24 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40577

PSSI: Pembentukan Tim Sembilan Bukan Intervensi

Jakarta, Aktual.co — Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak menganggap rencana pembentukan Tim Sembilan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), sebagai sebuah intervensi.

“PSSI sangat welcome kepada siapa pun yang ingin memajukan sepakbola, termasuk Kemenpora,” ujar Sekretaris Jenderal PSSI, Joko Driyono di Jakarta, Senin (15/12).

Lebih jauh menanggapi hal tersebut, pria yang juga menjabat sebagai CEO PT Liga Indonesia (PT LI) itu mengatakan bahwa, pihaknya tidak pernah menganggap Kemenpora sebagi musuh.

“Kami (PSSI) tidak pernah sedetikpun merasa sedang berhadap-hadapan dengan Kemenpora,” ungkapnya.

Ditegaskan Jokdri, panggilan akrabnya, PSSI belum bisa menanggapi hal itu secara detail. “Karena wacana tersebut harus dibicarakan dulu oleh Anggota Eksekutif PSSI,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Kemenpora berencana untuk membentuk Tim Sembilan yang bertugas untuk memantau kinerja PSSI.

Hal itu dilakukan Kemenpora, setelah melihat prestasi timnas Indonesia (U-19 dan senior) di ajang internasional, tidak memuaskan publik sepakbola Indonesia.

Timnas Indonesia U-19, yang ditargetkan lolos ke babak final Piala Asia U-19, ternyata tidak mampu lolos dari babak fase grup.

Selain itu, target untuk bisa lolos ke Piala Dunia U-20 pada 2015 mendatang, juga akhirnya pupus, karena kegagalan di Piala Asia tersebut.

Sedangkan Timnas Senior, tidak mampu berbicara banyak, juga di fase grup Piala AFF 2014, karena kalah bersaing dengan tuan rumah Vietnam.

Artikel ini ditulis oleh:

PSSI: Pembentukan Tim Sembilan Bukan Intervensi

Jakarta, Aktual.co — Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak menganggap rencana pembentukan Tim Sembilan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), sebagai sebuah intervensi.

“PSSI sangat welcome kepada siapa pun yang ingin memajukan sepakbola, termasuk Kemenpora,” ujar Sekretaris Jenderal PSSI, Joko Driyono di Jakarta, Senin (15/12).

Lebih jauh menanggapi hal tersebut, pria yang juga menjabat sebagai CEO PT Liga Indonesia (PT LI) itu mengatakan bahwa, pihaknya tidak pernah menganggap Kemenpora sebagi musuh.

“Kami (PSSI) tidak pernah sedetikpun merasa sedang berhadap-hadapan dengan Kemenpora,” ungkapnya.

Ditegaskan Jokdri, panggilan akrabnya, PSSI belum bisa menanggapi hal itu secara detail. “Karena wacana tersebut harus dibicarakan dulu oleh Anggota Eksekutif PSSI,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Kemenpora berencana untuk membentuk Tim Sembilan yang bertugas untuk memantau kinerja PSSI.

Hal itu dilakukan Kemenpora, setelah melihat prestasi timnas Indonesia (U-19 dan senior) di ajang internasional, tidak memuaskan publik sepakbola Indonesia.

Timnas Indonesia U-19, yang ditargetkan lolos ke babak final Piala Asia U-19, ternyata tidak mampu lolos dari babak fase grup.

Selain itu, target untuk bisa lolos ke Piala Dunia U-20 pada 2015 mendatang, juga akhirnya pupus, karena kegagalan di Piala Asia tersebut.

Sedangkan Timnas Senior, tidak mampu berbicara banyak, juga di fase grup Piala AFF 2014, karena kalah bersaing dengan tuan rumah Vietnam.

Artikel ini ditulis oleh:

Peneliti Jerman: Kehebatan Burung dalam Mendengar Asal Suara

Jakarta, Aktual.co —  Ternyata, burung memiliki kemampuan luar biasa dalam hal mendengar suara yang berbeda meskipun mereka tidak memiliki telinga luar seperti mamalia pada umumnya.

Bahkan, burung bisa mendengar secara jelas asal sumber suara, baik di atas, bawah atau di dekat mereka. Tapi, bagaimana mereka melakukannya?.

Menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Technische Universitat Munchen (TUM), di Jerman, burung menyerap suara dengan menggunakan seluruh kepala mereka seperti ‘Telinga Luar Raksasa’.

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan juga meneliti gendang telinga gagak, bebek dan ayam, dengan mengukur volume suara yang ada pada gendang telinga burung, dalam sisi yang berbeda.

Para peneliti melihat bahwa suara yang masuk dalam gendang telinga burung pada sisi kiri dan kanan kepala burung pada frekuensi yang berbeda, dan frekuensi ini bervariasi tergantung terhadap arah suara itu berasal.

Hal tersebut menunjukkan, bahwa otak burung mampu membedakan frekuensi antar telinga untuk menentukan di mana suara itu berasal, terkait dengan samanya ketajaman mata burung, demikian kata para peneliti.

Demikian juga hal yang sama dengan telinga luar mamalia yang berguna mendegarkan asal suara, dengan menyalurkan dan memfokuskan frekuensi suara, dan langsung masuk ke dalam rongga telinga tengah, lalu menuju saluran dalam pendengaran.

“Cara ini bagaimana burung mengidentifikasi di mana tepatnya suara jauh terdengar itu datang- misalnya pada ketinggian mata, dan sebagainya,” kata penulis studi, Hans A. Schnyder, Mahasiswa PhD di bidang Zoologi di TUM, dalam pernyataan tertulisnya.

“Sistem ini sangat akurat: pada tingkat tertinggi, burung dapat mengidentifikasi suara jauh pada sudut ketinggian dari -30 ° sampai + 30 °.”

Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Plos One pada 12 November 2014 lalu.

Artikel ini ditulis oleh:

Peneliti Jerman: Kehebatan Burung dalam Mendengar Asal Suara

Jakarta, Aktual.co —  Ternyata, burung memiliki kemampuan luar biasa dalam hal mendengar suara yang berbeda meskipun mereka tidak memiliki telinga luar seperti mamalia pada umumnya.

Bahkan, burung bisa mendengar secara jelas asal sumber suara, baik di atas, bawah atau di dekat mereka. Tapi, bagaimana mereka melakukannya?.

Menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Technische Universitat Munchen (TUM), di Jerman, burung menyerap suara dengan menggunakan seluruh kepala mereka seperti ‘Telinga Luar Raksasa’.

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan juga meneliti gendang telinga gagak, bebek dan ayam, dengan mengukur volume suara yang ada pada gendang telinga burung, dalam sisi yang berbeda.

Para peneliti melihat bahwa suara yang masuk dalam gendang telinga burung pada sisi kiri dan kanan kepala burung pada frekuensi yang berbeda, dan frekuensi ini bervariasi tergantung terhadap arah suara itu berasal.

Hal tersebut menunjukkan, bahwa otak burung mampu membedakan frekuensi antar telinga untuk menentukan di mana suara itu berasal, terkait dengan samanya ketajaman mata burung, demikian kata para peneliti.

Demikian juga hal yang sama dengan telinga luar mamalia yang berguna mendegarkan asal suara, dengan menyalurkan dan memfokuskan frekuensi suara, dan langsung masuk ke dalam rongga telinga tengah, lalu menuju saluran dalam pendengaran.

“Cara ini bagaimana burung mengidentifikasi di mana tepatnya suara jauh terdengar itu datang- misalnya pada ketinggian mata, dan sebagainya,” kata penulis studi, Hans A. Schnyder, Mahasiswa PhD di bidang Zoologi di TUM, dalam pernyataan tertulisnya.

“Sistem ini sangat akurat: pada tingkat tertinggi, burung dapat mengidentifikasi suara jauh pada sudut ketinggian dari -30 ° sampai + 30 °.”

Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Plos One pada 12 November 2014 lalu.

Artikel ini ditulis oleh:

Metode Pembinaan Usia Dini Harus Dilakukan Secara Merata

Jakarta, Aktual.co — Direktur Teknik PSSI, Pieter Huistra, mengatakan untuk memperbaiki pola pembinaan usia dini, diperlukan sebuah pedoman yang dilaksanakan secara merata oleh Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI di seluruh Indonesia.

Menurut Pieter Huistra, seluruh Asprov PSSI harus bisa menggelar kompetisi sepakbola usia dini yang berjenjang.

“Bagaimana metode pelatihan, pengelolaan usia, harus dilakukan dengan merata. Jangan ada yang berbeda,” papar Pieter Huistra dalam diskusi “Sudah Kerja Apa Saja, PSSI?” di Senayan, Jakarta, Senin (15/12).

“Yang dibutuhkan PSSI adalah organisasi sepakbola di daerah yang mampu menggelar kompetisi usia muda, dengan kategorti umur yang spesifik,” tambahnya.

Lebih jauh disampaikan Pieter Huistra, untuk merealisasikan program pembinaan yang serempak yang dilakukan oleh Asprov PSSI, dirinya telah menyiapkan sebuah buku pedoman yang akan dirilis pada awal 2015 nanti.

“Saya sedang mengerjakan sebuah “guidlines” tentang apa saja yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam sepakbola,” ungkapnya.

“Di 2015 ada 77 kursus untuk pembinaan usia dini, serta sebuah workshop terbuka tentang bagaimana menjalankan sebuah latihan sepakbola untuk seluruh elemen masyarakat,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Metode Pembinaan Usia Dini Harus Dilakukan Secara Merata

Jakarta, Aktual.co — Direktur Teknik PSSI, Pieter Huistra, mengatakan untuk memperbaiki pola pembinaan usia dini, diperlukan sebuah pedoman yang dilaksanakan secara merata oleh Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI di seluruh Indonesia.

Menurut Pieter Huistra, seluruh Asprov PSSI harus bisa menggelar kompetisi sepakbola usia dini yang berjenjang.

“Bagaimana metode pelatihan, pengelolaan usia, harus dilakukan dengan merata. Jangan ada yang berbeda,” papar Pieter Huistra dalam diskusi “Sudah Kerja Apa Saja, PSSI?” di Senayan, Jakarta, Senin (15/12).

“Yang dibutuhkan PSSI adalah organisasi sepakbola di daerah yang mampu menggelar kompetisi usia muda, dengan kategorti umur yang spesifik,” tambahnya.

Lebih jauh disampaikan Pieter Huistra, untuk merealisasikan program pembinaan yang serempak yang dilakukan oleh Asprov PSSI, dirinya telah menyiapkan sebuah buku pedoman yang akan dirilis pada awal 2015 nanti.

“Saya sedang mengerjakan sebuah “guidlines” tentang apa saja yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam sepakbola,” ungkapnya.

“Di 2015 ada 77 kursus untuk pembinaan usia dini, serta sebuah workshop terbuka tentang bagaimana menjalankan sebuah latihan sepakbola untuk seluruh elemen masyarakat,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain