30 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39848

Mesjid Buton Punya Pusena Menuju Mekah

Jakarta, Aktual.co —  Masjid Agung Keraton Buton yang dikenal sebagai Masjid Agung Wolio ini berada di Kota Bau-bau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. 
Secara sepintas, masjid tertua di Sulawesi Tenggara ini terlihat biasa saja. Berbentuk persegi panjang, dengan arsitektur sederhana. Jauh kalah megah dengan Masjid Istiqlal di Jakarta atau Masjid Dian Al Mahri (Kubah Emas) di Depok yang berbentuk bangunan megah.
Namun masjid yang pernah dipugar semasa Sultan Buton ke-37 pada th. 1930 ini mempunyai keunikan tersendiri. Bukan sekedar 12 pintu di ke empat sisi dan 12 jendela di bagian atas, yang sama dengan jumlah pintu di Benteng Wolio. Tetapi, terutama sekali keberadaan suatu lubang di dalam mesjid ini.
Dari luar, tampak masjid ini biasa saja. Namun begitu kita melangkah masuk, ternyata ada lubang yang berada tepat di belakang mihrab. Ternyata lubang itu dipercaya sebagai pusena (pusat bumi). 
“Subhanallah”. Seperti ditulis dalam website resmi Pariwisata Indonesia, dari pusena di dalam Masjid Agung Kraton Buton ini konon kerap terdengar suara azan dari Mekkah, Arab Saudi. 
Para tetua warga di sekitar Masjid meyakini bila sisa kompleks Kesultanan Buton ini berada tepat di atas pusat bumi. Sehingga lubang pusena yang ada di dalam masjid ini pun dipercayai sebagai gua bawah tanah, yang dapat segera ” Menuju ke Mekkah “. 
Di samping itu, lubang pusena “Pintu Mekkah” ini pun punya kisah mitos lain. Karena bila melongok ke lubang pusena, konon kita dapat melhat orang tua atau kerabat yang telah lebih dulu meninggal menghadap Sang Khalik. 
Karena keunikannya itulah, Masjid Agung Keraton Buton kini menjadi salah satu tujuan utama dari wisata ziarah. Jika berkesempatan ke Sulawesi Tenggara, upayakan juga singgah ke Kota Bau-bau, Pulau Buton untuk bisa shalat di masjid unik ini. 

Artikel ini ditulis oleh:

Pemkot Surabaya dan Kedutaan Setuju Terbangkan Langsung Jenazah WNA

Surabaya, Aktual.co — Pemerintah Kota Surabaya bekerja sama dengan beberapa kedutaan negara asing guna mempermudah pemakaman WNA korban musibah pesawat Air Asia QZ 8501.
Walikota Surabaya Tri Risma Harini, telah memerintahkan Dinas Kesehatan segera menerbitkan keterangan tak mengandung penyakit berbahaya tertentu, agar semua jenazah WNA bisa diterbangkan ke luar negeri.
Untuk itu, Pemkot sudah menghubungi beberapa duta besar. Di antaranya bertemu dengan kedutaan Korea. Lalu, keluarga korban warganegara Inggris yang meminta dimakamkan di Singapura. Risma juga telah menemui pihak Singapura. 
Sayang hingga Minggu malam ini, Risma belum berhasil bertemu dengan staf kedutaan Malaysia, padahal ada warganegara Malaysia yang juga menjadi korban musibah pesawat tersebut.
Semula seluruh jenazah WNA akan disemayamkan dulu di persemayaman Adijasa, Jalan Demak, Surabaya. Namun, guna efisiensi waktu, rencana itu dibatalkan. Apalagi, “Jika bisa diterbangkan langsung, selain menghemat biaya, juga menghemat waktu serta pekerjaan.” Ujar Risma (4/1).
Opsi diterbangkan langsung itu bisa ditempuh, apabila jenasah itu telah bisa diidentifikasi. Namun sampai detik ini, belum terbetik kabar ada jenazah beridentitas WNA yang ditemukan.
Hal itu juga terjadi atas korban Romy Amanuel, warga negara Prancis, copilot Air Asia, karena keluarganya belum memberikan data ke DVI akibat  tidak bisa ke Indonesia. Untuk itu Tim DVI Polri akan bekerjasama dengan interpol untuk mengambil data keluarga almarhum di Prancis. 

Artikel ini ditulis oleh:

Bupati Purwakarta Diminta Cabut Larangan PKL Berjaja di Sekolah

Jakarta, Aktual.co —  Sekitar 4.000 Pedagang Kaki Lima (PKL) kesulitan memenuhi mata pencarian di Kab. Purwakarta, Jawa Barat, akibat dilarang berjualan di sekolah. 
Pelarangan oleh Bupati Purwakarta Dedy Mulyadi sejak Maret 2014 itu terkuak dalam Seminar “Kesiapan Indonesia Menghadapi MEA 2015” di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Muttaqin Purwakarta, pada Minggu 4 Januari 2015.
Keluhan ribuan PKL tersebut disampaikan kepada narasumber dr. Ali Mahsun, M. Biomed, Ketua Umum DPP APKLI dan Dendri Mufti Agustian Ketua Komisi IV DPRD Kab. Purwakarta
Dihadapan 200 mahasiswa dan civitas akademika STAI Muttaqin Purwakarta, Ketua Umum DPP APKLI dr. Ali Mahsun, M. Biomed menilai ketentuan yang melarang PKL berjaja di sekolah itu tidak tepat. Bahkan, bertentangan dengan Perpres RI 125/2012 tentang Penataan dan Pemberdayaan PKL. 
APKLI berharap ketentuan yang diskriminatif ini  segera dicabut karena terbukti mempersulit  ribuan PKL menafkahi keluarganya. Padahal PKL sebagai warga negara memiliki hak ekonomi, dan hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak yang dilindungi Pancasila dan UUD 1945. 
Sehingga, yang harus dilakukan Pemkab seharusnya menata dan memberdayakan PKL. Apalagi PKL bagian tak terpisahkan dari tata perekonomian, budaya dan pariwisata daerah dan nasional. 
“Seperti yang saya saksikan sendiri di Pasar Minggu Purwakarta hari ini, ribuan PKL di sepanjang 1,5 KM Jalan Baru, Purwakarta menjadi turbin ekonomi dan wisata belanja masyarakat,” jelas Ali, Dokter Ahli Kekebalan Tubuh asal  Mojokerto, Jawa Timur ini.
APKLI menilai tidak elok dan bukan zamannya lagi menata PKL dengan menggunakan Perda Ketertiban Umum. Di samping menstigma negatif PKL, perda semacam itu mudah memicu tidakan represif aparat Polisi Pamong Praja sehinga sering menimbulkan konflik dan kekerasan fisik. Bahkan tidak jarang menyebabkan jatuh korban sebagaimana dialami PKL Monas Jakarta pada Malam Tahun baru 2014. 
“Asal dimanusiakan PKL mudah ditata dan diberdayakan. Ajak mereka dialog dan komunikasi tentukan nasib dan masa depannya. Jangan sekali-kali gunakan kekerasan karena hal tersebut soal kebutuhan perut rakyat,” kata Ketua APKLI ini.
Karena itu, dengan dalih apapun, penggusuran PKL jelas melanggar Pancasila, UUD 1945 dan Perpres RI 125/2012. Untuk itu, APKLI berharap DPRD Kab. Purwakarta berinisiatif mengusulkan Raperda Penataan dan Pembedayaan PKL agar ada kepastian hukum usaha PKL di Purwakarta.

Artikel ini ditulis oleh:

Dinsos Aceh Utara Bantu Korban Kebakaran

Banda Aceh, Aktual.co — Banda Aceh, Aktual.co –  Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Aceh Utara menyalurkan bantuan bagi empat kepala keluarga atau 20 jiwa korban kebakaran di Dusun II Lampoh U, Desa Kota Panton Labu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara, Minggu (4/1).

Kebakaran itu terjadi pada Sabtu (3/1) dan meludeskan empat rumah berkontruksi kayu.

Kadis Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Aceh Utara, Jailani menyebut telah menyalurkan beras, pakaian, tenda, perlengkapan dapur dan alat memasak untuk empat kepala keluarga itu.

“Itu bantuan masa panik, kita harap bantuan itu bisa meringankan beban saudara kita yang terkena musibah,” terang Jailani.

Terkait permintaan korban, agar Pemkab Aceh Utara memberikan bantuan rumah sederhana untuk mereka, Jailani menyebutkan pihaknya akan mengusulkan bantuan rumah layak huni ke Pemerintah Aceh.

“Kita cari solusi, misalnya kita usul ke Pemerintah Aceh agar membantu rumah untuk empat kepala keluarga yang terkena musibah kebakaran ini” ujarnya.
 
Seperti di beritakan sebelumnya, empat rumah berkontruksi kayu milik Rasyidin (35), Abdul Mutaleb (43). M Nizam (35) dan Ridwan (31), warga Dusun II Lampoh U Desa Kota Panton Labu Kecamatan Tanah Jambo Aye Aceh Utara, ludes terbakar dilalap si jago merah, Sabtu (3/1) dihinari. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu. Namun, kerugian ditaksir mencapai Rp 200 juta.

Artikel ini ditulis oleh:

Surat Terbuka Pilot Mantan Dirut MNA Kritisi Sidak Menhub Ignatius Jonan

Jakarta, Aktual.co — Berikut ini surat terbuka yang berisi kritikan seorang pilot sekaligus mantan Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airline Kapten Sardjono Jhony terhadap sikap Menteri Pehubungan Ignasius Jonan saat sidak ke Bandara Soekarno Hatta meninjau prosedur aktifitas beberapa kantor maskapai penerbangan terkait musibah AirAsia. 
Sebagaimana diketahui, Jonan marah-marah di kantor AirAsia Tangerang, Banten, lantaran pihak maskapai tersebut tak memberikan briefing kepada pilot pesawat AirAsia QZ 8501 sebelum take off. (Baca: Menteri Jonan Marahi Direktur AirAsia)
Dalam surat terbukanya, Sardjono menuliskan saat ini bukan waktunya mencari-cari kesalahan atas kecelakaan yang menimpa AirAsia QZ8501. Berikut surat terbuka Kapten Sardjono Jhony:
“Bisakah Kita Diam Sejenak?
Innalilahi wa inna illaihi radjiun, proses evakuasi Kecelakaan QZ 8501 belum selesai. Semua orang sedang berduka, kehilangan sanak family, kehilangan ayah, kehilangan ibu, juga kehilangan anak.
Penyebab kecelakaan belum diketahui, tunggulah, bersabarlah dan jangan mengumpulkan duka banyak orang untuk dijadikan panggung pencitraan melalui komentar komentar BODOH yang tidak bertanggung jawab dan tidak berdasar. Mana ada Pilot ikut Briefing Cuaca, sebelum terbang? Semua Airline di dunia pilotnya SELF BRIEFING!
Info cuaca sudah printout dari system yang digunakan maskapai, sudah disiapkan saat persiapan terbang, JANGAN NGARANG lalu bilang salah PILOT karena tidak ikut briefing. TIDAK ADA prosedur itu. Dan TIDAK PERLU ADA!! BAYANGKANkalau semua penerbangan pilotnya dibriefing cuaca oleh BMKG, mau antri dimana? Berapa orang yg briefing? Sudah dong…sabar, tunggu KNKT dengan hasilnya, jangan konyol apalagi yg tidak mengerti soal penerbangan. Memangnya Metro mini, jalan semaunya supir?
Penerbangan AirAsia di hari minggu PASTI ADA ijinnya, itukan musim liburan! Kalaupun tidak berjadwal PASTI ada Flight Aproval nya untuk EXTRA FLIGHT, inikan bagian dari pelayanan angkutan natal dan tahun baru!JANGAN NGARANG dong dengan mencari cari kesalahan yg tidak ada, SABAR dong tunggu hasil KNKT, jangan tiba tiba jadi ahli dan tahu segalanya tentang dunia penerbangan…..sabar dong, yg bijak dong.
Ambil pelajarannya nanti agar tragedi serupa tidak terulang. Ingat, jangan NAMPANG diatas duka orang lain, duka keluarga korban. BERDOSA KALIAN nantinya. Maaf saya tidak tahan untuk broadcast ini, karena komentar dan analisa Media sudah masuk area memalukan! Bersabarlah,
Sardjono JhonyBACA JUGA: Balasan Menhub Jonan Atas Surat Terbuka Kapten Johny Soal Musibah AirAsia

Artikel ini ditulis oleh:

Balasan Menhub Jonan Atas Surat Terbuka Kapten Johny Soal Musibah AirAsia

Jakarta, Aktual.co — Musibah Pesawat AirAsia QZ8501 memicu polemik terkait penyebab musibah pesawat Airbus 320-220 itu. Antara lain bahwa pesawat itu hilang kontak dan terjatuh ke Selat Karimata akibat berhadapan dengan awan Cumulonimbus. 
Dari asumsi awal penyebab musibah ini kemudian diketahui bahwa pihak AirAsia baru mengambil bahan informasi cuaca ke BMKG pada pukul 07.00 WIB atau sesudah pesawat AirAsia hilang kontak pada pukul 06.17 WIB, Minggu 28 Desember 2014.
Hal ini memicu kontroversi. Sehingga Menteri Perhubungan Ignatius Jonan langsung sidak ke kantor maskapai AirAsia di Bandara Sukarno-Hatta. Setelah sidak itu, muncul surat terbuka yang mengkritisi tindakan Menhub Ignatius Jonan.
Termasuk surat terbuka dari pilot mantan Dirut Merpati Nusantara Airlines, Kapten Sardjono Jhony, yang mengecam sikap Jonan. Surat itu juga antara lain dimuat oleh Pilot Fadjar Nugroho di ilmuterbang.com pada Jumat 2 Januari 2015.
Setelah beredar surat terbuka dari pilot untuk Menhub Jonan di berbagai sosmed, seperti FB dan Twitter, maka hari Minggu (4/1/2014), muncullah surat terbuka balasan menjawab surat tersebut.
Kali ini surat balasan itu ditulis Staf Khusus Menteri Perhubungan, Hadi M Djuraid. Berikut isi surat jawaban itu:
JAWABAN ATAS SURAT TERBUKA KEPADA MENTERI PERHUBUNGAN
Beberapa waktu terakhir beredar di media sosial dan media online surat terbuka dari sejumlah Pilot kepada Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.
Kami mengapresiasi isi surat tersebut, dan mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah diluangkan untuk menulis dan menginformasikannya kepada publik. Namun, untuk memenuhi hak publik atas informasi yang utuh, jelas, dan benar, kami merasa perlu untuk meluruskan dan menjelaskan sejumlah hal.
Penjelasan ini tidak spesifik kepada salah satu surat,  tetapi untuk seluruh surat dengan isi yang kurang lebih sama.
Pertama, Menhub Ignasius Jonan datang ke Air Asia dan marah besar kepada manajemen perusahaan tersebut karena laporan cuaca yang tidak diambil di briefing office tapi malah mengambil dari internet.
Tidak benar bahwa Menhub Ignasius Jonan marah karena laporan cuaca tidak diambil di briefing office tapi malah mengambil dari internet. Yang dipersoalkan Menhub adalah apakah ada briefing langsung dari Flight Operation Officer (FOO) atau Flight Dispatcher kepada Pilot tentang informasi cuaca.
Sesuai ketentuan, laporan cuaca harus berasal dari BMKG. Menhub tidak mempersoalkan apakah laporan itu diambil secara fisik atau melalui website. Yang ditekankan oleh Menhub adalah pentingnya Pilot mendapatkan briefing langsung dari FOO.
Mengapa harus briefing langsung, bukan self briefing yang lebih modern dan sejalan dengan perkembangan teknologi informasi? Briefing langsung perlu dilakukan supaya ada pembicaraan dan diskusi antara FOO dan Pilot, terkait dengan penerbangan yang akan dijalankan. Termasuk tentang cuaca. Jika dari laporan cuaca terdapat situasi tertentu yang harus dicermati, FOO bisa memberi saran tentang rute atau ketinggian yang harus dilewati. Ada partner diskusi yang memungkinkan Pilot mendapatkan informasi lebih untuh sebagai bahan mengambil keputusan.   
Menjawab pertanyaan Menhub, seorang pilot senior Air Asia menyatakan lebih suka mendapat briefing langsung dibandingkan mempelajari sendiri.
Jika briefing FOO-Pilot secara langsung dinilai sudah kuno, tradisional, jadul, faktanya sejumlah maskapai melaksanakan hal itu hingga saat ini. Pada hari yang sama Menhub juga mengunjungi FLOPS Garuda Indonesia, Lion, Sriwijaya, dan Citilink. Di maskapai-maskapai tersebut briefing FOO-Pilot secara langsung dilakukan.
Atas dasar itu, demi kepentingan keselamatan penerbangan, Menhub Ignasius Jonan mengharuskan briefing secara langsung oleh FOO terhadap Pilot. Dalam waktu dekat surat edaran tentang hal itu akan diserahkan kepada seluruh maskapai. 
Kedua, Menteri Perhubungan mendamprat pilot karena mengambil informasi cuaca dari internet.
Tidak benar dan tidak ada fakta bahwa Menhub Ignasius Jonan mendamprat Pilot karena mengambil informasi cuaca dari internet.
Dalam kaitan dengan keharusan briefing FOO-Pilot, penekanan diberikan kepada maskapai, bukan Pilot. Maskapai harus memiliki sistem dan prosedur yang memungkinkan berlangsungnya briefing tersebut. Jika masalahnya jumlah FOO terbatas dan tidak mungkin melayani seluruh penerbangan, bisa kelelahan, dan sebagainya, menjadi kewajiban maskapai untuk menambah jumlah FOO.
Mahal? Benar. Keselamatan memang bukan barang murahan. Jika terjadi kecelakaan, biaya yang harus dikeluarkan akan jauh lebih mahal karena nyawa manusia tidak ternilai harganya.
Fokus Kementerian Perhubungan adalah safety atau keselamatan transportasi, baik udara, darat, laut, maupun perkeretaapian. Regulasi akan terus disempurnakan, dan pengawasan implementasinya akan makin diintensifkan. Sebagaimana prinsip sederhana yang dikedepankan Menhub Ignasius Jonan, keselamatan adalah segala-galanya. Lebih baik tidak pernah berangkat dari pada tidak pernah sampai.
Terima kasihJakarta, 3 Januari 2015
Hadi M DjuraidStaf Khusus Menteri Perhubungan
BACA JUGA: Surat Terbuka Pilot  Mantan Dirut MNA Kritisi Sidak Menhub Ignatius Jonan

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain