26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40641

Inilah Sejarah Banjir Jakarta (3)

Jakarta, Aktual.co —Pada tahun 1931, banjir melanda Batavia. Pada tanggal 29 Desember 1931 hujan besar mengakibatkan banjir di daerah Tangerang-Batavia. Pada tahun 1932, menurut catatan De Orient, tanggal 8 Januari terjadi hujan selama delapan hari berturut-turut. Batavia digambarkan tidak seperti vila di Venesia, kecuali rumah-rumah di Koningsplein yang berubah menjadi kolam.
Banjir kedua terjadi pada tanggal 15 Januari 1932. Sebelum banjir masuk ke Batavia, penjaga pos pintu air di Depok memberitahukan kepada pos penjaga di Manggarai bahwa pada di Depok, ketinggian air sudah mencapai 4,8 meter. Untuk itu, ia menghimbau kepada penduduk Batavia untuk bersiap-siap. Benar saja, banjir melanda Batavia, kanal banjir pun tidak dapat menampung air. Kantor van Arbeid (kantor buruh) dan daerah Gang Holle (Jalan Sabang) pun terendam air.
Menurut catatan Koninlijk Magnetisch en Meteorologish Instituut, pada banjir tahun 1932 sebenarnya hujan turun tidak terlalu lebat karena tanggal 28 sampai tanggal 29 Januari, curah hujan hanya 96 milimeter dan dari tanggal 29 hingga 30 Desember, curah hujan hanya 47 milimeter. Tetapi, meskipun curah hujan terhitung kecil, banjir telah melanda beberapa kampung seperti Pekapuran, Tanah Abang, Pekambangan akibat meluapnya Kali Krukut. Sedangkan luapan air di Kali Ciliwung menyebabkan banjir di Meester Cornelis (Jatinegara), Koningsplein, Gang Holle, dan Kebon Sirih. Di Sungai Grogol pun terjadi luapan air yang menyebabkan daerah seperti Pondok Dayun, Sawah Lio, Petojo Iir, Tanah Sereal, Jembatan Lima, Pejagalan, Angke pun banjir.
Pada peristiwa banjir tersebut, meyebabkan perkampungan di Batavia menjadi semakin kumuh. Protes pun datang kepada pemerintah kota praja dan tuan tanah yang mempunyai tanggung jawab terhadap perbaikan kampung. Penduduk kampung bumiputra menyesal mengapa jalana di sekitar rumah mereka tidak diperbaiki, sedangkan dengan Koningsplein, Noordwijk, dan perkampungan Eropa diurus setiap hari.
Parit-parit sebagian hanya dilakukan di perkampungan Eropa, sedangkan kampung bumiputra masih belum dikerjakan sehingga air hujan dan air kamar mandi tidak dapat mengalir dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Tentunya dengan keadaan tersebut, menimbulkan kesan jorok dan memalukan bagi yang melihat.
Bencana banjir pun mendorong para dermawan untuk mencari sumbangan. TR Hadiwinangun, Wedana Rengasdengklok pernah mengadakan pertunjukkan De Echo Opera dan permainan gymnastic anak-anak kelad 2 Sekolah Partikuler Saliminschool. Fond banjir untuk Canton yang digagas oleh Auw Yang King juga melakukan hal serupa. Ia mendapatkan penghasilan 2.100 gulden yang 80 persen disumbangkan untuk korban banjir, 10 persen untuk anti-opium vereniging, dan 10 persen untuk kas.
( Bersambung…)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Tanggal 15 Desember: Novel ‘Gone with the Wind’ Diterbitkan

Jakarta, Aktual.co — ‘Gone with the Wind’ adalah novel dari Amerika Serikat (AS) karya Margaret Mitchell yang diterbitkan pertama kali pada 15 Desember 1936 di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.

Novel tersebut memenangkan penghargaan ‘Pulitzer’ pada 1937 lalu. Novel ini adalah salah satu novel terpopuler sepanjang masa dan diadaptasi ke layar lebar, yang dirilis pada 1939, sukses memecahkan rekor jumlah Oscar yang diterima.

Karya Mitchell menceritakan tentang kisah seorang wanita berjiwa pemberontak dari Georgia yang bernama Scarlett O’Hara dan hubungannya dengan sahabat, keluarga dan kekasihnya di tengah perang Saudara AS, serta masa ‘Rekonstruksi’. Novel ini juga mengisahkan tentang cinta yang tumbuh antara O’Hara dan Rhett Butler.

Akhirnya kisah ini diangkat ke layar lebar dan dibintangi oleh Clark Gable sebagai Rhett Butler dan Vivien Leigh sebagai Scarlett O’Hara, pada tahun 1938.

Film yang mulai diputar di Atlanta, Georgia pada 15 Desember 1939 dan diproduksi dengan biaya sekitar 4 juta dolar AS tersebut, hingga kini merupakan film dengan pemasukan terbesar sepanjang sejarah (sesuai perubahan inflasi, red).
Film ini menyabet 13 nominasi Oscar dan memenangkan delapan di antaranya.

Artikel ini ditulis oleh:

Tanggal 15 Desember: Novel ‘Gone with the Wind’ Diterbitkan

Jakarta, Aktual.co — ‘Gone with the Wind’ adalah novel dari Amerika Serikat (AS) karya Margaret Mitchell yang diterbitkan pertama kali pada 15 Desember 1936 di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.

Novel tersebut memenangkan penghargaan ‘Pulitzer’ pada 1937 lalu. Novel ini adalah salah satu novel terpopuler sepanjang masa dan diadaptasi ke layar lebar, yang dirilis pada 1939, sukses memecahkan rekor jumlah Oscar yang diterima.

Karya Mitchell menceritakan tentang kisah seorang wanita berjiwa pemberontak dari Georgia yang bernama Scarlett O’Hara dan hubungannya dengan sahabat, keluarga dan kekasihnya di tengah perang Saudara AS, serta masa ‘Rekonstruksi’. Novel ini juga mengisahkan tentang cinta yang tumbuh antara O’Hara dan Rhett Butler.

Akhirnya kisah ini diangkat ke layar lebar dan dibintangi oleh Clark Gable sebagai Rhett Butler dan Vivien Leigh sebagai Scarlett O’Hara, pada tahun 1938.

Film yang mulai diputar di Atlanta, Georgia pada 15 Desember 1939 dan diproduksi dengan biaya sekitar 4 juta dolar AS tersebut, hingga kini merupakan film dengan pemasukan terbesar sepanjang sejarah (sesuai perubahan inflasi, red).
Film ini menyabet 13 nominasi Oscar dan memenangkan delapan di antaranya.

Artikel ini ditulis oleh:

Presiden Joko Widodo akan Dilaporkan ke Komisi Tinggi PBB

Jakarta, Aktual.co — Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras)  akan melaporkan presiden Joko Widodo ke Komisi Tinggi PBB.
Demikian disampaikan Wakil Koordinator Chrisbiantoro, di Cikini, Jakarta pada Minggu (14/12).
Laporan ini, kata dia, atas tindakan pemerintah Indonesia yang akan tetap menjalankan eksekusi hukuman mati. “Kami tetap akan melaporkan atas tindakan (hukuman mati) ke PBB,” ujarnya.
Kendatipun demikian, kata Chris, PBB tidak memiliki kewenangan untuk membatalkan eksekusi hukuman mati, namun pemerintah harus tetap mengikuti moratorium hukuman mati yang telah disepakati bersama.
Perlu diketahui, lima terpidana mati akan dieksekusi pada Desember 2014. Tiga orang merupakan terpidana kasus narkoba, sementara dua lainnya terkait kasus pembunuhan berencana. Semuanya berjenis kelamin laki-laki dan adalah warga negara Indonesia. Presiden Joko Widodo memastikan akan menolak permohonan grasi yang diajukan oleh 64 terpidana mati kasus narkoba

Artikel ini ditulis oleh:

Presiden Joko Widodo akan Dilaporkan ke Komisi Tinggi PBB

Jakarta, Aktual.co — Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras)  akan melaporkan presiden Joko Widodo ke Komisi Tinggi PBB.
Demikian disampaikan Wakil Koordinator Chrisbiantoro, di Cikini, Jakarta pada Minggu (14/12).
Laporan ini, kata dia, atas tindakan pemerintah Indonesia yang akan tetap menjalankan eksekusi hukuman mati. “Kami tetap akan melaporkan atas tindakan (hukuman mati) ke PBB,” ujarnya.
Kendatipun demikian, kata Chris, PBB tidak memiliki kewenangan untuk membatalkan eksekusi hukuman mati, namun pemerintah harus tetap mengikuti moratorium hukuman mati yang telah disepakati bersama.
Perlu diketahui, lima terpidana mati akan dieksekusi pada Desember 2014. Tiga orang merupakan terpidana kasus narkoba, sementara dua lainnya terkait kasus pembunuhan berencana. Semuanya berjenis kelamin laki-laki dan adalah warga negara Indonesia. Presiden Joko Widodo memastikan akan menolak permohonan grasi yang diajukan oleh 64 terpidana mati kasus narkoba

Artikel ini ditulis oleh:

Polri Terus Usut Kasus Penembakan yang Menewaskan 4 Warga Sipil di Papua

Jakarta, Aktual.co — Penembakan yang menewaskan empat warga sipil di Lapangan Karel Gobay, Enarotali, Kabupaten Paniai, Papua, pekan lalu masih terus diusut. Terlebih lagi, tim investigasi dan tim forensik dari Mabes Polri terus berupaya mengungkap pelaku di balik peristiwa itu.
Kepala Bidang Hubungan Masyarat Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono mengatakan, dalam peristiwa ini, kepolisian telah memeriksa 27 saksi, kemudian dari tim ahli dari lab forensik Inafis dan kedokteran forensik telah melakukan berbagai kegiatan di lima tempat kejadian perkara (TKP).
Dia mengatakan, TKP tersebut antara lain Gunung Merah, kantor KPU, markas Koramil Enarotali, markas Polsek Paniai Timur dan tempat penemuan empat korban tewas di lokasi sekitar lapangan Karel Gobay.
“Tindakan-tindakan dari tim itu, yang pertama adalah mengumpulkan bukti-bukti yang ada. Bukti tersebut menyangkut bukti barang berwujud. Contohnya, residu tertinggalnya sisa-sisa kebakaran,” kata Sulistyo ketika dihubungi, Senin (15/12).
Sulistyo mengatakan, polisi juga menyelidiki proyektil atau selongsong yang tertinggal. Dalam peristiwa itu, polisi juga menyelidiki petunjuk lain seperti noda darah serta mengumpulkan berbagai dokumen, data, informasi dan keterangan dari masyarakat yang langsung melihat kejadian tersebut. 
“Tim telah bekerja sama dengan Kodam. Dalam hal ini, Pangdam XVII/Cenderawasih telah menugaskan Asisten Intel Kodam Kolonel Ginting, bekerja sama dengan Direktur Intel Kombes Jacobus Marzuki dan Direskrimum yang langsung bekerja mengoordinasi penanganan permasalahan, mulai dari TKP awal,” katanya.
Labih jauh, Kombes Pol Sulistyo juga menyampaikan semua pihak telah melakukan pertemuan untuk memperlancar pengungkapan kasus Paniai itu. Pihak itu antara lain tim dari Mabes Polri, polda, dan polres setempat, lalu wakil dari Kodam Cenderawasih, kodim setempat, serta Bupati Paniai Hengky Kayame.
Dalam pertemuan itu, Bupati Hengky Kayame, yang didampingi sekda dan tokoh-tokoh masyarakat, berdiskusi secara internal untuk mengungkap dan menyelesaikan kasus tersebut. “Pertemuan itu untuk melakukan diskusi-diskusi internal, dan ketiga intitusi ini, dalam hal ini Bupati Paniai, Polri yang diwakili dari mabes, Irwasda Polda Papua dan dari TNI diwakili Asintel dan Dandim 1705/Paniai,” kata Sulistyo.
Sulistyo berharap, semua pihak sepakat untuk bekerja sama secara maksimal, secara profesional, dan netral, termasuk jika nantinya menemukan keterlibatan oknum aparat. 
“Apakah nanti dalam penanganan tersebut diperoleh adanya keterlibatan oknum anggota, baik dari Polri maupun TNI, tetapi tidak merepresentasi institusi.”
Sulityo Pudjo juga mengaku, pihaknya telah melibatkan tim Inafis kedokteran forensik dan laboratorium forensik yang dipimpin oleh dr Maruli Simanjuntak. 
“Kasus ini masih membutuhkan jauh lebih banyak saksi lagi karena dari prinsip-prinsip KUHP, salah satu alat bukti pertama adalah keterangan saksi, keterangan ahli dan petunjuk surat, serta keterangan terdakwa,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Berita Lain