Awal 2015, Rupiah Diprediksi Masih Bergejolak
Jakarta, Aktual.co — Gejolak anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar diperkirakan masih akan terjadi di semester pertama 2015. Hal tersebut disampaikan oleh Ekonom Bank Permata Joshua Pardede.
Ia memperkirakan rupiah pada akhir tahun ini diprediksi bergerak pada range Rp12.000-Rp12.500 per USD.
“Kondisi dari pasar keuangan masih voletile karena kepemilikan asing di pasar obligasi masih besar,” kata Joshua saat dihubungi wartawan di Jakarta, Sabtu (20/12).
Menurutnya, pelemahan rupiah yang terjadi beberapa hari lalu bersifat temporer. Sementara untuk semester kedua 2015, ia memperkirakan rupiah akan menguat di level Rp11.900.
“Di mana dua tiga hari lalu market masih khawatir menantikan hasil Federal Open Market Committee (FOMC),” ujarnya.
Kemudian, lanjutnya, pada 18 Desember, hasilnya sudah diketahui, sehingga ada kejelasan dan kepastian suku bunga The Fed pada 2015. Sementara terkait waktu kenaikan suku bunga The Fed, kata kuncinya ada pada sustainable pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran yang akan dibicarakan lagi pada rapat FOMC April 2015 mendatang.
“Kapan, itu kata kunci menantikan data apakah sustainable. Saya pikir akan terjadi pembicaraan lagi di meeting bulan April. Berapa besarnya atau prospek ke depan,” terangnya.
Joshua menambahkan, penguatan akan tergantung seberapa cepat pemerintah meningkatkan reformasi struktural, percepatan pembangunan infrastruktur, dan meningkatkan current account (transaksi berjalan), serta kenaikan rating dari lembaga internasional.
“Potensi growth masih besar mencapai 6-7 persen. Ketertarikan investor masih besar sehingga mendorong level current account lebih baik,” ucapnya.
“Dari sisi BI, harus mengelola cadangan devisa. Saya pikir cadangan devisa Desember turun akibat intervensi kemarin,”
Artikel ini ditulis oleh:
Eka













