30 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40080

Satgas Gabungan TNI AL Tangkap Perompak Selat Malaka

Jakarta, Aktual.co —Di hari Natal 25 Desember kemarin, Satgas Gabungan Elang Laut Koarmabar Angkatan Laut meringkus kelompok perompak dan bandar narkoba yang kerap beraksi di Selat Malaka.
Menyusul terjadinya tiga kali percobaan upaya perompakan terhadap kapal-kapal Bulk Carrier berbendera asing di Selat Malaka, di 24-25 Desember 2014. 
Dari informasi yang dihimpun Aktual.co, disebutkan Satgas Gabungan terdiri dari Den Intel Arba, Intel gab Lant IV, Tim Marinir dari Yon 10 setoko dan Pomal Lanal Batam.
Dengan menggunakan sarana Combat Boat dan Sea Rider, pukul 03.00 Wib dini hari, pengejaran langsung dilakukan terhadap pelaku yang diduga berada di Pulang Terung, Kepulauan Riau. 
Satgas gabungan yang dipimpin Danden Intel Arba dan Supervisi Asintel GKBA berhasil menggalang Ketua-ketua Desa di Pulau Terung untuk menunjukkan lokasi persembunyian para perompak. 
Pukul 12.00Wib sampai dengan 17.00 Wib, empat perompak berhasil dibekuk. Berikut barang bukti ganja sebanyak setengah kilogram, 104 paket ganja yang siap diedarkan, dan satu paket sabu-sabu. 
Saat ini empat pelaku tersebut sudah dibawa ke Lanal Batam untuk investigasi. Dari informasi sementara, disebutkan satu orang sebagai pelaku kejahatan di laut, dan tiga orang merupakan bandar narkoba.

Artikel ini ditulis oleh:

Kemenpora Didesak Telusuri Laporan Keuangan PSSI

Jakarta, Aktual.co —Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) diminta desak PSSI beberkan laporan keuangan.  
Menurut mantan Wakil Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Catur Agus Saptono penyematan lambang negara Burung Garuda di kostum Timnas, membuat Kemenpora punya hak untuk mengetahui laporan keuangan PSSI.
“Karena dengan pemakaian lambang tersebut memberikan keuntungan. Baik dari segi moril maupun materil kepada PSSI. Di situ hak Kemenpora,” papar Catur ketika dihubungi Aktual.co, Jumat (26/12).
Kata dia, tiap jersey Timnas diproduksi oleh salah satu produsen alat-alat olahraga dan diperjualbelikan secara terbuka.
Dari hasil penjualan tersebut pastinya, sambungnya, PSSI mendapatkan loyalti sesuai dengan kesepakatan dengan si produsen. 
“Kemenpora berhak mengetahui alokasi keuntungan dari hasil penjualan Jersey. Kalau hanya tim kecil apa ada yang mau sponsori?” tukasnya.
Penjelasan Catur juga berhubungan dengan tuntutan Forum Diskusi Suporter Indonesia (FDSI) kepada PSSI.
FDSI menuntut agar PSSI membeberakan laporan keuangan antara lain terkait keuntungan yang diterima PSSI dari sponsor perlengkapan Timnas U-23 dan U-19 pada 2012-2014.

Artikel ini ditulis oleh:

Peneliti Unpad Minta Pemerintah Serius Tanggapi Ancaman Video ISIS

Jakarta, Aktual.co —Pemerintah diminta serius menanggapi video ancaman ISIS yang diunggah melalui media sosial ‘youtube’, yang menantang TNI oleh seseorang bernama ‘Abu Jandal Al Indonesi’ yang disebut merupakan bagian dari ISIS.
Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran, Bandung, Muradi, menilai video itu harus dilihat sebagai bentuk terkonsolidasinya gerakan radikal dan terorisme di Indonesia. 
Dia berpendapat masa ‘hibernasi’ dan tiarap dari jejaring terorisme di Indonesia pasca tewasnya Dr. Azhari dan Noordin M Top telah berlalu.
Saat ini, ujar dia, jejaring radikal telah melakukan regenerasi yang baik, pasca pengiriman ratusan orang ke Suriah dan Irak selama setahun terakhir.
“Puluhan di antaranya telah kembali ke Indonesia via Batam, Medan, Makasar dan Surabaya,” kata Muradi, dalam siaran pers yang diterima Aktual.co, Jumat (26/12).
Mereka yang kembali ke Indonesia inilah, yang dianggapnya membangun jejaring baru. Tak hanya itu, mereka juga memotivasi jejaring lama untuk kembali menyebar teror di Indonesia.
Dengan begitu, ujar dia, ada hal ‘urgent’ yang harus disikapi TNI, Polri, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan juga Densus 88  dengan ancaman tersebut.
Ada lima hal, menurut Muradi, yang harus dilakukan institusi keamanan.
Pertama, ancaman tersebut harus dilihat sebagai bagian dari kemungkinan menguatnya gerakan radikal di indonesia sebagai efek dari pengiriman ratusan orang ke Suriah dan Irak. 
Dan ini juga merupakan bagian dari rangkaian penyanderaan di Sidney Australia, beberapa waktu lalu.
Kedua, institusi keamanan harus mendahului menyerang dan menghadang gerakan teror dan radikal di indonesia. Baik jejaring yang lama maupun jejaring yang baru dari reinkarnasi jejaring ISIS di Indonesia.
Ketiga, institusi keamanan harus memastikan penangkapan gembong terorisme di Indonesia. Atau setidaknya menghancurkan basis dan jejaring teror yang ada. Sehingga ada efek gentar yang membuat manuver dan upaya untuk melakukan teror tidak dilakukan secara masif. 
Momentum menangkap Santoso dapat dijadikan efek gentar dari pelaku teror tersebut bahwa institusi keamanan serius menyikapi ancaman tersebut.
Keempat, mengefektifkan peran publik dengan jejaring tokoh masyarakat, dan tokoh agama bersama dengan organisasi yang dimiliki oleh TNI, Polri,BIN, dan juga BNPT. 
Seperti Babinsa, Babinkamtibmas, Polmas, FKDM, dan juga FKPT untuk melakukan deteksi dini. Sehingga dapat memastikan bahwa jejaring teror dan kelompok radikal terbatasi ruang geraknya.
Dan yang kelima, pemerintah harus memastikan bahwa langkah untuk memberantas terorisme di Indonesia membutuhkan kebijakan yang terintegratif semua elemen masyarakat. Hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan kebijakan pemerintah.
Salah satu yang harus dilakukan oleh pemerintah misalnya mengganti pimpinan TNI, Polri, Densus 88 dan juga BNPT manakala dinilai gagal agar motivasi yang lebih besar dari sekedar menjalankan peran dan fungsi rutinnya.
Dari pantauan Aktual.co, dalam video ‘tantangan’ ISIS berdurasi sekitar 4 menit 01 detik, si ‘prajurit’ ISIS mengatakan pesan itu mereka tujukan ke Panglima TNI Moeldoko, Polri, Densus 88 dan Banser.
Selain mengatakan menunggu kedatangan pasukan TNI yang disebut akan bergabung dengan pasukan koalisi untuk memerangi ISIS, dia juga mengancam akan mendatangi Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Gubernur Aceh Apresiasi Bantuan Internasional Saat Bencana Tsunami

Banda Aceh, Aktual.co —Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam beri penghargaan Meukuta Alam untuk 35 duta besar dari negara sahabat.
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah (26/12) mengatakan penghargaan diberikan atas bantuan yang mereka berikan saat bencana tsunami melanda Aceh 10 tahun lalu. 
Kata Zaini, total bantuan yang diberikan negara sahabat untuk Aceh sebesar Rp 140 triliun. Bantuan diberikan sebagai bentuk solidaritas dan rasa kebersamaan masyarakat dunia untuk membantu Aceh.
“Peringatan tsunami ini untuk refleksi kita, bukan untuk mengenang luka. Saya mengucapkan terima kasih pada dunia internasional,” kata Zaini dalam sambutannya di peringatan 10 tahun tsunami, Jumat (26/12).
Puncak peringatan 10 tahun tsunami dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla. 
Dalam sambutannya, JK mencatat ada korban jiwa lebih dari 200.000 orang meninggal dunia akibat tsunami. Ratusan ribu rumah dan gedung pemerintahan yang hancur. 
Indonesia, kata JK, saat itu membutuhkan Rp 30 triliun untuk membangun Aceh.
“Karena kerjasama seluruh anak negeri dan negara sahabat, kita bisa membangun Aceh kembali. Saat itu, saya minta helikopter dari Singapura, langsung diberikan. Amerika juga begitu, membangun jalan di Calang dengan kualitas yang bagus. Terima kasih negara sahabat,” pungkas JK.
Di acara itu, JK beserta menteri kabinet kerja, dan sejumlah pejabat juga berziarah dan berdoa di kuburan massal korban tsunami di Desa Siron, Banda Aceh. 
Rombongan menteri yang menemani JK yaitu Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Agraria, Tata Ruang/BPN Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrinandi, Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, Menteri ESDM Sudirman Said dan istri Wapres, Mufidah Jusuf Kalla.
Bencana Tsunami Aceh terjadi 26 Desember 2004 silam, pukul 07.00 WIB yang dipicu oleh gempa berkekuatan 9,3 skala richter.  

Artikel ini ditulis oleh:

Tim Sembilan Bukan Jaminan Prestasi Sepakbola Indonesia Meningkat

Jakarta, Aktual.co —Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) diminta jangan fokus kepada Tim Sembilan saja untuk benahi kinerja Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). 
Dikatakan mantan Wakil Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Catur Agus Saptono, meski sudah membentuk sebuah lembaga, tidak jadi jaminan akan  berpengaruh terhadap prestasi sepakbola di Indonesia.
“Semuanya tergantung “political will” dari Kemenpora. Kemenpora maunya apa? Kalau kemauannya ada, prestasi olahraga terutama sepakbola pasti bisa membaik,” ujar dia, kepada Aktual.co, Jumat (26/12).
Lebih lanjut dipaparkan Catur, jika Kemenpora mau serius memperbaiki prestasi sepakbola Indonesia, lebih baik lakukan dulu perbaikan sarana dan prasarana sepakbola.
“Kemenpora maunya apa harus jelas. Lebih baik diskusi dengan orang-orang yang memang menginginkan sepakbola kita maju. Tanya apa saja yang harus diperbaiki. Baru setelah itu ambil langkah,” tandasnya.
Dari informasi yang dihimpun, Menpora Imam Nahrawi sebelumnya mengatakan anggota Tim Sembilan akan diambil dari kalangan wartawan, pengamat olahraga dan perwakilan suporter.

Artikel ini ditulis oleh:

Mantan Pengurus PSSI: Kemenpora Jangan Urusi Sepakbola Saja

Jakarta, Aktual.co —Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) diminta tidak hanya mengurusi masalah sepakbola saja. 
Dikatakan mantan Wakil Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Catur Agus Saptono, permasalahan di dunia olahraga Indonesia bukan hanya di cabang olahraga (cabor) sepakbola.
Cabor lain seperti atletik, jetski, juga butuh perhatian lebih Kemenpora.
“Sudah terlihat bagaimana penurunan prestasi olahraga Indonesia di pentas Internasional. Itu yang harus diperbaiki, bukan cuma sepakbola,” tegas Catur ketika dihubungi Aktual.co, Jumat (26/12).
Lebih jauh disampaikan Catur, seharusnya Kemenpora mengevaluasi seluruh cabor. Dia mencontohkan bagaimana terpuruknya prestasi kontingen Indonesia di Asian Games ke-17, September lalu.
Kata dia, dari situ Kemenpora bisa berpikir bahwasanya bukan hanya sepakbola yang butuh dievaluasi.
“Saya berharap Kemenpora juga melihat permasalahan di cabor lainnya. Artinya bukan cuma sepakbola yang butuh perhatian, cabor lain juga,” pungkasnya.
Kritikan dilontarkan Catur terkait rencana dibentuknya Tim Sembilan oleh Kemenpora untuk membenahi PSSI. Nantinya, Tim Sembilan akan beranggotakan pengamat olahraga, wartawan, hingga perwakilan suporter. 
Menpora Imam Nahrawi sebelumnya membantah kalau pembentukan Tim Sembilan adalah untuk membekukan PSSI. Tetapi untuk menjadi motivasi untuk menaikkan prestasi atlet. Namun dia tidak secara spesifik menyebut atlet cabor apa yang dimaksud.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain