30 Desember 2025
Beranda blog Halaman 39849

Ikat Pinggang Jokowi

Jakarta, Aktual.co — Tahun 1960 penduduk China telah mencapai 682 juta jiwa lebih. Pada tahun yang sama penduduk Uni Soviet tercatat 214,2 juta jiwa. Sementara rakyat Indonesia baru mencapai sekitar 97 juta orang lebih.

Semasa itu persaingan dua kubu pemenang Perang Dunia II, antara Blok Barat dipimpin Amerika Serikat dkk dengan Blok Timur dipimpin Uni Soviet (sekarang menjadi Rusia dan Commonwealth Independent State – CIS) dkk, mulai memuncak menjadi Perang Dingin.

Pimpinan kedua Blok pun berlomba menanamkan pengaruh sedalam mungkin ke berbagai negara lain yang berpotensi mendukung kepentingan global mereka. Berbagai pendekatan pun ditempuh melalui tawaran bantuan, mulai dari ranah militer, sosial budaya, maupun ekonomi. Sehingga gejolak di tiap kawasan dan benua mana pun tak terlepas dari kepentingan pengaruh Blok Barat dan Blok Timur.

Suatu kali Ketua Partai Komunis China (PKC), Mao Zedong mendapat laporan dari staf di politbiro, bahwa puluhan provinsi padat penduduk kini terancam bencana kelaparan akibat gagal panen dan banjir besar. Paling tidak ada 200 juta lebih penduduk Cina akan terancam kelaparan. Padahal kondisi keuangan dan stok pangan China sedang kembang kempis.

Mao pun bergegas ke meja telepon hotline di ruang kerjanya. Diangkatnya gagang telpon berwarna merah, lalu Mao memutar dial nomer internasional berkode 007495. Itulah kode area untuk Kremlin, Moskow, tempat pucuk pimpinan tertinggi Blok Timur bersemayam.

Di ujung sana, Nikita Kruschev pimpinan tertinggi Uni Soviet pun segera mengangkat telepon yang berdering itu. Dia langsung menyampaikan salam, “Apa kabar kamerad Mao?”

Dengan segera Mao menyampaikan perlu bantuan pangan segera untuk member makan 200 juta rakyat China yang terancam kelaparan. Selaku sekutu utama Blok Timur, Mao menegaskan, sangat wajar jika Beijing meminta bantuan Moskow.

Atas permintaan itu, Kruschev bingung karena posisi keuangan Uni Soviet pun tengah terpepet akibat tersedot kepentingan strategis membiayai pengadaan prasarana rudal nuklir di Kuba.

Apalagi bantuan pangan bagi 200 juta lebih rakyat China itu sama dengan memberi makan seluruh rakyat Uni Soviet.

Namun agar tidak menyakiti hati mitra utamanya dalam menghadapi ”setan dunia” Inggris Amerika, Kruschev pun menenangkan kegugupan Mao.

“Sabar kamerad Mao, sabar. Saran kami tolong kalian kencangkan ikat pinggang dulu,” katanya.

Mendengar tanggapan itu karuan Mao kesal. Karena kas negara RRC dan PKC juga tengah ludes akibat membiayai bentrok perbatasan China dengan India. Jangankan membeli gandum, membuat seutas tali dari secarik kain pun, Beijing sudah tidak punya uang.

Atas tanggapan Kruschev, ‘politisi Atas tanggapan Kruschev, ‘politisi preman’ yang dalam suatu sidang di PBB pernah menggunakan sepatunya untuk mengetuk-ngetuk meja untuk tanda interupsi itu, maka Mao tanpa canggung lagi langsung menukas.

“Baik kamerad Kruschev, kalau begitu tolong segera kirimi kami sedikitnya 200 juta ikat pinggang.”

Tapi itu dulu, 50 tahun yang lalu. Sekarang baik China maupun Rusia mungkin tak berselisih faham soal ikat pinggang lagi. Karena mereka kini sama-sama tertarik pada sabuk mutu manikam khatulistiwa, alias tol laut sehampar nusantara.

Boleh jadi, Jokowi yang kini butuh ikat pinggang.

Artikel ini ditulis oleh:

Gusti Randa Ingatkan Exco PSSI Jangan Tanggapi Tim 9

Jakarta, Aktual.co — Pembentukkan Tim Sembilan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) disebabkan karena perilaku Menpora, Imam Nahrawi yang suka asal berbicara. Pernyataan itu dilontarkan oleh Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI DKI Jakarta, Gusti Randa.
Kalimat tersebut dikatakan Gusti ketika dirinya mengkritisi peserta Kongres Tahunan (KT) PSSI 2015. Saat itu, terdapat satu peserta KT yang mengusulkan untuk menunda kongres.
“Kalau ngomong harus sesuai statuta, jangan asal jeplak. Apa bedanya nanti sama Menpora,” ujar Gusti di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (4/1).
Selain itu, pria yang juga berprofesi sebagai pengacara itu juga menyarankan kepada Komite Eksekutif (Exco) PSSI untuk tidak terlalu menanggapi Tim Sembilan. Menurutnya, jika Exco terlalu reaktif, Menpora akan semakin besar kepala.
“Exco jangan terlalu responsif terhadap Tim Sembilan. Kita ini organisasi besar, kalau kita menanggapi dengan aktif bukan kita yang besar, malah Menpora yang besar nantinya,” pungkasnya.
Dalam kongres tersebut memang tidak secara khusus membahas Tim Sembilan. Namun, dalam beberapa kesempatan, baik Exco maupun peserta KTsempat menyindir tim bentukan Menpora itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Menpora Dianggap Tak Paham Dunia Sepakbola

Jakarta, Aktual.co — Mantan Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Imam Nahrawi dianggap tidak pantas menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Hal itu dikatakan oleh salah satu anggota Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Kalimantan Timur, Yunus Nusi.
“Imam tidak pantas jadi Menpora,” tegas Yunus saat Kongres Tahunan (KT) PSSI 2015 di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (4/1).
Menurutnya, lebih baik jika Imam diberikan wewenang untuk mengurusi masalah kepemudaan. Untuk urusan olahraga, tunjuk satu orang yang memang mengerti.
Tak hanya itu, Yunus pun mengomentari pembentukan tim khusus pemantau kinerja PSSI atau dikenal dengan Tim Sembilan. Dia menyarankan agar Komite Eksekutif harus tegas menolak keberadaan tim tersebut.
“Lebih baik Imam jadi Menteri Pemuda saja. Menteri Olahraganya biar kita yang cari (PSSI),” ujarnya.
“Tim Sembilan adalah bukti Menpora tidak paham dengan sepakbola. PSSI harus tegas tidak terima dengan Tim Sembilan,” pungksnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Basarnas Duga Banyak Jenazah Terjebak di Badan Pesawat AirAsia

Jakarta, Aktual.co — Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI F Henry Bambang Soelistyo, menduga banyak jenazah yang masih terjebak di dalam badan pesawat, mengingat hasil temuan jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 terus berkurang.
“Dari hari ke hari, korban mulai makin sedikit ditemukan. Saya masih punya prediksi apabila nanti ini memang lokasi bagian besar pesawat yang kita duga, saya masih punya harapan saudara-saudara kita masih ada yang berada dalam badan pesawat, di dasar laut. Kita akan mati-matian akan melakukan pencarian body pesawat,” kata Kepala Basarnas saat jumpa pers di kantornya, di Kemayoran, Jakarta, Minggu (4/1) malam.
Soelistyo mengatakan sebagian besar puing dan jenazah ditemukan di area prioritas, dekat Teluk Kumai. Pencarian akan tetap difokuskan di area tersebut.
Meski fokus di area prioritas, Soelistyo menerangkan Basarnas juga memperluas area pencarian ke wilayah timur, di sekitar selat Karimata, Kalimantan Tengah. Keputusan perluasan wilayah diambil setelah membuat perhitungan dengan aplikasi Search and Rescue Mapping.
“Kita merencanakan segala sesuatunya ini memakai satu perhitungan yang sudah baku, kita tambah dengan evaluasi kita hari perhari,” ujarnya.
Hingga saat ini 34 jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501 sudah berhasil dievakuasi.
“Sampai detik ini jumlah jenazah yang sudah dikonfirmasi 34 jenazah yang semuanya sudah berada di Surabaya,” kata Soelistyo.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

2015, Pemkot Bekasi Fokus Macet dan Banjir

Jakarta, Aktual.co — Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyatakan persoalan kemacetan dan banjir di wilayah setempat merupakan “pekerjaan rumah” (PR) yang harus diselesaikan pada 2015.
“Pada tahun ini kita akan fokus pada pengentasan 49 titik banjir, dan 19 titik kemacetan di Kota Bekasi yang pada 2014 belum sepenuhnya kita kerjakan,” katanya di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (4/1). 
Menurut dia, penyelesaian titik banjir pada 2014 dilakukan dengan cara pembuatan sodetan sungai menuju kanal banjir timur (KBT), perbaikan saluran air, hingga pembebasan lahan untuk pembuatan tandon air di sejumlah kawasan banjir.
Ada sedikitnya tiga proyek pengentasan banjir yang perlu dimaksimalkan pada 2015.
Proyek itu di antaranya pembuatan tandon air di Perumahan Dosen IKIP, Pengasinan, dan sejumlah kawasan di Kecamatan Bekasi Barat.
“Pembebasan lahan sudah kita lakukan pada 2014 lalu, Masing-masig tandon memiliki luas lahan 1 heltare sampai 2 hektare,” katanya.
Sedangkan upaya penanggulangan titik kemacetan dilakukan pihaknya dengan cara penerapan rekayasa lalu lintas, operasional armada pengangkut massal, hingga pembuatan jalan alternatif.
Pihaknya mengklaim telah mengurai kemacetan di lima titik pada 2014, di antaranya di Jalan Ahmad Yani, tepatnya di simpang Tol Bekasi Barat I, Kecamatan Bekasi Selatan.
“Penanggulangannya kita lakukan dengan pembangunan pintu selatan (Ramp Tol Bekasi III) Kalimalang, untuk membagi beban transportasi dalam tol,” katanya.
Selain itu, Pemkot Bekasi juga membangun jalan sisi Kalimalang, sehingga kendaraan yang keluar tol tidak seluruhnya menumpuk di Jalan Ahmad Yani.
Titik selanjutnya ada di sekitar kawasan Telukbuyung, Bekasi Timur, tepatnya di sekitar Jalan Perjuangan.
“Kita membangunan jalan sisi barat Perjuangan mulai dari simpang PDAM Tirta Patriot hingga Universitas Bhayangkara,” katanya.
Jalan tersebut, kata dia, mengurai kemacetan di sekitar Jalan Perjuangan dan sekitar Stasiun Kota Bekasi.
Titik berikutnya di Simpang Sumir, Kecamatan Pondokgede dengan cara memperlebar badan jalan.
Penanggulan macet juga dilakukan pihaknya di Jalan Komsen, Jatiasih dengan cara pembebasan lahan milik warga, sehingga kanan dan kiri jalan sudah berfungsi optimal.
Sementara titik terakhir ada di Jalan Djoyomartono, simpang Tol Bekasi Timur dengan pelebaran jalan.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Presiden Jokowi Perintahkan Kapal Riset Cari Pesawat AirAsia

Jakarta, Aktual.co — Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto mengatakan keikutsertaan kapal riset Baruna Jaya 1 (BJ1) mencari pesawat Air Asia QZ8501 merupakan perintah dari Presiden Joko Widodo.
Unggul saat mengunjungi Puskodal Operasi KR Baruna Jaya BPPT di Jakarta, Minggu (4/1), mengatakan, keikutsertaan kapal BJ1 langsung atas perintah Presiden Joko Widodo.
“Selain itu ekspedisi BJ1 ini juga sebagai bentuk partisipasi BPPT dalam memberikan solusi teknologi, dan investigasi mengenai lokasi jatuhnya pesawat Air Asia,” katanya.
Kapal riset BJ1, ia mengatakan, merupakan sebuah wahana yang bisa digunakan untuk bermacam keperluan, mencari objek bawah laut seperti kapal dan pesawat tenggelam. Selain itu, bisa membantu pemasangan alat deteksi tsunami hingga untuk survei potensi kekayaan alam di dasar laut.
“Sebenarnya fungsinya banyak tergantung alat yang dimiliki dan misi yang diemban,” ujar dia.
Keunggulan Kapal Baruna Jaya, menurut dia, terletak pada peralatan yang dimiliki seperti multibeam echo sounder yang dapat mendeteksi benda di bawah laut. Selain itu, terdapat sonar untuk memastikan, dan magnetoneter untuk membedakan antara logam atau gundukan biasa.
“Pada ekspedisi ini Baruna Jaya bekerja sama dengan perusahaan swasta yang memiliki ROV (remotely operated vehicle–red) untuk membantu memastikan prediksi posisi badan pesawat Air Asia,” ujar dia.
Sebelumnya, kapal riset Baruna Jaya membantu operasi SAR mengidentifikasi lokasi reruntuhan Jembatan Kutai Kertanegara yang ambruk, mencari Kapal Feri Bahuga yang tertabrak tangker, serta membantu pencarian Pesawat Adam Air di Selat Makassar di kedalaman 2.000 meter di dasar laut.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Berita Lain