26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40600

Jokowi Ambil Alih PDIP Melalui Politik Survei

Jakarta, Aktual.co — Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Muhammad Budyatna, mengatakan sehubungan dengan hasil survei Cyrus Network yang dipaparkan hari ini. Dimana hasilnya menunjukkan dukungan terhadap Jokowi sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan jauh mengungguli Megawati Soekarnoputri hanya sebatas politik survei semata.
Disampaikan dia, Jokowi tidak akan terpancing dengan isu yang mulai dihembuskan melalui Cyrus. 
“Saya tidak yakin Jokowi berusaha mengambil alih PDIP lewat survey Cyrus yang dimiliki oleh Menteri Jokowi, Andrinof Chaniago. Saya lihat Andrinof (hanya) berupaya untuk mencari muka dihadapan Jokowi,” katanya saat dihubungi, Senin (15/12).
Ia menduga adanya pihak-pihak tertentu yang sengaja membenturkan Jokowi dengan PDIP dan Megawati. Namun tidak menutup kemungkinan, orang dibalik layar itu merupakan orang yang mengobok-obok elit partai di Koalisi Merah Putih seperti PPP dan Golkar. 
“Bisa saja setelah berhasil memecah belah PPP dan Partai Golkar, orang-orang yang melakukannya berupaya untuk membenturkan Jokowi dengan PDIP dan Megawati. Saya kira Jokowi, PDIP dan Megawati harus berhati-hati dan pasang kuda-kuda untuk tidak mau diadu domba,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Gedung KBUMN Dijual, Menteri Rini Tawarkan ke Ahok

Jakarta, Aktual.co — Dalam rangka penghematan dan efisiensi anggaran, Menteri BUMN Rini Soemarno bersama para jajaran eselon I kementeriannya berencana menjual gedung Kementerian BUMN. Pasalnya, gedung kantor yang berada di Jl.Medan Merdeka Selatan 13 Gambir, Jakarta Pusat itu dinilai tidak efisien dan terlalu besar.

“Kami akan coba tawarkan ke pak Ahok (Gubernur DKI Jakarta), mungkin saja beliau berminat. Karena memang di sekitaran sini (Jalan Merdeka Selatan) tidak boleh ada gedung swasta,” kata Rini saat bincang-bincang bersama wartawan di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (15/12).

Rini menyatakan keinginannya untuk pindah ke kantor yang lebih kecil atau bahkan menumpang ke kantor perusahaan plat merah yang sekiranya memungkinkan, agar bisa menghemat.

“Kami cukup dengan gedung kecil lima lantai saja, kami kan hanya sekitar 250 orang. Selain itu, di gedung yang saat ini kan AC-nya central, jadi jika kita ingin kerja di malam hari atau di hari libur maka AC satu gedung harus dihidupkan. Tidak bisa hanya AC diruangan yang dipakai saja, itu kan boros,” jelas Rini.

Rini mengatakan bahwa pihaknya telah menyampaikan hal tersebut kepada Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro.

“Sudah kami sampaikan, beliau mendukung jika tujuan untuk efisiensi. Kan tidak fair jika BUMN kita suruh melakukan efisien sementara Kementeriannya sendiri justru boros,” ungkapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Gedung KBUMN Dijual, Menteri Rini Tawarkan ke Ahok

Jakarta, Aktual.co — Dalam rangka penghematan dan efisiensi anggaran, Menteri BUMN Rini Soemarno bersama para jajaran eselon I kementeriannya berencana menjual gedung Kementerian BUMN. Pasalnya, gedung kantor yang berada di Jl.Medan Merdeka Selatan 13 Gambir, Jakarta Pusat itu dinilai tidak efisien dan terlalu besar.

“Kami akan coba tawarkan ke pak Ahok (Gubernur DKI Jakarta), mungkin saja beliau berminat. Karena memang di sekitaran sini (Jalan Merdeka Selatan) tidak boleh ada gedung swasta,” kata Rini saat bincang-bincang bersama wartawan di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (15/12).

Rini menyatakan keinginannya untuk pindah ke kantor yang lebih kecil atau bahkan menumpang ke kantor perusahaan plat merah yang sekiranya memungkinkan, agar bisa menghemat.

“Kami cukup dengan gedung kecil lima lantai saja, kami kan hanya sekitar 250 orang. Selain itu, di gedung yang saat ini kan AC-nya central, jadi jika kita ingin kerja di malam hari atau di hari libur maka AC satu gedung harus dihidupkan. Tidak bisa hanya AC diruangan yang dipakai saja, itu kan boros,” jelas Rini.

Rini mengatakan bahwa pihaknya telah menyampaikan hal tersebut kepada Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro.

“Sudah kami sampaikan, beliau mendukung jika tujuan untuk efisiensi. Kan tidak fair jika BUMN kita suruh melakukan efisien sementara Kementeriannya sendiri justru boros,” ungkapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Hemat Anggaran, DPR RI Mendukung Penghapusan Lembaga

Jakarta, Aktual.co — Keputusan pemerintahan Jokowi-JK untuk menghapus 10 lembaga semi pemerintah didukung oleh DPR RI.
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengatakan pengurangan itu bisa mengurangi beban anggaran negara dan memaksimalkan peran lembaga inti yang ada.
“Lembaga semi negara ini jumahnya dikurangi bahkan semua dihapus karena harusnya institusi inti yang berperan, bukan semi negara kadang-kadang tidak bekoordinasi. Kalau itu bisa dikurangi banyak cost negara yang balik,” ucap Fahri, di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (15/12).
Pun demikian, sambung Fahri menyarankan agar Jokowi melakukan kajian mendalam untuk penghapusan lembaga sejenis. Kajian itu terlebih soal alih peran lembaga yang dihapus tersebut.
“Ada lembaga itu yang tiba-tiba dibentuk kaya NGO saja, maka itu diperlukan kajian, itu bisa ditempelkan ke kementerian yang terkait, tidak perlu buat dengan SK Presiden karena itu nambah cost. Saya kira itu lebih dari 10 (yang bisa dihapus). Harus ada kajian, jangan ada kekosongan negara karena penghapusan itu,” ucap dia.
Ia pun mencontohkan salah satu lembaga yang memang perlu dihapus, yaitu Komisi Hukum Nasional (KHN). Menurutnya, lembaga tersebut sudah terwakili dengan adanya penasehat hukum presiden.
“Penasehat presiden ada Menkumham, Jaksa Agung, tempelkan saja, dan itu supaya kita berhemat. Saya setuju dengan Pak Jokowi, tapi kaji lagi,” pungkas wakil Sekjen PKS itu.
Untuk diketahui, Presiden Jokowi pada tanggal 4 Desember 2014 yang lalu telah menandatangani  Peraturan Presiden (PP) Nomor 176 tahun 2014 tentang Pembubaran 10 Lembaga Non-struktural. Hal itu dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan urusan pemerintahan.
Berikut 10 lembaga yang sudah dibubarkan tersebut:1. Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional;2. Lembaga Koordinasi dan Pengendalian Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat;3. Dewan Buku Nasional;4. Komisi Hukum Nasional;5. Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional;6. Komite Antar Departemen Bidang Kehutanan;7. Badan Pengembangan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu;8. Komite Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak;9. Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia;10. Dewan Gula Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Hemat Anggaran, DPR RI Mendukung Penghapusan Lembaga

Jakarta, Aktual.co — Keputusan pemerintahan Jokowi-JK untuk menghapus 10 lembaga semi pemerintah didukung oleh DPR RI.
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengatakan pengurangan itu bisa mengurangi beban anggaran negara dan memaksimalkan peran lembaga inti yang ada.
“Lembaga semi negara ini jumahnya dikurangi bahkan semua dihapus karena harusnya institusi inti yang berperan, bukan semi negara kadang-kadang tidak bekoordinasi. Kalau itu bisa dikurangi banyak cost negara yang balik,” ucap Fahri, di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (15/12).
Pun demikian, sambung Fahri menyarankan agar Jokowi melakukan kajian mendalam untuk penghapusan lembaga sejenis. Kajian itu terlebih soal alih peran lembaga yang dihapus tersebut.
“Ada lembaga itu yang tiba-tiba dibentuk kaya NGO saja, maka itu diperlukan kajian, itu bisa ditempelkan ke kementerian yang terkait, tidak perlu buat dengan SK Presiden karena itu nambah cost. Saya kira itu lebih dari 10 (yang bisa dihapus). Harus ada kajian, jangan ada kekosongan negara karena penghapusan itu,” ucap dia.
Ia pun mencontohkan salah satu lembaga yang memang perlu dihapus, yaitu Komisi Hukum Nasional (KHN). Menurutnya, lembaga tersebut sudah terwakili dengan adanya penasehat hukum presiden.
“Penasehat presiden ada Menkumham, Jaksa Agung, tempelkan saja, dan itu supaya kita berhemat. Saya setuju dengan Pak Jokowi, tapi kaji lagi,” pungkas wakil Sekjen PKS itu.
Untuk diketahui, Presiden Jokowi pada tanggal 4 Desember 2014 yang lalu telah menandatangani  Peraturan Presiden (PP) Nomor 176 tahun 2014 tentang Pembubaran 10 Lembaga Non-struktural. Hal itu dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan urusan pemerintahan.
Berikut 10 lembaga yang sudah dibubarkan tersebut:1. Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional;2. Lembaga Koordinasi dan Pengendalian Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat;3. Dewan Buku Nasional;4. Komisi Hukum Nasional;5. Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional;6. Komite Antar Departemen Bidang Kehutanan;7. Badan Pengembangan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu;8. Komite Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak;9. Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia;10. Dewan Gula Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Aneh dan Janggal, Tarif Dasar Listrik Naik Namun Subsidi Tetap Tinggi

Jakarta, Aktual.co — Sesuai hasil audit BPK tahun 2013, subsidi listrik murni Pemerintah kepada PLN sebesar Rp79.4 Triliun. Pada tahun 2014, sesuai laporan keuangan PLN, subsidi tersebut naik menjadi Rp83.1 Triliun, sedangkan kesepakatan DPR dengan pemerintah, subsidi Listrilk untuk tahun 2015 turun menjadi Rp68.6 Triliun.

“Walaupun tahun 2015 subsidi listrik turun menjadi Rp68.6 triliun. Namun diprediksi subsidi listrik pada 2015 akan tetap merangkak naik dan berada di atas Rp70 Triliun,” ujar Direktur Investigasi dan Advokasi FITRA, Ucok Sky Khadafi dalam keterangan kepada Aktual, Senin (15/12).

Hal ini bisa dilihat dari subsidi listrik pada 2014 hanya sebesar Rp83.1 triliun, dan ternyata PLN tetap menagih tambahan subsidi kepada pemerintah sebesar Rp34.8 Triliun. Total subsidi diperkirakan sebesar Rp117,9. Begitu juga hasil audit BPK tahun 2013, pembayaran subsidi murni hanya sebesar Rp79.4 triliun, dan PLN tetap minta tambah kepada pemerintah sebesar Rp21.7 trilun dan total subsidi menjadi Rp.101.2 Triliun.

“Penambahaan subsidi memang “aneh Bin Janggal” karena pemerintah sudah mematok subsidi listrik murni, tapi oleh PLN dianggap pemerintah masih punya piutang listrik tahun lalu,” jelasnya.

Menurutnya, subsidi listrik sudah sangat tinggi, ditambah harga tarif listrik naik, tapi PLN masih bisa meminta tambahan anggaran subsidi listrik.

“Untuk membongkar keanehan Bin kejanggalan ini, diperlukan audit investigasi oleh auditor negara untuk menemukan penyimpangan dalam anggaran subsidi listrik dalam internal pengelola uang PLN,” tambahnya.

Penambahaan subsidi dan kenaikan tarif dasar listrik oleh PLN adalah kado  kedua (setelah BBM) awal dari berkuasanya pemerintah Jokowi ini.

“Hebat  memang, prestasi pemerintah Jokowi ini, baru beberapa bulan sudah bisa menaikan BBM, dan akan menaikan tarif dasar listrik untuk kebutuhan pokok masyarakat. Padahal pemerintah Jokowi wajahnya katanya merakyat  seperti Presiden dan menteri-menteri suka blusukan ke rakyat, tapi kebijakan pemerintah  tidak berpihak atau tidak peduli kepada rakyat seperti mereka sangat anti subsidi banget,” tambahnya.

Makanya, lanjutnya, kalau habis blusukan ke rakyat, baik presiden maupun menteri, jangan lupa mandi biar ” fresh” dan segar biar dapat ide-ide segar yang dapat membela rakyat.

“Kalau blusukan belum mandi, pasti bau. Dan bau itu sama dengan anti rakyat, dan anti rakyat itu, pemerintah yang suka menaikan harga-harga seperti BBM, dan menaikkan tarif dasar listrik,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Berita Lain