30 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40082

Aktivitas Warga Terganggu Akibat Tanggul Lapindo Jebol Lagi

Jakarta, Aktual.co — Aktivitas warga korban lumpur Lapindo yang ada di Desa Gempolsari, Sidoarjo, terganggu menyusul terjadinya tanggul jebol di titik 73 pada Kamis (25/12) malam.
Salah seorang korban lumpur Mistri A mengatakan, sejak semalam air bercampur lumpur sudah mulai menggenangi rumah mereka dan terus meninggi hingga mencapai sekitar empat puluh sentimeter.
“Awalnya kami bertahan, tetapi kondisi air bercampur lumpur yang terus meninggi membuat kami terpaksa harus mengungsi dari luberan lumpur bercampur air ini,” kata dia di Jatim, Jumat (26/12).
Dia mengatakan, kondisi tergenangnya rumah warga oleh lumpur yang bercampur air kerap kali terjadi terutama saat musim hujan seperti yang terjadi sekarang ini.
“Ditambah lagi dengan adanya tanggul yang jebol membuat air bercampur lumpur bisa dengan cepat menggenangi pemukiman warga gang jaraknya kurang dari dua kilometer dari lokasi tanggul jebol. Kondisi ini membuat warga tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari akibat tanggul jebol.”
Ungkapan senada juga disampaikan oleh Khoiriyah salah seorang warga yang lain yang mengaku sudah jenuh dengan kondisi seperti itu.
“Kami berharap supaya penyelesaian masalah korban lumpur Lapindo ini bisa segera diselesaikan supaya warga tidak lagi cemas akan ancaman tanggul jebol seperti yang terjadi sekarang ini,” kata dia.
Sementara itu, Humas Badan Penangulangan Lumpur Sidoarjo Dwinanto mengatakan tanggul yang jebol ini terjadi akibat curah yang cukup tinggi di kawasan tersebut dalam beberapa hari terakhir.
“Tingginya curah hujan yang cukup tinggi membuat tanggul penahan lumpur tidak kuat dan berakibat jebolnya tanggul tersebut sehingga menggenangi rumah warga.”

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Gubernur Aceh: Peringatan Tsunami Bukan untuk Mengungkit

Jakarta, Aktual.co — Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan, peringatan tsunami Aceh yang terjadi 2004 dilakukan bukan mengungit tragedi masa lalu, tapi memberi pelajaran bahwa masyarakat perlu hati-hati terhadap bencana.
“Di lapangan ini, 10 tahun lalu banyak masyarakat yang bergelimpangan tapi saya harap kita tak terlaru berlarut dalam kesedihan,” kata Zaini di Aceh, Jumat (26/12).
Dia pun memberikan apresiasi kepada semua pihak yang secara bahu membahu melakukan pembangunan dan menciptakan keharmonisan.
“Agar kita sadar bahwa Aceh merupakan wilayah rawan bencana, apalagi tsunami saat itu bukan pertama mengingat sebelumnya 1907 juga pernah terjadi.”
Gubernur mengingatkan bahwa Aceh bukan saja rawan tsunami tapi juga rawan banjir dan tanah longsor.
Dia juga mengaku berterimakasih kepada seluruh dunia, karena telah memberikan dukungan. Bentuk dukungan dari negara-negara donor, lanjut Zaini, sudah memberi rasa optimisme dan semangat bagi masyarakat Aceh, sehingga masyarakat kini sudah bangkit kembali meski tak bisa melupakan tragedi yang sudah menghancurkan kehidupan masyarakat. 
“Peringatan ini juga bukan bertujuan membuka duka dan luka, tapi menjadikan releksi bagi kita semua akan makna kebersamaan, persahabatan dan kekompakan yang menjadi sebuah kekuatan besar bagi masyarakat.”
Dalam kesempatan ini, pemerintah Aceh turut menyerahkan penghargaan Meukuta Alam, kepada 35 negara donor yang ikut membantu Aceh bangkit dari keterpurukan.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Jelang Pergantian Tahun, Harga Beras Malah Naik

Jakarta, Aktual.co — Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Jember, Jawa Timur, terus merangkak naik dengan kisaran Rp 500 hingga Rp 1.000 per kilogram menjelang tahun baru 2015.
“Harga beras terus merangkak naik selama beberapa hari terakhir, bahkan setiap hari naik sekitar Rp100 per kilogram,” kata pedagang kebutuhan pokok di Pasar Tanjung, Fauzan, Jumat (26/12).
Menurut dia, kenaikan harga beras meliputi beras super, beras kualitas medium, dan beras kualitas rendah, namun penaikan yang cukup signifikan terjadi beras kualitas medium.
“Beras kualitas super naik dari Rp 10.000 menjadi Rp 10.500 per kilogram, beras medium naik dari Rp 9.000 menjadi Rp 10.000 per kilogram, dan beras kualitas rendah dari Rp 8.500 menjadi Rp 9.000 per kilogram.”
Menurut dia, penaikan harga beras tersebut karena stok hasil panen petani sudah berkurang dan memasuki musim tanam, sedangkan permintaan akan beras terus meningkat.
“Kemungkinan harga beras terus merangkak naik hingga Tahun Baru 2015.”
Hal senada juga disampaikan pedagang kebutuhan pokok di Pasar Mangli, Solehudin, yang mengatakan banyak pembeli mengeluhkan harga beras yang terus merangkak naik.
“Meskipun harga beras naik, mereka tetap membeli sesuai dengan kebutuhan karena beras menjadi konsumsi utama warga Jember,” kata dia.
Sementara Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Jember, Agus Nur Abadi, mengatakan bahwa harga beras terus merangkak naik berkisar 5-10 persen.
“Kenaikan harga beras sudah terjadi sejak kenaikan harga BBM, namun harganya terus merangkak naik karena Hari Natal dan Tahun Baru. Siklus itu selalu terjadi setiap tahunnya.”

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Minimnya Alat Tangkap, DKP Lebak Keluhkan Pendapatan

Jakarta, Aktual.co — Banyaknya nelayan menggunakan armada kapal kapasitas 3 GT dengan jelajah di bawah tiga mil dari pesisir pantai, transaksi pelelangan ikan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hanya mencapai Rp 1,8 miliar perbulan.
“Kami berharap ke depan transaksi lelang ikan di 10 tempat pelelangan ikan (TPI) bisa mencapai di atas Rp 2 miliar perbulan melalui peningkatan produksi tangkapan,” kata Kepala Bidang Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Lebak, Winda Triana di Lebak, Jumat (26/12).
Dia mengatakan, selama ini nelayan Kabupaten Lebak belum maksimal meningkatkan produksi karena berbagai faktor antara lain minimnya sarana dan prasarana alat tangkap.
Sebagian besar nelayan, kata dia menggunakan perahu kincang dengan mesin motor beleketek dengan jangkauan jelajah di bawah tiga mil.  Tak hanya itu faktor lainya, nelayan Lebak terbentur permodalan juga cuaca kerapkali tidak bersahabat.
Nelayan pesisir selatan Lebak selama tujuh bulan dalam satu tahun menganggur akibat cuaca buruk dan terang bulan.
“Hal wajar jika produksi tangkapan ikan laut tidak signifikan, karena normalnya nelayan dalam setahun hanya lima bulan melaut.”
Menurut dia, pemerintah daerah perlu melakukan intervensi untuk mendongkrak pendapatan produksi tangkapan melalui bantuan sarana dan prasarana juga pembinaan secara optimal. Sebab saat ini nilai transaksi lelang ikan di 10 TPI sekitar Rp1,8 miliar.
Sedangkan, produksi tangkapan mencapai 4.000 ton per-tahun yang kurang memadai. “Kami berharap ke depan nilai lelang ikan dan produksi tangkapan dapat meningkat.”
Dia menyebutkan, pemerintah memfokuskan membantu para nelayan berupa peralatan alat tangkap dan armada kapal. Bantuan itu antara lain alat tangkap jaring rampus, pancing tonda, ‘gillnet milenium’ dan jaring muroami.
Selain itu, infrastuktur lainya guna memudahkan akses nelayan dalam upaya meningatkan produksi tangkapan ikan. “Kami berharap bantuan itu bisa mendorong ketersedian ikan dan kesejahteraan nelayan.”
Kepala Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak Ahmad Hadi mengatakan, saat ini tangkapan ikan kebanyakan jenis ikan layur, tongkol tangiri, cumi-cumi dan pari.
Selama dua bulan terakhir ini produksi tangkapan ikan sekitar 700 ton karena adanya migrasi ikan di perairan Banten bagian selatan. “Kami terus mendorong nelayan meningkatkan produksi guna mendorong kedaulatan pangan nasional,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Jalan Rusak Parah, Warga Langkat Minta Pemerintah Segera Lakukan Tindakan

Jakarta, Aktual.co — Warga di Kabuaten Langkat, Sumatera Utara, mengeluhkan jalan provinsi sepanjang 20 kilometer di wilayahnya itu, mengalami kerusakan parah.
“Jalan provinsi tersebut kondisinya rusak parah,” kata warga Kecamatan Batang Serangan Rusli Ginting di Batang Serangan, Jumat (26/12).
Dia menilai, jalan tersebut kondisinya sangat memprihatinkan, penuh dengan lobang-lobang besar di badan jalan, sehingga warga yang melintas harus ekstra hati-hati, bila tidak mobil pribadi bisa terperosok ke dalam lubang.
“Selain itu, pemilik kenderaan sepeda motor harus hati-hati, bila tidak nyawa mereka bisa melayang masuk ke dalam lobang yang ada di badan jalan, serta lampu penerangan jalan juga tidak berfungsi.”
Rusli menjelaskan, jalan provinsi tersebut menghubungkan tiga kecamatan yanga ada yaitu Batang Serangan, Padang Tualang, Sawit Seberang, selain itu juga disana ada kawasan wisata yang cukup terkenal Tangkahan.
“Kerusakan jalan provinsi tersebut dikarenakan angkutan truk tronton (roda 10) yang mengangkut material galian C seperti pasir, koral, kerikil,untuk dibawa ke Medan, atau ke Stabat dan Binjai.”
Kondisi tersebut sangat mengganggu aktivitas warga setempat. Sementara tindakan yang tegas dari aparat Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara sampai saat ini tak ada.
Apalagi untuk melakukan penindakan penambangan galian C, atau melarang truk yang melebihi tonase melewati jalur tersebut. “Jalan provinsi tersebut setiap tahun rusak, lalu diperbaiki, kembali rusak, seperti itu saja jadinya.”
Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang warga lainnya, Bahagia yang mengungkapkan bahwa selain jalan provinsi, jalan kabupaten sepanjang 10 kilometer di Kecamatan Hinai menuju Kecamatan Padang Tualang juga rusak berat.
“Warga juga harus ektra hati-hati melintasi jalan tersebut, yang kondisinya juga cukup parah dan memprihatinkan,” kata dia.
Tindakan tegas juga harus dilakukan Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat, agar jalan tersebut tidak tigunakan kendaraan atau truk pengangkut sawit dan truk galian C yang melintas di badan jalan dengan sarat muatan.
“Harus menjadi perhatian serius agar kondisi jalan tersebut tetap terjaga, dan bisa menghemat uang daerah setiap tahunnya yang selama ini dipergunakan untuk tambal sulam jalan tersebut.”
Kondisi kerusakan jalan itu diperparah lagi dengan tidak berfungsinya lampu jalan di sepanjang jalan yang rusak, sehingga mengancam keselamatan warga yang melintas.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Pertamina Jamin BBM untuk Nelayan di Demak Aman

Jakarta, Aktual.co — PT Pertamina menjamin ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi untuk nelayan di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, aman. 
“Sejauh ini tidak ada permasalahan dengan pasokan BBM jenis solar untuk para nelayan di Kabupaten Demak dan sekitarnya,” kata Sales Eksekutif BBM Retail PT Pertamina Semarang wilayah Pati Ahmad Tohir di Demak, Jumat (26/12).
Terkait dengan permasalahan pasokan solar yang dialami nelayan di Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, kata dia, hal itu hanya dialami nelayan yang memiliki kapal berukuran besar yang kebutuhan BBM-nya juga sangat besar.
Sesuai ketentuan, kata dia, kapal dengan berat lebih dari 30 gross ton (GT) memang tidak boleh menggunakan BBM bersubsidi. Untuk nelayan kecil, kata dia, kebutuhan solarnya sejauh ini tidak ada permasalahan karena tetap dipenuhi sesuai kebutuhan.
Kepala Unit Stasiun Pengisian Bahan bakar Nelayan (SPBN) dan Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) Morodemak Morodemak, Kabupaten Demak, Hadi Suwito mengungkapkan, sejauh ini pasokan solar untuk nelayan memang terpenuhi.
“Dimungkinkan permintaan BBM ada penurunan menyusul cuaca laut yang sempat terjadi ombak tinggi sehingga nelayan dipastikan ada yang tidak melaut,” kata dia.
Meski demikian, kata dia, pasokan solar tetap tersedia dalam jumlah yang cukup. Anshar, salah seorang nelayan asal Demak mengakui, selama ini tidak ada permasalahan soal solar karena kebutuhannya selalu terpenuhi.
Sekali melaut, kata dia, kapal dengan berat 18 GT miliknya butuh solar hingga 180 liter. Jumlah solar tersebut, kata dia, hanya digunakan untuk melaut dalam waktu sehari penuh.
Syahbandar Pelabuhan Perikanan Pantai Morodemak di Kabupaten Demak Amrullah Sigit mengungkapkan jumlah kapal dari berbagai ukuran di Kabupaten Demak mencapai 4.137 kapal. Dari jumlah tersebut, kata dia, sebagian besar merupakan kapal kecil.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Berita Lain