambahnya.

Sementara, Petugas Pengawas Barang dan Jasa (PPBJ) Kabupaten Sukabumi, R Iwan Wirawan mengatakan, dari hasil pantauan kami langsung ke lapangan persediaan kebutuhan pokok masyarakat terpenuhi dan belum ada keluhan atau laporan baik dari pedagang maupun masyarakat yang kesulitan mendapatkan barang yang dibutuhkan.

Untuk keluhan tingginya harga memang selalu ada, karena imbas dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada awal tahun, tetapi saat ini harganya mulai berangsur normal karena BBM subsidi sudah turun harganya ditambah pasokan dari petani dan distributor ke pasar jumlahnya banyak.

Artikel ini ditulis oleh:

Mendagri Ingatkan Perda Tidak Bertentangan dengan UU

Jakarta, Aktual.co —  Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tjahjo Kumolo mengingatkan pemerintah daerah dalam melakukan penyusunan peraturan daerah (perda) memastikan isi dan substansinya tidak bertentangan dengan aturan yang lebih tingggi seperti undang-undang.

“Dalam dua bulan terakhir Kemendagri mengevaluasi lebih kurang 100 perda, akan tetapi ditemukan banyak yang isinya menyimpang bahkan bertentangan dengan undang-undang yang ada,” katanya di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu (17/1).

Ia menyampaikan hal itu usai memberikan ceramah umum kepada civitas akademika Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) kampus Sumbar yang berlokasi di Baso Kabupaten Agam.

Ia menyebutkan semua perda yang isinya menyimpang akan diminta untuk diperbaiki kembali dan diproses ulang.

“Setiap perda yang diterbitkan harus berorientasi pada kemaslahatan seluruh masyarakat yang ada di daerah dan harus ada nilai tambah,” kata dia.

Menurut dia, dalam menyusung perda suatu daerah tidak perlu meniru daerah lain karena belum tentu tepat dan akan lebih baik menonjolkan daerah masing-masing.

Ia menceritakan ada perda yang membebaskan model bangunan perkantoran dan fasilitas publik sehingga identitas lokal menjadi hilang.

Seharusnya melalui perda tersebut digunakan menjaga keaslian identitas lokal sebagaimana di Sumbar yang mengharuskan bangunan perkantoran memiliki atap bergonjong sebagai ciri khas Minangkabau, kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Apersi Siap Sukseskan Program 1000 Rumah Gratis

Jakarta, Aktual.co — Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) berkomitmen menyukseskan program pembangunan 1.000 rumah gratis untuk masyarakat kurang mampu.

“Untuk program awal pembangunan rumah gratis ini, Provinsi Banten menjadi daerah percontohan awal,” kata Ketua DPD Apersi Banten, Sabri Nurdin melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu (17/1).

Dia menambahkan pada Jumat (16/1), pihaknya telah melakukan pembagian rumah ke-10 di Tangerang, Banten. Program tersebut, kata Sabri, secara reguler telah dimulai sejak November 2014. Setiap bulannya, Apersi menyiapkan empat unit rumah gratis untuk masyarakat tidak mampu.

Program tersebut diharapkan dapat menjadi pendorong bagi pemangku kepentingan perumahan untuk terus berkomitmen menekan angka kekurangan rumah di Indonesia yang saat ini sudah mencapai angka 15 juta unit.

Sementara itu, Wakil Ketua DPP Apersi, Ilen Budhyarsyah menambahkan komitmen memberi rumah gratis untuk masyarakat kurang mampu ini sejalan dengan program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk menyediakan satu juta unit tahun 2015.

“Kami berterima kasih kepada pihak perbankan, dalam hal ini BTN yang turut menyokong program ini. Kami melakukan seleksi ketat bagi masyarakat yang berhak menerima agar tepat sasaran,” katanya.

Menyinggung dana subsidi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pemerintah pada 2015, ia mengatakan alokasi sebesar Rp5,1 triliun belum memadai untuk mengatasi kekurangan pasokan rumah (backlog).

“Kami sebagai pengembang yang konsen pada pembangunan rumah subsidi sangat berharap pemerintah akan menanikkan anggaran subsidi agar tingginya angka kekurangan rumah dapat ditekan. Apalagi kita ketahui setiap tahun angka ini terus bertambah sekitar 300.000 unit,” katanya.

Dia juga meminta pemerintah untuk dapat membangun infrastruktur pendukung di kawasan pembangunan rumah mulai dari infrastruktur jalan, listrik dan infrastruktur pendukung lainnya harus menjadi komitmen pemerintah.

Artikel ini ditulis oleh:

Ribuan Santri Baca Al Quran pada HUT Langkat

Jakarta, Aktual.co — Ribuan santri dari berbagai Taman Pembacaan Quran se-Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, membaca Al Quran dalam rangka menyambut Hari Jadi ke-265 daerah ini di Alun-alun Amir Hamzah Kota Stabat.

Kepala Bagian Kesejahateraan Sosial Pemerintah Kabupaten Langkat Syahrizal, di Stabat, Sabtu (17/1), mengatakan, acara itu dikoordinir oleh Ikatan Guru Taman Pendidikan Al Quran (IGTPQ) Kabupaten Langkat yang dipimpin Kiyai Abdurrahman.

Selain itu juga dilaksanakan berbagai acara, di antaranya sidang paripurna istimewa di gedung utama DPRD Langkat, penampilan kesenian tradisional 14 etnis, pameran pembangunan diikuti 80 stand peserta, karnaval mobil hias, lomba mewarnai, dan lomba sampan.

Sementara itu Bupati Langkat Ngogesa Sitepu mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi spirit dan motivasi bagi para orang tua untuk bergegas berlomba membekali anak-anaknya dengan pendidikan agama sebagai landasan awal demi menciptakan generasi Langkat yang tidak saja berilmu tetapi juga berakhlak mulia.

“Al Qutan akan menyelamatkan kita dalam kehidupan di dunia ini maupun nanti di akhirat,” katanya.

Bupati juga mengajak seluruh masyarakat Langkat untuk menguatkan rasa kebersamaan dan mendoakan masyarakat Langkat yang sedang dilanda bencana banjir di sejumlah kecamatan.

Pada kesempatan itu Bupati juga menyerahkan 200 Al Quran, kursi roda kepada Sujak, dan bantuan 100 Al Quran lagi dari Ketua Dewan Perakilan Rakyat Daerah Terbit Rencana Perangin angin.

Pada kesempatan itu, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Drs Haji Tengku Zulkarnaen dalam tausiyahnya mengatakan hidup harus diisi dengan keseimbangan antara dunia dan akhirat.

Ia juga berharap agar umat memperbanyak amal kebaikan, karena semua hal yang didunia seperti sakit dan harta adalah titipan dari Allah SWT.

“Semoga di hari jadi yang ke-265 Langkat semakin maju, sejahtera, dan bermartabat,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Inilah Penyebab Anak Rentan Terhadap Kekerasan Seksual

Jakarta, Aktual.co — Ketua Bidang Sosial Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Susianah Affandy mengatakan terdapat empat penyebab anak rentan terhadap kekerasan seksual.

“Dari data-data kasus kekerasan seksual yang dialami anak-anak yang masuk ke Polda Metro Jaya, kita dapat menganalisis ada empat penyebab mengapa anak rentan terhadap kekerasan,” kata Susianah di Jakarta, Sabtu (17/1).

Pertama, anak sangat mudah terpengaruh dengan iming-iming yang diberikan pelaku maupun pelaku yang memiliki hubungan keluarga atau dari lingkungan pendidikan.

Kedua, anak tidak bisa mengekspresikan apa yang sedang dialaminya dengan bahasa verbal.

“Pelaku seringkali memberi gambaran terhadap apa yang dilakukan kepada anak-anak dengan bahasa anak. Misalnya, pelaku meminta anak menjawab pertanyaan orang tua terhadap apa yang telah dilakukan dengan jawaban, ‘main kuda-kudaan’. Istilah-istilah yang mengelabui membuat anak sulit mengekspresikan dengan bahasa apa yang telah dialaminya,” kata perempuan yang akrab disapa Susi itu.

Penyebab ketiga yakni anak menggantungkan hidupnya pada pelaku, karena sebagian besar pelaku adalah orang terdekat anak tersebut.

Keempat, lambatnya korban melaporkan kekerasan yang dialami kepada kepolisian.

“Hingga saat ini, masyarakat masih beranggapan kalau melaporkan kasus pelecehan seksual pada anak sama halnya dengan membuka aib,” katanya menjelaskan.

Akibatnya tidak banyak korban kasus pelecehan seksual yang berani membawa kasusnya ke kepolisian.

“Dalam kacamata sosial penyebab kekerasan pada anak tersebut sangat rumit mulai sosial ekonomi, sosial budaya hingga pendidikan dan interpretasi agama,” papar dia.
 
Untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah harus bergandengan tangan dengan masyarakat untuk sosialisasi dan edukasi tentang pola pengasuhan dan pendidikan anak tanpa kekerasan.

Kementerian terkait yang memiliki tupoksi anak harus bekerja secara bersama-sama. Urusan anak tersebar di berbagai kementerian, antara lain Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, BKKBN, Kementerian Pendidikan dan Kebudayan serta KPAI.

“Kekerasan terhadap anak akan membawa dampak yang buruk bagi tumbuh kembang anak. Dengan tindakan kekerasan yang menimpanya akan mengeliminir anak dari dunianya,” tukas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain