24 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40297

La Nyalla Anggap Wajar Buruknya Prestasi Sepakbola Indonesia

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan, meski belum pernah menjuarai Piala AFF, buruknya prestasi Timnas Indonesia masih dalam batas kewajaran.

“Kalau soal prestasi, pasang surut prestasi di seluruh cabang olahraga, bukan hanya sepakbola. Semua cabang olahraga juga mengalami. Ada menang ada kalah. Itulah olahraga,” kata La Nyalla di Jakarta, Jumat (19/12).

La Nyalla mencontohkan kegagalan-kegagalan yang pernah diderita oleh negara-negara yang pernah mencetak sejarah di sepakbola internasional.

Kata dia, negara sekelas Spanyol, Italia, Brasil, yang pernah menjuarai Piala Dunia juga pernah mengalamai prestasi buruk.

“Apa tidak boleh kalah? Juara Dunia Spanyol juga tersingkir di fase grup Piala Dunia di Brazil. Apakah lantas seolah kiamat?,” paparnya.

Namun sayangnya, apakah Indonesia bisa disejajarkan dengan Spanyol? Hanya masyarakat yang bisa menilai. Selain itu, apakah Persib Bandung bisa disejajarkan oleh Real Madrid yang pernah juara Liga Champions?

Bukan hanya itu, apakah Indonesia punya pembinaan usia dini yang bagus seperti halnya di Spanyol? Apakah Spanyol pernah menaturalisasi pemain layaknya Indonesia menaturalisasi Sergio Van Dijk yang dicap sebagai striker paling malas di dunia?

Kesemua perbandingan itu bukan PSSI yang menilai, tapi masyarakat sepakbola Indonesialah yang berhak.

Artikel ini ditulis oleh:

La Nyalla Anggap Wajar Buruknya Prestasi Sepakbola Indonesia

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan, meski belum pernah menjuarai Piala AFF, buruknya prestasi Timnas Indonesia masih dalam batas kewajaran.

“Kalau soal prestasi, pasang surut prestasi di seluruh cabang olahraga, bukan hanya sepakbola. Semua cabang olahraga juga mengalami. Ada menang ada kalah. Itulah olahraga,” kata La Nyalla di Jakarta, Jumat (19/12).

La Nyalla mencontohkan kegagalan-kegagalan yang pernah diderita oleh negara-negara yang pernah mencetak sejarah di sepakbola internasional.

Kata dia, negara sekelas Spanyol, Italia, Brasil, yang pernah menjuarai Piala Dunia juga pernah mengalamai prestasi buruk.

“Apa tidak boleh kalah? Juara Dunia Spanyol juga tersingkir di fase grup Piala Dunia di Brazil. Apakah lantas seolah kiamat?,” paparnya.

Namun sayangnya, apakah Indonesia bisa disejajarkan dengan Spanyol? Hanya masyarakat yang bisa menilai. Selain itu, apakah Persib Bandung bisa disejajarkan oleh Real Madrid yang pernah juara Liga Champions?

Bukan hanya itu, apakah Indonesia punya pembinaan usia dini yang bagus seperti halnya di Spanyol? Apakah Spanyol pernah menaturalisasi pemain layaknya Indonesia menaturalisasi Sergio Van Dijk yang dicap sebagai striker paling malas di dunia?

Kesemua perbandingan itu bukan PSSI yang menilai, tapi masyarakat sepakbola Indonesialah yang berhak.

Artikel ini ditulis oleh:

Kelompok Suporter di Madura Minta Menpora Bekukan PSSI

Jakarta, Aktual.co — Kelompok suporter bola Madura, yakni K-Cong Mania, meminta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, membekukan federasi sepakbola Indonesia, PSSI.

Dikatakan K-Cong Mania, pengurus PSSI periode 2012/2015, dinilai tidak efektif mengelola sepakbola Indonesia.

“Mereka (pengurus PSSI) hanya cenderung menghambur-hamburkan uang organisasi,” kata K-Cong kepada Menpora di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Jumat (19/12).

Selain itu, K-Cong Mania juga meminta, agar Menpora mengganti semua pengurus PSSI saat ini, karena mereka tidak peduli terhadap kemajuan sepak bola di negeri ini.

Pernyataan K-Cong Mania ini dilakukan menyambut Menpora ketika hadir di Bangkalan guna mengikuti reuni akbar alumni MAN Bangkalan.

Menaggapi pernyataan tersebut, Menpora Imam Nahrawi, menyampaikan ucapan terima kasih, karena menurutnya, aksi dari suporter bola K-Cong Mania itu merupakan bagian dari aspirasi dan keinginan penggemar sepak bola agar jenis olahraga ini lebih maju.

“Tuntutan suporter bola di Bangkalan ini juga akan kami sampaikan ke tim sembilan untuk dikaji,” katanya menjelaskan.

Menpora saat meninjau Stadion Gelora Bangkalan menyatakan, tuntutan untuk membekukan PSSI bukan hanya dari Madura, akan tetapi juga muncul dari sejumlah daerah lain di Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Kelompok Suporter di Madura Minta Menpora Bekukan PSSI

Jakarta, Aktual.co — Kelompok suporter bola Madura, yakni K-Cong Mania, meminta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, membekukan federasi sepakbola Indonesia, PSSI.

Dikatakan K-Cong Mania, pengurus PSSI periode 2012/2015, dinilai tidak efektif mengelola sepakbola Indonesia.

“Mereka (pengurus PSSI) hanya cenderung menghambur-hamburkan uang organisasi,” kata K-Cong kepada Menpora di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Jumat (19/12).

Selain itu, K-Cong Mania juga meminta, agar Menpora mengganti semua pengurus PSSI saat ini, karena mereka tidak peduli terhadap kemajuan sepak bola di negeri ini.

Pernyataan K-Cong Mania ini dilakukan menyambut Menpora ketika hadir di Bangkalan guna mengikuti reuni akbar alumni MAN Bangkalan.

Menaggapi pernyataan tersebut, Menpora Imam Nahrawi, menyampaikan ucapan terima kasih, karena menurutnya, aksi dari suporter bola K-Cong Mania itu merupakan bagian dari aspirasi dan keinginan penggemar sepak bola agar jenis olahraga ini lebih maju.

“Tuntutan suporter bola di Bangkalan ini juga akan kami sampaikan ke tim sembilan untuk dikaji,” katanya menjelaskan.

Menpora saat meninjau Stadion Gelora Bangkalan menyatakan, tuntutan untuk membekukan PSSI bukan hanya dari Madura, akan tetapi juga muncul dari sejumlah daerah lain di Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

La Nyalla Anggap Dirinya Lebih Pintar dari Menpora

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti, mengklaim dirinya lebih cerdas dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi.

Dikatakan La Nyalla, bahwa dirinya sudah lebih dulu mempelajari UU Sistem Keolahragaan Nasional (UU SKN). Bukan hanya itu, Peraturan Perundang-undangan (PP) terkait juga menjadi makanannya sehari-hari.

“Dalam UU itu, di Pasal 22, mengenai Pembinaan dan Pengembangan Olahraga. Salah satu kewajiban Menpora adalah memberikan bantuan, kemudahan, dan perizinan,” sindirnya di Jakarta, Jumat (19/12).

Dalam mempelajari UU SKN, kata La Nyalla, harus dilakukan secara komprehensif. Dia menjelaskan, pada Pasal 10 UU SKN tentang hak masyarakat dalam perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan keolahragaan.

“Dimaksudkan di sana (UU SKN Pasal 10 ayat 1) yang mempunyai hak untuk melakukan pengawasan terhadap pembinaan olahraga adalah Induk Cabor. Dalam hal PSSI, dikontrol segala sesuatunya oleh anggotanya yang terdiri dari klub-klub dan pengurus PSSI provinsi,” paparnya.

“Bukan oleh sembarang masyarakat. Kalau siapapun boleh, bisa chaos negara ini. Jadi memahami UU juga harus secara komprehensif dengan melihat azas hukum dan kepatutan yang berlaku,” pungkasnya.

Pernyataan La Nyalla ini terkait dengan rencana Kemenpora yang akan membentuk Tim Sembilan, yang salah satu tugasnya adalah, melakukan evaluasi terhadap kinerja PSSI.

Dan PSSI, dengan pembentukan Tim Sembilan itu, sangat menolak kehadiran mereka. Karena, PSSI berdalih, jika Tim Sembilan bisa ikut campur dalam pengelolaan sepakbola Indonesia, maka FIFA akan menjatuhkan sanksi kepada PSSI.

Bunyi Pasal 10 ayat 1 itu adalah, Masyarakat mempunyai hak untuk berperan serta dalam perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan keolahragaan.

Artikel ini ditulis oleh:

La Nyalla Anggap Dirinya Lebih Pintar dari Menpora

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti, mengklaim dirinya lebih cerdas dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi.

Dikatakan La Nyalla, bahwa dirinya sudah lebih dulu mempelajari UU Sistem Keolahragaan Nasional (UU SKN). Bukan hanya itu, Peraturan Perundang-undangan (PP) terkait juga menjadi makanannya sehari-hari.

“Dalam UU itu, di Pasal 22, mengenai Pembinaan dan Pengembangan Olahraga. Salah satu kewajiban Menpora adalah memberikan bantuan, kemudahan, dan perizinan,” sindirnya di Jakarta, Jumat (19/12).

Dalam mempelajari UU SKN, kata La Nyalla, harus dilakukan secara komprehensif. Dia menjelaskan, pada Pasal 10 UU SKN tentang hak masyarakat dalam perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan keolahragaan.

“Dimaksudkan di sana (UU SKN Pasal 10 ayat 1) yang mempunyai hak untuk melakukan pengawasan terhadap pembinaan olahraga adalah Induk Cabor. Dalam hal PSSI, dikontrol segala sesuatunya oleh anggotanya yang terdiri dari klub-klub dan pengurus PSSI provinsi,” paparnya.

“Bukan oleh sembarang masyarakat. Kalau siapapun boleh, bisa chaos negara ini. Jadi memahami UU juga harus secara komprehensif dengan melihat azas hukum dan kepatutan yang berlaku,” pungkasnya.

Pernyataan La Nyalla ini terkait dengan rencana Kemenpora yang akan membentuk Tim Sembilan, yang salah satu tugasnya adalah, melakukan evaluasi terhadap kinerja PSSI.

Dan PSSI, dengan pembentukan Tim Sembilan itu, sangat menolak kehadiran mereka. Karena, PSSI berdalih, jika Tim Sembilan bisa ikut campur dalam pengelolaan sepakbola Indonesia, maka FIFA akan menjatuhkan sanksi kepada PSSI.

Bunyi Pasal 10 ayat 1 itu adalah, Masyarakat mempunyai hak untuk berperan serta dalam perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan keolahragaan.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain