27 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40806

Bocah Tenggak Miras Oplosan, Kriminolog: Peran Orangtua Harus Ditingkatkan

Medan, Aktual.co — Kasus miras oplosan telah menelan banyak korban, bahkan tak sedikit nyawa melayang. Korban miras oplosan tidak saja dari kalangan dewasa, minuman haram itu bahkan telah menyentuh anak-anak.
Kriminolog Hukum USU, Edi Warman mengatakan pentingnya peningkatan peran orang tua dalam mendidik anak.
“Untuk pembelajarannya ini diserahkan kepada orang tuanya, kalau orang tua tak mampu baru ke lembaga anak,” kata Edi kepada Aktual.co di Medan, Kamis (11/12).
Menurut Edi, orangtua sangat berperan besar dalam pembentukan moral dan etika anak-anak.
“Pembinaan serius dari orangtua, karena kejahatan anak-anak itu tidak terlepas dari tanggung jawab orang tua,” kata dia.
Selain itu, pemerintah dan aparat hukum diminta untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap peredaran miras oplosan. Pasalnya, pembinaan yang dilakukan penegak hukum tidak berjalan seperti yang diharapkan.

Artikel ini ditulis oleh:

Menkeu: Harga Minyak Dunia Turun, Namun Tidak Permanen

Jakarta, Aktual.co — Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro memastikan harga minyak dunia yang sedang mengalami penurunan dalam enam bulan terakhir merupakan fenomena sementara dan tidak akan berlangsung lama.

“Ini bukan permanen, turunnya harga minyak terjadi karena produsen minyak seperti Arab Saudi terancam dengan kesuksesan minyak dan gas serpih (shale oil and gas) di Amerika Serikat,” katanya di Jakarta, Kamis (11/12).

Bambang menceritakan kesuksesan minyak dan gas serpih tersebut menyebabkan Amerika Serikat menyetop impor minyak dan gas bumi dari negara Timur Tengah, sehingga menyebabkan permintaan berkurang dan harga minyak menurun.

“Ini pertama kali dalam sejarah, biasanya mereka impor karena membutuhkan standar cadangan energi yang besar dan konsumsi yang banyak, tapi begitu ada minyak dan gas serpih, mereka menyetop impor dan ‘demand’ menjadi berkurang,” katanya.

Bambang mengatakan situasi global ini membuat pasar minyak dan gas dunia menjadi terancam, sehingga terjadi perang harga, karena negara eksportir minyak dipastikan kehilangan penerimaan dari sektor minyak dan gas bumi.

Namun, kondisi ini tidak bertahan lama, dan harga minyak akan kembali naik di atas harga minyak dan gas serpih, yang saat ini berada pada kisaran 70 dolar AS per barel, karena sulit bagi produsen minyak untuk mempertahankan harga 60 dolar AS per barel.

“Arab Saudi sebagai pemasok terbesar melakukan perang harga, tapi berapa lama bisa bertahan? karena harga minyak dan gas serpih yang optimal 70 dolar, apa produsen bisa bertahan dengan harga 60 dolar?,” kata Bambang.

Bambang memastikan turunnya harga minyak dunia ikut memberikan pengaruh pada anggaran belanja, karena penerimaan negara bukan pajak dari sektor migas akan berkurang, sebabnya Indonesia masih melakukan ekspor minyah mentah.

“Kondisi ini seolah-olah memberikan keuntungan, karena belanja subsidi dipastikan turun, namun penerimaan kita juga turun. Kalau di APBN-P asumsi 105 dolar dan sekarang harga 70 dolar, ada selisih 35 dolar, padahal kita masih ekspor dari (ladang minyak) Riau,” jelasnya.

Situasi ini, lanjut dia, yang membuat investor akan menunda seluruh investasi dalam sektor minyak dan gas selama setahun, termasuk melakukan eksplorasi ladang baru, karena tidak menguntungkan dalam jangka pendek.

“Saya dengar dari pelaku pengusaha minyak seperti itu, padahal kita mau meningkatkan lifting minyak tahun depan. Ini pasti mengganggu dalam konteks adanya penundaan produksi dan peningkatan produksi,” kata Bambang.

Selain itu, penurunan harga minyak juga membuat pemerintah sedang menimbang untuk menurunkan asumsi harga minyak dunia dalam RAPBN-Perubahan dari sebelumnya pada APBN 2015 sebesar 105 dolar AS per barel.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Menkeu: Harga Minyak Dunia Turun, Namun Tidak Permanen

Jakarta, Aktual.co — Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro memastikan harga minyak dunia yang sedang mengalami penurunan dalam enam bulan terakhir merupakan fenomena sementara dan tidak akan berlangsung lama.

“Ini bukan permanen, turunnya harga minyak terjadi karena produsen minyak seperti Arab Saudi terancam dengan kesuksesan minyak dan gas serpih (shale oil and gas) di Amerika Serikat,” katanya di Jakarta, Kamis (11/12).

Bambang menceritakan kesuksesan minyak dan gas serpih tersebut menyebabkan Amerika Serikat menyetop impor minyak dan gas bumi dari negara Timur Tengah, sehingga menyebabkan permintaan berkurang dan harga minyak menurun.

“Ini pertama kali dalam sejarah, biasanya mereka impor karena membutuhkan standar cadangan energi yang besar dan konsumsi yang banyak, tapi begitu ada minyak dan gas serpih, mereka menyetop impor dan ‘demand’ menjadi berkurang,” katanya.

Bambang mengatakan situasi global ini membuat pasar minyak dan gas dunia menjadi terancam, sehingga terjadi perang harga, karena negara eksportir minyak dipastikan kehilangan penerimaan dari sektor minyak dan gas bumi.

Namun, kondisi ini tidak bertahan lama, dan harga minyak akan kembali naik di atas harga minyak dan gas serpih, yang saat ini berada pada kisaran 70 dolar AS per barel, karena sulit bagi produsen minyak untuk mempertahankan harga 60 dolar AS per barel.

“Arab Saudi sebagai pemasok terbesar melakukan perang harga, tapi berapa lama bisa bertahan? karena harga minyak dan gas serpih yang optimal 70 dolar, apa produsen bisa bertahan dengan harga 60 dolar?,” kata Bambang.

Bambang memastikan turunnya harga minyak dunia ikut memberikan pengaruh pada anggaran belanja, karena penerimaan negara bukan pajak dari sektor migas akan berkurang, sebabnya Indonesia masih melakukan ekspor minyah mentah.

“Kondisi ini seolah-olah memberikan keuntungan, karena belanja subsidi dipastikan turun, namun penerimaan kita juga turun. Kalau di APBN-P asumsi 105 dolar dan sekarang harga 70 dolar, ada selisih 35 dolar, padahal kita masih ekspor dari (ladang minyak) Riau,” jelasnya.

Situasi ini, lanjut dia, yang membuat investor akan menunda seluruh investasi dalam sektor minyak dan gas selama setahun, termasuk melakukan eksplorasi ladang baru, karena tidak menguntungkan dalam jangka pendek.

“Saya dengar dari pelaku pengusaha minyak seperti itu, padahal kita mau meningkatkan lifting minyak tahun depan. Ini pasti mengganggu dalam konteks adanya penundaan produksi dan peningkatan produksi,” kata Bambang.

Selain itu, penurunan harga minyak juga membuat pemerintah sedang menimbang untuk menurunkan asumsi harga minyak dunia dalam RAPBN-Perubahan dari sebelumnya pada APBN 2015 sebesar 105 dolar AS per barel.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Ditolak ke Papua, Jokowi Diminta Tindak Aparat Keamanan Penembak Warga Sipil

Jakarta, Aktual.co — Perwakilan Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) Papua, Pdt Selvi Titihalawa meminta negara menindak aparat keamanan yang melakukan penembakan terhadap beberapa warga Paniai, Jayapura.
Menurut dia, Jokowi selaku presiden hingga kini belum memberikan tindakan tegas terhadap pihak keamanan yang dianggap sebagai pelaku penembakan di Paniai.
Terkait hal itu, beberapa pimpinan gereja di Papua memberikan peringatan keras dan meminta Jokowi untuk tak datang menghadiri perayaan natal di Papua.
Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua, Pdt Socratez Sofyan Yoman menyebut, menciptakan konflik jelang kedatangan Jokowi ke Papua adalah strategi dari pihak keamanan disana.
“Ini biasa, kalau ada pejabat Negara mau datang, harus ada konflik, agar aparat keamanan di tambah, kemudian dana keamanan bisa mengalir ke aparat keamanan, kami menyesalkan pendekatan keamanan yang terus digunakan pemerintah,” kata dia, Kamis (11/12), seperti dilansir dari SUARAPAPUA.com.
Jokowi dijadwalkan akan menghadiri perayaan natal di Papua pada 27 Desember mendatang. Perwakilan beberapa pimpinan gereja di Papua menolak kedatangan Jokowi terkait peristiwa di Paniai, jayapura, yang menewaskan beberapa warga sipil.

Artikel ini ditulis oleh:

Ditolak ke Papua, Jokowi Diminta Tindak Aparat Keamanan Penembak Warga Sipil

Jakarta, Aktual.co — Perwakilan Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) Papua, Pdt Selvi Titihalawa meminta negara menindak aparat keamanan yang melakukan penembakan terhadap beberapa warga Paniai, Jayapura.
Menurut dia, Jokowi selaku presiden hingga kini belum memberikan tindakan tegas terhadap pihak keamanan yang dianggap sebagai pelaku penembakan di Paniai.
Terkait hal itu, beberapa pimpinan gereja di Papua memberikan peringatan keras dan meminta Jokowi untuk tak datang menghadiri perayaan natal di Papua.
Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua, Pdt Socratez Sofyan Yoman menyebut, menciptakan konflik jelang kedatangan Jokowi ke Papua adalah strategi dari pihak keamanan disana.
“Ini biasa, kalau ada pejabat Negara mau datang, harus ada konflik, agar aparat keamanan di tambah, kemudian dana keamanan bisa mengalir ke aparat keamanan, kami menyesalkan pendekatan keamanan yang terus digunakan pemerintah,” kata dia, Kamis (11/12), seperti dilansir dari SUARAPAPUA.com.
Jokowi dijadwalkan akan menghadiri perayaan natal di Papua pada 27 Desember mendatang. Perwakilan beberapa pimpinan gereja di Papua menolak kedatangan Jokowi terkait peristiwa di Paniai, jayapura, yang menewaskan beberapa warga sipil.

Artikel ini ditulis oleh:

Kemenpora: Anggaran AG 2018 Tidak Ada Kendala

Jakarta, Aktual.co — Deputi V Bidang Keharmonisan dan Kemitraan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Gatot S. Dewa Broto mengungkapkan bahwa anggaran penyelenggaraan Asian Games 2018 tidak mengalami kendala. Hal ini karena pembebanan biaya berada dimasing-masing Kementerian terkait.

Dikatakan Gatot, untuk alokasi biaya, Menpora Imam Nahrawi telah setuju untuk memakai klausul pada saat KTT APEC di Bali. Pada klausul tersebut menyatakan bahwa, pembiayaan penyelenggaraan Asian Games 2018 di bebankan ke Kementerian dan lembaga non-kementerian terkait serta Pemerintah Provinsi (Pemprov).

“Sistem anggarannya kami juga sharing bersama. Jadi misalnya, “venue” Jaka Baring, Palembang, mau diperbaiki, iya itu jadi tanggung jawab Alex Noerdin (Gubernur Sumatera Selatan). Kalau masalah anggaran tidak sulit,” papar Gatot di Gedung Kemenpora, Jakarta, Kamis (11/12).

Selain itu, Gatot pun mengungkapkan alasan mengapa pendanaan penyelenggaraan Asian Games 2018 harus masuk kedalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan 2015 (APBNP 2015).

Disampaikan Gatot, bahwa pihaknya tidak ingin mendahului pihak Dewan Olimpiade Asia (OCA). Karena menurutnya, akan ada berita simpang siur jika Kemenpora sudah mematok anggaran sebelum OCA memutuskan secara resmi Indonesi sebagai tuan rumah Asian Games 2018.

“Kalau anggaran kami (Kemenpora) belum bunyi. APBN 2015 itu diketok sebelum OCA resmi menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah. Poinnya kami tidak ingin mendahului,” ungkap Gatot.

Lebih jauh disampaikan oleh Gatot, kemungkinan besar untuk penyelenggaraan Asian Games 2018 nanti, tidak akan ada pembangunan “venue” untuk pertandingan. Jikalau ada pembangunan, itu bukan untuk arena bertanding.

“Paling hanya untuk renovasi. Kalau ada pembangunan “venue” baru itu hanya untuk vellodrom,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain