26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40233

Menteri Marwan: Tanggung Jawab Perusahaan Bukan Hanya Pemegang Saham

Jakarta, Aktual.co — Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar meminta agar perusahaan melalui Corporate Social Responsibility (CSR), lebih peka dan peduli terhadap masyarakat perdesaan.

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya sekedar untuk pemegang saham, tetapi memberdayakan masyarakat dari masalah lingkungan, pendidikan dan masalah sosial lainnya.
 
“Setiap hari pesan pendek (SMS) yang saya terima, kebanyakan menyampaikan keluhan soal tidak ada keperdulian CSR memperhatikan masyarakat desa yang wilayahnya berdiri perusahaan tambang, migas, dan sektor kehutanan. Ini hal serius yang harus segera disikapi,” ujar Marwan dalam rilis yang diterima Aktual (21/12).
 
Menurut dia, keberadaan CSR harusnya lebih memperhatikan  dampak sosial dan lingkungannya untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Maksudnya, katanya lagi, kontribusi nyatanya bertujuan bagi pembangunan berkelanjutnya wilayah produksi perusahaan.

“Pemberdayaan masyarakat, harus diperhatikan perusahaan. Tidak serta merta berpikir jangka pendek saja,” ujarnya.
 

Artikel ini ditulis oleh:

Hamdi Muluk Sebut Pegangkatan Menteri Non-Parpol Itu Tak Ideal

Jakarta, Aktual.co — Pengamat Psikologi Politik Hamdi Muluk menyebut, pengangkatan kalangan profesional atau non partai politik sebagai menteri di Kabinet Kerja Jokowi-JK tidaklah ideal.
“Menteri itu adalah perpanjangan tangan dari parpol yang nantinya akan diuji kemampuan politiknya,” kata dia di Jakarta, Minggu (21/12).
Dia mengatakan, sebaiknya pengangkatan menteri itu harus berasal dari parpol karena telah teruji memiliki kemampuan dalam berpolitik. “Political skillnya teruji,” ujarnya.
Dia pun meragukan pengangkatan kalangan profesional seperti CEO untuk menjadi menteri. “Saya ragu karena CEO itu kan otaknya mau untung terus, saya ragu bagaimana menyesuaikan dengan ideologi yang harusnya pro rakyat, kesejahteraan,” ujarnya.
Dengan itu, maka saat ini akan terjadi menteri yang ‘gagap politik’ karena tidak memiliki pengalaman dalam bidang itu.
Hamdi mengatakan kemungkinan Jokowi mengambil kalangan profesional adalah karena orang-orang di kalangan parpol hanya sedikit yang mumpuni. Untuk itu, dia juga menyarankan agar parpol segera melakukan perombakan untuk menghasilkan kader yang berkualitas.
“Reformasi total. Orang baik kalau mau masuk parpol jangan dipersulit. Selama ini orang baik masuknya ke sektor privat, tidak ke sektor publik karena suka dipersulit oleh parpol,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Hamdi Muluk Sebut Pegangkatan Menteri Non-Parpol Itu Tak Ideal

Jakarta, Aktual.co — Pengamat Psikologi Politik Hamdi Muluk menyebut, pengangkatan kalangan profesional atau non partai politik sebagai menteri di Kabinet Kerja Jokowi-JK tidaklah ideal.
“Menteri itu adalah perpanjangan tangan dari parpol yang nantinya akan diuji kemampuan politiknya,” kata dia di Jakarta, Minggu (21/12).
Dia mengatakan, sebaiknya pengangkatan menteri itu harus berasal dari parpol karena telah teruji memiliki kemampuan dalam berpolitik. “Political skillnya teruji,” ujarnya.
Dia pun meragukan pengangkatan kalangan profesional seperti CEO untuk menjadi menteri. “Saya ragu karena CEO itu kan otaknya mau untung terus, saya ragu bagaimana menyesuaikan dengan ideologi yang harusnya pro rakyat, kesejahteraan,” ujarnya.
Dengan itu, maka saat ini akan terjadi menteri yang ‘gagap politik’ karena tidak memiliki pengalaman dalam bidang itu.
Hamdi mengatakan kemungkinan Jokowi mengambil kalangan profesional adalah karena orang-orang di kalangan parpol hanya sedikit yang mumpuni. Untuk itu, dia juga menyarankan agar parpol segera melakukan perombakan untuk menghasilkan kader yang berkualitas.
“Reformasi total. Orang baik kalau mau masuk parpol jangan dipersulit. Selama ini orang baik masuknya ke sektor privat, tidak ke sektor publik karena suka dipersulit oleh parpol,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Ini Komentar Faisal Soal Petral dan Sonangol

Jakarta, Aktual.co —Kepala Tim Khusus Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM)  Faisal Basri curhat ketika ditanya tentang audit yang dilakukan RTKM terhadap Petral. Dia juga bergeming ketika ditanya soal kerjasama Migas Indonesia dengan Sonangol.

“Saya enggak apa-apa difitnah. Dibilang masuk angin dan segala macam, padahal kita sampaikan sesuatu berdasarkan pendalaman,” ujarnya kepada Aktual.co usai jumpa pers di kantor kementerian ESDM, Jakarta, Minggu (21/12)

Faisal mengatakan, isu soal Petral memang macam-macam dan simpang siur. Namun apa yang disampaikan oleh tim reformasi semua berdasarkan kajian mendalam baru kemudian memberikan rekomendasi-rekomendasi.

“Kita melakukan proses rekomendasi berdasarkan kajian. Apa itu Petral, kegiatannya apa saja. Banyak yang enggak tahu bahwa Petral lakukan Trading juga. Selain impor juga ekspor,” jelasnya.

Faisal juga mengingatkan bahwa Indonesia nantinya pasti akan lebih banyak konsumsi BBM sedangkan produksi menurun. Inilah alasannya, kenapa Indonesia harus melakukan trading atau jual-beli migas. “Nantinya, dalam trading ini apakah lebih banyak perusahaan IOC atau bagaimana. Itu nanti,” tukasnya.

Lantas, bagaimana dengan Sonangol? Faisal mengaku hal itu tidak ada urusannya dengan tim yang dia kepalai. “Soal Sonangol bukan urusan kami. Bukan tugas kami,” sergah Faisal sambil berlalu./M Sahlan

Artikel ini ditulis oleh:

Ini Komentar Faisal Soal Petral dan Sonangol

Jakarta, Aktual.co —Kepala Tim Khusus Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM)  Faisal Basri curhat ketika ditanya tentang audit yang dilakukan RTKM terhadap Petral. Dia juga bergeming ketika ditanya soal kerjasama Migas Indonesia dengan Sonangol.

“Saya enggak apa-apa difitnah. Dibilang masuk angin dan segala macam, padahal kita sampaikan sesuatu berdasarkan pendalaman,” ujarnya kepada Aktual.co usai jumpa pers di kantor kementerian ESDM, Jakarta, Minggu (21/12)

Faisal mengatakan, isu soal Petral memang macam-macam dan simpang siur. Namun apa yang disampaikan oleh tim reformasi semua berdasarkan kajian mendalam baru kemudian memberikan rekomendasi-rekomendasi.

“Kita melakukan proses rekomendasi berdasarkan kajian. Apa itu Petral, kegiatannya apa saja. Banyak yang enggak tahu bahwa Petral lakukan Trading juga. Selain impor juga ekspor,” jelasnya.

Faisal juga mengingatkan bahwa Indonesia nantinya pasti akan lebih banyak konsumsi BBM sedangkan produksi menurun. Inilah alasannya, kenapa Indonesia harus melakukan trading atau jual-beli migas. “Nantinya, dalam trading ini apakah lebih banyak perusahaan IOC atau bagaimana. Itu nanti,” tukasnya.

Lantas, bagaimana dengan Sonangol? Faisal mengaku hal itu tidak ada urusannya dengan tim yang dia kepalai. “Soal Sonangol bukan urusan kami. Bukan tugas kami,” sergah Faisal sambil berlalu./M Sahlan

Artikel ini ditulis oleh:

KPU: Pemilihan Pilkada Serentak Pada 2015

Jakarta, Aktual.co — Komisi Pemilihan Umum memastikan, Pemilihan Kepala Daerah akan dilaksanakan pada tahun 2015, dan tidak adanya pengunduran jadwal Pilkada ke tahun 2016.
Ketua KPU Husni Kamil Manik menjelaskan, pihaknya sudah siap dengan pelaksanaan Pilkada serentak pada 2015. Dalam arti, pemungutan suara putaran pertama dilaksanakan di 2015.
Sementara itu, Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay menjelaskan bahwa pemungutan suara di 2016 itu adalah putaran kedua jika ada.
Menurut dia, jika hasil masih ada sengketa, maka penetapannya baru akan dilaksanakan di bulan Mei 2016. Karena KPU mengaku masih sulit menyelenggarakan pemungutan suara putaran kedua pada 2015 sebagai akibat perolehan suara yang tidak mutlak ataupun sengketa.
Ada 204 pemilihan kepala daerah yang akan digelar serentak satu hari pada tahun 2015, yaitu 8 provinsi, 170 kabupaten dan 26 kota. ‎Saat ini sejumlah peraturan terkait Pilkada itu masih diselesaikan oleh KPU.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Berita Lain