29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40485

ICMI: Tugas Presiden Ambil Keputusan Penting, Bukan Bepergian Saja

Jakarta, Aktual.co —  Direktur Institut Madani Nusantara Prof Nanat Fatah Natsir mengatakan pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah kebijakan untuk mencari solusi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

“Seorang pemimpin jangan terlalu sering bepergian, kecuali sangat penting. Tugas pemimpin adalah mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Itu sangat penting,” kata Nanat Fatah Natsir melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu (17/12).

Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu mengatakan salah satu tugas pemimpin adalah mengambil keputusan yang cepat dan tepat sehingga melahirkan kebijakan untuk mengambil solusi jangka pendek dan panjang. Karena itu, dibutuhkan pikiran yang jernih dan objektif, tenang dan kondisi fisik yang prima.

Menurut Nanat, pemerintah harus cepat mengambil keputusan untuk mengantisipasi penyebab penurunan nilai tukar rupiah, baik faktor eksternal maupun internal.

“Jangan terlambat, Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar menyangkut martabat bangsa. Jangan dianggap sepele,” ujar mantan rektor UIN Bandung itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

ICMI: Tugas Presiden Ambil Keputusan Penting, Bukan Bepergian Saja

Jakarta, Aktual.co —  Direktur Institut Madani Nusantara Prof Nanat Fatah Natsir mengatakan pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah kebijakan untuk mencari solusi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

“Seorang pemimpin jangan terlalu sering bepergian, kecuali sangat penting. Tugas pemimpin adalah mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Itu sangat penting,” kata Nanat Fatah Natsir melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu (17/12).

Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu mengatakan salah satu tugas pemimpin adalah mengambil keputusan yang cepat dan tepat sehingga melahirkan kebijakan untuk mengambil solusi jangka pendek dan panjang. Karena itu, dibutuhkan pikiran yang jernih dan objektif, tenang dan kondisi fisik yang prima.

Menurut Nanat, pemerintah harus cepat mengambil keputusan untuk mengantisipasi penyebab penurunan nilai tukar rupiah, baik faktor eksternal maupun internal.

“Jangan terlambat, Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar menyangkut martabat bangsa. Jangan dianggap sepele,” ujar mantan rektor UIN Bandung itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Teriak-teriak di Kantor Kodim, Pria Ini Sandera Bocah Sampai Didor Polisi

Jakarta, Aktual.co — Tim Buser Polres Gresik terpaksa memberikan hadiah timah panas kepada pelaku penyanderaan anak di Jalan Veteran, di depan Kantor Kodim Gresik, Jawa Timur, Rabu (17/12).
Kasi Personel Kodim 0817 Gresik, Kapten Arh Suwanto mengatakan, peristiwa penyanderaan terjadi selama kurang lebih dua jam itu mengakibatkan pelaku Fuad asal Lombok, Mataram, tewas setelah tim buser Polres menembak pelaku sebanyak dua kali.
“Drama penyanderaan itu terjadi selama kurang lebih dua jam, dan pelaku sempat meminta sejumlah syarat, salah satunya diantar pulang ke Mataram,” kata Suwanto menceritakan, peristiwa penyanderaan seorang anak SD kelas 4 bernama Syahriani Putri Agustin itu terjadi secara tiba-tiba di depan Kantor Kodim 0817 Gresik, sekitar pukul 09.00 WIB.
Dia mengatakan, awalnya insiden itu ketika ada seorang tak dikenal teriak-teriak di depan kantor Kodim Gresik dan meminta bertemu Komandan Kodim (Dandim) Letkol Awang Pramila Loviantara. Setelah menunggu beberapa menit kedatangan Dandim, pelaku langsung berlari ke depan kantor Kodim yang berdekatan dengan SD Negeri 2 Tlogopatut dan melakukan penculikan serta menyandera seorang siswa dari SD itu.
“Dalam peristiwa itu pelaku langsung merangkul dan mengacungkan pisau kepada salah satu siswa, sehingga masyarakat sekitar sekolah berteriak,” kata Suwanto.
Pelaku kemudian meminta petugas Kodim mengantar dengan mobil menuju pelabuhan sambil mengancam korban. Dan di saat pelaku lengah dalam perjalanan petugas menarik sandera dan membawa keluar dari mobil.
“Itu terjadi saat berada di lampu merah kawasan Jalan Veteran. Dan korban saya tarik keluar dari mobil kemudian petugas buser yang membuntuti mobil langsung melakukan tembakan dua kali.”
Akibat peristiwa itu, pelaku tewas di lokasi kejadian, sementara korban berhasil diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan. “Untuk korban hanya luka sedikit di bagian dada, dan mengalami depresi akibat peristiwa itu,” kata salah satu petugas Kodim yang membawa korban ke rumah sakit.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Teriak-teriak di Kantor Kodim, Pria Ini Sandera Bocah Sampai Didor Polisi

Jakarta, Aktual.co — Tim Buser Polres Gresik terpaksa memberikan hadiah timah panas kepada pelaku penyanderaan anak di Jalan Veteran, di depan Kantor Kodim Gresik, Jawa Timur, Rabu (17/12).
Kasi Personel Kodim 0817 Gresik, Kapten Arh Suwanto mengatakan, peristiwa penyanderaan terjadi selama kurang lebih dua jam itu mengakibatkan pelaku Fuad asal Lombok, Mataram, tewas setelah tim buser Polres menembak pelaku sebanyak dua kali.
“Drama penyanderaan itu terjadi selama kurang lebih dua jam, dan pelaku sempat meminta sejumlah syarat, salah satunya diantar pulang ke Mataram,” kata Suwanto menceritakan, peristiwa penyanderaan seorang anak SD kelas 4 bernama Syahriani Putri Agustin itu terjadi secara tiba-tiba di depan Kantor Kodim 0817 Gresik, sekitar pukul 09.00 WIB.
Dia mengatakan, awalnya insiden itu ketika ada seorang tak dikenal teriak-teriak di depan kantor Kodim Gresik dan meminta bertemu Komandan Kodim (Dandim) Letkol Awang Pramila Loviantara. Setelah menunggu beberapa menit kedatangan Dandim, pelaku langsung berlari ke depan kantor Kodim yang berdekatan dengan SD Negeri 2 Tlogopatut dan melakukan penculikan serta menyandera seorang siswa dari SD itu.
“Dalam peristiwa itu pelaku langsung merangkul dan mengacungkan pisau kepada salah satu siswa, sehingga masyarakat sekitar sekolah berteriak,” kata Suwanto.
Pelaku kemudian meminta petugas Kodim mengantar dengan mobil menuju pelabuhan sambil mengancam korban. Dan di saat pelaku lengah dalam perjalanan petugas menarik sandera dan membawa keluar dari mobil.
“Itu terjadi saat berada di lampu merah kawasan Jalan Veteran. Dan korban saya tarik keluar dari mobil kemudian petugas buser yang membuntuti mobil langsung melakukan tembakan dua kali.”
Akibat peristiwa itu, pelaku tewas di lokasi kejadian, sementara korban berhasil diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan. “Untuk korban hanya luka sedikit di bagian dada, dan mengalami depresi akibat peristiwa itu,” kata salah satu petugas Kodim yang membawa korban ke rumah sakit.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Meski Hanya Empat Pimpinan, KPK Dihimbau Tetap Tangkap Koruptor

Jakarta, Aktual.co — Terhitung mulai hari ini, Rabu (17/12) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi hanya dipimpin oleh empat orang komisioner, setelah masa jabatan Busyro Muqoddas sebaga Wakil Ketua KPK berakhir pada Rabu (16/12) kemarin.
Meskipun tidak sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK, yang menyebutkan bahwa lembaga itu harus dipimpin lima orang. Namun pendapat Pengamat Anti Korupsi Uchok Sky Kadafi dari Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) KPK harus tetap menjalankan fungsinya sebagai pemberantas korupsi.
“KPK harus tetap menangkap maling uang rakyat walaupun hanya dengan empat orang komisioner,” kata Uchok kepada Aktual.co, Rabu (17/12).
Jika mengacu kepada UU Nomor 30 Tahun 2002, KPK disebutkan harus dipimpin oleh lima orang komisioner, namun menurut Sekretaris Koordinator FITRA ini, hal tersebut tidak akan menjadi persoalan.
“Tidak akan ada yang mempersoalkan itu, jangan takut KPK, jalan terus untuk menyelamatkan uang rakyat,” ujar dia.
Diketahui saat ini calon pengganti Busyro Muqoddas tengah digodok oleh DPR Komisi III, dua nama yang telah diajukan oleh panitia seleksi capim KPK, yakni Robby Rya Brata dan Busyro Muqoddas telah sampai pada tahap uji kelayakan oleh DPR.
Namun proses uji kelayakan tersebut ditunda sementara hingga berakhirnya reses DPR pada pertengahan Januari 2015 mendatang.
Sementara Ketua KPK Abraham Samad juga mengatakan, dengan berakhirnya jabatan Busyro Muqqodas, bukan berarti akan menjadi masalah bagi struktur kepemimpinan KPK. Karena menurut Samad, sebelumnya KPK juga pernah tidak dipimpin lengkap oleh lima orang.
“Gak apa-apa, jangan tanpa Busyro jadi masalah, Abraham Samad di KPK dengan dua pimpinan saja bisa. Soal legitimasi ini perlu saya jelaskan, bahwa setiap pengambilan keputusan di KPK itu tidak  ada namanya voting, penegak hukum itu tidak mengenal voting, selalu dengan musyawarah, dengan alat bukti, tidak ada problem disitu,” tandas Abraham, Senin (15/12).

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Meski Hanya Empat Pimpinan, KPK Dihimbau Tetap Tangkap Koruptor

Jakarta, Aktual.co — Terhitung mulai hari ini, Rabu (17/12) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi hanya dipimpin oleh empat orang komisioner, setelah masa jabatan Busyro Muqoddas sebaga Wakil Ketua KPK berakhir pada Rabu (16/12) kemarin.
Meskipun tidak sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK, yang menyebutkan bahwa lembaga itu harus dipimpin lima orang. Namun pendapat Pengamat Anti Korupsi Uchok Sky Kadafi dari Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) KPK harus tetap menjalankan fungsinya sebagai pemberantas korupsi.
“KPK harus tetap menangkap maling uang rakyat walaupun hanya dengan empat orang komisioner,” kata Uchok kepada Aktual.co, Rabu (17/12).
Jika mengacu kepada UU Nomor 30 Tahun 2002, KPK disebutkan harus dipimpin oleh lima orang komisioner, namun menurut Sekretaris Koordinator FITRA ini, hal tersebut tidak akan menjadi persoalan.
“Tidak akan ada yang mempersoalkan itu, jangan takut KPK, jalan terus untuk menyelamatkan uang rakyat,” ujar dia.
Diketahui saat ini calon pengganti Busyro Muqoddas tengah digodok oleh DPR Komisi III, dua nama yang telah diajukan oleh panitia seleksi capim KPK, yakni Robby Rya Brata dan Busyro Muqoddas telah sampai pada tahap uji kelayakan oleh DPR.
Namun proses uji kelayakan tersebut ditunda sementara hingga berakhirnya reses DPR pada pertengahan Januari 2015 mendatang.
Sementara Ketua KPK Abraham Samad juga mengatakan, dengan berakhirnya jabatan Busyro Muqqodas, bukan berarti akan menjadi masalah bagi struktur kepemimpinan KPK. Karena menurut Samad, sebelumnya KPK juga pernah tidak dipimpin lengkap oleh lima orang.
“Gak apa-apa, jangan tanpa Busyro jadi masalah, Abraham Samad di KPK dengan dua pimpinan saja bisa. Soal legitimasi ini perlu saya jelaskan, bahwa setiap pengambilan keputusan di KPK itu tidak  ada namanya voting, penegak hukum itu tidak mengenal voting, selalu dengan musyawarah, dengan alat bukti, tidak ada problem disitu,” tandas Abraham, Senin (15/12).

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Berita Lain