26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40230

Jelang Tahun Baru, 90 Persen Hotel di Sabang Penuh

Banda Aceh, Aktual.co —Sekitar 90 persen hunian hotel di Kota Sabang, Aceh telah dipesan oleh wisatawan 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2015.

Meningkatnya tingkat hunian hotel itu dikarenakan wisatawan ingin merayakan pergantian tahun sembari menikmati keindahan kota wisata tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sabang, Zulfi Purnawati kepada Aktual.co, Minggu (21/12) menyebutkan pantauan tim Pariwisata Kota Sabang menyebutkan mayoritas kamar hotel di kota itu telah dipesan oleh wisatawan yang ingin merayakan pergantian tahun. Meski begitu, sambung Zulfi, pihaknya tetap memfasilitasi masyarakat yang ingin berkunjung ke Sabang.

“Kami akan arahkan wisatawan untuk menginap di rumah warga, sejenis home stay. Langkah ini kita lakukan untuk menampung semua wisatawan yang ingin merayakan pergantian tahun di kota ini,” terangnya.

Kebijakan itu, sambung Zulfik telah dilakukan sejak liburan Idul Fitri tahun ini. Disebutkan, wisatawan yang menginap di rumah warga bahkan bisa mempererat hubungan silaturahmi dengan warga pulau itu. “Sehingga sebagian besar wisatawan malah sudah punya saudara angkat di kota ini,” terangnya.

Ditambahkan, masyarakat Kota Sabang siap menerima kunjungan wisatawan baik wisatawan nasional maupun wisatawan mancanegara. “Kami persilahkan wisatawan berkunjung ke Sabang, silakan menikmati keramahan warga Sabang dan keindahan alamnya,” pungkas Zulfi.

Artikel ini ditulis oleh:

Jelang Tahun Baru, 90 Persen Hotel di Sabang Penuh

Banda Aceh, Aktual.co —Sekitar 90 persen hunian hotel di Kota Sabang, Aceh telah dipesan oleh wisatawan 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2015.

Meningkatnya tingkat hunian hotel itu dikarenakan wisatawan ingin merayakan pergantian tahun sembari menikmati keindahan kota wisata tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sabang, Zulfi Purnawati kepada Aktual.co, Minggu (21/12) menyebutkan pantauan tim Pariwisata Kota Sabang menyebutkan mayoritas kamar hotel di kota itu telah dipesan oleh wisatawan yang ingin merayakan pergantian tahun. Meski begitu, sambung Zulfi, pihaknya tetap memfasilitasi masyarakat yang ingin berkunjung ke Sabang.

“Kami akan arahkan wisatawan untuk menginap di rumah warga, sejenis home stay. Langkah ini kita lakukan untuk menampung semua wisatawan yang ingin merayakan pergantian tahun di kota ini,” terangnya.

Kebijakan itu, sambung Zulfik telah dilakukan sejak liburan Idul Fitri tahun ini. Disebutkan, wisatawan yang menginap di rumah warga bahkan bisa mempererat hubungan silaturahmi dengan warga pulau itu. “Sehingga sebagian besar wisatawan malah sudah punya saudara angkat di kota ini,” terangnya.

Ditambahkan, masyarakat Kota Sabang siap menerima kunjungan wisatawan baik wisatawan nasional maupun wisatawan mancanegara. “Kami persilahkan wisatawan berkunjung ke Sabang, silakan menikmati keramahan warga Sabang dan keindahan alamnya,” pungkas Zulfi.

Artikel ini ditulis oleh:

SKB Menteri Soal Revitaliasai Menwa Dinilai Tergesa-gesa

Semarang, Aktual.co —Direktur Insitute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menilai pemerintah terlalu campur tangan terhadap revitalisasi organisasi Komando Nasional Resimen Mahasiswa (Konas Menwa).

Pasalnya, organisasi itu bukanlah lembaga yang dibentuk dan dikelola oleh pemerintah, melainkan sebuah Ormas. 
“Ini tidak ada bedanya dengan organisasi sejenis seperti Pemuda Pancasila (PP), Pemuda Panca Marga (PPM) atau yang lainnya,” kata dia kepada aktual.co, Minggu (21/12).

Ketidaksepakatan pihaknya menyusul penandatanganan Peraturan bersama oleh Menteri Pertahanan, Menteri Riset Dikti, Menteri Dalam Negeri serta Menteri Pemuda dan Olahraga yang digelar berbarengan dengan Peringatan Hari Bela Negara di kawasan Monas, Jumat (19/12/2014) pagi.

Menurut dia, kesepakatan bersama terkesan tergesa-gesa dan dipaksakan, jika tidak bisa dikatakan ceroboh dan gegabah. Pemerintah seolah hanya mengejar momentum simbolis padahal rumusan pola pembinaannya belum matang betul dan melalui uji publik.

“Harus dipahami, sejak awal kelahirannya, Menwa adalah kegiatan mahasiswa yang bersifat intra kampus sebagai wadah ekstra kurikuler plus. Dimana plusnya?. Ini terkait posisinya sebagai wujud peran serta mahasiswa dalam upaya bela negara,” kata dia.

Masih kata dia, Menwa yang juga dibekali kemampuan dasar kemiliteran adalah komponen cadangan dalam sistem pertananan negara. Kaitan itulah yang menjawab mengapa Menwa harus diurus oleh pemerintah. “Konstitusi kita mengatur bahwa segala urusan yang menyangkut pertahanan harus dikelola oleh pemerintah pusat. Pemerintah Daerah saja tidak punya hak mengatur, apalagi ormas,” terang dia.

Ia mengatakan, keterlibatan Gubernur dan aparaturnya di daerah adalah karena ia adalah perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah. Pun demikian dengan keterlibatan unsur TNI seperti Kodam di masa lalu, karena perannya sebagai pelaksana tugas dan fungsi Kementerian Pertahanan di teritorialnya. Sementara, jelasnya, rektor adalah ujung tombak pembinaan, karena Menwa berbasis di kampus. Untuk mengaturnya, maka dilibatkanlah kementerian Riset Dikti yang merupakan penjuru pembinaan pendidikan tinggi secara nasional.

“Lalu apa jadinya jika Konas Menwa diperankan sebagai induk organisasi? Tentu ini janggal dan berbahaya bagi pengembangan dan revitalisasi Menwa. Konas ini berstatus organisasi kemasyarakatan pemuda. Ini kurang lebih sama dengan GP Ansor, HMI, Pemuda Pancasila, dan lainnya. Mereka secara formal tidak boleh berada di dalam kampus,” beber dia.

Ditegaskannya, keempat kementerian terkait harus segera mereview peran Konas ini dan memikirkan lembaga yg tepat untuk membina Menwa. Bisa saja dengan struktur mirip Pramuka atau cukup hanya dibebankan pada fungsi teknis dalam kementerian yang terkait untuk memudahkan koordinasi dan merumuskan pola pembinaan yang berlaku sama seluruh Indonesia. Sedangkan Komando teknis hanya di dalam perguruan tinggi hingga di tingkat provinsi.

Artikel ini ditulis oleh:

SKB Menteri Soal Revitaliasai Menwa Dinilai Tergesa-gesa

Semarang, Aktual.co —Direktur Insitute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menilai pemerintah terlalu campur tangan terhadap revitalisasi organisasi Komando Nasional Resimen Mahasiswa (Konas Menwa).

Pasalnya, organisasi itu bukanlah lembaga yang dibentuk dan dikelola oleh pemerintah, melainkan sebuah Ormas. 
“Ini tidak ada bedanya dengan organisasi sejenis seperti Pemuda Pancasila (PP), Pemuda Panca Marga (PPM) atau yang lainnya,” kata dia kepada aktual.co, Minggu (21/12).

Ketidaksepakatan pihaknya menyusul penandatanganan Peraturan bersama oleh Menteri Pertahanan, Menteri Riset Dikti, Menteri Dalam Negeri serta Menteri Pemuda dan Olahraga yang digelar berbarengan dengan Peringatan Hari Bela Negara di kawasan Monas, Jumat (19/12/2014) pagi.

Menurut dia, kesepakatan bersama terkesan tergesa-gesa dan dipaksakan, jika tidak bisa dikatakan ceroboh dan gegabah. Pemerintah seolah hanya mengejar momentum simbolis padahal rumusan pola pembinaannya belum matang betul dan melalui uji publik.

“Harus dipahami, sejak awal kelahirannya, Menwa adalah kegiatan mahasiswa yang bersifat intra kampus sebagai wadah ekstra kurikuler plus. Dimana plusnya?. Ini terkait posisinya sebagai wujud peran serta mahasiswa dalam upaya bela negara,” kata dia.

Masih kata dia, Menwa yang juga dibekali kemampuan dasar kemiliteran adalah komponen cadangan dalam sistem pertananan negara. Kaitan itulah yang menjawab mengapa Menwa harus diurus oleh pemerintah. “Konstitusi kita mengatur bahwa segala urusan yang menyangkut pertahanan harus dikelola oleh pemerintah pusat. Pemerintah Daerah saja tidak punya hak mengatur, apalagi ormas,” terang dia.

Ia mengatakan, keterlibatan Gubernur dan aparaturnya di daerah adalah karena ia adalah perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah. Pun demikian dengan keterlibatan unsur TNI seperti Kodam di masa lalu, karena perannya sebagai pelaksana tugas dan fungsi Kementerian Pertahanan di teritorialnya. Sementara, jelasnya, rektor adalah ujung tombak pembinaan, karena Menwa berbasis di kampus. Untuk mengaturnya, maka dilibatkanlah kementerian Riset Dikti yang merupakan penjuru pembinaan pendidikan tinggi secara nasional.

“Lalu apa jadinya jika Konas Menwa diperankan sebagai induk organisasi? Tentu ini janggal dan berbahaya bagi pengembangan dan revitalisasi Menwa. Konas ini berstatus organisasi kemasyarakatan pemuda. Ini kurang lebih sama dengan GP Ansor, HMI, Pemuda Pancasila, dan lainnya. Mereka secara formal tidak boleh berada di dalam kampus,” beber dia.

Ditegaskannya, keempat kementerian terkait harus segera mereview peran Konas ini dan memikirkan lembaga yg tepat untuk membina Menwa. Bisa saja dengan struktur mirip Pramuka atau cukup hanya dibebankan pada fungsi teknis dalam kementerian yang terkait untuk memudahkan koordinasi dan merumuskan pola pembinaan yang berlaku sama seluruh Indonesia. Sedangkan Komando teknis hanya di dalam perguruan tinggi hingga di tingkat provinsi.

Artikel ini ditulis oleh:

Raul Castro Siap Bicarakan Pemulihan Hubungan Diplomatik Kuba dan AS

Jakarta, Aktual.co — Presiden Kuba Raul Castro, Sabtu (20/12) mengatakan ia siap membicarakan segala topik dengan Washington setelah tercapainya kesapakatan bilateral, tetapi memperingatkan jangan mengharapkan ada perubahan penting politik dari perdamaian itu.

Dan walaupun pemimpin negara komunis satu-satunya di benua Amerika itu memuji persetujuan untuk menyingkirkan satu “hambatan” dalam hubungan AS-Kuba, ia menegaskan bahwa “yang paling penting,pencabutan embargo” tetap tidak dapat diputuskan.

Castro mengemukakan hal itu dalam pidato pada penutupan sidang parlemen dua kali setahun, yang dengan suara bulat meratifikasi perjanjian antara Havana dan Washington, dalam satu sidang yang sebagian besar dipusatkan pada pemulihan hubungan negara pulau itu dengan Washington.

“Rakyat Kuba menyambut baik keputusan yang benar Presiden AS Barack Obama.Itu merupakan penyingkiran satu hambatan dalam hubungan antara negara-negara,” katanya.

“Kita menegaskan kembali kesediaan kita bagi dialog yang saling menghormati menyangkut masalah-masalah yang dipertikaikan,” kata Castro dan menambahkan bahwa Kuba “menyetujui dialog mengenai segala topik tentang semua hal di sini tetapi juga di Amerika Serikat.” Tetapi ia menegaskan Kuba adalah “negara berdaulat” yang tidak akan tunduk pada tekanan untuk mengubah politiknya atau sistem ekonominya.

Begitu juga kita tidak pernah menyarankan Amerika Serikat mengubah sistem politiknya, kita akan menuntut saling menghormati,” kata Castro.

AS dan Kuba Rabu membuat terobosan yang mengakhiri konflik Perang Dingin mereka, memulai tindakan-tindakan untuk mencabut embargo perdagangan AS yang telah berlangsung 50 tahun serta pertukaran para tawanan.

Perundingan resmi pertama menurut rencana akan diselenggarakan Januari 2015.

Castro Sabtu mengulang kembali sikapnya bahwa yang paling penting pecabutan embargo ekonomi, perdagangan dan keuangan terhadap Kuba, masih perlu diselesaikan.” Akan tetapi embargo itu teccantum dalam udang-undang AS ,yang hanya dapat diubah dengan persetujuan Kongres.

Ini mungkin sulit, dengan sejumlah anggota parlemen AS, yang dipimpin Senator AS kelahiran Kuba Merco Rubio memprotes perubahan sikap Obama dalam kebijakan Kuba.

Untuk sekarang, Castro mengatakan ia mengarapkan Obama menggunakan kekuasaan-kekuasaan eksekutifnya untuk mengubah aspek-aspek dari embargo itu “di mana persetujuan Kongres tidak diperlukan.”

Artikel ini ditulis oleh:

Raul Castro Siap Bicarakan Pemulihan Hubungan Diplomatik Kuba dan AS

Jakarta, Aktual.co — Presiden Kuba Raul Castro, Sabtu (20/12) mengatakan ia siap membicarakan segala topik dengan Washington setelah tercapainya kesapakatan bilateral, tetapi memperingatkan jangan mengharapkan ada perubahan penting politik dari perdamaian itu.

Dan walaupun pemimpin negara komunis satu-satunya di benua Amerika itu memuji persetujuan untuk menyingkirkan satu “hambatan” dalam hubungan AS-Kuba, ia menegaskan bahwa “yang paling penting,pencabutan embargo” tetap tidak dapat diputuskan.

Castro mengemukakan hal itu dalam pidato pada penutupan sidang parlemen dua kali setahun, yang dengan suara bulat meratifikasi perjanjian antara Havana dan Washington, dalam satu sidang yang sebagian besar dipusatkan pada pemulihan hubungan negara pulau itu dengan Washington.

“Rakyat Kuba menyambut baik keputusan yang benar Presiden AS Barack Obama.Itu merupakan penyingkiran satu hambatan dalam hubungan antara negara-negara,” katanya.

“Kita menegaskan kembali kesediaan kita bagi dialog yang saling menghormati menyangkut masalah-masalah yang dipertikaikan,” kata Castro dan menambahkan bahwa Kuba “menyetujui dialog mengenai segala topik tentang semua hal di sini tetapi juga di Amerika Serikat.” Tetapi ia menegaskan Kuba adalah “negara berdaulat” yang tidak akan tunduk pada tekanan untuk mengubah politiknya atau sistem ekonominya.

Begitu juga kita tidak pernah menyarankan Amerika Serikat mengubah sistem politiknya, kita akan menuntut saling menghormati,” kata Castro.

AS dan Kuba Rabu membuat terobosan yang mengakhiri konflik Perang Dingin mereka, memulai tindakan-tindakan untuk mencabut embargo perdagangan AS yang telah berlangsung 50 tahun serta pertukaran para tawanan.

Perundingan resmi pertama menurut rencana akan diselenggarakan Januari 2015.

Castro Sabtu mengulang kembali sikapnya bahwa yang paling penting pecabutan embargo ekonomi, perdagangan dan keuangan terhadap Kuba, masih perlu diselesaikan.” Akan tetapi embargo itu teccantum dalam udang-undang AS ,yang hanya dapat diubah dengan persetujuan Kongres.

Ini mungkin sulit, dengan sejumlah anggota parlemen AS, yang dipimpin Senator AS kelahiran Kuba Merco Rubio memprotes perubahan sikap Obama dalam kebijakan Kuba.

Untuk sekarang, Castro mengatakan ia mengarapkan Obama menggunakan kekuasaan-kekuasaan eksekutifnya untuk mengubah aspek-aspek dari embargo itu “di mana persetujuan Kongres tidak diperlukan.”

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain