28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40797

Jelang Dana BOP/ BOS Dikucurkan, Manajemen Sekolah Dituntut Transparan

Jakarta, Aktual.co —Kepala Dinas Pendidikan DKI, Lasro Marbun berpendapat penerapan konsep manajemen transparan dan akuntabel perlu segera dilakukan di sekolah-sekolah negeri Jakarta. 
Tujuannya, untuk mengontrol penggunaan dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang tahun depan diprediksi mencapai Rp 1,38 triliun.
“Kalau berjalan baik, saya yakin praktik curang dalam penggunaan dana BOP dan BOS tersebut tidak akan terjadi,” ujar dia, di Jakarta, Kamis (11/12).
Terkesan kecewa, Lasro mengungkapkan kalau saat ini masih sangat minim sekolah negeri di DKI yang sudah berani mendeklarasikan akan mewujudkan manajemen keuangan yang transparan serta bertanggungjawab.
Sejak dicanangkan November lalu, dari 2.599 sekolah negeri di enam wilayah ibu kota, baru 78 sekolah yang mendeklarasikan diri. Padahal deklarasi untuk menjadi sekolah dengan manajemen akuntable dan transparan, merupakan indikator evaluasi.
Evaluasi pun akan dilakukan. Kata Lasro, bukan tidak mungkin bakal ada kepala sekolah yang bakal digeser karena tidak berani melakukan deklarasi.
“Ibaratnya, apabila kapal sudah melaju, dengan sendirinya berarti yang tidak mau dekat pelabuhan jangan di pelabuhan. Kalau perlu kita keluarkan dari kapal,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Jelang Dana BOP/ BOS Dikucurkan, Manajemen Sekolah Dituntut Transparan

Jakarta, Aktual.co —Kepala Dinas Pendidikan DKI, Lasro Marbun berpendapat penerapan konsep manajemen transparan dan akuntabel perlu segera dilakukan di sekolah-sekolah negeri Jakarta. 
Tujuannya, untuk mengontrol penggunaan dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang tahun depan diprediksi mencapai Rp 1,38 triliun.
“Kalau berjalan baik, saya yakin praktik curang dalam penggunaan dana BOP dan BOS tersebut tidak akan terjadi,” ujar dia, di Jakarta, Kamis (11/12).
Terkesan kecewa, Lasro mengungkapkan kalau saat ini masih sangat minim sekolah negeri di DKI yang sudah berani mendeklarasikan akan mewujudkan manajemen keuangan yang transparan serta bertanggungjawab.
Sejak dicanangkan November lalu, dari 2.599 sekolah negeri di enam wilayah ibu kota, baru 78 sekolah yang mendeklarasikan diri. Padahal deklarasi untuk menjadi sekolah dengan manajemen akuntable dan transparan, merupakan indikator evaluasi.
Evaluasi pun akan dilakukan. Kata Lasro, bukan tidak mungkin bakal ada kepala sekolah yang bakal digeser karena tidak berani melakukan deklarasi.
“Ibaratnya, apabila kapal sudah melaju, dengan sendirinya berarti yang tidak mau dekat pelabuhan jangan di pelabuhan. Kalau perlu kita keluarkan dari kapal,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Indonesia Sumbang Emas Cabor Taekwondo Hari Terakhir POM ASEAN

Jakarta, Aktual.co — Tim Indonesia sumbang dua medali emas cabang olahraga Taekwondo Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) Asean, di pertandingan hari terakhir di kawasan Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (11/12).

Dengan direbutnya dua medali itu sehingga Indonesia bisa mengoleksi tiga emas pada cabang olahraga taekwondo pada Pekan Olahraga Mahasiswa Asia Tenggara tersebut.

Tambahan dua emas itu didapat dari kelas 63 kg ke bawah setelah Ong Stevanus A Suseno menundukan atlet asal Filipina atas nama Arven Alcantra dan perunggunya Laos (Sonexay Mangkheua).

medali emas kedua direbut di kelas di bawah 54 kg setelah atlet andalan Indonesia, Reinaldy Atmanegara mengalahkan Suttisak Janthong (Thailand).

Sementara tim Laos harus puas medali perunggu karena atletnya Thidasavanh Sottachit dikalahkan taekwondoin asal Thailand tersebut.

Dalam pertandingan hari terakhir cabang taekwondo menurunkan sembilan kelas masing-masing di bawah 46 kg, 53 kg, 54 kg, 62 kg, 63 kg, 67 kg, 74 kg, 80 kg dan 73 kg.

Kelas 46 kg ke bawah emasnya Thailand (Wilasinne K), perak Filipina (Korna Paladin) dan perunggu, Laos (Anoulat B).

Untuk kelas 53 kg Indonesia hanya mampu merebut perak atas nama Sribuana R, emasnya Filipina (Shiryl Badol) dan perunggu Malaysia (Sovia), kelas 62 kg emas Thailand (Rungrawee), perak Laos (Thipphakone) dan perunggu Indonesia (Mariska Halinda).

Sementara kelas di bawah 67 kg emas Thailand (Ananya Boonchum), perak Indonesia (Aisyah Arini), perunggu Laos (Sonesavanh S).

Untuk kelas 74 kg emas didapat Thailand (Chodsuthan S), perak Laos (Somsanouk) dan perunggu Filipina (Joel Alejandro), sedangkan 80 kg emasnya Filipina (Aries C), perak Malaysia (Mohammad Akmal Omar Sidek) dan perunggu tidak diperbutkan karena tiga peserta.

Begitu juga kelas 73 kg ke bawah tidak dipertandingkan karena hanya dua peserta.

Artikel ini ditulis oleh:

Indonesia Sumbang Emas Cabor Taekwondo Hari Terakhir POM ASEAN

Jakarta, Aktual.co — Tim Indonesia sumbang dua medali emas cabang olahraga Taekwondo Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) Asean, di pertandingan hari terakhir di kawasan Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (11/12).

Dengan direbutnya dua medali itu sehingga Indonesia bisa mengoleksi tiga emas pada cabang olahraga taekwondo pada Pekan Olahraga Mahasiswa Asia Tenggara tersebut.

Tambahan dua emas itu didapat dari kelas 63 kg ke bawah setelah Ong Stevanus A Suseno menundukan atlet asal Filipina atas nama Arven Alcantra dan perunggunya Laos (Sonexay Mangkheua).

medali emas kedua direbut di kelas di bawah 54 kg setelah atlet andalan Indonesia, Reinaldy Atmanegara mengalahkan Suttisak Janthong (Thailand).

Sementara tim Laos harus puas medali perunggu karena atletnya Thidasavanh Sottachit dikalahkan taekwondoin asal Thailand tersebut.

Dalam pertandingan hari terakhir cabang taekwondo menurunkan sembilan kelas masing-masing di bawah 46 kg, 53 kg, 54 kg, 62 kg, 63 kg, 67 kg, 74 kg, 80 kg dan 73 kg.

Kelas 46 kg ke bawah emasnya Thailand (Wilasinne K), perak Filipina (Korna Paladin) dan perunggu, Laos (Anoulat B).

Untuk kelas 53 kg Indonesia hanya mampu merebut perak atas nama Sribuana R, emasnya Filipina (Shiryl Badol) dan perunggu Malaysia (Sovia), kelas 62 kg emas Thailand (Rungrawee), perak Laos (Thipphakone) dan perunggu Indonesia (Mariska Halinda).

Sementara kelas di bawah 67 kg emas Thailand (Ananya Boonchum), perak Indonesia (Aisyah Arini), perunggu Laos (Sonesavanh S).

Untuk kelas 74 kg emas didapat Thailand (Chodsuthan S), perak Laos (Somsanouk) dan perunggu Filipina (Joel Alejandro), sedangkan 80 kg emasnya Filipina (Aries C), perak Malaysia (Mohammad Akmal Omar Sidek) dan perunggu tidak diperbutkan karena tiga peserta.

Begitu juga kelas 73 kg ke bawah tidak dipertandingkan karena hanya dua peserta.

Artikel ini ditulis oleh:

2 Anggota FAM Sumbar Juarai Film Dokumenter dan Poster Disabilitas

Jakarta, Aktual.co —  Dua anggota Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia Wilayah Sumatera Barat, Muhammad Fadhli dan Dilla Rahmi, berhasil meraih juara lomba film dokumenter dan poster bertema Disabilitas.
 
Hadiah diserahkan Menteri Sosial RI diwakili Suwena Sitepu, Kepala Bagian KOAHA Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI, Rabu (10/12) lalu, di auditorium Gubernuran Provinsi Sumatera Barat bersamaan peringatan puncak Hari Disabilitas Internasional Tingkat Provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang.
 
Muhammad Fadhli dan Dilla Rahmi masing-masing meraih Juara 2 dalam lomba yang berbeda. Muhammad Fadhli Juara 2 Lomba Pembuatan Film Dokumenter dengan judul ‘Inklusi: LUSI’, sebuah film berdurasi lima menit yang merekam kehidupan sehari-hari seorang gadis remaja difabel namun sarat prestasi.
 
“Lewat film pendek ini saya ingin mengatakan kepada publik bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk mengukir prestasi, namun sebuah kekuatan diri yang tersembunyi,” kata Muhammad Fadhli, Kamis (11/12), di Padang.
 
Sementara itu, Dilla Rahmi yang juga mahasiswa semester tujuh Fakultas Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Padang (UNP) ini, meraih Juara 2 Lomba Cipta Poster bertema Disabilitas dengan mengusung tema “Advokasi Disabilitas”, judul karya “Give Me Believe”.
 
“Saya bersyukur atas prestasi ini, dan terima kasih kepada orang-orang yang selama ini mendukung dan memberikan semangat buat saya,” ujar Dilla Rahmi.
 
Koordinator FAM Wilayah Sumatera Barat, Denni Meilizon, memberikan apresiasi atas prestasi Muhammad Fadhli dan Dilla Rahmi yang telah mengharumkan nama FAM Indonesia. FAM Sumatera Barat mempunyai tradisi bahwa setiap anggota harus tumbuh dengan saling membesarkan, menguatkan dan memberikan dorongan untuk maju dan menggapai prestasi.
 
“Semoga prestasi ini terus ditingkatkan untuk kompetisi-kompetisi berikutnya,” kata Denni Meilizon, penulis buku puisi “Siluet Tarian Indang” dan sejumlah buku puisi lainnya.
 
Sekjen FAM Indonesia, Aliya Nurlela secara terpisah mengucapkan selamat kepada Muhammad Fadhli dan Dilla Rahmi atas prestasi yang diraihnya. Meski FAM Indonesia sebuah komunitas kepenulisan, namun FAM Pusat selalu memberikan dorongan kepada anggotanya untuk mengukir prestasi di berbagai bidang.
 
“Prestasi itu tentu tidak saja di bidang tulis-menulis, tetapi banyak lainnya. Setiap anggota FAM Indonesia sangat dianjurkan menggali potensi diri mereka, mana tahu bakatnya bukan menulis tetapi ada yang lebih baik dari itu,” ujar penulis novel “Lukisan Cahaya di Batas Kota Galuh” itu.
 
Namun demikian, FAM Indonesia tetap fokus membina anggotanya untuk menekuni membaca buku dan menulis karangan, sebab keterampilan menulis bisa dilatih dan kemampuan itu dapat mendukung bakat-bakat lainnya dalam diri setiap anggota FAM Indonesia.
 
“Semoga prestasi Muhamamd Fadhli dan Dilla Rahmi ikut membangkitkan semangat anggota FAM Indonesia lainnya untuk terus berkarya dan berkompetisi,” tambahnya.
 
Peringatan Hari Disabilitas Internasional di Sumatera Barat kali ini dilaksanakan dengan sangat meriah dan penuh apresiasi. Hadir para pegiat sosial, guru-guru SLB, pejabat berwenang di bidang sosial kemasyarakat, pendidikan dan terutama anak-anak asuh dari berbagai daerah. Pada kesempatan tersebut ditampilkan berbagai pertunjukan seni dan budaya baik berupa tarian, musik dan sejumlah kesenian lainnya.

Artikel ini ditulis oleh:

2 Anggota FAM Sumbar Juarai Film Dokumenter dan Poster Disabilitas

Jakarta, Aktual.co —  Dua anggota Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia Wilayah Sumatera Barat, Muhammad Fadhli dan Dilla Rahmi, berhasil meraih juara lomba film dokumenter dan poster bertema Disabilitas.
 
Hadiah diserahkan Menteri Sosial RI diwakili Suwena Sitepu, Kepala Bagian KOAHA Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI, Rabu (10/12) lalu, di auditorium Gubernuran Provinsi Sumatera Barat bersamaan peringatan puncak Hari Disabilitas Internasional Tingkat Provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang.
 
Muhammad Fadhli dan Dilla Rahmi masing-masing meraih Juara 2 dalam lomba yang berbeda. Muhammad Fadhli Juara 2 Lomba Pembuatan Film Dokumenter dengan judul ‘Inklusi: LUSI’, sebuah film berdurasi lima menit yang merekam kehidupan sehari-hari seorang gadis remaja difabel namun sarat prestasi.
 
“Lewat film pendek ini saya ingin mengatakan kepada publik bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk mengukir prestasi, namun sebuah kekuatan diri yang tersembunyi,” kata Muhammad Fadhli, Kamis (11/12), di Padang.
 
Sementara itu, Dilla Rahmi yang juga mahasiswa semester tujuh Fakultas Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Padang (UNP) ini, meraih Juara 2 Lomba Cipta Poster bertema Disabilitas dengan mengusung tema “Advokasi Disabilitas”, judul karya “Give Me Believe”.
 
“Saya bersyukur atas prestasi ini, dan terima kasih kepada orang-orang yang selama ini mendukung dan memberikan semangat buat saya,” ujar Dilla Rahmi.
 
Koordinator FAM Wilayah Sumatera Barat, Denni Meilizon, memberikan apresiasi atas prestasi Muhammad Fadhli dan Dilla Rahmi yang telah mengharumkan nama FAM Indonesia. FAM Sumatera Barat mempunyai tradisi bahwa setiap anggota harus tumbuh dengan saling membesarkan, menguatkan dan memberikan dorongan untuk maju dan menggapai prestasi.
 
“Semoga prestasi ini terus ditingkatkan untuk kompetisi-kompetisi berikutnya,” kata Denni Meilizon, penulis buku puisi “Siluet Tarian Indang” dan sejumlah buku puisi lainnya.
 
Sekjen FAM Indonesia, Aliya Nurlela secara terpisah mengucapkan selamat kepada Muhammad Fadhli dan Dilla Rahmi atas prestasi yang diraihnya. Meski FAM Indonesia sebuah komunitas kepenulisan, namun FAM Pusat selalu memberikan dorongan kepada anggotanya untuk mengukir prestasi di berbagai bidang.
 
“Prestasi itu tentu tidak saja di bidang tulis-menulis, tetapi banyak lainnya. Setiap anggota FAM Indonesia sangat dianjurkan menggali potensi diri mereka, mana tahu bakatnya bukan menulis tetapi ada yang lebih baik dari itu,” ujar penulis novel “Lukisan Cahaya di Batas Kota Galuh” itu.
 
Namun demikian, FAM Indonesia tetap fokus membina anggotanya untuk menekuni membaca buku dan menulis karangan, sebab keterampilan menulis bisa dilatih dan kemampuan itu dapat mendukung bakat-bakat lainnya dalam diri setiap anggota FAM Indonesia.
 
“Semoga prestasi Muhamamd Fadhli dan Dilla Rahmi ikut membangkitkan semangat anggota FAM Indonesia lainnya untuk terus berkarya dan berkompetisi,” tambahnya.
 
Peringatan Hari Disabilitas Internasional di Sumatera Barat kali ini dilaksanakan dengan sangat meriah dan penuh apresiasi. Hadir para pegiat sosial, guru-guru SLB, pejabat berwenang di bidang sosial kemasyarakat, pendidikan dan terutama anak-anak asuh dari berbagai daerah. Pada kesempatan tersebut ditampilkan berbagai pertunjukan seni dan budaya baik berupa tarian, musik dan sejumlah kesenian lainnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain