25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40754

‘Building Batavia’ Kisahkan Peninggalan Bangunan Kolonial di Era Modern

Jakarta, Aktual.co —  Sutradara Justin Ong yang telah memproduksi berbagai film dokumenter kini membuat tayangan ‘Building Batavia’ yang berkisah tentang bagaimana Batavia dibangun sebagai penanda masa kolonial yang ditinggalkan pada era modern Jakarta.
Keterangan pers dari saluran televisi History menyebutkan “Building Batavia” akan mengulas beberapa tempat yang dibangun kolonial Belanda di masa lampau yang sebagian bangunannya kini masih utuh.
Sutradara peraih “Penyutradaraan Terbaik” di Asian Television Awards dan “Film Budaya Dokumenter Terbaik” di Malaysian Documentary Awards untuk film “Fight Master Silat” itu akan menampilkan pelabuhan Sunda Kelapa yang menjadi rumah bagi salah satu armada pelayaran perdagangan paling berpengaruh yang terakhir di dunia, sebagai cikal bakal kapal-kapal yang pernah mengirimkan pala senilai milliaran dolar ke Batavia untuk dikirim ke Eropa.
Toko Merah, rumah yang dibangun pada masa awal kolonial Belanda juga Restoran Oasis yang menghidangkan makanan ala pesta bangsawan Belanda juga diulas dalam “Building Batavia”.
Selain itu, Museum Sejarah Jakarta yang pernah digunakan sebagai balai kota Batavia pun menjadi salah satu tempat yang akan dikunjungi di dokumenter tersebut. “Kemajuan teknologi pesawat tanpa awak memungkinkan produser untuk memasukkan berbagai gambar dari udara ke dalam film dokumenter ini yang memberikan pemandangan unik berbagai bangunan tua yang terletak di antara bangunan-bangunan modern,” kata keterangan pers dari History.
“Buiding Batavia” tayang perdana pada 31 Desember di saluran History dalam siaran televisi berbayar Indonesia. Justin Ong telah menyutradarai dan memproduksi film-film dokumenter untuk berbagai penyiaran internasional seperti The National Geographic Channel, The Doscovery Channel, NHK dan HISTORY.
Justin juga telah menulis dan menyutradarai serial bisnis-realita untuk BBC Worldwide dan Channel News Asia. Film dokumenter karya Justin, “Subak” telah diputar di MIPDOC 2008 di Cannes dan dipamerkan di Asian Art Biennial di National Museum of Fine Arts, Taiwan.

Artikel ini ditulis oleh:

‘Building Batavia’ Kisahkan Peninggalan Bangunan Kolonial di Era Modern

Jakarta, Aktual.co —  Sutradara Justin Ong yang telah memproduksi berbagai film dokumenter kini membuat tayangan ‘Building Batavia’ yang berkisah tentang bagaimana Batavia dibangun sebagai penanda masa kolonial yang ditinggalkan pada era modern Jakarta.
Keterangan pers dari saluran televisi History menyebutkan “Building Batavia” akan mengulas beberapa tempat yang dibangun kolonial Belanda di masa lampau yang sebagian bangunannya kini masih utuh.
Sutradara peraih “Penyutradaraan Terbaik” di Asian Television Awards dan “Film Budaya Dokumenter Terbaik” di Malaysian Documentary Awards untuk film “Fight Master Silat” itu akan menampilkan pelabuhan Sunda Kelapa yang menjadi rumah bagi salah satu armada pelayaran perdagangan paling berpengaruh yang terakhir di dunia, sebagai cikal bakal kapal-kapal yang pernah mengirimkan pala senilai milliaran dolar ke Batavia untuk dikirim ke Eropa.
Toko Merah, rumah yang dibangun pada masa awal kolonial Belanda juga Restoran Oasis yang menghidangkan makanan ala pesta bangsawan Belanda juga diulas dalam “Building Batavia”.
Selain itu, Museum Sejarah Jakarta yang pernah digunakan sebagai balai kota Batavia pun menjadi salah satu tempat yang akan dikunjungi di dokumenter tersebut. “Kemajuan teknologi pesawat tanpa awak memungkinkan produser untuk memasukkan berbagai gambar dari udara ke dalam film dokumenter ini yang memberikan pemandangan unik berbagai bangunan tua yang terletak di antara bangunan-bangunan modern,” kata keterangan pers dari History.
“Buiding Batavia” tayang perdana pada 31 Desember di saluran History dalam siaran televisi berbayar Indonesia. Justin Ong telah menyutradarai dan memproduksi film-film dokumenter untuk berbagai penyiaran internasional seperti The National Geographic Channel, The Doscovery Channel, NHK dan HISTORY.
Justin juga telah menulis dan menyutradarai serial bisnis-realita untuk BBC Worldwide dan Channel News Asia. Film dokumenter karya Justin, “Subak” telah diputar di MIPDOC 2008 di Cannes dan dipamerkan di Asian Art Biennial di National Museum of Fine Arts, Taiwan.

Artikel ini ditulis oleh:

Gubernur NTT Sampaikan Usulan Pembangunan Waduk ke Jokowi

Kupang, Aktual.co — Gubernur NTT Frans Lebu Raya akan menyampaikan ke Presiden Joko Widodo sejumlah rencana pembangunan waduk di NTT yang diusulkan ke pemerintah pusat.
Waduk tersebut antara lain Waduk Temef dan Waduk Jawakisa yang akan menjadi waduk terbesar di provinsi kepulauan itu.
Khusus untuk Waduk Kolhua di Kota Kupang, juga diusulkan kepada pemerintah pusat, lantaran kebutuhan untuk mengatasi masalah air baku.
“Waduk Kolhua sementara selesaikan masalah sosial. Kalau persoalannya selesai tahun ini, tahun 2015 mendatang sudah bisa diproses pembangunannya. Kalau dari sisi anggaran tidak masalah, hanya masalah sosial,” kata Sekretris Daerah Provinsi NTT, Fransikus Salem di Kupang, Jumat (12/12).
Jokowi direncanakan akan menghadiri HUT NTT yang diselenggarakan pada 20 Desember 2014. Pada kesempatan itu Jokowi juga akan meresmikan Rumah Sakit Siloam yang diperuntukkan bagi masyarakat di provinsi tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Gubernur NTT Sampaikan Usulan Pembangunan Waduk ke Jokowi

Kupang, Aktual.co — Gubernur NTT Frans Lebu Raya akan menyampaikan ke Presiden Joko Widodo sejumlah rencana pembangunan waduk di NTT yang diusulkan ke pemerintah pusat.
Waduk tersebut antara lain Waduk Temef dan Waduk Jawakisa yang akan menjadi waduk terbesar di provinsi kepulauan itu.
Khusus untuk Waduk Kolhua di Kota Kupang, juga diusulkan kepada pemerintah pusat, lantaran kebutuhan untuk mengatasi masalah air baku.
“Waduk Kolhua sementara selesaikan masalah sosial. Kalau persoalannya selesai tahun ini, tahun 2015 mendatang sudah bisa diproses pembangunannya. Kalau dari sisi anggaran tidak masalah, hanya masalah sosial,” kata Sekretris Daerah Provinsi NTT, Fransikus Salem di Kupang, Jumat (12/12).
Jokowi direncanakan akan menghadiri HUT NTT yang diselenggarakan pada 20 Desember 2014. Pada kesempatan itu Jokowi juga akan meresmikan Rumah Sakit Siloam yang diperuntukkan bagi masyarakat di provinsi tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Lacak Pencuri Ikan, KKP Gunakan Setelit

Jakarta, Aktual.co — Kementerian Kelautan dan Perikanan menggunakan satelit untuk melacak dan mendeteksi kapal pencuri ikan di wilayah perairan Indonesia.
“Berdasarkan pantauan dari satelit radar kami, masih banyak kapal-kapal ilegal yang mencuri ikan di perairan Indonesia,” kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) KKP Aryo Hanggono di Jakarta, Jumat (12/12).
Hasil pencitraan satelit, kata Aryo, bisa menggambarkan lokasi dengan resolusi hingga tiga meter. Hal tersebut dinilai sangat memudahkan tim dari KKP dalam melacak keberadaan kapal pencuri ikan.
Aryo menjelaskan, KKP telah memiliki data dari kapal-kapal legal yang sudah diregistrasi oleh kementerian dan diberi tanda dengan bantuan alat transmiter. Sedangkan, lanjut dia, kapal ilegal tidak memiliki transmitter dari KKP.
“Jadi, kapal resmi yang sudah terdaftar di KKP itu ada tandanya, ada transmitter-nya. Jika dilihat dari satelit, akan kelihatan mana yang legal dan mana yang ilegal,” jelas Aryo.
Aryo mengatakan, beberapa wilayah perairan yang rawan pencurian ikan antara lain di perairan Natuna, perairan Sulawesi, dan Arafuru. “Wilayah itu memang lokasi tersubur (keberadaan ikan).”
Dia juga mengatakan, penangkapan ikan secara ilegal bisa dikategorikan berdasarkan ukuran kapal, alat tangkap, penangakapan tanpa pelaporan, dan murni benar-benar kapal ilegal.
“Ada kapal yang terdaftar dengan ukuran 40 meter, tapi kenyataannya 200 meter. Ada kapal yang terdaftar, namun menggunakan alat tangkap yang tidak diperbolehkan. Ada kapal yang terdaftar tapi tidak melaporkan berapa banyak hasil tangkapannya. Dan ada juga kapal yang benar-benar ilegal,” kata Aryo.
Beberapa waktu lalu Menteri KKP Susi Pudjiastuti mengatakan Indonesia mengalami kerugian hingga 12,5 miliar US dolar hingga 20 miliar US dolar setiap tahunnya akibat penangkapan ikan secara ilegal.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Lacak Pencuri Ikan, KKP Gunakan Setelit

Jakarta, Aktual.co — Kementerian Kelautan dan Perikanan menggunakan satelit untuk melacak dan mendeteksi kapal pencuri ikan di wilayah perairan Indonesia.
“Berdasarkan pantauan dari satelit radar kami, masih banyak kapal-kapal ilegal yang mencuri ikan di perairan Indonesia,” kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) KKP Aryo Hanggono di Jakarta, Jumat (12/12).
Hasil pencitraan satelit, kata Aryo, bisa menggambarkan lokasi dengan resolusi hingga tiga meter. Hal tersebut dinilai sangat memudahkan tim dari KKP dalam melacak keberadaan kapal pencuri ikan.
Aryo menjelaskan, KKP telah memiliki data dari kapal-kapal legal yang sudah diregistrasi oleh kementerian dan diberi tanda dengan bantuan alat transmiter. Sedangkan, lanjut dia, kapal ilegal tidak memiliki transmitter dari KKP.
“Jadi, kapal resmi yang sudah terdaftar di KKP itu ada tandanya, ada transmitter-nya. Jika dilihat dari satelit, akan kelihatan mana yang legal dan mana yang ilegal,” jelas Aryo.
Aryo mengatakan, beberapa wilayah perairan yang rawan pencurian ikan antara lain di perairan Natuna, perairan Sulawesi, dan Arafuru. “Wilayah itu memang lokasi tersubur (keberadaan ikan).”
Dia juga mengatakan, penangkapan ikan secara ilegal bisa dikategorikan berdasarkan ukuran kapal, alat tangkap, penangakapan tanpa pelaporan, dan murni benar-benar kapal ilegal.
“Ada kapal yang terdaftar dengan ukuran 40 meter, tapi kenyataannya 200 meter. Ada kapal yang terdaftar, namun menggunakan alat tangkap yang tidak diperbolehkan. Ada kapal yang terdaftar tapi tidak melaporkan berapa banyak hasil tangkapannya. Dan ada juga kapal yang benar-benar ilegal,” kata Aryo.
Beberapa waktu lalu Menteri KKP Susi Pudjiastuti mengatakan Indonesia mengalami kerugian hingga 12,5 miliar US dolar hingga 20 miliar US dolar setiap tahunnya akibat penangkapan ikan secara ilegal.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Berita Lain