28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40404

Shireen Sungkar: Balita Harus Banyak Diberi ASI sebagai Antibiotik

Jakarta, Aktual.co — Pasca melahirkan, Shireen Sungkar lebih banyak menghabiskan waktunya dalam mengurus anak pertama, Teuku Adam Al Fatih. Ditemui di salah satu acara kesehatan, Shireen membeberkan pengalaman pertamanya menjadi seorang ibu.

“Iya sekarang anakku lagi flu, awalnya tuh worry yah nggak tahu mesti dikasih apa anak pertama juga, anak kecil kan nggak boleh sembarangan kita kasih obat, “ ungkapnya, di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (18/12).

Istri dari Teuku Wisnu tersebut mengungkapkan, bahwa Adam pernah dibawa ke dokter anak. Dengan dokter, Shireen curhat dan sharing dengan ahli kesehatan dalam menangani flu pada sang buah hati.

“Dokter juga ngasih banyak obat tapi nggak ngasih obat antibiotik. Karena antibiotik itu sendiri kan ada di ASI. Balita memang harus banyak ASI sebagai antibiotik-nya,” kata wanita berusia 22 tahun itu.

“Biasanya kalau Adam tidurnya kelamaan, aku suka bangunin dia gitu buat terus kasih dia ASI, jadi aku lebih ekstra ASI ke Adam. Paling kadang di uap, jadi nggak terlalu banyak obat-obatan,” ujarnya kembali.

Seperti yang kita ketahui bahwa ASI mengandung zat kekebalan yang membantu meningkatkan daya tahan tubuhnya. Pemberian ASI akan menyelamatkan nyawa bayi Anda dari bahaya diare dan infeksi saluran napas akut.

Artikel ini ditulis oleh:

Dividen BUMN Tak Disetorkan ke Negara, DPR :Potensi Disetorkan Dikantong Masing-masing

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon mengatakan bahwa peryataan Presiden Jokowi yang mengizinkan sejumlah perusahaan plat merah (BUMN) untuk tidak perlu menyetor dividen kepada negara, akan memberikan pesan tidak baik kepada rakyat Indonesia.
Pasalnya, BUMN itu bekerja sesuai konstitusi untuk mensejahterakan rakyat, karena itu BUMN keuntungan tersebut harus disetorkan negara.
“Saya kira kalau seperti itu akan memberi pesan yang juga bertentangan dengan semangat selama ini disampaikan, kan BUMN itu bekerja untuk mensejahterakan rakyat, kalau tidak disetorkan kepada negara mau disertorkan ke siapa?,” ucap Fadli mempertanyakan pernyataan Jokowi, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/12).
Ia pun berpandangan, bila dividen tersebut tidak diberikan kepada negara, dikhawatirkan akan terjadi pengalihan dana keuntungan yang masuk kepada kantung-kantung orang maupun kelompok tertentu.
“Kalau tidak disetorkan kepada negara mau disertorkan kesiapa?, mau disetorkana ke kantong-kantong masing-masing. Ya harus disetorkan kepada negara dong, sumbangan kepada APBN,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Dividen BUMN Tak Disetorkan ke Negara, DPR :Potensi Disetorkan Dikantong Masing-masing

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon mengatakan bahwa peryataan Presiden Jokowi yang mengizinkan sejumlah perusahaan plat merah (BUMN) untuk tidak perlu menyetor dividen kepada negara, akan memberikan pesan tidak baik kepada rakyat Indonesia.
Pasalnya, BUMN itu bekerja sesuai konstitusi untuk mensejahterakan rakyat, karena itu BUMN keuntungan tersebut harus disetorkan negara.
“Saya kira kalau seperti itu akan memberi pesan yang juga bertentangan dengan semangat selama ini disampaikan, kan BUMN itu bekerja untuk mensejahterakan rakyat, kalau tidak disetorkan kepada negara mau disertorkan ke siapa?,” ucap Fadli mempertanyakan pernyataan Jokowi, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/12).
Ia pun berpandangan, bila dividen tersebut tidak diberikan kepada negara, dikhawatirkan akan terjadi pengalihan dana keuntungan yang masuk kepada kantung-kantung orang maupun kelompok tertentu.
“Kalau tidak disetorkan kepada negara mau disertorkan kesiapa?, mau disetorkana ke kantong-kantong masing-masing. Ya harus disetorkan kepada negara dong, sumbangan kepada APBN,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Bahas Busyro, Menkumham Datangi KPK

Mentrian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yosanna Hamonangan Laoly saat tiba di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (18/12/2014). Kedatangannya untuk membahas soal berakhirnya masa jabatan Busyro Muqoddas sebagai komisioner KPK. AKTUAL/JUNAIDI MAHBUB

Menkeu: Harga BBM Subsidi pada 2015 Fluktuatif Seperti Pertamax

Jakarta, Aktual.co — Pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro memastikan penerapan skema subsidi tetap untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) akan dilakukan pada 2015. Dengan subsidi tetap, maka harga BBM bersubsidi yaitu Premium dan Solar bisa naik turun mengikuti perkembangan harga minyak dunia seperti Pertamax. Pasalnya, pemerintah hanya memberikan subsidi dalam besaran tertentu dalam setiap liter BBM, dan sisanya diserahkan ke harga pasar.

“Pada awal tahun depan, kita akan terapkan mekanisme itu subsidi tetap. Soal besarannya, itu harus tentunya konsultasi dulu. Tentunya nanti diputuskan oleh presiden,” kata Bambang di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (16/12).

Menurutnya, besaran subsidi tetap akan menggunakan dua indikator utama, yaitu harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah.

“Yang pasti memang ada dua hal yang dilihat. Selain harga minyak, juga kurs dalam asumsi di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2015,” sebut Bambang.

Ia menjelaskan, penerapan subsidi tetap bertujuan untuk menciptakan APBN yang sehat. APBN akan terhindar dari risiko pergerakan harga minyak dan kurs, yang akhirnya membuat pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi.

“Dengan subsidi tetap, kita tidak perlu lagi ada ketakutan lonjakan harga minyak atau pelemahan nilai tukar,” ucapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Menkeu: Harga BBM Subsidi pada 2015 Fluktuatif Seperti Pertamax

Jakarta, Aktual.co — Pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro memastikan penerapan skema subsidi tetap untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) akan dilakukan pada 2015. Dengan subsidi tetap, maka harga BBM bersubsidi yaitu Premium dan Solar bisa naik turun mengikuti perkembangan harga minyak dunia seperti Pertamax. Pasalnya, pemerintah hanya memberikan subsidi dalam besaran tertentu dalam setiap liter BBM, dan sisanya diserahkan ke harga pasar.

“Pada awal tahun depan, kita akan terapkan mekanisme itu subsidi tetap. Soal besarannya, itu harus tentunya konsultasi dulu. Tentunya nanti diputuskan oleh presiden,” kata Bambang di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (16/12).

Menurutnya, besaran subsidi tetap akan menggunakan dua indikator utama, yaitu harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah.

“Yang pasti memang ada dua hal yang dilihat. Selain harga minyak, juga kurs dalam asumsi di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2015,” sebut Bambang.

Ia menjelaskan, penerapan subsidi tetap bertujuan untuk menciptakan APBN yang sehat. APBN akan terhindar dari risiko pergerakan harga minyak dan kurs, yang akhirnya membuat pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi.

“Dengan subsidi tetap, kita tidak perlu lagi ada ketakutan lonjakan harga minyak atau pelemahan nilai tukar,” ucapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Berita Lain