25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40589

Penyanderaan di Sydney, Lima Orang Berhasil Menyelamatkan Diri

Jakarta, Aktual.co — Sebanyak lima orang dari puluhan sandera di kafe Lindth, Sydney, Australia, berlari keluar dari dalam kafe.
Dilansir dari abc news, kelima sandera keluar tergesa-gesa menyelamatkan diri, sementara yang lain masih tertahan di dalam kafe. 
Tiga sandera pertama lari keluar dari kafe, setelah terkurung selama enam jam. Setelah itu, dua perempuan (mengenakan celemek), diduga karyawan kafe, panik lari keluar dan mendekap anggota polisi SWAT bersenjata lengkap yang berjaga di area kafe tersebut.
Belum diketahui pasti berapa jumlah sandera yang tersisa di dalam kafe tersebut. meski situasi menjelang malam, pihak kepolisian tetap berusaha untuk memastikan kondisi sandera di dalam kafe tetap aman.

Artikel ini ditulis oleh:

Dikritik Banggar Soal PMP, Ketua BPKD: Sakitnya Tuh di Sini

Jakarta, Aktual.co —Kritik terus dilayangkan Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI ke Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DKI atas pengajuan Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) ke delapan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). 
Kritik antara lain dilayangkan Banggar soal tidak adanya laporan keuangan dan neraca keuangan yang jelas dari BUMD setelah dikucurkan PMP selama ini.
Mendapat ‘hujan’ kritik dari DPRD, Kepala BPKD Heru Budi Hartono, justru mengaku heran. Lantaran dia merasa hanya memberikan saja kebutuhan dari BUMD. Sedangkan soal Laporan Keuangan dan Neraca Keuangan, menurut Heru, harusnya ditanyakan langsung ke BUMD bersangkutan.
“Kitakan cuma ngasih, harusnya nanyanya ke mereka (BUMD). Kalau saya yang ditanya, sakitnya tuh di sini,” selorohnya, usai mengikuti rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPRD tentang PMP di Gedung DPRD, Kebon Sirih, Jakarta, Senin (15/12).
Kendati demikian, dia mengapresiasi pernyataan dan pertanyaan tajam dari Banggar DPRD DKI mengenai kucuran PMP ke BUMD.  Contoh, permintaan Banggar untuk kriteria yang jelas terkait suntikan dana PMP untuk perusahaan pelat merah milik DKI tersebut. 
“Bagus ya harus ada kriteria. Sehingga nanti 2015 ketika kita mencairkan sudah jelas,” ujar Heru.
Saran lain dari DPRD yang menurutnya bagus, yakni terkait kinerja Bank DKI. Di mana Banggar menyarankan agar Bank DKI jangan dulu memproyeksikan untuk memperbanyak kantor cabang atau pembantu. 
Tetapi disarankan untuk lebih dulu menguasai pasar, terutama di Jakarta. Mengingat Bank DKI merupakan tuan rumah.  “Benar itu, kuasai dulu pangsa pasar atau Jabodetabek lah. Setelah itu baru berpikir investasi.”
Sebelumnya, Wakil Ketua Banggar, M Taufik mengatakan ingin melihat laporan keuangan ke delapan BUMD tersebut atas kucuran dana PMP sebelumnya. Lalu yang kedua, DPRD ingin melihat neraca keuangan dari perusahaan pelat merah milik DKI itu.
“Peruntukan (PMP) untuk apa. Lalu setelah dapat suntikan (PMP) bagaimana?” cecar dia, di DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (15/12).
Pendapat senada juga disampaikan Ketua Banggar Prastetio Edi Marsudi. Rapat hari ini, ujar dia, belum bisa menyetujui pengajuan PMP dari delapan BUMD itu. Alasannya, masih banyak yang harus direvisi dari dana yang diajukan. 
“Masih banyak persoalan masyarakat yang lebih membutuhkan dana. Masa setiap tahun (BUMD) minta-minta dana terus,” ucap dia. 
Ditambahkan Pras, tiap BUMD itu harus punya neraca keuangan yang jelas sebelum mengajukan anggaran lagi. “Masa gak ada? padahal kita butuh laporan. Jadi setiap BUMD yang mendapatkan suntikan bisa mempertanggungjawabkan nanti,” ucap dia. 
Alhasil, dari hasil sementara rapat, ke delapan BUMD itu dianggap belum layak mendapat kucuran PMP. Rapat selanjutnya akan digelar Rabu (17/12) lusa.
Berikut delapan BUMD DKI yang diajukan untuk memperoleh PMP di KUA-PPAS RAPBD 2015:
1. PT Pembangunan Jaya Ancol Rp 500 miliar2. PT Bank DKI Rp 1,5 triliun3. PT Transportasi Jakarta Rp 2 triliun4. PD Pasar Jaya Rp 1,08 triliun5. PT Jakarta Tourisindo Rp 500 miliar6. PT MRT Jakarta sebesar Rp 4,62 triliun7. PT Jakarta Propertindo Rp 550 miliar8. PD PAL Jaya Rp 570 miliar.

Artikel ini ditulis oleh:

Dikritik Banggar Soal PMP, Ketua BPKD: Sakitnya Tuh di Sini

Jakarta, Aktual.co —Kritik terus dilayangkan Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI ke Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DKI atas pengajuan Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) ke delapan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). 
Kritik antara lain dilayangkan Banggar soal tidak adanya laporan keuangan dan neraca keuangan yang jelas dari BUMD setelah dikucurkan PMP selama ini.
Mendapat ‘hujan’ kritik dari DPRD, Kepala BPKD Heru Budi Hartono, justru mengaku heran. Lantaran dia merasa hanya memberikan saja kebutuhan dari BUMD. Sedangkan soal Laporan Keuangan dan Neraca Keuangan, menurut Heru, harusnya ditanyakan langsung ke BUMD bersangkutan.
“Kitakan cuma ngasih, harusnya nanyanya ke mereka (BUMD). Kalau saya yang ditanya, sakitnya tuh di sini,” selorohnya, usai mengikuti rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPRD tentang PMP di Gedung DPRD, Kebon Sirih, Jakarta, Senin (15/12).
Kendati demikian, dia mengapresiasi pernyataan dan pertanyaan tajam dari Banggar DPRD DKI mengenai kucuran PMP ke BUMD.  Contoh, permintaan Banggar untuk kriteria yang jelas terkait suntikan dana PMP untuk perusahaan pelat merah milik DKI tersebut. 
“Bagus ya harus ada kriteria. Sehingga nanti 2015 ketika kita mencairkan sudah jelas,” ujar Heru.
Saran lain dari DPRD yang menurutnya bagus, yakni terkait kinerja Bank DKI. Di mana Banggar menyarankan agar Bank DKI jangan dulu memproyeksikan untuk memperbanyak kantor cabang atau pembantu. 
Tetapi disarankan untuk lebih dulu menguasai pasar, terutama di Jakarta. Mengingat Bank DKI merupakan tuan rumah.  “Benar itu, kuasai dulu pangsa pasar atau Jabodetabek lah. Setelah itu baru berpikir investasi.”
Sebelumnya, Wakil Ketua Banggar, M Taufik mengatakan ingin melihat laporan keuangan ke delapan BUMD tersebut atas kucuran dana PMP sebelumnya. Lalu yang kedua, DPRD ingin melihat neraca keuangan dari perusahaan pelat merah milik DKI itu.
“Peruntukan (PMP) untuk apa. Lalu setelah dapat suntikan (PMP) bagaimana?” cecar dia, di DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (15/12).
Pendapat senada juga disampaikan Ketua Banggar Prastetio Edi Marsudi. Rapat hari ini, ujar dia, belum bisa menyetujui pengajuan PMP dari delapan BUMD itu. Alasannya, masih banyak yang harus direvisi dari dana yang diajukan. 
“Masih banyak persoalan masyarakat yang lebih membutuhkan dana. Masa setiap tahun (BUMD) minta-minta dana terus,” ucap dia. 
Ditambahkan Pras, tiap BUMD itu harus punya neraca keuangan yang jelas sebelum mengajukan anggaran lagi. “Masa gak ada? padahal kita butuh laporan. Jadi setiap BUMD yang mendapatkan suntikan bisa mempertanggungjawabkan nanti,” ucap dia. 
Alhasil, dari hasil sementara rapat, ke delapan BUMD itu dianggap belum layak mendapat kucuran PMP. Rapat selanjutnya akan digelar Rabu (17/12) lusa.
Berikut delapan BUMD DKI yang diajukan untuk memperoleh PMP di KUA-PPAS RAPBD 2015:
1. PT Pembangunan Jaya Ancol Rp 500 miliar2. PT Bank DKI Rp 1,5 triliun3. PT Transportasi Jakarta Rp 2 triliun4. PD Pasar Jaya Rp 1,08 triliun5. PT Jakarta Tourisindo Rp 500 miliar6. PT MRT Jakarta sebesar Rp 4,62 triliun7. PT Jakarta Propertindo Rp 550 miliar8. PD PAL Jaya Rp 570 miliar.

Artikel ini ditulis oleh:

Antisipasi Longsor, Tim UGM Pasang Alat Deteksi di Beberapa Kecamatan di Banjarnegara

Yogyakarta, Aktual.co — Peneliti sekaligus pembuat alat sistem peringatan dini bencana longsor UGM, Teuku Faisal Fathani mengaku pernah memasang alat deteksi longsor di beberapa wilayah kecamatan di sekitar Banjarnegara pada tahun 2007.
Namun sayangnya alat tersebut batal di pasang di Kecamatan Karangkobar yang saat itu dianggap masuk peringkat pertama sebagai daerah beresiko tinggi. Tim UGM sendiri saat itu bekerja sama dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal untuk meneliti kerentanan longsor di Banjarnegara. 
“Waktu itu kami siap pasang alat deteksi dini longsor di sana (Kec Karangkobar), tetapi ada persoalan sosial sehingga gagal terwujud. Dan sebaliknya alat tersebut dipasang di Pagentan. Andai saja alat itu jadi dipasang di sana, mungkin lain cerita,” kata dia di UGM, Senin (15/12).
Menurut Faisal alat pendeteksi longsor UGM tersebut dapat memberi peringatan dini lewat bunyi sirine 4 jam sebelum kejadian. Dengan alat peringatan dini tersebut diharapkan dapat memberitahu warga sehingga mmeminimalisir korban jiwa.
“Alat sitem peringatan dini longsor buatan UGM ini, saat ini sudah dipasang di 12 provinsi di Indonesia. Bahkan telah dipakai di beberapa negara seperti Myanmar, Kroasia dan Vietnam,” katanya. 
Untuk kedepannya pemerintah perlu untuk menerapkan teknologi sistem peringatan dini deteksi bencana longsor untuk menghindari kejadian serupa terulang setiap tahun. 

Artikel ini ditulis oleh:

Antisipasi Longsor, Tim UGM Pasang Alat Deteksi di Beberapa Kecamatan di Banjarnegara

Yogyakarta, Aktual.co — Peneliti sekaligus pembuat alat sistem peringatan dini bencana longsor UGM, Teuku Faisal Fathani mengaku pernah memasang alat deteksi longsor di beberapa wilayah kecamatan di sekitar Banjarnegara pada tahun 2007.
Namun sayangnya alat tersebut batal di pasang di Kecamatan Karangkobar yang saat itu dianggap masuk peringkat pertama sebagai daerah beresiko tinggi. Tim UGM sendiri saat itu bekerja sama dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal untuk meneliti kerentanan longsor di Banjarnegara. 
“Waktu itu kami siap pasang alat deteksi dini longsor di sana (Kec Karangkobar), tetapi ada persoalan sosial sehingga gagal terwujud. Dan sebaliknya alat tersebut dipasang di Pagentan. Andai saja alat itu jadi dipasang di sana, mungkin lain cerita,” kata dia di UGM, Senin (15/12).
Menurut Faisal alat pendeteksi longsor UGM tersebut dapat memberi peringatan dini lewat bunyi sirine 4 jam sebelum kejadian. Dengan alat peringatan dini tersebut diharapkan dapat memberitahu warga sehingga mmeminimalisir korban jiwa.
“Alat sitem peringatan dini longsor buatan UGM ini, saat ini sudah dipasang di 12 provinsi di Indonesia. Bahkan telah dipakai di beberapa negara seperti Myanmar, Kroasia dan Vietnam,” katanya. 
Untuk kedepannya pemerintah perlu untuk menerapkan teknologi sistem peringatan dini deteksi bencana longsor untuk menghindari kejadian serupa terulang setiap tahun. 

Artikel ini ditulis oleh:

Polisi: Unit K9 Belum Maksimal Cari Korban Longsor Banjarnegara

Jakarta, Aktual.co — Jakarta, Aktual.co — Unit K9 atau tim Satwa Baharkam Polri sudah diterjunkan beserta empat anjing pelacak untuk menembus daerah yang sulit dijangkau di lokasi bencana longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Karena medan yang ada tertutup air dan lumpur, agak menyulitkan penginderaan anjing pelacak. Meski begitu, satwa sudah berhasil mengidentifikasi satu lokasi korban.
“Sehingga penginderaan dan penciuman satwa kami tidak maksimal,” kata Kabag Penum Polri Kombes Agus Rianto, di Mabes Polri, Senin (15/12).
Kendati demikian, upaya maksimal untuk membantu menemukan sejumlah korban yang masih hilang masih terus dilakukan bersama tim lain di lapangan. Tak cuma itu, Polri juga menerjunkan atau membuat dapur umum untuk kepentingan para relawan maupun pengungsi.
Tim Disaster Victim Identification Mabes Polri masih menunggu laporan dari DVI Polda Jawa Tengah, yang diterjunkan ke sana. Polri memang tak mengirimkan Tim DVI, karena sementara ini Tim DVI Polda Jateng, masih bisa melakukan identifikasi.
“DVI masih kita kirimkan dari Polda Jateng, karena korban masih bisa dikenali. Jadi, DVI Polri masih menunggu perkembangan dari DVI Jateng,” katanya.
Dalam bencana longsor ini telah menelan puluhan korban jiwa dan kerugian materil. Beberapa warga masih dinyatakan hilang.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Berita Lain