29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40458

Tahun 2014 Penuh Arogansi Politik

Jakarta, Aktual.co — Lembaga penelitian Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) menyatakan tahun 2014 merupakan tahun arogansi politik, yang diindikasikan dengan terjadinya perselisihan antara dua kekuatan politik di berbagai tingkatan.
“Tahun 2014 merupakan tahun arogansi politik. Ini diindikasikan perselisihan antara KIH yang mendukung pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla dan KMP yang mendukung capres-cawapres Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Perselisihan ini episode persaingan politik lanjutan dari kontestasi Pemilihan Presiden 2014,” ujar peneliti SSS Toto Sugiarto di Jakarta, Rabu (17/12).
Dia mengatakan dua kekuatan politik KIH dan KMP menyebabkan terbelahnya parlemen yang jelas merugikan rakyat, karena hanya berkutat dalam konflik.
“Arogansi politik di parlemen membuat fungsi pengawasan, legislasi dan penganggaran nyaris tidak bisa berjalan,” kata dia.
Selain itu menurut Toto, arogansi politik juga terindikasi dari terbelahnya kepengurusan sejumlah partai politik seperti PPP dan Golkar.
Di PPP dua kubu yang bersaing dari kelompok Romuharmuziy dan Djan Faridz, sementara di tubuh Golkar terjadi perebutan legitimasi antara Aburizal Bakrie dan Agung Laksono.
Dia meminta para elite politik agar lebih mengedepankan kepentingan negara daripada kepentingan kelompok.

Artikel ini ditulis oleh:

Jelang Pilpres, Tokoh Kiri Jadi Bintang Baru Politik AS

Jakarta, Aktual.co — Di tubuh Partai Demokrat Amerika Serikat, muncul kelompok progresif anti kemapanan baru yang berharap dapat mencalonkan Elizabeth Warren sebagai penantang Hillary Clinton dalam perburuan kursi presiden.
Elizabeth Warren, tokoh provokatif anti Wall Street, sempat menjadi perbincangan publik AS saat dengan gigih menolak usulan legislasi yang dinilai hanya menguntungkan kelompok perbankan besar dan donor politk kaya raya.
Warren (65) dan kelompoknya ‘menikam’ Presiden Barack Obama, sesama kader Partai Demokrat, yang mendukung usulan undang-undang itu.
Upaya mereka memang gagal, tapi bintang baru politik Amerika Serikat muncul setahun menjelang pencalonan presiden.
Namun demikian, pertanyaan masih menggantung soal apakah Warren bersedia dan mampu menggunakan dukungannya untuk menantang tokoh sesama perempuan, yaitu Hillary Clinton, dalam konvensi Partai Demokrat tahun depan.
Meski sudah menegaskan tidak berambisi naik kursi, sejumlah kelompok akar rumput di tubuh Partai Demokrat telah menggalang dukungan untuk Warren.

Artikel ini ditulis oleh:

Jelang Pilpres, Tokoh Kiri Jadi Bintang Baru Politik AS

Jakarta, Aktual.co — Di tubuh Partai Demokrat Amerika Serikat, muncul kelompok progresif anti kemapanan baru yang berharap dapat mencalonkan Elizabeth Warren sebagai penantang Hillary Clinton dalam perburuan kursi presiden.
Elizabeth Warren, tokoh provokatif anti Wall Street, sempat menjadi perbincangan publik AS saat dengan gigih menolak usulan legislasi yang dinilai hanya menguntungkan kelompok perbankan besar dan donor politk kaya raya.
Warren (65) dan kelompoknya ‘menikam’ Presiden Barack Obama, sesama kader Partai Demokrat, yang mendukung usulan undang-undang itu.
Upaya mereka memang gagal, tapi bintang baru politik Amerika Serikat muncul setahun menjelang pencalonan presiden.
Namun demikian, pertanyaan masih menggantung soal apakah Warren bersedia dan mampu menggunakan dukungannya untuk menantang tokoh sesama perempuan, yaitu Hillary Clinton, dalam konvensi Partai Demokrat tahun depan.
Meski sudah menegaskan tidak berambisi naik kursi, sejumlah kelompok akar rumput di tubuh Partai Demokrat telah menggalang dukungan untuk Warren.

Artikel ini ditulis oleh:

Greysia/Nitya Mundur di Pertandingan BWF Super Series karena Kurang Fit

Jakarta, Aktual.co — Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari terpaksa mengundurkan diri di laga perdana penyisihan grup B turnamen BWF Super Series Finals 2014. Ini karena Nitya didera kram pada kaki kanannya, sehingga tidak bisa melanjutkan pertandingan.

Dalam pertandingan yang diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu (17/12), Nitya terserang kram pada kedudukan 21-18, 20-22, 8-6 saat melawan Reika Kakiiwa/Miyuki Maeda (Jepang).

Pertarungan kedua pasangan ganda putri ini berlangsung sangat melelahkan dan dipenuhi dengan reli-reli panjang, dengan total durasi laga selama 92 menit.

“Nitya mengalami kram karena memang kondisinya kurang fit, tetapi tidak ada cedera yang serius. Di game ketiga, Nitya sudah bilang kalau kakinya sakit. Tetapi kami mau coba dulu karena kami lihat Maeda juga tangannya kram,” kata Greysia yang ditemui usai pertandingan, dikutip laman resmi PBSI.

“Di atas kertas, kami memang lebih unggul dari Kakiiwa/Maeda. Namun di setiap pertandingan kan tidak hanya dibutuhkan teknik dan mental, tetapi juga fisik,” imbuhnya.

Greysia/Nitya mengatakan masih belum tahu bagaimana kelanjutan kiprah mereka di turnamen berhadiah total 1 juta Dollar AS ini.

“Kami masih mendiskusikan dengan pelatih, bagaimana selanjutnya, akan lanjut main atau tidak. Namun yang pasti kami mau menikmati setiap pertandingan dan tidak mau main dalam keadaan sakit,” ujar Greysia.

Mundurnya Greysia/Nitya, juga diikuti oleh pasangan ganda putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, yang harus mundur ketika kedudukan 7-11 melawan pasangan Tiongkok, Chai Bio/Hong Wei.

Dengan demikian, Indonesia menyisahkan satu pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir untuk melanjutkan perjalanan di BWF Super Series Final 2014 ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Greysia/Nitya Mundur di Pertandingan BWF Super Series karena Kurang Fit

Jakarta, Aktual.co — Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari terpaksa mengundurkan diri di laga perdana penyisihan grup B turnamen BWF Super Series Finals 2014. Ini karena Nitya didera kram pada kaki kanannya, sehingga tidak bisa melanjutkan pertandingan.

Dalam pertandingan yang diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu (17/12), Nitya terserang kram pada kedudukan 21-18, 20-22, 8-6 saat melawan Reika Kakiiwa/Miyuki Maeda (Jepang).

Pertarungan kedua pasangan ganda putri ini berlangsung sangat melelahkan dan dipenuhi dengan reli-reli panjang, dengan total durasi laga selama 92 menit.

“Nitya mengalami kram karena memang kondisinya kurang fit, tetapi tidak ada cedera yang serius. Di game ketiga, Nitya sudah bilang kalau kakinya sakit. Tetapi kami mau coba dulu karena kami lihat Maeda juga tangannya kram,” kata Greysia yang ditemui usai pertandingan, dikutip laman resmi PBSI.

“Di atas kertas, kami memang lebih unggul dari Kakiiwa/Maeda. Namun di setiap pertandingan kan tidak hanya dibutuhkan teknik dan mental, tetapi juga fisik,” imbuhnya.

Greysia/Nitya mengatakan masih belum tahu bagaimana kelanjutan kiprah mereka di turnamen berhadiah total 1 juta Dollar AS ini.

“Kami masih mendiskusikan dengan pelatih, bagaimana selanjutnya, akan lanjut main atau tidak. Namun yang pasti kami mau menikmati setiap pertandingan dan tidak mau main dalam keadaan sakit,” ujar Greysia.

Mundurnya Greysia/Nitya, juga diikuti oleh pasangan ganda putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, yang harus mundur ketika kedudukan 7-11 melawan pasangan Tiongkok, Chai Bio/Hong Wei.

Dengan demikian, Indonesia menyisahkan satu pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir untuk melanjutkan perjalanan di BWF Super Series Final 2014 ini.

Artikel ini ditulis oleh:

KPK Belum Terima Surat dari Kejagung Terkait Akan Ditarik 4 Jaksa

Jakarta, Aktual.co — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku belum menerima surat resmi dari Kejaksaan Agung terkait akan ditariknya empat Jaksa dari komisi antirasuah tersebut. 
“Sampai hari ini, secara resmi belum ada surat yang dilayangkan Kejagung ke KPK, ada perbedaan statment dari Jampidsus (Jaksa Agung Muda Pidana Khusus) akan menarik Jaksa KPK, tapi Jaksa Agung akan menarik eks Jaksa KPK di daerah,” kata Juru Bicara KPK, Johan Budi di Gedung KPK, Jl Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (17/12).
Johan mengatakan, jika memang tujuan dari penarikan baik, KPK mendukung rencana tersebut, namun sebelumnya harus dilakukan komunikasi terlebih dahulu dengan KPK.
Diketahui sebelumnya beredar kabar bahwa adanya rencana penarikan 94 jaksa yang bertugas di KPK, namun dibantah oleh Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Tony Tribagus Spontana. Menurutnya jaksa yang akan ditarik oleh Kejagung ialah jaksa yang pernah bertugas di KPK dan dinilai sangat berpengalaman.
Dikatakan Tony, berdasarkan data Kejagung, ada 94 jaksa bertugas di KPK saat ini. Baik di pejabat struktural seperti direktur, kepala biro, serta dalam jabatan fungsional selaku satuan tugas.
Dari 94 jaksa tersebut,ada empat jaksa yang sudah habis masa kontraknya dan sudah tidak bisa diperpanjang lagi. Empat orang itu sudah bertugas di KPK selama 10 tahun sejak saat KPK berdiri sampai sekarang.
Empat jaksa ini dipertimbangkan untuk segera ditarik karena sudah tidak bisa diperpanjang lagi. Meski begitu, kata Tony, Kejagung tetap menyiapkan pengganti untuk 4 jaksa itu. “Untuk mutasi dan penyegaran lebih lanjut,” kata Tony.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Berita Lain