Usaha Sektor Pertanian Sumut Turun 11,01 Persen
Jakarta, Aktual.co — Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sumatera Utara dalam 10 tahun terakhir turun 11,01 persen dengan penurunan di semua sub sektor, kecuali perkebunan.
“Hasil Sensus Pertanian 2013 dan Survei Pendapatan RT (Rumah Tangga) Usaha Pertanian 2013 yang dilakukan BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukkan kalau pada tahun 2003 masih ada 1.492.104 RT usaha pertanian, maka di 2013 tinggal 1.327.759 atau turun 164.345 (11,01 persen),” kata Kepala Bidang Statistik Produksi BPS, Dwi Prawoto di Medan, Jumat (12/12).
Penurunan jumlah RT usaha pertanian itu dipicu menurunnya jumlah RT usaha di semua sub sektor, kecuali perkebunan. Jumlah RT sub sektor tanaman pangan misalnya turun 11,18 persen atau tinggal 741.068 rumah tangga pada 2013 dari 2003 yang masih 834.394 RT. Sementara sub sektor hortikultura turun 35,58 persen atau dari. 616.636 menjadi 397.214. Kemudian peternakan menurun 26,64 persen menjadi 534.625 RT dari 728.722 RT.
Perikanan turun 19,30 persen dari 94.090 RT menjadi 75.928 RT. Adapun sub sektor kehutanan menurun 13,60 persen menjadi 56.133 RT dari 64.968 RT dan jasa pertanian turun 39,51 persen dari 85.558 RT menjadi 51.750 RT.
“Hanya sub sektor perkebunan yang naik sebesar 9.34 persen dari. 858.655 RT menjadi 938.843 RT,” kata Dwiprawoto.
Menurut dia, sejalan dengan turunnya jumlah RT usaha pertanian, maka penurunan usaha itu juga terjadi hampir di semua kabupaten/kota atau 33 daerah di Sumut.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, turunnya jumlah RT usaha pertanian itu sudah terbaca di lapangan dengan banyaknya alih fungsi lahan pertanian di sejumlah daerah.
“Penurunan itu mengkhawatirkan karena dengan menurunnya RT usaha pertanian otomatis produksi pangan dan lainnya menurun,” katanya.
Penuruan produksi hasil pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan bisa mengganggu ketahanan keamanan Sumut akibat ketergantungan impor.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka












