29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40454

Tanggapi Tim Sembilan, La Nyalla: Sepakbola Sudah Bagus

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti, mengklaim bahwa sepakbola Indonesia di bawah kepemimpinannya, sudah bagus. Ini menanggapi rencana Menpora, Imam Nahrawi membentuk Tim Sembilan.

“Sepak bola sudah bagus. Harusnya dia (Menpora) urusi cabang lain seperti bulu tangkis, berkuda, dan yang sedang down-down itu,” katanya di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Rabu (17/12).

Oleh sebab itu, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Tim Nasional (BTN) ini menegaskan bahwa, rencana Menpora itu, adalah salah langkah.

“Apanya yang mau diawasi. Yang awasi kita itu stakeholder PSSI, bukan Menpora. Menpora sudah salah langkah,” tegasnya.

Rencana Kemenpora membentuk Tim Sembilan, karena melihat prestasi sepakbola Indonesia yang dianggap tidak memperlihatkan perkembangan yang membanggakan.

Terbukti dengan gagalnya Timnas U-19 di Piala Asia U-19 dan juga Timnas Senior yang gagal di Piala AFF di Vietnam.

Artikel ini ditulis oleh:

Tanggapi Tim Sembilan, La Nyalla: Sepakbola Sudah Bagus

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti, mengklaim bahwa sepakbola Indonesia di bawah kepemimpinannya, sudah bagus. Ini menanggapi rencana Menpora, Imam Nahrawi membentuk Tim Sembilan.

“Sepak bola sudah bagus. Harusnya dia (Menpora) urusi cabang lain seperti bulu tangkis, berkuda, dan yang sedang down-down itu,” katanya di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Rabu (17/12).

Oleh sebab itu, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Tim Nasional (BTN) ini menegaskan bahwa, rencana Menpora itu, adalah salah langkah.

“Apanya yang mau diawasi. Yang awasi kita itu stakeholder PSSI, bukan Menpora. Menpora sudah salah langkah,” tegasnya.

Rencana Kemenpora membentuk Tim Sembilan, karena melihat prestasi sepakbola Indonesia yang dianggap tidak memperlihatkan perkembangan yang membanggakan.

Terbukti dengan gagalnya Timnas U-19 di Piala Asia U-19 dan juga Timnas Senior yang gagal di Piala AFF di Vietnam.

Artikel ini ditulis oleh:

Polisi: Tak Ada Kepadatan Kendaraan Dihari Pertama Pembatasan Sepeda Motor

JJakarta, Aktual.co —  Polda Metro Jaya mengklaim pemberlakuan larangan sepeda motor melintasi Jalan MH Thamrin menuju Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, berlangsung kondusif pada hari pertama.
“Jalur alternatif yang tersedia tidak banyak mengalami kepadatan,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto di Jakarta, Rabu (17/12).
Rikwanto mengatakan beberapa jalur alternatif yang disediakan di sekitar Jalan MH Thamrin untuk pengendara sepeda motor cukup lancar.
Rikwanto menuturkan masyarakat pengguna sepeda motor mayoritas telah mengetahui pemberlakuan pembatasan kendaraan roda dua pada Jalan MH Thamrin-Jalan Merdeka Barat.
Meskipun petugas kepolisian sempat menghalau sejumlah pengendara sepeda motor yang tetap masuk jalur larangan itu.
Pembatasan sepeda motor pada Jalan MH Thamrin-Jalan Merdeka Barat berlaku setiap hari dan selama 24 jam.
Petugas Polda Metro Jaya terbagi tiga waktu kerja yakni pukul 06.00 WIB-14.00 WIB, 14.00 WIB-22.00 WIB dan 22.00-06.00 dengan sistem patroli.
Rikwanto menambahkan pengendara sepeda motor memarkirkan kendaraan di tempat yang telah disediakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta mengujicobakan pembatasan kendaraan roda dua pada Jalan Bundaran HI menuju Istana Presiden dan sebaliknya pada 17 Desember 2014.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Polisi: Tak Ada Kepadatan Kendaraan Dihari Pertama Pembatasan Sepeda Motor

JJakarta, Aktual.co —  Polda Metro Jaya mengklaim pemberlakuan larangan sepeda motor melintasi Jalan MH Thamrin menuju Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, berlangsung kondusif pada hari pertama.
“Jalur alternatif yang tersedia tidak banyak mengalami kepadatan,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto di Jakarta, Rabu (17/12).
Rikwanto mengatakan beberapa jalur alternatif yang disediakan di sekitar Jalan MH Thamrin untuk pengendara sepeda motor cukup lancar.
Rikwanto menuturkan masyarakat pengguna sepeda motor mayoritas telah mengetahui pemberlakuan pembatasan kendaraan roda dua pada Jalan MH Thamrin-Jalan Merdeka Barat.
Meskipun petugas kepolisian sempat menghalau sejumlah pengendara sepeda motor yang tetap masuk jalur larangan itu.
Pembatasan sepeda motor pada Jalan MH Thamrin-Jalan Merdeka Barat berlaku setiap hari dan selama 24 jam.
Petugas Polda Metro Jaya terbagi tiga waktu kerja yakni pukul 06.00 WIB-14.00 WIB, 14.00 WIB-22.00 WIB dan 22.00-06.00 dengan sistem patroli.
Rikwanto menambahkan pengendara sepeda motor memarkirkan kendaraan di tempat yang telah disediakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta mengujicobakan pembatasan kendaraan roda dua pada Jalan Bundaran HI menuju Istana Presiden dan sebaliknya pada 17 Desember 2014.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Faisal Basri: Biaya Produksi BBM dalam Negeri Lebih Mahal daripada Impor

Jakarta, Aktual.co — Kepala Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) Faisal Basri mengatakan, berdasarkan hasil dari pertemuan pihaknya dengan PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral), terungkap bahwa produksi BBM di kilang Pertamina jauh lebih mahal, dibanding impor dari Singapura.

“Biaya produksi BBM di kilang minyak Pertamina itu ternyata jauh lebih mahal daripada impor. Di atas MOPS (Mean of Plats Singapore), bisa lebih mahal 10 persen dari harga impor BBM,” kata Faisal di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (17/12).

Ia menjelaskan, memang lebih murah impor BBM daripada produksi sendiri. Namun bila hal tersebut terus dilakukan, maka kilang minyak dalam negeri terancam tutup semua.

“Kalau pilih impor memang lebih hemat, tapi itu artinya kilang dalam negeri tutup semua. Energi ini bukan soal harga saja, tapi menyangkut ketahanan energi bangsa, kalau ada apa-apa misalnya harga minyak melonjak tinggi, bahaya bagi pasokan energi dalam negeri,” ujarnya.

Anggota tim RTKM Agung Wicaksono menambahkan, besarnya biaya produksi BBM ini sebenarnya penyakit yang sudah mendasar lantaran adanya kilang dalam negeri yang berpeninggalan tahun 1930.

“Jadi ini satu penyakit yang sangat mendasar dan salah satu rekomendasi tentu nanti terkait hal itu. Kilang memang harus dibangun segera, ini harus dibenahi,” ujarnya.

Lanjutnya, Pertamina sendiri saat ini sudah melakukan serangkaian rencana untuk merenovasi dan ekspansi kilang-kilang tua tersebut namun ditargetkan baru selesai pada 2025. Untuk itu Pertamina juga harus mengeluarkan biaya hingga US$25 miliar.

“Tadi kita juga bicarakan proyek itu, harapannya Pertamina bisa lebih fleksibel dan bisa menurunkan ongkos produksi secara signifikan dengan selesainya program tersebut,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Faisal Basri: Biaya Produksi BBM dalam Negeri Lebih Mahal daripada Impor

Jakarta, Aktual.co — Kepala Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) Faisal Basri mengatakan, berdasarkan hasil dari pertemuan pihaknya dengan PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral), terungkap bahwa produksi BBM di kilang Pertamina jauh lebih mahal, dibanding impor dari Singapura.

“Biaya produksi BBM di kilang minyak Pertamina itu ternyata jauh lebih mahal daripada impor. Di atas MOPS (Mean of Plats Singapore), bisa lebih mahal 10 persen dari harga impor BBM,” kata Faisal di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (17/12).

Ia menjelaskan, memang lebih murah impor BBM daripada produksi sendiri. Namun bila hal tersebut terus dilakukan, maka kilang minyak dalam negeri terancam tutup semua.

“Kalau pilih impor memang lebih hemat, tapi itu artinya kilang dalam negeri tutup semua. Energi ini bukan soal harga saja, tapi menyangkut ketahanan energi bangsa, kalau ada apa-apa misalnya harga minyak melonjak tinggi, bahaya bagi pasokan energi dalam negeri,” ujarnya.

Anggota tim RTKM Agung Wicaksono menambahkan, besarnya biaya produksi BBM ini sebenarnya penyakit yang sudah mendasar lantaran adanya kilang dalam negeri yang berpeninggalan tahun 1930.

“Jadi ini satu penyakit yang sangat mendasar dan salah satu rekomendasi tentu nanti terkait hal itu. Kilang memang harus dibangun segera, ini harus dibenahi,” ujarnya.

Lanjutnya, Pertamina sendiri saat ini sudah melakukan serangkaian rencana untuk merenovasi dan ekspansi kilang-kilang tua tersebut namun ditargetkan baru selesai pada 2025. Untuk itu Pertamina juga harus mengeluarkan biaya hingga US$25 miliar.

“Tadi kita juga bicarakan proyek itu, harapannya Pertamina bisa lebih fleksibel dan bisa menurunkan ongkos produksi secara signifikan dengan selesainya program tersebut,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Berita Lain