1 Januari 2026
Beranda blog Halaman 40379

Larangan Jilbab Kementerian BUMN, Wapres: Ada yang Bikin Isu!

Jakarta, Aktual.co — Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengaku geram dengan isu yang beredar terkait larangan berjilbab, celana katung dan berjenggot bagi pegawai Kementerian BUMN. Menurutnya hal itu hanya selintingan isu yang tidak benar adanya.
“Ah nggak benar itu pasti ada yang bikin isu itu,” kata JK singkat saat ditemui di Hotel Bidakara, Kamis (18/12) malam.
Sementara itu, Kementerian BUMN juga telah menepis rumor beredar itu. Bantahan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro.
“Kalian (Wartawan) kan lihat sendiri banyak pegawai wanita kantor Kementerian BUMN yang menggunakan baju muslimah kalau ada larangan tentunya mereka pada lepas jilbab, iya gak? Semua surat edaran kami kan dipublikasikan di portal kami. Semua juga bisa melihat itu,” kata Imam melalui pesan singkatnya kepada wartawan, Jakarta, Kamis (18/12).
Sebelumnya sempat diberitakan, Menteri BUMN Rini Soemarno dikecam karena menerapkan pengunaan jilbab panjang bagi pegawainya.
Hal tersebut diungkap oleh pemilik akun @estiningsihdwi. Esti memposting kriteria kriteria rekruitmen PNS Kementerian BUMN, seperti dilarang mengenakan jilbab panjang, pria dengan berjanggut, serta celana menggantung.

Artikel ini ditulis oleh:

Larangan Jilbab Kementerian BUMN, Wapres: Ada yang Bikin Isu!

Jakarta, Aktual.co — Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengaku geram dengan isu yang beredar terkait larangan berjilbab, celana katung dan berjenggot bagi pegawai Kementerian BUMN. Menurutnya hal itu hanya selintingan isu yang tidak benar adanya.
“Ah nggak benar itu pasti ada yang bikin isu itu,” kata JK singkat saat ditemui di Hotel Bidakara, Kamis (18/12) malam.
Sementara itu, Kementerian BUMN juga telah menepis rumor beredar itu. Bantahan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro.
“Kalian (Wartawan) kan lihat sendiri banyak pegawai wanita kantor Kementerian BUMN yang menggunakan baju muslimah kalau ada larangan tentunya mereka pada lepas jilbab, iya gak? Semua surat edaran kami kan dipublikasikan di portal kami. Semua juga bisa melihat itu,” kata Imam melalui pesan singkatnya kepada wartawan, Jakarta, Kamis (18/12).
Sebelumnya sempat diberitakan, Menteri BUMN Rini Soemarno dikecam karena menerapkan pengunaan jilbab panjang bagi pegawainya.
Hal tersebut diungkap oleh pemilik akun @estiningsihdwi. Esti memposting kriteria kriteria rekruitmen PNS Kementerian BUMN, seperti dilarang mengenakan jilbab panjang, pria dengan berjanggut, serta celana menggantung.

Artikel ini ditulis oleh:

PBB: Butuh Waktu Buat Keputusan Resolusi Palestina

Jakarta, Aktual.co — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) perundingan soal rencana resolusi PBB, untuk menetapkan persyaratan bagi tercapainya kesepakatan damai antara Israel-Palestina, akan membutuhkan waktu.

“Akan perlu waktu,” kata duta besar PBB untuk Yordania Dina Kawar, dikutip AFP, Jumat (19/12).

Pernyataan Kawar ini terkait dengan pernyataan yang disampaikan oleh pihak Yordania yang mengatakan pihaknya terbuka untuk membahas rancanagan tersebut.

Yordania bersama Inggris dan Prancis berharap dapat membuat rancangan resolusi yang bisa disahkan dengan suara bulat di tingkat Dewan Keamanan dan tidak akan digugurkan oleh Amerika Serikat.

Rancangan resolusi Palestina itu menetapkan tenggat 12 bulan untuk menyelesaikan perundingan soal penyelesaian akhir serta akhir 2017 sebagai kerangka waktu bagi Israel untuk menyelesaikan langkah-langkah penarikan dari wilayah-wilayah Palestina.

Kesepakatan damai akhir itu akan membuka jalan bagi terbentuknya negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibu kota negara bersama, demikian menurut rancangan tersebut.

Namun, batas waktu yang disebutkan dalam rancangan resolusi bagi kesepakatan akhir serta penarikan Israel tampaknya tidak akan mendapat dukungan dari Amerika Serikat.

Washington telah berulang kali menggunakan hak vetonya (hak penolakan) terhadap resolusi-resolusi Dewan Keamanan yang dianggap merongrong Israel sang sekutu dekatnya.

Pemerintah AS menentang langkah-langkah untuk melumpuhkan para perunding melalui sebuah resolusi PBB –terutama terkait upaya untuk menetapkan tenggat bagi penarikan pasukan Israel dari Tepi Barat.

“Ini bukan hal yang bisa dijadikan dasar untuk mencapai kesepakatan terhadap resolusi seperti yang dirancang itu dan karena itulah, kita perlu menjalankan tugas,” kata seorang diplomat Dewan Keamanan.

“Yang jadi masalah sekarang adalah, bagaimana kita mencapai sesuatu yang mengharuskan konsensus bisa tercapai. Tujuan yang kita miliki adalah mencapai kesepakatan, yang berarti bahwa kita menginginkan adanya resolusi yang bisa disetujui semua pihak,” kata diplomat tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

PBB: Butuh Waktu Buat Keputusan Resolusi Palestina

Jakarta, Aktual.co — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) perundingan soal rencana resolusi PBB, untuk menetapkan persyaratan bagi tercapainya kesepakatan damai antara Israel-Palestina, akan membutuhkan waktu.

“Akan perlu waktu,” kata duta besar PBB untuk Yordania Dina Kawar, dikutip AFP, Jumat (19/12).

Pernyataan Kawar ini terkait dengan pernyataan yang disampaikan oleh pihak Yordania yang mengatakan pihaknya terbuka untuk membahas rancanagan tersebut.

Yordania bersama Inggris dan Prancis berharap dapat membuat rancangan resolusi yang bisa disahkan dengan suara bulat di tingkat Dewan Keamanan dan tidak akan digugurkan oleh Amerika Serikat.

Rancangan resolusi Palestina itu menetapkan tenggat 12 bulan untuk menyelesaikan perundingan soal penyelesaian akhir serta akhir 2017 sebagai kerangka waktu bagi Israel untuk menyelesaikan langkah-langkah penarikan dari wilayah-wilayah Palestina.

Kesepakatan damai akhir itu akan membuka jalan bagi terbentuknya negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibu kota negara bersama, demikian menurut rancangan tersebut.

Namun, batas waktu yang disebutkan dalam rancangan resolusi bagi kesepakatan akhir serta penarikan Israel tampaknya tidak akan mendapat dukungan dari Amerika Serikat.

Washington telah berulang kali menggunakan hak vetonya (hak penolakan) terhadap resolusi-resolusi Dewan Keamanan yang dianggap merongrong Israel sang sekutu dekatnya.

Pemerintah AS menentang langkah-langkah untuk melumpuhkan para perunding melalui sebuah resolusi PBB –terutama terkait upaya untuk menetapkan tenggat bagi penarikan pasukan Israel dari Tepi Barat.

“Ini bukan hal yang bisa dijadikan dasar untuk mencapai kesepakatan terhadap resolusi seperti yang dirancang itu dan karena itulah, kita perlu menjalankan tugas,” kata seorang diplomat Dewan Keamanan.

“Yang jadi masalah sekarang adalah, bagaimana kita mencapai sesuatu yang mengharuskan konsensus bisa tercapai. Tujuan yang kita miliki adalah mencapai kesepakatan, yang berarti bahwa kita menginginkan adanya resolusi yang bisa disetujui semua pihak,” kata diplomat tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Menlu Zarif: Terorisme, Ekstremieme Musuh Bersama Iran-Turki

Jakarta, Aktual.co — Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan bahwa ekstremisme, terorisme dan konflik sektarian adalah musuh bersama negara-negara di wilayah ini.

Dia membuat pernyataan ini dalam pertemuan dengan rekannya Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu.

Mengacu pada hubungan budaya dan agama yang sangat besar antara Iran dan Turki, Zarif mengatakan bahwa perbedaan atas beberapa masalah yang dialami dapat dihapus melalui dialog dan kerja sama.

Dikutip dari Oana, Jumat (19/12), Zarif mendesak kedua pihak, baik Teheran dan Ankara untuk lebih aktif berperan regional mereka dan memberikan kontribusi untuk pemulihan perdamaian dan keamanan kawasan.

Mengenai perkembangan di Suriah, Zarif menegaskan bahwa rakyat Suriah harus dibiarkan untuk menentukan nasib mereka sendiri tanpa campur tangan asing.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki menyatakan harapan bahwa kunjungan mendatang ke Teheran oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan membuahkan peningkatan lebih lanjut hubungan antara kedua Negara, dan bahwa sesi kedua Komisi Ekonomi Iran-Turki, yang dibentuk selama kunjungan Presiden Hassan Rouhani ke Turki Juni lalu, akan segera diadakan.

Cavusoglu menyinggung krisis di Irak dan menggarisbawahi dukungan dari Iran dan Turki untuk pemerintah baru Baghdad.

Dia mengatakan bahwa kelompok teroris Daesh merupakan ancaman terhadap seluruh wilayah dan menyerukan kerja sama antara Iran dan Turki dalam kampanye melawan terorisme.

Kedua menteri luar negeri menggarisbawahi kebutuhan untuk meningkatkan peringkat perdagangan Iran-Turki menjadi 30 miliar dolar AS per tahun.

Artikel ini ditulis oleh:

Menlu Zarif: Terorisme, Ekstremieme Musuh Bersama Iran-Turki

Jakarta, Aktual.co — Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan bahwa ekstremisme, terorisme dan konflik sektarian adalah musuh bersama negara-negara di wilayah ini.

Dia membuat pernyataan ini dalam pertemuan dengan rekannya Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu.

Mengacu pada hubungan budaya dan agama yang sangat besar antara Iran dan Turki, Zarif mengatakan bahwa perbedaan atas beberapa masalah yang dialami dapat dihapus melalui dialog dan kerja sama.

Dikutip dari Oana, Jumat (19/12), Zarif mendesak kedua pihak, baik Teheran dan Ankara untuk lebih aktif berperan regional mereka dan memberikan kontribusi untuk pemulihan perdamaian dan keamanan kawasan.

Mengenai perkembangan di Suriah, Zarif menegaskan bahwa rakyat Suriah harus dibiarkan untuk menentukan nasib mereka sendiri tanpa campur tangan asing.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki menyatakan harapan bahwa kunjungan mendatang ke Teheran oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan membuahkan peningkatan lebih lanjut hubungan antara kedua Negara, dan bahwa sesi kedua Komisi Ekonomi Iran-Turki, yang dibentuk selama kunjungan Presiden Hassan Rouhani ke Turki Juni lalu, akan segera diadakan.

Cavusoglu menyinggung krisis di Irak dan menggarisbawahi dukungan dari Iran dan Turki untuk pemerintah baru Baghdad.

Dia mengatakan bahwa kelompok teroris Daesh merupakan ancaman terhadap seluruh wilayah dan menyerukan kerja sama antara Iran dan Turki dalam kampanye melawan terorisme.

Kedua menteri luar negeri menggarisbawahi kebutuhan untuk meningkatkan peringkat perdagangan Iran-Turki menjadi 30 miliar dolar AS per tahun.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain