25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40310

Aksi Nikmati Sabu, 3 Oknum Wartawan Ini Dicokok Polisi

Jakarta, Aktual.co — Jajaran Satuan Narkoba Polres Sukabumi, Jawa Barat menangkap tiga oknum wartawan sedang menghisap narkoba jenis sabu di sebuah rumah di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
“Oknum wartawan mingguan ini berinisial Ri, Bo dan Bu, ketiganya ditangkap di sebuah rumah di Kampun Legos, RT01, RW 04, Desa Mekarsari, dari tangan para tersangka ditemukan alat hisap sabu atau bong dan sabu-sabu bekas pakai,” kata Kasat Narkoba Polres Sukabumi, AKP Athena Rustandi kepada Antara di Sukabumi, Jumat.
Menurut dia, penangkapan ketiga oknum wartawan ini berkat laporan warga yang kemudian melaporkan kepada kepolisian, dan setelah diselidiki ternyata benar, dan langsung melakukan penangkapan kepada ketiga oknum wartawan yang kerap menyalahgunakan profesinya tersebut untuk memeras orang lain.
Ketiganya dijerat dengan Pasal 112 ayat (1) dan atau Pasa 114 ayat (1) dan Pasal 127 ayat (1) huruf a, Undang-Undang RI nomor 35 tahun 2009, tentang Narkotika dengan ancaman hukuman minimal empat tahun penjara dan maksimal hukuman mati. Ketiga oknum wartawan ini saat ini masih diperiksa dan mendekam di sel Mapolres Sukabumi.
“Kami masih melakukan penyelidikan atas penangkapan ketiga tersangka pengguna dan penyalahgunaan narkoba jenis sabu ini,” tambahnya.
Ia mengatakan, pihaknya juga masih mencari tahu siapa yang memasok atau mengirim narkoba jenis sabu itu, kepada ketiga oknum wartawan itu dan masih memburu pengedar atau bandar narkoba yang memasok mereka.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Aksi Nikmati Sabu, 3 Oknum Wartawan Ini Dicokok Polisi

Jakarta, Aktual.co — Jajaran Satuan Narkoba Polres Sukabumi, Jawa Barat menangkap tiga oknum wartawan sedang menghisap narkoba jenis sabu di sebuah rumah di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
“Oknum wartawan mingguan ini berinisial Ri, Bo dan Bu, ketiganya ditangkap di sebuah rumah di Kampun Legos, RT01, RW 04, Desa Mekarsari, dari tangan para tersangka ditemukan alat hisap sabu atau bong dan sabu-sabu bekas pakai,” kata Kasat Narkoba Polres Sukabumi, AKP Athena Rustandi kepada Antara di Sukabumi, Jumat.
Menurut dia, penangkapan ketiga oknum wartawan ini berkat laporan warga yang kemudian melaporkan kepada kepolisian, dan setelah diselidiki ternyata benar, dan langsung melakukan penangkapan kepada ketiga oknum wartawan yang kerap menyalahgunakan profesinya tersebut untuk memeras orang lain.
Ketiganya dijerat dengan Pasal 112 ayat (1) dan atau Pasa 114 ayat (1) dan Pasal 127 ayat (1) huruf a, Undang-Undang RI nomor 35 tahun 2009, tentang Narkotika dengan ancaman hukuman minimal empat tahun penjara dan maksimal hukuman mati. Ketiga oknum wartawan ini saat ini masih diperiksa dan mendekam di sel Mapolres Sukabumi.
“Kami masih melakukan penyelidikan atas penangkapan ketiga tersangka pengguna dan penyalahgunaan narkoba jenis sabu ini,” tambahnya.
Ia mengatakan, pihaknya juga masih mencari tahu siapa yang memasok atau mengirim narkoba jenis sabu itu, kepada ketiga oknum wartawan itu dan masih memburu pengedar atau bandar narkoba yang memasok mereka.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Tonasa Targetkan Produksi Semen 2015 Capai Tujuh Ton

Jakarta, Aktual.co — Dirut PT Semen Tonasa Tbk A Unggul Attas mengatakan, perkembangan “demand” (permintaan) yang cenderung meningkat memicu perusahaan milik negara itu menargetkan produksi sekitar tujuh juta ton pada 2015.

“Demand tetap berkembang, saat ini faktor produksi dan demand masih seimbang, ke depan untuk memenuhi kebutuhan semen maka dibutuhkan untuk membangun satu satu pabrik baru lagi,” kata Unggul di Makassar, Jumat (19/12).

Dia mengatakan, dari total produksi semen tujuh juta per tahun itu, sekitar 20 persen untuk kebutuhan semen di Sulawesi Selatan atau sekitar 2,5 juta ton.

Menurut dia, kebutuhan semen di Sulsel belum mencapai tiga juta ton, sedang sisa produksi lainya di pasarkan di daerah Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Sementara mengenai efisiensi biaya produksi, dia mengatakan, perusahaan yang berada di Biring Ere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep menggunakan bahan bakar (fuel) yang ramah lingkungan.

“Salah satu fuel yang digunakan adalah penggunaan sekam padi, sehingga limbah padi turut termanfaatkan,” kata Unggul.

Hal tersebut dapat mengurangi efek rumah kaca dan Karbondioksida. Upaya itu merupakan bagian dari prinsip kinerja perusahaan dengan tiga pilar yakni “planet, people dan profit”.

Menurut Unggul, hal yang utama dilakukan adalah mengedepankan planet dengan penyelamatan bumi melalui penciptaan lingkungan hijau, memanfaatkan limbah dan mendukung produksi yang ramah lingkungan.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Tonasa Targetkan Produksi Semen 2015 Capai Tujuh Ton

Jakarta, Aktual.co — Dirut PT Semen Tonasa Tbk A Unggul Attas mengatakan, perkembangan “demand” (permintaan) yang cenderung meningkat memicu perusahaan milik negara itu menargetkan produksi sekitar tujuh juta ton pada 2015.

“Demand tetap berkembang, saat ini faktor produksi dan demand masih seimbang, ke depan untuk memenuhi kebutuhan semen maka dibutuhkan untuk membangun satu satu pabrik baru lagi,” kata Unggul di Makassar, Jumat (19/12).

Dia mengatakan, dari total produksi semen tujuh juta per tahun itu, sekitar 20 persen untuk kebutuhan semen di Sulawesi Selatan atau sekitar 2,5 juta ton.

Menurut dia, kebutuhan semen di Sulsel belum mencapai tiga juta ton, sedang sisa produksi lainya di pasarkan di daerah Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Sementara mengenai efisiensi biaya produksi, dia mengatakan, perusahaan yang berada di Biring Ere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep menggunakan bahan bakar (fuel) yang ramah lingkungan.

“Salah satu fuel yang digunakan adalah penggunaan sekam padi, sehingga limbah padi turut termanfaatkan,” kata Unggul.

Hal tersebut dapat mengurangi efek rumah kaca dan Karbondioksida. Upaya itu merupakan bagian dari prinsip kinerja perusahaan dengan tiga pilar yakni “planet, people dan profit”.

Menurut Unggul, hal yang utama dilakukan adalah mengedepankan planet dengan penyelamatan bumi melalui penciptaan lingkungan hijau, memanfaatkan limbah dan mendukung produksi yang ramah lingkungan.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Tak Dikasih Uang Jajan, Pelajar Akhiri Hidupnya Minum Racun

Jakarta, Aktual.co — Kepolisian Sektor Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, menyatakan pelajar SMP di wilayah itu nekat bunuh diri minum racun ikan diduga karena tidak mendapatkan uang jajan dari orang tuanya.
“Informasi yang kami peroleh, pelajar SMP ini bunuh diri karena saat dia minta uang tidak diberikan orang tuanya,” kata Kepala Kepolisian Sektor Kecamatan Penarik Ipda Kartono, dihubungi di Mukomuko, Jumat.
Eko Prasetyo Romadhon (14), pelajar SMP 37 Kecamatan Penarik, Jumat padi, nekad mengakhiri hidupnya meminum serbuk vilola dan lanet yang dicampurkan dalam “Soft Drink”.
Kartono mengatakan, bahwa korban ini memiliki tempramen tinggi. Sebelumnya korban ini pernah melakukan hal yang sama mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Namun gagal.
Sekarang, lanjutnya, pelajar itu mengulangi perbuatannya dan alasannya diduga karena korban kecewa karena pernah minta uang kepada orang tuanya tetapi belum diberikan dan dijanjikan pada keesokan harinya.
“Barangkali itu menjadi salah satu faktor korban melakukan bunuh diri karena tidak dapat yang dimintanya,” ujarnya.
Ia menerangkan, kronologis awal kejadian bunuh diri ini berawal saat korban dan rekannya Ginta Zaikama, berangkat ke sekolah dan singgah di warung Farid di Dusun 1 Desa Maju Makmur.
Di warung ini, katanya, korban membeli soft drink /vilola & lanet serbuk. Kemudian mereka berangkat ke sekolah. Sampai ke sekolah korban meminjam sepeda motor M Kafid dan berangkat sendirian ke kantor desa yang berjarak 100 meter dari sekolahnya.
“Sekitar 10 menit korban kembali ke sekolah dan merasakan kepalanya pusing, hidung mengeluarkan buih,” ujarnya.
Kemudian, lanjutnya, korban dibawa ke puskesmas Penarik bersama Kades Maju Makmur.
“Korban meninggal diduga minum lanet serbuk untuk meracuni ikan setelah dicek oleh teman-temannya sisa minuman soft drink dan lanet dibelakang kantor desa,” ujarnya lagi.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Tak Dikasih Uang Jajan, Pelajar Akhiri Hidupnya Minum Racun

Jakarta, Aktual.co — Kepolisian Sektor Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, menyatakan pelajar SMP di wilayah itu nekat bunuh diri minum racun ikan diduga karena tidak mendapatkan uang jajan dari orang tuanya.
“Informasi yang kami peroleh, pelajar SMP ini bunuh diri karena saat dia minta uang tidak diberikan orang tuanya,” kata Kepala Kepolisian Sektor Kecamatan Penarik Ipda Kartono, dihubungi di Mukomuko, Jumat.
Eko Prasetyo Romadhon (14), pelajar SMP 37 Kecamatan Penarik, Jumat padi, nekad mengakhiri hidupnya meminum serbuk vilola dan lanet yang dicampurkan dalam “Soft Drink”.
Kartono mengatakan, bahwa korban ini memiliki tempramen tinggi. Sebelumnya korban ini pernah melakukan hal yang sama mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Namun gagal.
Sekarang, lanjutnya, pelajar itu mengulangi perbuatannya dan alasannya diduga karena korban kecewa karena pernah minta uang kepada orang tuanya tetapi belum diberikan dan dijanjikan pada keesokan harinya.
“Barangkali itu menjadi salah satu faktor korban melakukan bunuh diri karena tidak dapat yang dimintanya,” ujarnya.
Ia menerangkan, kronologis awal kejadian bunuh diri ini berawal saat korban dan rekannya Ginta Zaikama, berangkat ke sekolah dan singgah di warung Farid di Dusun 1 Desa Maju Makmur.
Di warung ini, katanya, korban membeli soft drink /vilola & lanet serbuk. Kemudian mereka berangkat ke sekolah. Sampai ke sekolah korban meminjam sepeda motor M Kafid dan berangkat sendirian ke kantor desa yang berjarak 100 meter dari sekolahnya.
“Sekitar 10 menit korban kembali ke sekolah dan merasakan kepalanya pusing, hidung mengeluarkan buih,” ujarnya.
Kemudian, lanjutnya, korban dibawa ke puskesmas Penarik bersama Kades Maju Makmur.
“Korban meninggal diduga minum lanet serbuk untuk meracuni ikan setelah dicek oleh teman-temannya sisa minuman soft drink dan lanet dibelakang kantor desa,” ujarnya lagi.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Berita Lain