27 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40624

Ke Gudang Bulog, Mendag Tinjau Stok Beras Hadapi Natal dan Tahun Baru

Menteri Perdangan Rahman Gobel meninjau gudang Perum Bulog di Kelapa Gading, Jakarta, Senin (15/12/2014). Kunjungan ini untuk memastikan ketersediaan stok beras dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru. AKTUAL/MUNZIR

Cak Nun Selawatan ala ‘Malam Kudus’ di Taiwan

Jakarta, Aktual.co — Budayawan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun mengajak warga negara Indonesia (WNI) di Taiwan selatan melantunkan selawat ala lagu “Malam Kudus”.

Secara spontan umat Islam yang memadati taman di sekitar Stasiun MRT Shihizia, Kaohsiung, Minggu (14/12), menirukan bacaan selawat dengan nada sesuai dengan alunan lagu rohani menjelang Hari Raya Natal itu.

Sebelum tampil bersama istrinya, Novia Kolopaking, dan dua anaknya, Cak Nun mendapat suguhan atraksi seni beberapa kelompok WNI di Taiwan.

Selain selawatan yang diiringi rebana dan musik Islami, Cak Nun dan hadirin menyaksikan penampilan salah satu kelompok gereja yang beranggotakan WNI membawakan beberapa lagu.

Salah satu di antara anggota kelompok itu kemudian dipanggil dan didaulat untuk menyanyikan lagu “Malam Kudus”. Setelah itu, Cak Nun mengajak para hadirin yang mengenakan pakaian Muslim itu berselawat yang nadanya sama dengan Malam Kudus.

“Shalatullah…..Salaamullaah…’Ala Yaasin Habibillah,” Usai melantunkan sebait selawat itu, hadirin yang memadati lapangan terbuka yang berjarak sekitar 350 kilometer arah selatan Ibu Kota Taiwan di Taipei itu bertepuk tangan.

“Indahkan…?” teriak Cak Nun yang berselawat di depan sekitar seribu umat Islam di kota terbesar kedua di Taiwan itu.

Menurut pria kelahiran Desa Menturo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, 62 tahun silam itu tidak ada masalah saling bertukar budaya antarumat agama.

“Yang penting bukan keyakinan dan ajarannya yang ditukar. Mungkin nantinya bisa lagu-lagu rohani di gereja yang nadanya sama seperti selawatan,” ujarnya.

Di depan ribuan WNI yang mayoritas pekerja itu, Cak Nun lebih banyak berbicara mengenai keindonesiaan. “Indonesia itu kalau diibaratkan seperti rujak cingur. Rujak cingur tidak akan menjadi rujak, jika tanpa lontong, tahu, cabai, dan cingur. Sama seperti Indonesia tidak akan ada tanpa Jawa, Madura, Sunda, dan lain-lain,” tuturnya.

Dari Kaohsiung, Cak Nun menuju Donggang, Pingtung County, yang berjarak sekitar 36 kilometer.

Di kota pelabuhan itu, dia bertemu para nelayan asal Indonesia di serambi masjid Annur. Masjid di lantai dua penampungan nelayan tersebut didirikan atas prakarsa para nelayan asal Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Cak Nun Selawatan ala ‘Malam Kudus’ di Taiwan

Jakarta, Aktual.co — Budayawan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun mengajak warga negara Indonesia (WNI) di Taiwan selatan melantunkan selawat ala lagu “Malam Kudus”.

Secara spontan umat Islam yang memadati taman di sekitar Stasiun MRT Shihizia, Kaohsiung, Minggu (14/12), menirukan bacaan selawat dengan nada sesuai dengan alunan lagu rohani menjelang Hari Raya Natal itu.

Sebelum tampil bersama istrinya, Novia Kolopaking, dan dua anaknya, Cak Nun mendapat suguhan atraksi seni beberapa kelompok WNI di Taiwan.

Selain selawatan yang diiringi rebana dan musik Islami, Cak Nun dan hadirin menyaksikan penampilan salah satu kelompok gereja yang beranggotakan WNI membawakan beberapa lagu.

Salah satu di antara anggota kelompok itu kemudian dipanggil dan didaulat untuk menyanyikan lagu “Malam Kudus”. Setelah itu, Cak Nun mengajak para hadirin yang mengenakan pakaian Muslim itu berselawat yang nadanya sama dengan Malam Kudus.

“Shalatullah…..Salaamullaah…’Ala Yaasin Habibillah,” Usai melantunkan sebait selawat itu, hadirin yang memadati lapangan terbuka yang berjarak sekitar 350 kilometer arah selatan Ibu Kota Taiwan di Taipei itu bertepuk tangan.

“Indahkan…?” teriak Cak Nun yang berselawat di depan sekitar seribu umat Islam di kota terbesar kedua di Taiwan itu.

Menurut pria kelahiran Desa Menturo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, 62 tahun silam itu tidak ada masalah saling bertukar budaya antarumat agama.

“Yang penting bukan keyakinan dan ajarannya yang ditukar. Mungkin nantinya bisa lagu-lagu rohani di gereja yang nadanya sama seperti selawatan,” ujarnya.

Di depan ribuan WNI yang mayoritas pekerja itu, Cak Nun lebih banyak berbicara mengenai keindonesiaan. “Indonesia itu kalau diibaratkan seperti rujak cingur. Rujak cingur tidak akan menjadi rujak, jika tanpa lontong, tahu, cabai, dan cingur. Sama seperti Indonesia tidak akan ada tanpa Jawa, Madura, Sunda, dan lain-lain,” tuturnya.

Dari Kaohsiung, Cak Nun menuju Donggang, Pingtung County, yang berjarak sekitar 36 kilometer.

Di kota pelabuhan itu, dia bertemu para nelayan asal Indonesia di serambi masjid Annur. Masjid di lantai dua penampungan nelayan tersebut didirikan atas prakarsa para nelayan asal Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Pengamat: Pemprov DKI Langgar Hak Asasi Pengguna Motor

Jakarta, Aktual.co —Pengamat politik Jakarta, Amir Hamzah mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang melakukan pelarangan sepeda motor melintas di jalan Thamrin sampai Merdeka Barat, telah menglanggar hak asasi mayarakat menengah khususnya pengguna kendaraan roda dua.
“Kan mereka bayar pajak, seharusnya mendapatkan hak yang sama, masa yang punya mobil doang yang lewat,” katanya kepada aktual.co, Senin (15/12).
Selain itu sambung Amir, Pemprov DKI juga sebelum melakukan kebijakan atau aturan tersebut, seharusnya dapat memberikan solusi dengan baik yang berupa menyediakan jalur khusus sepeda motor yang khusus dilintasi para pengguna kendaraan roda dua.
“Harusnya DKI menyediakan jalur tersebut terlebih dahulu,” tukasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Pengamat: Pemprov DKI Langgar Hak Asasi Pengguna Motor

Jakarta, Aktual.co —Pengamat politik Jakarta, Amir Hamzah mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang melakukan pelarangan sepeda motor melintas di jalan Thamrin sampai Merdeka Barat, telah menglanggar hak asasi mayarakat menengah khususnya pengguna kendaraan roda dua.
“Kan mereka bayar pajak, seharusnya mendapatkan hak yang sama, masa yang punya mobil doang yang lewat,” katanya kepada aktual.co, Senin (15/12).
Selain itu sambung Amir, Pemprov DKI juga sebelum melakukan kebijakan atau aturan tersebut, seharusnya dapat memberikan solusi dengan baik yang berupa menyediakan jalur khusus sepeda motor yang khusus dilintasi para pengguna kendaraan roda dua.
“Harusnya DKI menyediakan jalur tersebut terlebih dahulu,” tukasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

BBM Over Kuota, Pemerintah Siapkan Regulasi

Jakarta, Aktual.co — Pemerintah akan mengeluarkan regulasi yang memungkinkan bagi PT Pertamina (Persero) untuk mendistribusikan BBM subsidi di atas (over) kuota APBN.

“Kalau memang nanti kuota BBM subsidi kurang, maka ada surat penugasan kepada Pertamina untuk tetap menyalurkan sampai 31 Desember 2014,” kata Pelaksana Tugas Dirjen Migas Kementerian ESDM Naryanto Wagimin di Jakarta, Senin (15/12).

Namun, ia masih optimistis, konsumsi BBM tidak melebihi kuota yang ditetapkan dalam APBN Perubahan sebesar 46 juta kiloliter. Pemerintah akan membahas tambahan kuota dengan DPR jika memang melebihi jatah APBN. Pihaknya menjadwalkan melakukan rapat kerja dengan Komisi VII DPR pada 17 Desember 2014.

“Dalam pertemuan itu, bisa saja dibicarakan soal kuota BBM,” kata Naryanto.

Sementara itu, pengamat energi Komaidi Notonegoro mengatakan, pemerintah memang perlu menerbitkan regulasi tentang tambahan kuota BBM subsidi tersebut.

“Dengan demikian, Pertamina memiliki dasar hukum yang kuat,” katanya.

Jika memiliki dasar hukum maka Pertamina terhindar dari upaya kriminalisasi atas kebijakan yang dibuat di kemudian hari. Apalagi tujuan penyaluran BBM bersubsidi itu adalah memenuhi kebutuhan masyarakat dan mencegah terjadinya kekacauan akibat ketiadaan komoditas tersebut.

Wakil Direktur Eksekutif ReforMiner Institut itu menambahkan, pemerintah tidak perlu meminta persetujuan atau berkonsultasi ke DPR terkait tambahan kuota BBM.

“Kuota yang dipatok dalam APBN adalah nominal rupiahnya dan bukan volume,” katanya.

Dengan demikian, sepanjang nilai subsidi BBM tidak melampaui asumsi APBN, maka pemerintah tidak perlu meminta persetujuan DPR, meski secara volume telah berlebih.

“Volume itu konversi dari rupiah. Kuota 46 juta kiloliter dengan asumsi ICP tertentu. Artinya, jika ICP turun, maka tentu secara otomatis volume bisa bertambah,” ujarnya.

Pada 2014, Pertamina mendapat kuota BBM sebesar 45,355 juta kiloliter. Namun, Pertamina memperkirakan hingga akhir 2014, konsumsi bakal berlebih sekitar 1,3 juta kiloliter di atas kuota BUMN tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Berita Lain