25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40299

Ketua DPRD DKI Dukung Proyek LRT

Jakarta, Aktual.co —Sikap berbeda kembali diperlihatkan Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi, dengan pimpinan dewan lainnya. Kali ini terkait sikap Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI atas proyek Light Rapid Transit (LRT) yang diajukan Pemprov DKI.
Jika sebelumnya Banggar menyatakan belum menyetujui proyek itu karena dianggap belum jelas kajiannya, Pras yang juga menjabat sebagai Ketua Banggar justru berpendapat LRT harus dibangun.
Dia beralasan perlunya LRT, terkait DKI Jakarta yang akan menjadi salah satu tuan rumah Asean Games di tahun 2018. “Terobosan LRT ini harus kita bangun karena nanti juga ada Asean Games,” kata Pras di Kebun Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (19/12).
Sebagai Ibukota Negara, kata Pras, Jakarta sudah selayaknya punya transportasi yang baik. Ditambah lagi, proyek monorel saat ini masih belum jelas kelanjutannya. “Apalagi dia (monorel) minta BOT-nya 40 tahun ditambah 10 tahun.” 
Ketika ditanya soal enggannya Banggar untuk menyetujui dimasukkannya anggaran LRT ke APBD 2015, Pras menilai itu bukan masalah.
“Ini kan nggak apa-apa tuntutan kita dari DPRD. Tetapi kalau mereka bisa ya ga apa-apa. 
Ketimbang sarankan gandeng swasta, Pras berpendapat Pemerintah Pusat turun tangan realisasikan proyek LRT. “Masa kita nggak punya transportasi yang baik padahal ini Ibukota Negara. Pemerintah harus mengintervensi provinsi DKI Jakarta. Supaya ini berjalan.” 

Artikel ini ditulis oleh:

Ketua DPRD DKI Dukung Proyek LRT

Jakarta, Aktual.co —Sikap berbeda kembali diperlihatkan Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi, dengan pimpinan dewan lainnya. Kali ini terkait sikap Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI atas proyek Light Rapid Transit (LRT) yang diajukan Pemprov DKI.
Jika sebelumnya Banggar menyatakan belum menyetujui proyek itu karena dianggap belum jelas kajiannya, Pras yang juga menjabat sebagai Ketua Banggar justru berpendapat LRT harus dibangun.
Dia beralasan perlunya LRT, terkait DKI Jakarta yang akan menjadi salah satu tuan rumah Asean Games di tahun 2018. “Terobosan LRT ini harus kita bangun karena nanti juga ada Asean Games,” kata Pras di Kebun Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (19/12).
Sebagai Ibukota Negara, kata Pras, Jakarta sudah selayaknya punya transportasi yang baik. Ditambah lagi, proyek monorel saat ini masih belum jelas kelanjutannya. “Apalagi dia (monorel) minta BOT-nya 40 tahun ditambah 10 tahun.” 
Ketika ditanya soal enggannya Banggar untuk menyetujui dimasukkannya anggaran LRT ke APBD 2015, Pras menilai itu bukan masalah.
“Ini kan nggak apa-apa tuntutan kita dari DPRD. Tetapi kalau mereka bisa ya ga apa-apa. 
Ketimbang sarankan gandeng swasta, Pras berpendapat Pemerintah Pusat turun tangan realisasikan proyek LRT. “Masa kita nggak punya transportasi yang baik padahal ini Ibukota Negara. Pemerintah harus mengintervensi provinsi DKI Jakarta. Supaya ini berjalan.” 

Artikel ini ditulis oleh:

PSSI Tidak Takut dengan Tim Sembilan

Jakarta, Aktual.co — Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) mengecam pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, yang menganggap PSSI takut dengan Tim Sembilan.

Kecaman tersebut dilontarkan langsung oleh Wakil Ketua PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti. Kata dia, federasi sepakbola Indonesia itu, tidak pernah takut dengan kehadiran pemerintah di tubuh PSSI.

“Tetapi, yang terpenting adalah caranya bagaimana? Saya tidak mau sampai Menpora salah langkah,” kata La Nyalla di Jakarta, Jumat (19/12).

Lebih jauh disampaikan La Nyalla, apabila mau ikut andil dalam pengelolaan sepakbola Nasional, Menpora bisa mencontoh negara-negara lain. Seperti memberikan pendanaan besar bagi pembinaan sepakbola.

“Gelontorkan jutaan dollar dana dari pemerintah untuk sepakbola. Sudah banyak contoh negara yang melakukan fasilitasi untuk sepakbola, karena memang mereka mengangap sepakbola itu penting,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Kemenpora memang serius mau mengintervensi PSSI. Hal itu dibuktikan dengan pembentukkan Tim Sembilan Kemenpora.

Tugas tim tersebut adalah untuk memantau dan mengevaluasi PSSI. Dan hingga kini, penggodokkan tersebut masih dilakukan oleh Kemenpora.

Artikel ini ditulis oleh:

PSSI Tidak Takut dengan Tim Sembilan

Jakarta, Aktual.co — Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) mengecam pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, yang menganggap PSSI takut dengan Tim Sembilan.

Kecaman tersebut dilontarkan langsung oleh Wakil Ketua PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti. Kata dia, federasi sepakbola Indonesia itu, tidak pernah takut dengan kehadiran pemerintah di tubuh PSSI.

“Tetapi, yang terpenting adalah caranya bagaimana? Saya tidak mau sampai Menpora salah langkah,” kata La Nyalla di Jakarta, Jumat (19/12).

Lebih jauh disampaikan La Nyalla, apabila mau ikut andil dalam pengelolaan sepakbola Nasional, Menpora bisa mencontoh negara-negara lain. Seperti memberikan pendanaan besar bagi pembinaan sepakbola.

“Gelontorkan jutaan dollar dana dari pemerintah untuk sepakbola. Sudah banyak contoh negara yang melakukan fasilitasi untuk sepakbola, karena memang mereka mengangap sepakbola itu penting,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Kemenpora memang serius mau mengintervensi PSSI. Hal itu dibuktikan dengan pembentukkan Tim Sembilan Kemenpora.

Tugas tim tersebut adalah untuk memantau dan mengevaluasi PSSI. Dan hingga kini, penggodokkan tersebut masih dilakukan oleh Kemenpora.

Artikel ini ditulis oleh:

Rekening Gendut, JK: Tak Semua Yang Punya Uang Penjahat

Jakarta, Aktual.co — Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan rekening gendut yang dimiliki kepala daerah belum tentu disebabkan korupsi sehingga penyidik harus hati-hati dalam menetapkan keputusannya.
“Tergantung gendutnya karena apa. Kalau gendut karena korupsi, tentu salah. Akan tetapi, ada juga kepala daerah yang pengusaha sehingga dia memang banyak uang,” kata Jusuf Kalla kepada pers di Kantor Wapres Jakarta, Jumat.
Hal tersebut disampaikan menanggapi Kejaksaan Agung (Kejagung) akan menindaklanjuti pengusutan rekening gendut milik delapan kepala daerah di Tanah Air.
Kepemilikan rekening gendut oleh delapan kepala daerah itu merupakan hasil penelusuran (tracking) Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPAT). Kasus itu masih dalam tahap penyelidikan, di antaranya kasus pejabat di Bengkalis, Riau, yang penyidikannya masih terus berlangsung.
Wapres mengatakan bahwa rekening gendut kepala daerah bisa juga mungkin istrinya bekerja. “Jadi, gendut karena apa dulu. Kita tidak bisa pretensi semua yang punya uang itu koruptor. Nanti saya punya rekening gendut, tetapi anak saya pengusaha, masa salah?” kata Jusuf Kalla.
Mengenai mantan kepala daerah yang juga memiliki rekening gendut, Wapres mengatakan, “Tergantung. Jangan berpretensi semua yang punya uang itu penjahat,” kata dia.
 Mengenai perlu tidaknya diperiksa oleh PPATK, Jusuf Kalla menilai tidak seharusnya dilakukan hal itu karena justru akan membahayakan.
“Tidak dong. Bahaya itu. Anda punya duit masa dibilang penjahat, bahaya benar itu,” kata Wapres.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Rekening Gendut, JK: Tak Semua Yang Punya Uang Penjahat

Jakarta, Aktual.co — Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan rekening gendut yang dimiliki kepala daerah belum tentu disebabkan korupsi sehingga penyidik harus hati-hati dalam menetapkan keputusannya.
“Tergantung gendutnya karena apa. Kalau gendut karena korupsi, tentu salah. Akan tetapi, ada juga kepala daerah yang pengusaha sehingga dia memang banyak uang,” kata Jusuf Kalla kepada pers di Kantor Wapres Jakarta, Jumat.
Hal tersebut disampaikan menanggapi Kejaksaan Agung (Kejagung) akan menindaklanjuti pengusutan rekening gendut milik delapan kepala daerah di Tanah Air.
Kepemilikan rekening gendut oleh delapan kepala daerah itu merupakan hasil penelusuran (tracking) Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPAT). Kasus itu masih dalam tahap penyelidikan, di antaranya kasus pejabat di Bengkalis, Riau, yang penyidikannya masih terus berlangsung.
Wapres mengatakan bahwa rekening gendut kepala daerah bisa juga mungkin istrinya bekerja. “Jadi, gendut karena apa dulu. Kita tidak bisa pretensi semua yang punya uang itu koruptor. Nanti saya punya rekening gendut, tetapi anak saya pengusaha, masa salah?” kata Jusuf Kalla.
Mengenai mantan kepala daerah yang juga memiliki rekening gendut, Wapres mengatakan, “Tergantung. Jangan berpretensi semua yang punya uang itu penjahat,” kata dia.
 Mengenai perlu tidaknya diperiksa oleh PPATK, Jusuf Kalla menilai tidak seharusnya dilakukan hal itu karena justru akan membahayakan.
“Tidak dong. Bahaya itu. Anda punya duit masa dibilang penjahat, bahaya benar itu,” kata Wapres.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Berita Lain