24 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40826

Pimpinan DPR Tidak Akui Pimpinan FPG Versi Agung Laksono

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon menanggapi sinis terkait wacana Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol, Agung Laksono untuk mengganti struktur fraksi Golkar di parlemen.
Menurut dia, pun bila ada dilakukan perombakan, mengacu berdasaran peraturan dan ketentuan organisasi yang berhak untuk melakukan itu hanya pengurus DPP Partai Golkar itu yang sesuai aturan adalah Munas di Nusa Dua, Bali yang menempatkan Aburizal Bakrie (Ical) sebagai Ketua Umum.
“Saya kira itu tidak pada tempatnya karena sejauh ini hasil Munas itu yang menjadi Ketua Umum ya ARB (Aburizal Bakrie). Kan jelas kalau dalam  partai politik itu ada DPD I dan II, ada AD/ART. Ini yang harus ditegakkan,” ucap Fadli, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (11/12).
“Tidak bisa orang kumpul lalu dibilang Munas, ini bisa rusak demokrasi kita, apalagi berlindung kepada penguasa, itu tidak bisa ditolerir,” ujarnya.
Menurut Fadli, di dalam UU MD3 juga sudah jelas, susunan dalam alat kelengkapan dewan (AKD) yang berasal dari tiap fraksi itu berlaku selama lima tahun. Sementara, mengenai susunan fraksi memang menjadi kewenangan DPP partai politik, namun sejauh ini terkait dengan Fraksi Golkar juga belum ada perubahan, masih Ade Komaruddin selaku Ketua Fraksi.
“Kalau ada yang lain ya tidak diakui,” ucapnya.
Lebih lanjut, kata dia, pimpinan belum ada menerima surat tembusan dari pihak Setjen DPR. Lagi pula, jika Setjen menembuskan surat tersebut ke pimpinan DPR, maka itu akan dianggap sebagai surat biasa.
Apalagi, Kemenkumham juga belum mengesahkan mengenai pengurusan Ical atau Agung yang sah. Tetapi, bila dilihat, sambung Fadli, tentunya hasil Munas Bali yang dilakukan sesuai aturan.
“Kalau ada surat (dari kubu Agung) kita lihat karena belum sah, kita anggap surat biasa saja,” pungkas Wakil Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Menko Maritim Paparkan Penemuan Bangkai Kapal Selam Nazi

Menko Maritim Indroyono Soesilo bersama Dubes Jerman untuk Indonesia Dr.Geong Witschel saat pemaparan penemuan bangkai kapal selam Nazi Jerman tipe Unterseeboot atau U-Boat di Kantor kemenko Maritim, Jakarta, Kamis (11/12/2014). Kopaska TNI AL melakukan penyelaman untukk melakukan penyelidikan awal terhadap bangkai kapal selam yang ditemukan di Kepulauan Karimun Jawa. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

DPRD DKI: Banyak Program Yang Tak Berjalan, Penyebab Terjadinya Silpa

Jakarta, Aktual.co —Anggaran Pendapatan Belanja Daerah DKI yang terserap hingga bulan Desember baru mencapai 36,07 persen dari total APBD DKI sebesar Rp 72,6 triliun. Hal tersebut sangat rendah menjelang berakhirnya tahun anggaran 2014 yang diperkirakan akan mengakibatkan Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) mencapai Rp 30 triliun.   
Menurut Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, M Sanusi bahwa rendahnya penyerapan anggaran disebabkan banyaknya program kerja yang tak berjalan karena dianggap bermasalah, salah satunya pembelian bus Transjakarta.
“Tahun ini diperkirakan Silpa akan mencapai Rp 30 triliun, karena banyak program yang dihentikan karena bermasalah,” kata Sanusi, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (11/12).
Dengan rendahnya penyerapan anggaran tersebut, sangatlah disayangkan oleh kalangan DPRD DKI Jakarta. Dikatakan Sanusi dengan tingginya Silpa tahun ini, APBD 2015 pun diprediksi akan meningkat tajam. Pasalnya, kata Sanusi, Silpa yang ada akan ditambahkan dalam rincian APBD berikutnya. 
“Kalau APBD 2015 yang ada nanti mencapai Rp 60 triliun, kemudian ditambah dengan Silpa kan totalnya jadi Rp 90 triliun. Sudah lompat banyak dari APBD tahun ini,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

DPRD DKI: Banyak Program Yang Tak Berjalan, Penyebab Terjadinya Silpa

Jakarta, Aktual.co —Anggaran Pendapatan Belanja Daerah DKI yang terserap hingga bulan Desember baru mencapai 36,07 persen dari total APBD DKI sebesar Rp 72,6 triliun. Hal tersebut sangat rendah menjelang berakhirnya tahun anggaran 2014 yang diperkirakan akan mengakibatkan Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) mencapai Rp 30 triliun.   
Menurut Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, M Sanusi bahwa rendahnya penyerapan anggaran disebabkan banyaknya program kerja yang tak berjalan karena dianggap bermasalah, salah satunya pembelian bus Transjakarta.
“Tahun ini diperkirakan Silpa akan mencapai Rp 30 triliun, karena banyak program yang dihentikan karena bermasalah,” kata Sanusi, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (11/12).
Dengan rendahnya penyerapan anggaran tersebut, sangatlah disayangkan oleh kalangan DPRD DKI Jakarta. Dikatakan Sanusi dengan tingginya Silpa tahun ini, APBD 2015 pun diprediksi akan meningkat tajam. Pasalnya, kata Sanusi, Silpa yang ada akan ditambahkan dalam rincian APBD berikutnya. 
“Kalau APBD 2015 yang ada nanti mencapai Rp 60 triliun, kemudian ditambah dengan Silpa kan totalnya jadi Rp 90 triliun. Sudah lompat banyak dari APBD tahun ini,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

BI Gelar RDG Putuskan Suku Bunga Acuan Bulan Desember

Jakarta, Aktual.co — Bank Indonesia (BI) hari ini menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) triwulan ketiga tahun 2014. Salah satu agenda yaitu menentukan nilai BI rate bulan Desember.

“Hari ini akan ada konferensi pers hasil RDG triwulanan ketiga oleh anggota dewan gubernur BI setelah makan siang,” demikian pesan singkat dari Humas BI, Anton yang diterima wartawan Aktual.co, Kamis (11/12).

Analis dari Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI), Reza Priyambda mengatakan bahwa hasil RDG BI banyak ditunggu oleh pelaku pasar. Pasalnya, selama setahun ini BI tetap mempertahankan angka BI rate senilai 7,5 persen, namun pada Nivember lalu setelah kenaikan harga BBM bersubsidi, BI menaikkan suku bunga acuannya menjadi 7,75 persen.

“BI rate hari ini ditunggu pelaku pasar, apakah BI tetap mempertahankan BI rate pada level 7,75 persen atau justru turun seperti sebelumnya, 7,5 persen. Namun, kami memperkirakan tetap di 7,75 persen, selain karena jarak BI rate dengan inflasi yang masih lebar, dampak kenaikan harga BBM bersubsidi juga nampaknya masih berpengaruh pada inflasi selama tiga bulan mendatang” ujar Reza.

Diketahui RDG dilakukan setiap bulannya untuk mengevaluasi kebijakan moneter saat ini dan menetapkan arah kebijakan moneter ke depannya.

Pada November 2014 BI memutuskan untuk menaikkan BI rate di level 7,75 persen sehari setelah kenaikan harga BBM bersubsidi. Padahal sejak setahun yang lalu, BI rate tetap di level 7,5 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

BI Gelar RDG Putuskan Suku Bunga Acuan Bulan Desember

Jakarta, Aktual.co — Bank Indonesia (BI) hari ini menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) triwulan ketiga tahun 2014. Salah satu agenda yaitu menentukan nilai BI rate bulan Desember.

“Hari ini akan ada konferensi pers hasil RDG triwulanan ketiga oleh anggota dewan gubernur BI setelah makan siang,” demikian pesan singkat dari Humas BI, Anton yang diterima wartawan Aktual.co, Kamis (11/12).

Analis dari Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI), Reza Priyambda mengatakan bahwa hasil RDG BI banyak ditunggu oleh pelaku pasar. Pasalnya, selama setahun ini BI tetap mempertahankan angka BI rate senilai 7,5 persen, namun pada Nivember lalu setelah kenaikan harga BBM bersubsidi, BI menaikkan suku bunga acuannya menjadi 7,75 persen.

“BI rate hari ini ditunggu pelaku pasar, apakah BI tetap mempertahankan BI rate pada level 7,75 persen atau justru turun seperti sebelumnya, 7,5 persen. Namun, kami memperkirakan tetap di 7,75 persen, selain karena jarak BI rate dengan inflasi yang masih lebar, dampak kenaikan harga BBM bersubsidi juga nampaknya masih berpengaruh pada inflasi selama tiga bulan mendatang” ujar Reza.

Diketahui RDG dilakukan setiap bulannya untuk mengevaluasi kebijakan moneter saat ini dan menetapkan arah kebijakan moneter ke depannya.

Pada November 2014 BI memutuskan untuk menaikkan BI rate di level 7,75 persen sehari setelah kenaikan harga BBM bersubsidi. Padahal sejak setahun yang lalu, BI rate tetap di level 7,5 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Berita Lain