DPR Harus Segera Buat Panja Sonangol Demi Transparansi
Jakarta, Aktual.co — Pengamat kebijakan perminyakan, Yusri Usman menyatakan, DPR sebaiknya membuat panitia kerja (Panja) khusus untuk menyoroti masalah bisnis minyak pertamina dengan perusahaan minyak asal Angola, Sonangol. Dengan adanya panja Sonangol, maka transparansi dan akuntabilitas dalam bisnis ini akan terjaga.
“Kerja panja akan membuat masalah ini jelas. Siapa pihak yang salah akan kelihatan dan tidak salah juga tidak dirugikan,” ujar Yusri di Jakarta, Sabtu (13/12)
Pertamina, lanjut dia, tak perlu takut atau merasa dipojokkan saat menindak lanjuti perjanjian antar pemerintah (G to G) yang menjadi perjanjian bisnis murni (B to B) termasuk setelah mengalihkannya ke Petral Energy Services. Pemerintah semula menunjuk Pertamina untuk menindaklanjuti proses impornya.
“BPK dan KPK juga harus didesak agar memeriksa kinerja proses bisnis Petral sejak 2004-2014 dan proses bisnis ISC sejak 2008-2014. Ini penting agar jelas siapa aktor-aktor yang bermain selama ini,” tegasnya.
Menyoroti pernyataan tim Reformasi bahwa kegagalan penjualan minyak Sonangol karena kesalahan Pertamina. Yusri menegaskan bahwa pernyataan itu terlalu gegabah.
Fakta yang dia himpun menunjukkan pembuat perjanjian dengan PES Singapore adalah China Senangol (Perusahaan Joint Venture Sonangol EP dengan Mr. Sam Pa, patner PT Surya Energy). Ketika ada instruksi kontrak dengan discount besar, Petral Energy Service menyurati Sonangol Asia untuk megkonfirmasi hal itu.
“Jawaban surat itu isinya membantah ada harga di bawah pasar dan harus sesuai dengan mekanisme bisnis yang normal berlaku di pasar. Mereka tahu sebab faktanya Senangol Asia yang 100% NOC Angola selama ini adalah rekanan pemasok tetap Petral,” tuntasnya.
Laporan: M Sahlan
Artikel ini ditulis oleh:













