27 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40258

Chris Lie Sejahterakan Komikus Tanah Air

Jakarta, Aktual.co — Berawal dari pahitnya tak diperbolehkan menjadi komikus oleh kedua orang tuanya karena dianggap bukan profesi yang bergelimang materi, komikus ternama Tanah Air, Chris Lie mempunyai kiat sendiri mensejahterakan rekannya sesama komikus.

“Orang tua tidak setuju saya menjadi komikus. Akhirnya, saya mengambil kuliah yang masih ada hubungannya dengan gambar yakni teknik arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB),” kenang Chris Lie di Jakarta, Sabtu (20/12).

Setelah menunaikan kewajibannya, menyelesaikan kuliah, Chris Lie mewujudkan impiannya menjadi komikus dunia. Pada 2013, ia mendapatkan beasiswa Fullbright untuk meneruskan S2 di bidang Sequential Art di Savannah College of Arts and Design, Amerika Serikat.

“Semasa kuliah, saya magang di perusahaan penerbit ternama, Devils Due Publishing. Awalnya pekerjaannya hanya fotokopi dan kirim paket, tapi lama-lama mereka percaya,” kata dia.

Chris terlibat dalam pembuatan “action figure” GI Joe dan juga ilustrasi film waralaba itu. Ia pun pernah menjadi ilustrator film Transformer.  Juga membuat rancangan “games” Star Wars dan Lord of The Rings. Bersama dengan temannya, Jake T Forbes, Chris membuat komik Return to Labyrinth yang meraih New York Times Manga Best Seller dan bersaing dengan komik Naruto.

Pada 2007, ia memilih kembali ke Indonesia. Ia mendirikan studio komik bernama Caravan. Berawal dari keprihatinannya, mati surinya komik lokal, ia dan teman-temannya menciptkan komik kompilasi re:On.  “Makna re:On yakni menghidupkan kembali semangat komik Indonesia,” jelas dia.

Chris menjelaskan animo masyarakat terhadap komik re:On tersebut cukup baik. Terbukti dengan tidak ada dikembalikannya komik-komik yang sudah disalurkan.  Komik re:On dijual melalui jaringan ritel “minimarket” dan sejumlah toko buku. Komik itu hadir sejak Juli 2013 dan terbit setiap 6 minggu sekali.

Chris juga menerima karya-karya dari komikus-komikus di luar perusahaannya. Dengan demikian, komikus-komikus muda mendapatkan penghasilan dan direstui menjadi komikus oleh orang tua mereka. “Mereka mendapat penghasilan dari komik. Dengan begitu, orang tua mereka akan mikir, komik selain hobi juga menghasilkan.”

Tak hanya jualan komik, Chris menjual produk turunan dari serial komik itu seperti kaos, kalendar, buku foto, dan lainnya. Dengan harapan, komikus akan mendapatkan royalti dalam setiap penjualannya. Chris berupaya ingin mengembalikan kejayaan komikus Tanah Air. Di masa lalu, komikus bisa hidup mapan dari komik ciptaannya.

“Ke depannya, re:ON berupaya untuk melebarkan sayap ke media lain seperti animasi, musik, dan game.Dengan demikian akan semakin mendekatkan re:On ke hati masyarakat,” harap dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Chris Lie Sejahterakan Komikus Tanah Air

Jakarta, Aktual.co — Berawal dari pahitnya tak diperbolehkan menjadi komikus oleh kedua orang tuanya karena dianggap bukan profesi yang bergelimang materi, komikus ternama Tanah Air, Chris Lie mempunyai kiat sendiri mensejahterakan rekannya sesama komikus.

“Orang tua tidak setuju saya menjadi komikus. Akhirnya, saya mengambil kuliah yang masih ada hubungannya dengan gambar yakni teknik arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB),” kenang Chris Lie di Jakarta, Sabtu (20/12).

Setelah menunaikan kewajibannya, menyelesaikan kuliah, Chris Lie mewujudkan impiannya menjadi komikus dunia. Pada 2013, ia mendapatkan beasiswa Fullbright untuk meneruskan S2 di bidang Sequential Art di Savannah College of Arts and Design, Amerika Serikat.

“Semasa kuliah, saya magang di perusahaan penerbit ternama, Devils Due Publishing. Awalnya pekerjaannya hanya fotokopi dan kirim paket, tapi lama-lama mereka percaya,” kata dia.

Chris terlibat dalam pembuatan “action figure” GI Joe dan juga ilustrasi film waralaba itu. Ia pun pernah menjadi ilustrator film Transformer.  Juga membuat rancangan “games” Star Wars dan Lord of The Rings. Bersama dengan temannya, Jake T Forbes, Chris membuat komik Return to Labyrinth yang meraih New York Times Manga Best Seller dan bersaing dengan komik Naruto.

Pada 2007, ia memilih kembali ke Indonesia. Ia mendirikan studio komik bernama Caravan. Berawal dari keprihatinannya, mati surinya komik lokal, ia dan teman-temannya menciptkan komik kompilasi re:On.  “Makna re:On yakni menghidupkan kembali semangat komik Indonesia,” jelas dia.

Chris menjelaskan animo masyarakat terhadap komik re:On tersebut cukup baik. Terbukti dengan tidak ada dikembalikannya komik-komik yang sudah disalurkan.  Komik re:On dijual melalui jaringan ritel “minimarket” dan sejumlah toko buku. Komik itu hadir sejak Juli 2013 dan terbit setiap 6 minggu sekali.

Chris juga menerima karya-karya dari komikus-komikus di luar perusahaannya. Dengan demikian, komikus-komikus muda mendapatkan penghasilan dan direstui menjadi komikus oleh orang tua mereka. “Mereka mendapat penghasilan dari komik. Dengan begitu, orang tua mereka akan mikir, komik selain hobi juga menghasilkan.”

Tak hanya jualan komik, Chris menjual produk turunan dari serial komik itu seperti kaos, kalendar, buku foto, dan lainnya. Dengan harapan, komikus akan mendapatkan royalti dalam setiap penjualannya. Chris berupaya ingin mengembalikan kejayaan komikus Tanah Air. Di masa lalu, komikus bisa hidup mapan dari komik ciptaannya.

“Ke depannya, re:ON berupaya untuk melebarkan sayap ke media lain seperti animasi, musik, dan game.Dengan demikian akan semakin mendekatkan re:On ke hati masyarakat,” harap dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Merasa Dikhianati AS, Veteran Teluk Babi Kecam Gedung Putih

Jakarta, Aktual.co — Jakarta, Aktual.co —- Ketika Amerika Serikat gagal menggulingkan Fidel Castro dalam invasi di Teluk Babi tahun 1961, para petempur Kuba yang didukung CIA itu mengatakan mereka sangat kecewa.

Sekarang, para veteran anti-Castro itu mengatakan mereka kembali kecewa karena Presiden Amerika Serikat  Barack Obama ingin  memulihkan hubungan-hubungan diplomatik dan ekonomi dengan musuhnya selama 50 tahun era Perang Dingin.

“Ketika Teluk Babi ditinggalkan,kami sakit hati. Dan kini kami merasa ditinggalkan lagi, dikhianati oleh presiden itu,” kata Felix Rodriguez, ketua Asosiasi Veteran Teluk Babi, mengacu pada keputusan Obama untuk memulihkan hubungan dengan Kuba.

Sebagai bagian dari rencana CIA — dan gagal– invasi Teluk Babi, satu pasukan di pengasingan dilatih oleh AS di pangkalan-pangkalan rahasia di Nikaragua dan Guatemala kemudian dikirim ke Playa Larga dan Playa Giron, 250km dari Havana , April 161, untuk misi menggulingkan  Castro. Invasi itu adalah satu bencana bagi AS– setelah 72 jam pertempuran berdarah, 100 tentara anti-Castro tewas dan 1.000 lainnya ditahan.

Pasukan itu dikenal sebagai “Brigade 2506,” juga nama panggilan kelompok veteran yang berpusat di Miami dipimpin oleh Rodriguez Mendigutia di permukiman Havana Little Miamis, tempat tinggal paling banyak penduduk perantau Kuba.

Rodriguez Mendigutia mengatakan kekalahan mereka dalam tahun 1961 adalah satu pukulan berat, dan AS kembali membuat keputusan yang salah Rabu dengan memulihkan hubungan dengan Kuba. “Kami sangat kecewa,” kata Rodriguez Mendigutia, yang kini berusia 73 tahun yang merupakan salah seorang termuda dari 800 veteran Brigade 2506.

Ia mengecam Washington karena “berkawan dengan satu negara yang Departemen Luar Negeri AS anggap sebagai satu ancaman teroris.”

“Itu benar-benar sesuatu yang berdampak pada kita semua,” katanya.

Veteran Esteban Bovo, 76 tahun, mengatakan ia kecewa, tetapi tidak terkejut atas tindakan AS itu. “Orang-orang Amerika gemar mengkhianati kawan-kawan dan kemudian membiarkan mereka jatuh…Kami semua telah menghadapinya, kami digunakannya sampai sekarang,” kata Bovo, seorang pilot yang ikut dalam tiga missi Brigade 2506.

Reaksi-reaksi marah meletus di Miami setelah Obama mengumumkan “satu lembaran baru” dalam hubungan-hubungan AS-Kuba, dengan belasan orang berkumpul di Little Havana untuk memprotes pendekatan itu.

Para veteran itu mendukung protes-protes itu, mengenang kembali pertumpahan darah dalam invasi Teluk Babi tahun 1961.
“Kami semua memiliki kawan-kawan yang gugur, para anggota yang tewas, dipenjarakan, disiksa. Sekarang kami merasa kecewa,” kata Eugenio Roland Martinez, 93 tahun yang bernama panggilan “Musculito.”

Ia mengatakan ia “terkejut ” mendengar pengumuman itu. “Dunia telah berubah seluruhnya,” kata Martinez, yang dipuji oleh rekan-rekannya sebagai salah seorang dari para petempur yang paling anti-Castro pada zamannya.

Para veteran anti-Kuba, kendatipun kecewa dengan keputusan Obama itu, mereka mengharapkan Kongres AS– yang akan dikuasai partai Republik Januari mendatang — akan mendesak janji Obama untuk mencabut embargo dan membuka kedutaan besar di Havana.  Kedubes AS di Havana ditutup tahun 1961, kendati sebagian besar seksi yang mengurus kepentingan AS masih beroperasi.

Sementara itu, Rodrigeuz Mendigutia mengharapkan dapat melihat satu musium veteran yang telah direncan akan dibuka di Taman Hialeaj di Miami, sebagai satu jalan penting untuk memelihara warisan veteran Teluk Babi.

Artikel ini ditulis oleh:

Merasa Dikhianati AS, Veteran Teluk Babi Kecam Gedung Putih

Jakarta, Aktual.co — Jakarta, Aktual.co —- Ketika Amerika Serikat gagal menggulingkan Fidel Castro dalam invasi di Teluk Babi tahun 1961, para petempur Kuba yang didukung CIA itu mengatakan mereka sangat kecewa.

Sekarang, para veteran anti-Castro itu mengatakan mereka kembali kecewa karena Presiden Amerika Serikat  Barack Obama ingin  memulihkan hubungan-hubungan diplomatik dan ekonomi dengan musuhnya selama 50 tahun era Perang Dingin.

“Ketika Teluk Babi ditinggalkan,kami sakit hati. Dan kini kami merasa ditinggalkan lagi, dikhianati oleh presiden itu,” kata Felix Rodriguez, ketua Asosiasi Veteran Teluk Babi, mengacu pada keputusan Obama untuk memulihkan hubungan dengan Kuba.

Sebagai bagian dari rencana CIA — dan gagal– invasi Teluk Babi, satu pasukan di pengasingan dilatih oleh AS di pangkalan-pangkalan rahasia di Nikaragua dan Guatemala kemudian dikirim ke Playa Larga dan Playa Giron, 250km dari Havana , April 161, untuk misi menggulingkan  Castro. Invasi itu adalah satu bencana bagi AS– setelah 72 jam pertempuran berdarah, 100 tentara anti-Castro tewas dan 1.000 lainnya ditahan.

Pasukan itu dikenal sebagai “Brigade 2506,” juga nama panggilan kelompok veteran yang berpusat di Miami dipimpin oleh Rodriguez Mendigutia di permukiman Havana Little Miamis, tempat tinggal paling banyak penduduk perantau Kuba.

Rodriguez Mendigutia mengatakan kekalahan mereka dalam tahun 1961 adalah satu pukulan berat, dan AS kembali membuat keputusan yang salah Rabu dengan memulihkan hubungan dengan Kuba. “Kami sangat kecewa,” kata Rodriguez Mendigutia, yang kini berusia 73 tahun yang merupakan salah seorang termuda dari 800 veteran Brigade 2506.

Ia mengecam Washington karena “berkawan dengan satu negara yang Departemen Luar Negeri AS anggap sebagai satu ancaman teroris.”

“Itu benar-benar sesuatu yang berdampak pada kita semua,” katanya.

Veteran Esteban Bovo, 76 tahun, mengatakan ia kecewa, tetapi tidak terkejut atas tindakan AS itu. “Orang-orang Amerika gemar mengkhianati kawan-kawan dan kemudian membiarkan mereka jatuh…Kami semua telah menghadapinya, kami digunakannya sampai sekarang,” kata Bovo, seorang pilot yang ikut dalam tiga missi Brigade 2506.

Reaksi-reaksi marah meletus di Miami setelah Obama mengumumkan “satu lembaran baru” dalam hubungan-hubungan AS-Kuba, dengan belasan orang berkumpul di Little Havana untuk memprotes pendekatan itu.

Para veteran itu mendukung protes-protes itu, mengenang kembali pertumpahan darah dalam invasi Teluk Babi tahun 1961.
“Kami semua memiliki kawan-kawan yang gugur, para anggota yang tewas, dipenjarakan, disiksa. Sekarang kami merasa kecewa,” kata Eugenio Roland Martinez, 93 tahun yang bernama panggilan “Musculito.”

Ia mengatakan ia “terkejut ” mendengar pengumuman itu. “Dunia telah berubah seluruhnya,” kata Martinez, yang dipuji oleh rekan-rekannya sebagai salah seorang dari para petempur yang paling anti-Castro pada zamannya.

Para veteran anti-Kuba, kendatipun kecewa dengan keputusan Obama itu, mereka mengharapkan Kongres AS– yang akan dikuasai partai Republik Januari mendatang — akan mendesak janji Obama untuk mencabut embargo dan membuka kedutaan besar di Havana.  Kedubes AS di Havana ditutup tahun 1961, kendati sebagian besar seksi yang mengurus kepentingan AS masih beroperasi.

Sementara itu, Rodrigeuz Mendigutia mengharapkan dapat melihat satu musium veteran yang telah direncan akan dibuka di Taman Hialeaj di Miami, sebagai satu jalan penting untuk memelihara warisan veteran Teluk Babi.

Artikel ini ditulis oleh:

Serangan Siber atas Filem Sony, AS Segera Respons Korut

Jakarta, Aktual.co — Presiden Barack Obama berjanji Amerika Serikat akan merespons serangan siber yang merusak Sony Picture yang diduga didalangi pemerintah Korea Utara.

Obama mengatakan serangan siber itu “menyebabkan banyak kerusakan” untuk Sony, tetapi ia percaya perusahaan tersebut membuat kesalahan dengan membatalkan rilis “the Interview”, sebuah komedi yang menggambarkan pembunuhan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

“Kami akan merespons secara proporsional, dan kami akan merespons di tempat dan waktu serta cara yang kami pilih,” kata Obama dalam konferensi pers akhir tahun, di Gedung Putih. Washington DC, Sabtu (20/12).

Dua jam sebelum ia berbicara, FBI mengumumkan bahwa penyidik telah menetapkan Korea Utara berada di balik peretasan Sony, menyebut itu sebuah tindakan “intimidasi” disponsori-negara.  Obama mengatakan Korea Utara sepertinya telah bertindak sendirian.

Itu adalah untuk kali pertama Amerika Serikat telah langsung menuduh negara lain terkait serangan siber besar di tanah Amerika dan menimbulkan kemungkinan konfrontasi baru diantara musuh lama Washington dan Pyongyang, menurut Reuters dalam laporannya, Sabtu dinihari WIB (20/12).

Sifat merusak serangan itu, dan ancaman dari hacker menyebabkan studio (Sony) Hollywood menarik film tersebut, menempatkan itu berbeda dari gangguan maya sebelumnya, kata FBI.

Seorang diplomat Korea Utara mengatakan Pyongyang tidak ada hubungannya dengan serangan cyber. “DPRK (Korea Utara) bukan bagian dari ini,” kata diplomat itu kepada Reuters.

Obama berhadap Sony berbicara dahulu kepadanya sebelum membatalkan rilis film the Interview, agar pembatalan itu tidak menjadi preseden buruk. “Saya pikir mereka membuat kesalahan,” katanya. “Saya berharap mereka akan berbicara kepada saya dulu.”

Obama menambahkan,”Kita tidak bisa punya masyarakat di mana beberapa diktator di suatu tempat dapat mulai menerapkan sensor di sini di Amerika Serikat.”

Artikel ini ditulis oleh:

Serangan Siber atas Filem Sony, AS Segera Respons Korut

Jakarta, Aktual.co — Presiden Barack Obama berjanji Amerika Serikat akan merespons serangan siber yang merusak Sony Picture yang diduga didalangi pemerintah Korea Utara.

Obama mengatakan serangan siber itu “menyebabkan banyak kerusakan” untuk Sony, tetapi ia percaya perusahaan tersebut membuat kesalahan dengan membatalkan rilis “the Interview”, sebuah komedi yang menggambarkan pembunuhan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

“Kami akan merespons secara proporsional, dan kami akan merespons di tempat dan waktu serta cara yang kami pilih,” kata Obama dalam konferensi pers akhir tahun, di Gedung Putih. Washington DC, Sabtu (20/12).

Dua jam sebelum ia berbicara, FBI mengumumkan bahwa penyidik telah menetapkan Korea Utara berada di balik peretasan Sony, menyebut itu sebuah tindakan “intimidasi” disponsori-negara.  Obama mengatakan Korea Utara sepertinya telah bertindak sendirian.

Itu adalah untuk kali pertama Amerika Serikat telah langsung menuduh negara lain terkait serangan siber besar di tanah Amerika dan menimbulkan kemungkinan konfrontasi baru diantara musuh lama Washington dan Pyongyang, menurut Reuters dalam laporannya, Sabtu dinihari WIB (20/12).

Sifat merusak serangan itu, dan ancaman dari hacker menyebabkan studio (Sony) Hollywood menarik film tersebut, menempatkan itu berbeda dari gangguan maya sebelumnya, kata FBI.

Seorang diplomat Korea Utara mengatakan Pyongyang tidak ada hubungannya dengan serangan cyber. “DPRK (Korea Utara) bukan bagian dari ini,” kata diplomat itu kepada Reuters.

Obama berhadap Sony berbicara dahulu kepadanya sebelum membatalkan rilis film the Interview, agar pembatalan itu tidak menjadi preseden buruk. “Saya pikir mereka membuat kesalahan,” katanya. “Saya berharap mereka akan berbicara kepada saya dulu.”

Obama menambahkan,”Kita tidak bisa punya masyarakat di mana beberapa diktator di suatu tempat dapat mulai menerapkan sensor di sini di Amerika Serikat.”

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain