24 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40576

Peneliti Jerman: Kehebatan Burung dalam Mendengar Asal Suara

Jakarta, Aktual.co —  Ternyata, burung memiliki kemampuan luar biasa dalam hal mendengar suara yang berbeda meskipun mereka tidak memiliki telinga luar seperti mamalia pada umumnya.

Bahkan, burung bisa mendengar secara jelas asal sumber suara, baik di atas, bawah atau di dekat mereka. Tapi, bagaimana mereka melakukannya?.

Menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Technische Universitat Munchen (TUM), di Jerman, burung menyerap suara dengan menggunakan seluruh kepala mereka seperti ‘Telinga Luar Raksasa’.

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan juga meneliti gendang telinga gagak, bebek dan ayam, dengan mengukur volume suara yang ada pada gendang telinga burung, dalam sisi yang berbeda.

Para peneliti melihat bahwa suara yang masuk dalam gendang telinga burung pada sisi kiri dan kanan kepala burung pada frekuensi yang berbeda, dan frekuensi ini bervariasi tergantung terhadap arah suara itu berasal.

Hal tersebut menunjukkan, bahwa otak burung mampu membedakan frekuensi antar telinga untuk menentukan di mana suara itu berasal, terkait dengan samanya ketajaman mata burung, demikian kata para peneliti.

Demikian juga hal yang sama dengan telinga luar mamalia yang berguna mendegarkan asal suara, dengan menyalurkan dan memfokuskan frekuensi suara, dan langsung masuk ke dalam rongga telinga tengah, lalu menuju saluran dalam pendengaran.

“Cara ini bagaimana burung mengidentifikasi di mana tepatnya suara jauh terdengar itu datang- misalnya pada ketinggian mata, dan sebagainya,” kata penulis studi, Hans A. Schnyder, Mahasiswa PhD di bidang Zoologi di TUM, dalam pernyataan tertulisnya.

“Sistem ini sangat akurat: pada tingkat tertinggi, burung dapat mengidentifikasi suara jauh pada sudut ketinggian dari -30 ° sampai + 30 °.”

Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Plos One pada 12 November 2014 lalu.

Artikel ini ditulis oleh:

Peneliti Jerman: Kehebatan Burung dalam Mendengar Asal Suara

Jakarta, Aktual.co —  Ternyata, burung memiliki kemampuan luar biasa dalam hal mendengar suara yang berbeda meskipun mereka tidak memiliki telinga luar seperti mamalia pada umumnya.

Bahkan, burung bisa mendengar secara jelas asal sumber suara, baik di atas, bawah atau di dekat mereka. Tapi, bagaimana mereka melakukannya?.

Menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Technische Universitat Munchen (TUM), di Jerman, burung menyerap suara dengan menggunakan seluruh kepala mereka seperti ‘Telinga Luar Raksasa’.

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan juga meneliti gendang telinga gagak, bebek dan ayam, dengan mengukur volume suara yang ada pada gendang telinga burung, dalam sisi yang berbeda.

Para peneliti melihat bahwa suara yang masuk dalam gendang telinga burung pada sisi kiri dan kanan kepala burung pada frekuensi yang berbeda, dan frekuensi ini bervariasi tergantung terhadap arah suara itu berasal.

Hal tersebut menunjukkan, bahwa otak burung mampu membedakan frekuensi antar telinga untuk menentukan di mana suara itu berasal, terkait dengan samanya ketajaman mata burung, demikian kata para peneliti.

Demikian juga hal yang sama dengan telinga luar mamalia yang berguna mendegarkan asal suara, dengan menyalurkan dan memfokuskan frekuensi suara, dan langsung masuk ke dalam rongga telinga tengah, lalu menuju saluran dalam pendengaran.

“Cara ini bagaimana burung mengidentifikasi di mana tepatnya suara jauh terdengar itu datang- misalnya pada ketinggian mata, dan sebagainya,” kata penulis studi, Hans A. Schnyder, Mahasiswa PhD di bidang Zoologi di TUM, dalam pernyataan tertulisnya.

“Sistem ini sangat akurat: pada tingkat tertinggi, burung dapat mengidentifikasi suara jauh pada sudut ketinggian dari -30 ° sampai + 30 °.”

Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Plos One pada 12 November 2014 lalu.

Artikel ini ditulis oleh:

Metode Pembinaan Usia Dini Harus Dilakukan Secara Merata

Jakarta, Aktual.co — Direktur Teknik PSSI, Pieter Huistra, mengatakan untuk memperbaiki pola pembinaan usia dini, diperlukan sebuah pedoman yang dilaksanakan secara merata oleh Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI di seluruh Indonesia.

Menurut Pieter Huistra, seluruh Asprov PSSI harus bisa menggelar kompetisi sepakbola usia dini yang berjenjang.

“Bagaimana metode pelatihan, pengelolaan usia, harus dilakukan dengan merata. Jangan ada yang berbeda,” papar Pieter Huistra dalam diskusi “Sudah Kerja Apa Saja, PSSI?” di Senayan, Jakarta, Senin (15/12).

“Yang dibutuhkan PSSI adalah organisasi sepakbola di daerah yang mampu menggelar kompetisi usia muda, dengan kategorti umur yang spesifik,” tambahnya.

Lebih jauh disampaikan Pieter Huistra, untuk merealisasikan program pembinaan yang serempak yang dilakukan oleh Asprov PSSI, dirinya telah menyiapkan sebuah buku pedoman yang akan dirilis pada awal 2015 nanti.

“Saya sedang mengerjakan sebuah “guidlines” tentang apa saja yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam sepakbola,” ungkapnya.

“Di 2015 ada 77 kursus untuk pembinaan usia dini, serta sebuah workshop terbuka tentang bagaimana menjalankan sebuah latihan sepakbola untuk seluruh elemen masyarakat,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Metode Pembinaan Usia Dini Harus Dilakukan Secara Merata

Jakarta, Aktual.co — Direktur Teknik PSSI, Pieter Huistra, mengatakan untuk memperbaiki pola pembinaan usia dini, diperlukan sebuah pedoman yang dilaksanakan secara merata oleh Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI di seluruh Indonesia.

Menurut Pieter Huistra, seluruh Asprov PSSI harus bisa menggelar kompetisi sepakbola usia dini yang berjenjang.

“Bagaimana metode pelatihan, pengelolaan usia, harus dilakukan dengan merata. Jangan ada yang berbeda,” papar Pieter Huistra dalam diskusi “Sudah Kerja Apa Saja, PSSI?” di Senayan, Jakarta, Senin (15/12).

“Yang dibutuhkan PSSI adalah organisasi sepakbola di daerah yang mampu menggelar kompetisi usia muda, dengan kategorti umur yang spesifik,” tambahnya.

Lebih jauh disampaikan Pieter Huistra, untuk merealisasikan program pembinaan yang serempak yang dilakukan oleh Asprov PSSI, dirinya telah menyiapkan sebuah buku pedoman yang akan dirilis pada awal 2015 nanti.

“Saya sedang mengerjakan sebuah “guidlines” tentang apa saja yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam sepakbola,” ungkapnya.

“Di 2015 ada 77 kursus untuk pembinaan usia dini, serta sebuah workshop terbuka tentang bagaimana menjalankan sebuah latihan sepakbola untuk seluruh elemen masyarakat,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Mabes Polri: Ketimbang Ikut ISIS Mending Berjuang di Negeri Sendiri

Jakarta, Aktual.co — Mabes Polri bekerja sama dengan Polisi Diraja Malaysia (PDRM) untuk mencegah WNI yang akan berangkat ke Suriah dengan tujuan untuk bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
“Kami intensifkan kerja sama dengan negara tetangga terkait pemberangkatan ke Suriah melalui Malaysia,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Senin (15/12).
Menurut Brigjen Boy, kerja sama tersebut dalam rangka upaya penanggulangan terorisme. Dikatakannya WNI yang hendak ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS merupakan perbuatan yang mengarah pada pelanggaran hukum pidana. 
“Polri melarang WNI ikut pemberontakan di luar negeri. Ini mengarah ke pelanggaran hukum pidana. Kami tidak mau WNI jadi korban sia-sia di sana. Lebih bagus berjuang di negeri sendiri,” katanya.
Rute pemberangkatan ke Suriah melalui Kuala Lumpur, Malaysia, menurut dia merupakan hasil penyelidikan pihak Polri.
Sebelumnya sebanyak 12 orang WNI diamankan oleh Polisi Diraja Malaysia (PDRM) karena berdasarkan keterangan pihak imigrasi Malaysia diketahui rombongan tersebut akan menuju ke Suriah melalui Kuala Lumpur.
Setelah PDRM memeriksa rombongan tersebut, mereka kemudian diserahkan pada KBRI Kuala Lumpur.
Pihak Mabes Polri selanjutnya bertolak ke Kuala Lumpur untuk menjemput rombongan.
Sementara motivasi mereka untuk berangkat ke Suriah hingga kini belum diketahui secara pasti.  Kedua belas WNI tersebut terdiri atas tiga pria, empat perempuan dan lima anak-anak. Mereka berasal dari Jawa Timur (Surabaya, Magetan dan Blitar), dan Kalimantan Timur (Kutai Kartanegara).

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Mabes Polri: Ketimbang Ikut ISIS Mending Berjuang di Negeri Sendiri

Jakarta, Aktual.co — Mabes Polri bekerja sama dengan Polisi Diraja Malaysia (PDRM) untuk mencegah WNI yang akan berangkat ke Suriah dengan tujuan untuk bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
“Kami intensifkan kerja sama dengan negara tetangga terkait pemberangkatan ke Suriah melalui Malaysia,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Senin (15/12).
Menurut Brigjen Boy, kerja sama tersebut dalam rangka upaya penanggulangan terorisme. Dikatakannya WNI yang hendak ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS merupakan perbuatan yang mengarah pada pelanggaran hukum pidana. 
“Polri melarang WNI ikut pemberontakan di luar negeri. Ini mengarah ke pelanggaran hukum pidana. Kami tidak mau WNI jadi korban sia-sia di sana. Lebih bagus berjuang di negeri sendiri,” katanya.
Rute pemberangkatan ke Suriah melalui Kuala Lumpur, Malaysia, menurut dia merupakan hasil penyelidikan pihak Polri.
Sebelumnya sebanyak 12 orang WNI diamankan oleh Polisi Diraja Malaysia (PDRM) karena berdasarkan keterangan pihak imigrasi Malaysia diketahui rombongan tersebut akan menuju ke Suriah melalui Kuala Lumpur.
Setelah PDRM memeriksa rombongan tersebut, mereka kemudian diserahkan pada KBRI Kuala Lumpur.
Pihak Mabes Polri selanjutnya bertolak ke Kuala Lumpur untuk menjemput rombongan.
Sementara motivasi mereka untuk berangkat ke Suriah hingga kini belum diketahui secara pasti.  Kedua belas WNI tersebut terdiri atas tiga pria, empat perempuan dan lima anak-anak. Mereka berasal dari Jawa Timur (Surabaya, Magetan dan Blitar), dan Kalimantan Timur (Kutai Kartanegara).

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Berita Lain